Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PENDAHULU AN DAN ASUHAN


ASUH AN KEPERA
KEPER AWATA
WATAN
N
PADA
PADA PASIEN
PASIEN DENGAN SYNCOPE

DI RSSA MALANG

RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT

DEPARTEMEN EMERGENCY

OLEH:

PUPUT AYU KRISTINAWATI

0910720071

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2014
A DEFINISI
1. Syncope atau yang biasa dikenal dengan istilah pingsan merupakan kondisi
dimana terjadi penurunan bahkan kehilangan kesadaran yang terjadi secara
tiba-tiba dan bersifat sementara yang disebabkan oleh aliran darah di otak
yang tidak tercukupi. Hal ini disebabkan karena terjadinya vasodilatasi dan
bradikardi secara mendadak sehingga menimbulkan hipotensi.Onset dari
syncope ini cepat, durasi singkat, dan pemulihan terjadi secara spontan dan
sempurna. Penyebab lain kehilangan kesadaran yang perlu dibedakan dari
syncope yaitu kejang, iskemik vertebrobasilar, hipoksemia, dan hipoglikemia.
!ongo, "#1"$
• Syncopal prodrome presyncope$ merupakan suatu kondisi yang umum
terjadi dimana penurunan kesadaran mungkin terjadi tanpa ada gejala
peringatan apapun. %ejala khas dari presyncope yaitu pusing, pingsan,
lemah, lelah serta gangguan penglihatan dan pendengaran.
". Syncope merupakan suatu mekanisme tubuh dalam mengantisipasi
perubahan suplai darah ke otak dan biasanya terjadi secara mendadak dan
sebentar atau kehilangan kesadaran dan kekuatan postural tubuh serta
kemampuan untuk berdiri karena pengurangan aliran darah ke otak. Pingsan,
&blacking out&, atau syncope juga bisa diartikan sebagai kehilangan
kesadaran sementara yang diikuti oleh kembalinya kesiagaan penuh.
Pingsan merupakan suatu bentuk usaha terakhir tubuh dalam
mempertahankan kekurangan 'at-'at penting untuk di suplai ke otak seperti
oksigen dan substansi-substansi lain glukosa$ dari kerusakan yang bisa
permanen.

B ETIOLOGI
Penyebab syncope dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu( 1$ Syncope yang
dimediasi oleh syaraf "$ Syncope akibat hipotensi ortostatik dan )$ Syncope
*ardiovaskular. !ongo, "#1"$
1. Syncope yang dimediasi oleh syaraf terdiri dari sekelompok heterogen
gangguan fungsional yang ditandai oleh perubahan sementara pada refleks
yang bertanggung ja+ab untuk mempertahankan homeostasis
kardiovaskular. *egagalan sementara dalam pengontrolan tekanan darah
disebabkan oleh vasodilatasi episodik dan bradikardi yang terjadi pada
berbagai kombinasi.
". dapun pada pasien dengan hipotensi ortostatik, homeostasis kardiovaskular 
kronik terganggu karena kegagalan kontrol otonom.
). Sedangkan pada syncope kardiovaskular mungkin disebabkan oleh aritmia
atau penyakit jantung struktural yang dapat menyebabkan penurunan curah
 jantung. erdapat perbedaan yang sangat jelas pada gambaran klinis, dasar 
mekanisme patofisiologi, intervensi terapi dan prognosis pada ketiga
penyebab syncope ini.
C PATOFISIOLOGI
Syncope merupakan konsekuensi dari hipopefusi serebral secara global dan
dengan demikian merupakan suatu kegagalan mekanisme autoregulasi aliran darah
otak. dapun faktor yang bertanggung ja+ab atau autoregulasi dari aliran darah otak
antara lain faktor myogenik, metabolit lokal, serta kontrol neurovaskular otonom.
alam keadaan normal, rentang aliran darah otak sekitar /#-0# mlmenit per 1##
gram jaringan otak dan tetap relatif konstan selama tekanan perfusi mmulai /#-1/#
mmHg. 2ika terjadi penghentian aliran darah selama 0-3 menit maka akan
menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan penurunan kesadaran akan terjadi
saat aliran darah menurun sampai "/ mlmenit per 1## gram jaringan otak.
ari sudut pandang klinis, penurunan tekanan darah sistolik sistemik diba+ah
/# mmHg akan menyebabkan syncope. Penurunan kardiak output dan atau
resistansi vaskuar sistemik faktor penentu tekanan darah$ merupaka hal yang
mendasarai patofisiologi dari syncope. 4eberapa penyebab umum terjadinya
gangguan curah jantung yaitu penurunan efektif volum darah yang bersirkulasi,
peningkatan tekanan dada, emboli paru masif, bradikardi dan tachyaritmia, penyakit
katup jantung, dan disfungsi miokardia.
alam posisi berdiri memberikan beban stres fisiologis yang unik pada
manusia. Posisi ini dapat dikatakan membebankan karena pada posisi berdiri akan
terjadi penumpukan sekitar /##-1### ml darah pada ekstremitas ba+ah dan sirkulasi
splanknikus. Oleh karena hal inilah, umumnya periode syncope sering terjadi pada
saat berdiri. Pada saat terjadi penumpukan aliran darah pada ekstremitas ba+ah,
akan terjadi penurunan aliran balik vena ke jantung dan mengurangi pula pengisian
ventrikel sehingga menyebabkan curah jantung dan tekanan darah berkurang.
Perubahan hemodinamik yang terjadi dapat memicu refleks kompensasi yang
diprakarsai oleh baroreseptor di sinus karotis dan arkus aorta, sehingga
menghasilkan peningkatan aliran simpatis dan penurunan aktivitas nervus vagus.
5efleks kompensasi ini membuat peningkatan resistensi perifer, aliran darah dari
vena kembali ke jantung dan kardiak output, sehingga dapat membatasi penurunan
tekanan darah. 6amun, jika respon kompensasi ini gagal maka hipoperfusi serebral
akan terjadi, seperti pada neurally mediated syncope dan orthostatic hypotension.
7orag, "#1)$
D KLASIFIKASI
1. Syncope di 7ediasi Saraf 6eurally 7ediated Syncope$
Syncope dimediasi saraf merupakan syncope tersering yang ada
pada orang yang tidak memiliki ri+ayat penyakit jantung. Syncope yang
dimediasi oleh saraf ini merupakan jalur terakhir yang ditempuh dari refleks
sistem saraf sentral dan perifer. erdapat perubahan yang bersifat cepat dan
sementara pada aktivitas autonom eferen yang ditandai dengan peningkatan
aliran parasimpatik sehingga menyebabkan bradikardi dan simpatoinhibition
sehingga menyebabkan vasodilatasi. Perubahan pada aktivitas autonom
eferen menyebabkan penurunan tekanan darah dan penurunan aliran darah
otak diba+ah kemampuan autoregulasi. !ongo, "#1"$
erkadang neurally mediated syncope disebut juga vasovagal
syncope dan atau situational refleks syncope. neurally mediated syncope
disebut syncope situasional pada beberapa kondisi yaitu pada saat pungsi
vena, berkemih, batu, menelan, defekasi, dan neuralgia glosofaringeal.
7orag, "#1)$
%ejala yang timbul pada syncope yang dimediasi saraf antara lain
pusing, lelah, pucat, jantung berdebar, mual, hiperventilasi, dan menguap.
Sementara beberapa faktor predisposisi yang dapat menyebabkan syncope
yaitu berdiri tegak dalam +aktu yang lama, suhu lingkungan yang hangat,
penurunan volume intravaskular, konsumsi alkohol, hipoksemia, anemia serta
faktor emosi. 7orag, "#1)$
". Syncope Hipotensi Orthostatik
Hipotensi orthostatik didefinisikan sebagai penurunan tekanan darah
sistolik paling sedikit "# mmHg atau tekanan darah diastolik minimal 1#
mmHg dalam +aktu ) menit saat berdiri. *ondisi ini merupakan suatu
manifestasi yang muncul akibat disfungsi sistem saraf otonom pusat maupun
perifer sehingga menyebabkan kegagalan vasokonstriksor simpatis saraf 
otonom$. alam beberapa kasus, tidak terjadi kompensasi pada denyut
 jantung meskipun terjadi hipotensi, sedangkan pada kegagalan parsial
otonom, denyut jantung dapat meningkat sampai batas tertentu, tetapi tidak
mampu untuk mempertahankan curah jantung. Syncope hipotensi orthostatis
merupakan penyebab tersering syncope pada orang usia lanjut. 7orag,
"#1)$
%ejala khas yang muncul pada syncope hipotensi ortostatik antara
lain pusing, presyncope yang terjadi jika terdapat perubahan postural yang
mendadak. da juga gejala non spesifik lainnya seperti kelelahan,
perlambatan kognitif, atau sakit kepala. Penglihatan juga mungkin kabur 
karena retina atau lobus oksipital mengalami iskemi. Selain itu juga mungkin
terjadi dyspnea ortostatik yang diduga disebabkan oleh ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi karena tidak adekuatnya perfusi dari apeks paru. %ejala
pada syncope hipotensi orthostatik dapat diperparah jika beraktivitas terlalu
berat, berdiri terlalu lama, peningkatan suhu lingkungan.
). Syncope *ardiovaskular
Syncope kardiovaskular disebabkan oleh aritmia dan penyakit
struktural jantung. *ondisi ini dapat terjadi dalam kombinasi karena penyakit
struktural jantung membuat jantung lebih rentan terhadap aktivitas listrik
abnormal.
 ritmia merupakan penyebab utama dari bradikardi dan takikardi.
4radiaritmia dapat menyebabkan syncope karena terjadi disfungsi nodus
sinus yang parah dan atrioventrikular block. 4radiaritmia karena disfungsi
nodus sinus sering dikaitkan dengan takiaritmia atrium, yang dikenal sebagai
kelainan sindrom takikardi-bradikardia. Penyebab tersering syncope pada
sindrom takikardia-bradikardia adalah jeda yang berkepanjangan setelah
penghentian episode takikardi.akiaritmia ventrikel merupakan salah satu
penyebab tersering syncope. *emungkinan syncope dengan takikardi
ventrikular tergantung pada ventricular rate. 2ika ventricular rate diba+ah "##
denyut permenit, kondisi ini cenderung tidak menyebabkan syncope.
erganggunya fungsi hemodinamik selama takikardi ventrikular disebabkan
oleh kontraksi ventrikular yang tidak efektif, menurunnya pengisian diastolik
karena +aktu pengisian ventrikel yang singkat, kehilangan sinkronisasi
arterioventrikular dan terjadinya iskemi miokard secara bersamaan.
Syncope dapat disebabkan oleh kelainan struktural jantung dengan
cara mengganggu volum curah jantung. 4eberapa contoh penyakit jantung
struktural yang menyebabkan syncope yaitu penyakit katup, iskemia miokard,
hipertropi, masa jantung dan efusi perikardial. Selain mengganggu curah
 jantung, penyakit struktural jantung ini juga dapat menyababkan syncope
melalui mekanisme patofisiologis lainnya. Sebagai contoh yaitu, gangguan
struktural seperti stenosis aorta dan kardiomiopati dapat menyebabkan
terjadinya refleks vasodilatasi sehingga memicu syncope, contoh lainnya
yaitu pada pengobatan agresif gagal jantung dengan menggunakan diuretik
dan atau vasodilator dapat menyebabkan hipotensi orthostatik yang dapat
menyebabkan syncope.
E MANIFESTASI KLINIS
anda gejala syncope bisa dilihat dalam ) fase yaitu fase pre syncope, fase syncope
dan fase post syncope.
1. 8ase pre syncope
Pasien mungkin merasa mual, perasaan tidak nyaman, berkeringat dingin
dan lemah. 7ungkin ada perasaan di''iness kepeningan$ atau vertigo
dengan kamar yang berputar$, hyperpnea kedalaman nafas meningkat$
penglihatan mungkin memudar atau kabur, dan mungkin ada pendengaran
yang meredam dan sensasi-sensasi kesemutan dalam tubuh. 8ase pre-
syncope atau hampir pingsan, gejala-gejala yang sama akan terjadi, namun
pada fase ini tekanan darah dan nadi turun dan pasien tidak sungguh
kehilangan kesadaran.
". 8ase syncope
8ase syncope ditandai dengan hilangnya kesadaran pasien dengan gejala
klinis berupa(
a. Pernapasan pendek, dangkal, dan tidak teratur 
b. 4radikardi dan hipotensi berlanjut
c. 6adi teraba lemah dan gerakan konvulsif pada otot lengan, tungkai
dan +ajah. Pada fase ini pasien rentan mengalami obstruksi jalan
napas karena terjadinya relaksasi otot akibat hilangnya kesadaran.
). 8ase post syncope
8ase terakhir adalah fase post syncope yaitu periode pemulihan dimana
pasien kembali pada kesadarannya. Pada fase a+al postsyncope pasien
dapat mengalami disorientasi, mual, dan berkeringat. Pada pemeriksaan
klinis didapatkan nadi mulai meningkat dan teraba lebih kuat dan tekanan
darah mulai naik. Setelah episode pingsan, pasien harus kembali ke fungsi
mental yang normal, meskipun mungkin ada tanda-tanda dan gejala-gejala
lain tergantung pada penyebab yang mendasari pingsan. 9ontohnya, jika
pasien ada ditengah-tengah serangan jantung, ia mungkin mengeluh nyeri
dada atau tekanan dada.

F PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
Selain pemeriksaan fisik, tanda vital dan anamnase, klien syncope juga memerlukan
beberapa pemeriksaan untuk menegakkan diagnose dan penyebab syncope
diantaranya yaitu(
1. :*%
;ntuk mengetahui adanya gangguan listrik jantung dan sumbatan pada
 jantung
". Holter monitor 
;ntuk mengetahui perubahan dan fluktuasi kondisi jantung serta mengetahui
irama dan denyut jantung yang abnormal yang mungkin terungkap sebagai
penyebab yang potensial dari pingsan atau syncope.
). ilt able est
<. 7erupakan pemeriksaan untuk mendiagnosa ortostatic hypotensi.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menempatkan pasien diatas meja,
kemudian meja dimiringkan secara bertahap dari posisi horisontal hingga
posisi vertikal. Selama pemeriksaan tekanan darah dan nadi terus dipantau
sesuai dengan posisi-posisi yang berbeda.
/. 7asase 9arotis
7asase carotis dapat mendeteksi penyebab syncope, salah satu dugaannya
yaitu aritmia takikardi$. 7asase carotis dapat dilakukan untuk menurunkan
heart rate. Pemijatan dilakukan di salah satu arteri carotis selama 1# menit
dengan maksud untuk merangsang system parasympatis sehingga dapat
memperlambat denyut jantung.
0. 9 Scan
;ntuk mengetahui adanya lesi dalam otak dan sebagai pencitraan otak
=. es !aboratorium diantaranya( 9omplete 4lood 9ount, tes elektrolit, glukosa
darah, tes fungsi ginjal
G TATA LAKSANA
atalaksana yang perlu dilakukan pada syncope yaitu pemeriksaan dan
penanganan cepat terhadap air+ay jalur napas$, breathing pernapasan$, circulation
sirkulasi$, dan status kesadaran. Pada syncope yang tidak berhubungan dengan
kelainan kardiovaskular, penanganannya dapat dilakukan dengan meletakan pasien
dalam posisi berbaring. Pada posisi ini dapat memperbaiki venous return ke jantung
dan kemudian dapat meningkatkan aliran darah otak. 2ika pasien sudah tersadar,
diharapkan untuk tidak terburu-buru mendudukan posisi pasien, karena dapat
menyebabkan syncope yang berulang. dapun terapi lainnya yang dibutuhkan jika
pasien syncope tidak segera sadar yaitu akses intravena, administrasi oksigen,
pembukaan jalan napas, pemberian glukosa, Pharmacologic circulatory support, dan
Pharmacologic or mechanical restraints. 7cPhee, "#1#$
Penanganan syncope sebenarnya cukup sederhana yaitu memastikan
sirkulasi udara di sekitarnya baik selanjutnya menempatkan pasien pada posisi
supine atau posisi shock  shock position$. *edua posisi ini bisa memperbaiki venous
return ke jantung dan selanjutnya meningkat cerebral blood flo+. Selain intervensi
tersebut pasien dapat diberikan oksigen murni 1##> melalui face mask dengan
kecepatan aliran 0-3 liter per menit dan minuman manis. 4ila intervensi dapat
dilakukan segera maka biasanya kesadaran pasien akan kembali dalam +aktu relatif 
cepat. Pada pasien gangguan irama jantung bisa diberikan obat-obatan arytmia
seperti golongan beta blocker. ;ntuk gangguan listrik jantung dan sumbatan bisa
diberikan obat-obatan pacemaker pacu jantung$.atalaksana kega+atdaruratan
medis dilakukan yaitu penilaian tentang jalan napas air+ay$, pernapasan
breathing$, sirkulasi circulation$, kesadaran disability$. Pada pasien yang
mengalami syncope, perlu dimonitor kesadarannya secara berkala dengan
melakukan komunikasi verbal dengan pasien. pabila pasien dapat merespon baik
secara verbal maupun non verbal berarti aspek air+ay dan breathing baik. spek
circulation dapat dinilai dengan memonitor nadi arteri radialis dan pengukuran
tekanan darah.
 dapun pencegahan yang bisa dilakukan pada pasien syncope bergantung
pada penyebabnya, mungkin ada kesempatan untuk mencegah serangan-serangan
pingsan seperti(
a. Pasien-pasien yang telah mempunyai episode vasovagal mungkin sadar atas
tanda-tanda peringatan dan mampu untuk duduk atau berbaring sebelum
pingsan dan mencegah episode pingsan.
b. ;ntuk pasien-pasien yang lebih tua dengan orthostatic hypotension,
menunggu satu detik setelah merubah posisi-posisi mungkin adalah
segalanya yang diperlukan untuk mengi'inkan refleks-refleks tubuh untuk
bereaksi.
c. Pemasukan cairan yang memadai mungkin cukup untuk mencegah dehidrasi
sebagai penyebab untuk pingsan atau syncope.
P!"#$#%#&'#"##" '("&)*! +!",-,$ K#+#./## 2009
1. atalaksana kega+atdaruratan medis (
a. Pada penderita yang mengalami syncope perlu dimonitor 
kesadarannya secara berkala dengan melakukan komunikasi verbal
dengan penderita. pabila penderita dapat merespon baik secara
verbal maupun non-verbal berarti air+ay ? breathing penderita baik.
b. 9irculation dapat dinilai dengan memonitor nadi arteri radialis dan
pengukuran tekanan darah. ekanan darah sistolik, meskipun turun,
pada umumnya masih berada di atas =# mmHg. Sebaliknya, pada
penderita yang mengalami syok tekanan darah dapat menurun secara
drastis sampai di ba+ah 0# mmHg. Pada hipotensi berat semacam itu
dapat terjadi hilangnya kesadaran dimana pnderita tidak memberikan
respon dengan rangsang verbal. Hilangnya kesadaran dapat
dipastikan dengan tidak adanya respon motorik terhadap rangsang
nyeri, misalnya dengan cubitan, pada ekstremitas atas penderita.
c. pabila terjadi penurunan atau kehilangan kesadaran yang disertai
hipotensi maka segera lakukan posisi supine, dimana kepala dan
tungkai diletakkan lebih tinggi daripada kepala.
d. Pada penderita yang hilang kesadarannya perlu dilakukan intervensi
untuk membebaskan jalan nafas yaitu dengan chin lift dan head tilt
yang bertujuan untuk mengangkat pangkal lidah ke anterior untuk
membebaskan orofaring dan mengevaluasi fungsi pernafasan dengan
look-feel-listen. iberikan oksigen tambahan dengan sarana face
mask dengan tetap mempertahankan terbukanya jalan nafas.
". Penanganan syncope sebenarnya cukup sederhana yaitu (
a. 7enempatkan penderita pada posisi supine atau shock position.
*edua manufer ini akan memperbaiki venous return ke jantung dan
selanjutnya meningkatkan cerebral blood flo+. Selain intervensi tsb
penderita dapat diberikan oksigen murni 1##> melalui face mask
dengan kecepatan aliran 0-3 liter per menit. 4ila intervensi dapat
dilakukan segeran maka biasanya kesadaran penderita akan kembali
dalam +aktu relatif cepat.
b. Setelah kesadaran pulih tetap pertahankan penderita pada posisi
supine, jangan tergesa-gesa mendudukkan penderita pada posisi
tegak karena hal ini dapat menyebabkan terulangnya kejadian
syncope yang dapat berlangsung lebih berat dan membutuhkan +aktu
pemulihan lebih lama.
ASUHAN KEPERAWATAN
1 PENGKAJIAN
@ 5i+ayat penyakit sebelumnya
@ Pemeriksaan fisik

