Anda di halaman 1dari 21

Saliva

Diena Fuadiyah, drg., M.Si


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Brawijaya

Saliva
Cairan kompleks yang
diproduksi oleh
kelenjar khusus dan
disebarkan ke dalam
cavitas oral.
Kelenjar eksokrin
memiliki saluran dan
mereka mengeluarkan
ke permukaan

Macam kelenjar saliva


Kelenjar Saliva
Mayor
Kelenjar
Saliva
Mayor

Kelenjar Saliva
Mayor

Kelenjar Saliva
Mayor

Kelenjar
Saliva
Minor

Glandula
bukalis
Glandula
palatinalis
Glandula
lingualis
Glandula
labialis
dll

Kelenjar Parotis
Mengandung sejumlah besar enzim antara
lain amilase lisozim, fosfatase asam,
aldolase, dan kolinesterase. Merupakan
kelenjar serous pada manusia dewasa,
kaya akan air, sekresi encer.
Pada anak-anak masih mengandung
kelenjar mucous. Saliva terdiri dari 25%
sekresi kelenjar parotis
Merupakan kelenjar terbesar dibandingkan
dengan kelenjar saliva lainnya

Kelenjar submandibularis
terbesar ke dua berat 8-10 gram
Bentuk oval seperti kacang, terletak di
trigonum submandibular
Duktus submandibular disebut duktus Wharton
Duktus muncul dari permukaan bagian dalam
kelenjar dan berjalan sampai mencapai dasar
mulut, kemudian bermuara pada caruncula
sublingualis di dekat frenulum lidah
Panjang duktus 40-50 mm, diameter lebih kecil
dari kelenjar parotis
Kelenjar submandibula 75% bersifat serous
dan 25% mucous

Kelenjar sublingualis
Merupakan kelenjar terkecil dari
kelenjar saliva mayor
Kelenjar ini bentuknya memanjang
dengan berat 2-3 gram
Duktus kelenjar ini yaitu duktus
Bartholin
Kelenjar sublingual hampir
seluruhnya mucous dengan sedikit
serous

Komposisi Saliva
Komposisi dari saliva meliputi
komponen organik dan anorganik
kadar tersebut masih terhitung
rendah dibandingkan dengan serum
karena pada saliva penyusun
utamanya adalah air.

Komposisi Saliva
Komponen Organik

Komponen Anorganik

Protein
sodium
enzim amilase, maltase, serum albumin,
asam urat, kretinin, mucin, vitamin C,
beberapa asam amino, lisosim, laktat,
hormon
testosteron dan kortisol

potassium (sebagai
kation)

gas
CO2, O2, dan N2

khlorida

Immunoglobin
IgA dengan konsentrasi rata-rata 9,4
dan dan IgG 0,32 mg%

bikarbonat (sebagai
anion-nya)

Fungsi Saliva
Menghaluskan makanan.
Membentuk makanan menjadi bolus-bolus sehingga dapat
ditelan dengan mudah.
Memecah karbohidariat menjadi maltosa dan dextrin ( Karena
adanya enzim amilase dalam saliva).
Mencegah kerusakan dan erosi pada gigi.
Meminimalisir keasaman rongga mulut dan mencegah
kerusakan struktur gigi saat terjadi muntah.
Ion-ion seperti Ca, P, dan F yang terkandung dalam saliva
berperan penting pada proses remineralisasi.
Mempertahankan mulut tetap lembap.
Membantu proses bicara dengan memudahkan gerakan bibir
dan lidah.
Mempertahankan mulut dan gigi tetap bersih.
Mekanisme pertahanan tubuh (mempunyai daya anti-bakteri)
dan sebagai anti oksidan.

Mekanisme sekresi
saliva
granula ssekretorik (zymogen) yang
mengandung enzim-enzim saliva
dikeluarkan dari sel-sel asinar ke
dalam duktus.
Produksi saliva total pada manusia
(1.5 L per hari).

Regulasi Sekresi Saliva


Sekresi saliva berada dibawah
kontrol saraf.
Saraf parasimpatis kontrol utama
sekresi dan berpengaruh terhadap
komposisi
Saraf simpatis cenderung
mempengaruhi volume sekresi

Stimulasi
Parasimpatis
memiliki efek
dominan dalam
sekresi
menghasilkan liur
yang encer
segera keluar
berjumlah besar
kaya enzim.

Stimulasi simpatis
menghasilkan liur dengan
volume terbatas
kental
menghasilkan lebih sedikit
liur
kaya mukus
mulut terasa lebih kering
daripada biasanya selama
keadaan ketika sistem

Sekresi Saliva
Rerata sekresi saliva 1 hingga 2 liter
dikeluarkan setiap hari
Dari laju basal spontan kontinu sebesar
0,5 mL/mnt hingga laju aliran maksimal
sekitar 5 ml/mnt sebagai respons
terhadap rangsangan kuat
misalnya menghisap jeruk.
Tanpa adanya rangsangan terkaitmakanan, stimulasi tingkat-rendah oleh
saraf parasimpatis memicu sekresi
basal saliva.

Peningkatan sekresi saliva oleh


reflex
Sekresi basal ini penting untuk
menjaga mulut dan tenggorok
selalu basah.
Selain sekresi kontinu tingkat
rendah ini, sekresi liur dapat
ditingkatkan oleh dua jenis refleks
liur yaitu
1. Refleks liur sederhana
2. Refleks liur terkondisi

terjadi ketika kemoreseptor dan reseptor tekan di


dalam rongga mulut berespons terhadap
keberadaan makanan.
Pada pengaktifan reseptor-reseptor ini menghasilkan
serat-serat saraf aferen yang membawa informasi ke
pusat liur di medula batang otak.
Pusat liur, nantinya mengirim impuls melalui saraf
autonom ekstrinsik ke kelenjar liur untuk
meningkatkan sekresi liur.
Tindakan gigi mendorong sekresi liur tanpa adanya
makanan karena manipulasi ini mengaktifkan
reseptor tekan di mulut.

Reflex liur Terkondisi


(didapat)
salivasi terjadi tanpa stimulasi oral.
Hanya berpikir, melihat, mencium, atau
mendengar pembuatan makanan yang
lezat memicu salivasi melalui refleks ini.
respons yang dipelajari berdasarkan
pengalaman sebelumnya.
Sinyal yang berasal dari luar mulut dan
secara mental dikaitkan dengan kenikmatan
makan, bekerja melalui korteks serebrum
untuk merangsang pusat liur di medula.

Faktor yang mempengaruhi sekresi saliva:


Kelenjar saliva dapat dirangsang dengan cara-cara
berikut:
Mekanis, misalnya mengunyah makanan keras atau
permen karet.
Kimiawi, oleh rangsangan seperti asam, manis, asin,
pahit, dan pedas.
Neuronal, melalui sistem saraf autonom baik
simpatis maupun parasimpatis.
Psikis, stress menghambat sekresi, ketegangan dan
kemarahan dapat bekerja sebagai stimulasi.
Rangsangan rasa sakit, misalnya oleh radang,
gingivitis, dan pemakaian protesa yang dapat
menstimulasi sekresi.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai