TINJAUAN PUSTAKA
1. PERDARAHAN INTRASEREBRAL
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
1. Hipertensi
3. Arteriovenous Malformation
D. GEJALA KLINIS
E. PEMERIKSAAN FISIK
Pada perdarahan putamen, reaksi pupil normal atau bila terjadi herniasi
unkus maka pupil anisokor dengan paralisis N. III ipsilateral lesi. Perdarahan di
thalamus akan berakibat pupil miosis dan reaksinya lambat. Pada perdarahan di
mesensefalon, posisi pupil di tengah, diameternya sekitar 4-6 mm, reaksi pupil
negatif. Keadaan ini juga sering dijumpai pada herniasi transtentorial. Pada
perdarahn di pons terjadi pinpoint pupils bilateral tetapi masih terdapat reaksi,
pemeriksaannya membutuhkan kaca pembesar.
1. Putaminal Hemorrhage
Gambar
2. Perdarahan Putaminal
2. Thalamic Hemorrhage
3. Perdarahan Pons
4. Perdarahan Serebelum
5. Perdarahan Lober
G. DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Kimia darah
Lumbal pungsi
EEG
CT scan
Arteriografi
H. KOMPLIKASI
o Stroke hemoragik
pengobatan untuk :
4. Pencegahan kejang.
J. PROGNOSIS
2. PERDARAHAN INTRAVENTRIKULER
A. DEFINISI
Merupakan terdapatnya darah dalam sistem ventrikuler. Secara umum
dapat digolongkan menjadi dua yaitu perdarahan intraventrikular primer dan
perdarahan intraventrikular sekunder. Perdarahan intraventrikular primer adalah
terdapatnya darah hanya dalam sistem ventrikuler, tanpa adanya ruptur atau
laserasi dinding ventrikel. Disebutkan pula bahwa IVH merupakan perdarahan
intraserebral nontraumatik yang terbatas pada sistem ventrikel. Sedangkan
perdarahan sekunder intraventrikuler muncul akibat pecahnya pembuluh darah
intraserebral dalam dan jauh dari daerah periventrikular, yang meluas ke sistem
ventrikel.
Sekitar 70% perdarahan intraventrikular (IVH) terjadi sekunder, IVH
sekunder mungkin terjadi akibat perluasan dari perdarahan intraparenkim atau
subarachnoid yang masuk ke system intraventrikel. Kontusio dan perdarahan
subarachnoid (SAH) berhubungan erat dengan IVH. Perdarahan dapat berasal
dari middle communicating artery atau dari posterior communicating artery.1
B. SISTEM VENTRIKEL
Sistem ventricular terdiri dari empat ventriculares; dua ventriculus
lateralis (I & II) di dalam hemispherii telencephalon, ventriculus tertius pada
diencephalon dan ventriculus quartus pada rombencephalon (pons dan med.
oblongata). Kedua ventriculus lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius
melalui foramen interventriculare (Monro) yang terletak di depan thalamus pada
masing-masing sisi. Ventriculus tertius berhubungan dengan ventriculus quartus
melalui suatu lubang kecil, yaitu aquaductus cerebri (aquaductus sylvii). Sesuai
dengan perputaran hemispherium ventriculus lateralis berbentuk semisirkularis,
dengan taji yang mengarah ke caudal. Kita bedakan beberapa bagian : cornu
anterius pada lobus frontalis, yang sebelah lateralnya dibatasi oleh caput nuclei
caudate, sebelah dorsalnya oleh corpus callosum; pars centralis yang sempit
(cella media) di atas thalamus, cornu temporale pada lobus temporalis, cornu
occipitalis pada lobus occipitalis.
Pleksus choroideus dari ventrikel lateralis merupakan suatu penjuluran
vascular seperti rumbai pada piamater yang mengandung kapiler arteri
choroideus. Pleksus ini menonjol ke dalam rongga ventrikel dan dilapisi oleh
lapisan epitel yang berasal dari ependim. Pelekatan dari pleksus terhadap
struktur-struktur otak yang berdekatan dikenal sebagai tela choroidea. Pleksus
ini membentang dari foramen interevntrikular, dimana pleksus ini bergabung
dengan pleksus-pleksus dari ventrikel lateralis yang berlawanan, sampai ke
ujung cornu inferior (pada cornu anterior dan posterior tidak terdapat pleksus
choroideus). Arteri yang menuju ke pleksus terdiri dari a. choroidalis anterior,
cabang a. carotis interna yang memasuki pleksus pada cornu inferior; dan a.
choroidalis posterior yang merupakan cabang-cabang dari a.cerebrum posterior.2
Gambar 1. Sistem ventrikel2
C. ETIOLOGI
Etiologi IVH bervariasi dan pada beberapa pasien tidak diketahui. Tetapi menurut
penelitian didapatkan :
1. Hipertensi, aneurisma
Bahwa IVH tersering berasal dari perdarahan hipertensi pada arteri parenkim
yang sangat kecil dari jaringan yang sangat dekat dengan sistem ventrikuler
2. Kebiasaan merokok
3. Alkoholisme
Dari studi observasional dilaporkan meningkatnya kejadian stroke
perdarahan pada pasien merokok dan konsumsi alkohol.
4. Etiologi lain yang mendasari IVH di antaranya adalah anomali pembuluh
darah serebral, malformasi pembuluh darah termasuk angioma kavernosa
dan aneurisma serebri merupakan penyebab tersering IVH pada usia muda.
Pada orang dewasa, IVH disebabkan karena penyebaran perdarahan akibat
hipertensi primer dari struktur periventrikel.
Adanya perdarahan intraventrikular hemoragik meningkatkan resiko kematian
yang berbanding lurus dengan banyaknya volume IVH.1,3
D. PATOFISIOLOGI
E. GEJALA KLINIS
F. DIAGNOSIS
Diagnosis klinis dari IVH sangat sulit dan jarang dicurigai sebelum CT
scan meskipun gejala klinis menunjukkan diagnosis mengarah ke IVH, namun
CT Scan kepala diperlukan untuk konfirmasi.1,3 Menurut luasnya darah pada
gambaran CT scan kepala, IVH diklasifikasikan menurut Graeb IVH grading
system.
Tabel 2. Graeb Score
G. PENATALAKSANAAN
Penanganan emergency
Seorang perempuan usia 56 tahun rujukan RS. Bhayangkara dengan keluhan lemah
anggota gerak sebelah kanan sejak pukul 09.00 WIT saat sedang melakukan kegiatan
dipameran.Pasien mengaku pada saat itu sedang menata baju untuk pameran, lalu
beristirahat sebentar kemudian melanjutkan kegiatan pameran lagi setelah itu pasien
beristirahat diatas meja kemudian terjatuh ke lantai. Menurut suami pasien, sebelum
pasien beristirahat yang kedua kali, pasien ditanya oleh peserta dipameran namun pasien
menjawab dengan jawaban yang aneh. Ketika sadar, pasien tidak dapat menggerakkan
anggota gerak tubuhnya sebelah kanan. Pasien juga mengeluh kehilangan kata-kata saat
berbicara. Nyeri Kepala (-), Mual (-), Muntah (-),Bicara Pelo (-),Padangan kabur (-)
Berdasarkan WHO stroke didefinisikian sebagai suatu tanda klinis yang berkembang
secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi
apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke
dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.
Penegakkan diagnosa stroke dengan anamensis dan onset <72jam dapat menggunakan
rumus Siriraj score yaitu:
0 + 2 + 2 + 9 + 0 -12
Sehingga dari anamnesis terhadap pasien ini dapat dapat ditegakkan pasien ini
menderita stroke hemoragik.
Dari pemeriksaan fisik dididapatkan status generalis dalam batas normal. Pada status
neurologis, pemeriksaan dilakukan dari pemeriksaan pupil terhadap cahaya dengan cara
langsung dan tidak langsung tidak didapatkan adanya gangguan. Pemeriksaan rangsang
meningeal ditemukan kaku kuduk (+) dan kernig (+). Pemeriksaan refleks fisiologis
yang ditemukan semua refleks fisiologis hiporefleks pada sisi yang lemah. Refleks
patologis yang ditemukan pada pasien ini adalah refleks Babinsky dan chaddock yang
positif pada ekstremitas yang lemah. Pada pemeriksaan kekuatan morotik, di sisi yang
tidak lemah didapatkan kekuatan motorik normal (5) pada ektremitas atas dan bawah.
Sedangkan pada sisi tubuh yang lemah (sinistra) didapatkan kekuatan motorik
ekstremitas atas=4 dan ekstremitas bawah=3. Pada pemeriksaan otonom untuk fungsi
BAB dan BAK tidak didapatkan adanya gangguan. Pada pemeriksaan saraf kranialis
didapatkan gangguan pada nervus VII yaitu parese nervus VII sinistra sentral dan
gangguan pada nervus XII (Hypoglossus) ditandai dengan disartria (+), lidah deviasi ke
kanan.
Variasi gejala tertentu dari defisit neurologis akan membentuk sindrom stroke spesifik
berdasarkan wilayah vaskular yang terkena. Sindrom stroke umum yang mungkin
ditemui meliputi:
Stroke wilayah MCA. Jika melibatkan hemisfer dominan, afasia akan muncul
(reseptif, ekspresif atau sering keduanya). Motor kontralateral dan defisit sensorik
(wajah, lengan> kaki> kaki). Lengkapi hemiplegia kontralateral jika melibatkan
kapsul internal. Hemianopsia homonim. Etiologi emboli> aterotrombolik.
stroke wilayah ACA. Defisit motorik dan / atau sensorik (kaki >> wajah, lengan).
Pegang dan hisap refleks. Abulia, kekakuan paratonik, gaya berjalan apraxia.
Etiologi emboli> aterothrombotik.
stroke wilayah ICA. Fitur gabungan stroke MCA dan ACA. Juga gejala amarosis
ugaosis fugax dari keterlibatan arteri retina sentral. Atherothrombotic> etiologi
embolik.
stroke wilayah PCA. Hemianopsia homonim; alexia tanpa agraphia (belahan otak
dominan); halusinasi visual; ketekunan visual (calcarine cortex); hilangnya
sensoris atau nyeri spontan (thalamus); Kelumpuhan saraf III (tangkai serebral);
upgaze paresis (otak tengah); motor defisit (cerebral peduncle). Etiologi emboli>
aterothrombotik.
stroke teritori Vertebrobasilar. Berbagai kelumpuhan saraf kranial dengan defisit
sensorik silang (mis. Penurunan pinprick dan sensasi suhu pada wajah ipsilateral
dan lengan dan kaki kontralateral); diplopia; vertigo; mual dan muntah; disartria;
disfagia; cegukan patologis; ataksia tungkai dan tungkai; defisit motor; gangguan
LOC (dari sistem pengaktif reticular). Tanda-tanda bilateral menunjukkan
keterlibatan arteri basilar. Embolik = atherothrombolic untuk etiologi.
stroke Penetratingvessel (Lacunar). Defisit motorik murni; defisit sensorik murni;
motorik murni dan defisit sensorik; hemiparesis dan ataksia homolateral; disartria
dan tangan canggung. Infark arteri kecil (Lacunar).
3. Babinksi (B)
Bila:
Pada pasien ini didapatkan penurunan kesadaran (-), nyeri kepala(+),refleks Babinski
(+), maka kesannya ialah Stroke Hemoragik.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien stroke yaitu CT scan.
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien Ny. LT
dapat ditegakkan diagnosa stroke PIS sistem karotis dekstra dengan HT ensefalopati +
Leukositosis + Hipokalemia + IVH
a. Neurologis
Jika sejumlah besar darah, sebagai akibat ruptur pembuluh darah, merembes ke dalam
sistem ventrikel atau membanjiri ruang subarachnoid bagaian basal, darah tersebut
akan memasuki foramen Luschka dan Magendie. Dimana pasien akan mengalami
penurunan kesadaran hingga pingsan sebagai akibat dari hidrosefalus akut. Gejala
akan membaik jika dilakukan draining ventrikel, dengan ventrikulostomi eksternal,
atau pada beberapa kasus dapat dilakukan punksi lumbal. Hidrosefalus sub akut dapat
terjadi akibat blokade jalur cairan serebrospinal oleh darah setelah 2 hingga 4 minggu.
Keadaan ini biasanya didahului oleh nyeri kepala, penurunan kesadaran dan
inkontinen.
b. Non-neurologis
1. Ulkus dekubitus
2. Stress ulcer
Stres pisikologi dapat muncul dari penyakit yang akut seperti bencana alam,
trauma fisik, dan trauma besar lainnya, yang memberikan efek sama baiknya
dengan stresor kronik seperti masalah sosialekonomi, hubungan yang buruk
antara keluarga atau teman, beban kerja yang tinggi dan tempat kerja yang
tidak nyaman. Ini dapat mengubah tingkat kortison dan keseimbangan
aktivitas saraf simpatis dan parasimpatis, menghadirkan manifestasi fisik
seperti perubahan variabilitas detak jantung, disritmia, dan disfungsi dinding
ventrikel. Walaupun sulit untuk secara tepat mendefinisikan arti dari tekanan
psikologis, ada bukti berlimpah dari literatur menunjukkan bahwa itu dapat
menyebabkan penyakit kardiovaskular (CAD)
3. Bronkopneumonia
Merupakan infeksi paru dan sebagai penyebab kematian tersering pada strok.
Keadaan ini sering terjadi pada penderita yang berbaring terus, terutama disertai
gangguan menelan, gangguan reflek muntah dan reflek batuk dan akibat gerakan
paru yang berkurang. Riwayat merokok dan infeksi paru misalnya bronkhitis kronis
dakan meningkatkan resiko terjadinya bronkopneumonia.
4. Tromboplebitis
5. Emboli paru
Insiden emboli paru yang berasal dari vena femoralis dan vena bagian ilio-
ingiuinal lebih tinggi dibandingkan vena di betis. Emboli paru biasanya terjadi
secara mendadak dan merupakan kasus darurat medik. Emboli paru ditemukan
pada 50% penderita strok yang meninggal dan kadang-kadang sebagai penyebab
kematian.
6. Depresi
Nyeri dan kaku pada bahu sisi tubuh yang hemiplegi sangat sering dijumpai dan
biasanya akibat kesalahan berbaring serta kesalahan letak/posisi anggota gerak
yang lumpuh pada fase akut. Nyeri dan kaku pada bahu dapat terjadi akibat:
3.5 Tatalaksana
Pasien stroke hemoragik mendapat dua jenis pengobatan yaitu farmakologi dan non
farmakologi.
Elevasi kepala/leher 30-45º
Hal ini memiliki fungsi mengurangi volume intrakranial dan untuk
memperbaiki drainase vena
Diet rendah garam tinggi serat
Yang dimaksudkan agar mencegah pasien mengedan dengan kuat saat BAB
agar mencegah timbul refleks vagal yang akan memperparah perdarahan di
otak
Citicholin 500 mg /12 jam
DAFTAR PUSTAKA
4. Rumantir CU. Gangguan peredaran darah otak. Pekanbaru : SMF Saraf RSUD
Arifin Achmad/FK UNRI. Pekanbaru. 2007.
6. Rumantir CU. Pola Penderita Stroke Di Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode
1984-1985. Laporan Penelitian Pengalaman Belajar Riset Dokter Spesialis Bidang
Ilmu Penyakit Saraf. 2000.
7.