- ktivitas dan istirahat( kelemahan


- Sirkulasi( 5i+ayat penyakit jantung, penyakit katup jantung, aritmia, gagal jantung dll
- :liminasi( Ankontinensia urin  alvi, nuria
- 6utrisi( 6ausea, vomitus, disfagia
- Sensori neural( *esemutankebas, penglihatan berkurang, reaksi dan ukuran pupil
- 6yeri  kenyamanan( %elisah, pusing
- 5espirasi( Hyperpnea
- Anteraksi social( kelemahan dalam berkomunikasi

2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
# Penurunan curah jantung bd adanya gangguan aliran darah ke otot jantung
 %angguan perfusi jaringan bd penurunan sirkulasi darah periferB penghentian
aliran arteri-vena
3 %angguan perfusi jaringan serebral b.d penurunan aliran oksigen ke serebral
 INTERVENSI KEPERAWATAN
# P!",-,"#" 3,-#5 /#"$,"6 . #.#"# 6#"66,#" #%(-#" .#-#5 &! )$)$ /#"$,"6

ujuan ( aliran darah jantung adekuat


*riteria hasil ( perabaan nadi kuat, tekanan darah normal
Antervensi(
1$ Periksa 49 dan jika diperlukan bebaskan jalan nafas dan pijat jantung
"$ Pantau frekuensi nadi, 55,  secara teratur5asional( mengatasi kondisi ga+at
pasien lebih a+al dapat memperbaiki prognosis.
5asional( anda vital sebagai acuan kondisi sirkulasi pasien.
)$ Periksa keadaan jantung klien dg pemeriksaan :*%
5asional( Pemeriksaan :*% memberikan gambaran kondisi jantung dan membantu
menentukan alternatif pengobatan selanjutnya.
<$ *aji perubahan +arna kulit terhadap sianosis dan pucat.
5asional( Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya
curah jantung. Sianosis terjadi sebagai akibat adanya obstruksi aliran darah pada ventrikel.
/$ Pantau intake dan output setiap "< jam.
5asional( %injal berespon untuk menurunkan curah jantung dengan menahan produksi
cairan dan natrium.
0$ 4atasi aktifitas secara adekuat.
5asional( Astirahat memadai diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan
menurunkan komsumsi O" dan kerja berlebihan.
2 G#"66,#" *!-8,'( /#-("6#" . *!",-,"#" '(-&,%#'( .#-#5 *!-(8!- *!"65!"$(#" #%(-#"
#-$!-(;!"#
ujuan( pemenuhan oksigen dan darah pada jaringan terpenuhi.
*riteria hasil( idak terdapat tanda sianosis dan hipoksia jaringan.
Antervensi(
1$ Observasi adanya pucat, sianosis, belang, kulit dinginlembab, catat kekuatan nadi perifer.
5asional( Casokonstriksi sistemik yang diakibatkan oleh penurunan curah jantung mungkin
dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.
"$ orong latihan kaki aktifpasif.
5asional( 7enurunkan stasis vena, meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko
tromboplebitis.
)$ Pantau pernafasan
5asional( Pompa jantung yang gagal dapat mencetuskan distres pernafasan.
ujuan( kebutuhan darah, oksigen di otak terpenuhi, perfusi jaringan efektif.
 G#"66,#" *!-8,'( /#-("6#" '!-!-#% . *!",-,"#" #%(-#" )&'(6!" &! '!-!-#%
*riteria hasil( C stabil, pasien berkomunikasi dan berorientasi dengan baik.
Antervensi(
1$ Pantau tanda-tanda vital
5asional( anda vital merupakan salah satu indikator keadaan umum dan sirkulasi pasien
"$ Posisikan pasien dg posisi syok kaki diangkat </ derajat
5asional( 7embantu memperbaiki venous return ke jantung dan selanjutnya meningkat
cerebral blood flo+.
)$ Pantau tingkat kesadaran
5asional( ingkat kesadaran seseorang juga dipengaruhi oleh perfusi oksigen ke otak
<$ 4erikan terapi O " yang adekuat
5asional( mencegah hipoksia otak lebih berat
DAFTAR PUSTAKA

1. !ongo !, *asper !, 2ameson !, 8auci S. "#1". H#--(')"<' P-("3(*%!' )8 
I"$!-"#% M!.(3("! E.('( &!1=. ;nited States( 7c%ra+-Hill Professional.

". 7orag 5, 4ro+n 87. "#1). S"3)*!. iunduh dari(


http(emedicine.medscape.comarticle31100D-overvie+

). 7cPhee S2, Hammer %. "#1#. P#$5)*5'()%)6 )8 D('!#'!: A" I"$-).,3$()" $)


C%("(3#% M!.(3("! E.('( &!> ;nited States( 7c%ra+-Hill.

<. oivonen !. "##D. A--5$5+(3 S"3)*!. :uropean Heart 2ournal.

/. !ynda 2uall 9arpenito. "##1. H#".))& O8 N,-'("6 D(#6")'(' E.('( =  2akarta (
:%9 B "##1

Anda mungkin juga menyukai