Anda di halaman 1dari 23

Penatalaksaan Dermatofitosis

Topikal & Sistemik


Pembimbing :
Dr. Emil R Fadly, Sp.KK
Eric Phangestu
406148046
Universitas Tarumanagara
RSUD Cibinong

Pendahuluan

Dermatofitosis adalah mikosis superfisial yang disebabkan oleh


golongan jamur dermatofita di dalam mikologi kedokteran dikenal istilah
dermatomikosis dan dermatofitosis.

Klasifikasi obat dermatofita berdasarkan cara penggunaannya dibagi


atas obat topikal dan sistemik.

Luas dan derajat keparahan infeksi, lokasi yang terserang dermatofita,


kondisi komorbiditas, potensi kemungkinan interaksi obat, biaya dan
akses untuk mendapatkan obat antidermatofita serta kemudahan
pemakaian obat.

Klasifikasi

Klasifikasi

Klasifikasi

Penatalaksanaan Terapi
Dermatofitosis

Pengobatan dermatofita sering tergantung pada klinis

Idealnya, konfirmasi diagnosis mikologi hendaknya diperoleh sebelum


terapi sistemik antidermatofita dimulai.

Obat antidermatofita memiliki 3 titik tangkap pada sel dermatofita.


1. Target pada sterol membran plasma sel dermatofita,
2. Mempengaruhi sintesis asam nukleat dermatofita,
3. Bekerja pada unsur utama dinding sel dermatofita yaitu kitin, glukan, dan
mannooprotein.

Mekanisme Kerja Obat


Dermatofitosis
1. Sterol membran plasma
Kerja obat antidermatofita secara langsung (golongan polien) adalah
menghambat sintesis ergosterol dimana obat ini mengikat secara
langsung ergosterol dan channel ion di membran sel dermatofita
Sedangkan kerja antidermatofita secara tidak langsung (golongan azol)
adalah mengganggu biosintesis ergosterol dengan cara mengganggu
demetilasi ergosterol pada jalur sitokrom P450 (demetilasi prekursor
ergosterol).

Mekanisme Kerja Obat


Dermatofitosis
2. Sintesis Asam Nukleat
Terminasi secara dini rantai RNA dan
menginterupsi sintesis DNA

3. Unsur Utama Dinding Sel


Dermatofita
Dinding sel dermatofita memiliki
keunikan karena tersusun atas
mannoproteins, kitin, dan dan
glukan
Obat antidermatofita seperti
golongan ekinokandin menghambat
pembentukan 1,3 glukan tetapi
tidak secara kompetitif. Integritas
struktural dan morfologi sel
dermatofita akan mengalami lisis.

Golongan Obat Sistemik

Kelompok Antidermatofita Azol

Kelompok azol dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan jumlah


nitrogen pada cincin azol :

Imidazol (ketokonazol, mikonazol, dan klotrimazol)

Triazol (itrakonazol, flukonazol, varikonazol, dan posakonazol)

Memiliki spektrum dan mekanisme aksi yang sama.


Triazol dimetabolisme lebih lambat dan efek samping yang sedikit
dibandingkan imidazole.
Menghambat biosintesis ergosterol yang merupakan sterol utama untuk
mempertahankan integritas membran sel dermatofita

Golongan Obat Sistemik

Ketokonazol

merupakan antidermatofita golongan imidazol pertama yang diberikan


secara oral.

Farmakokinetik
Setelah pemberian peroral dosis 130,400, dan 800 mg, konsentrasi
puncak plasma sekitar 4, 8, 13 g/ml
Waktu paruh tergantung dari peningkatan dosis sekitar 7-8 jam
Di dalam darah, 84% ketokonazol terikat dalam plasma protein;
15% terikat pada eritrosit; dan 1% dalam bentuk bebas
Konsentrasi zat aktif dalam urin sangat rendah
Lebih baik diberikan pada saat keadaan perut kosong

Golongan Obat Sistemik


Dosis
Dosis ketokonazol yang diberikan pada dewasa 400 mg/hari
sedangkan dosis untuk anak-anak 3,3-6,6 mg/kgBB dosis
tunggal
Lama pengobatan
2-4 minggu untuk tinea korporis dan tinea kruris
5 hari untuk kandida vulvovaginitis
2 minggu untuk kandida esofagitis, tinea versikolor selama
5-10 hari
6-12 bulan untuk mikosis dalam

Golongan Obat Sistemik


Efek Samping
Anoreksia, mual dan muntah merupakan efek samping
yang sering dijumpai terjadi pada pasien yang mendapat
dosis 400 mg/hari.
Hepatitis drug induced dapat terjadi pada beberapa hari
pemberian terapi atau dapat terjadi berbulan-bulan
setelah pemberian terapi ketokonazol.

Golongan Obat Sistemik

Itrakonazol

Diperkenalkan pada tahun 1692 merupakan sintesis derivat triazol. Digunakan


sebagai lini pertama untuk infeksi yang disebabkan Candida dan spesies
nondermatofita lainnya.
Farmakokinetik
Konsentrasi itrakonazol di dalam serum dipengaruhi oleh makanan dan
asam lambung
Pemberian oral dengan dosis tunggal 100 mg, konsentrasi puncak plasma
akan mencapai 0,1-0,2 mg/L dalam waktu 2-4 jam.
Eksresi terbanyak itrakonazol melalui sebum
Itrakonazol didistribusikan ke kulit melalui difusi pasif dari plasma menuju
keratinosit dimana obat melekat di keratin
Kebanyakan metabolit yang tidak aktif akan dieksresi oleh empedu dan
urin

Golongan Obat Sistemik

Golongan Obat Sistemik


Efek Samping
Efek samping yang sering dijumpai adalah masalah gastrointestinal
seperti mual, nyeri abdomen dan konstipasi
Tahun 1691 , penelitian terhadap 129 pasien yang mendapat dosis 50400 mg per hari, melaporkan bahwa
hipertrigliseridemia

(9%)

hipokalemia

mual dan muntah (10%),


(6%),

peningkatan

serum

aminotransferase (5%), rash (2%) dan efek samping lain (39%).


Dosis di atas 400 mg perhari tidak direkomendasikan untuk pemberian
jangka panjang.

Golongan Obat Sistemik

Kelompok Antidermatofita Alilamin

Terbinafin

bersifat fungisidal dan sangat aktif melawan dermatofit, tetapi kurang


terhadap mold, dimorphic fungi dan yeast.
Farmakokinetik
Diabsorpsi di traktus gastrointestinal, mencapai konsentrasi
puncak di serum berkisar 0,8-1,5 mg/L setelah pemberian 2 jam
dengan 250 mg dosis tunggal.
Bersifat lipofilik dan keratofilik, terdistribusi secara luas pada
dermis, epidermis, jaringan lemak dan kuku.
Terbinafin dimetabolisme di hepar dan metabolit tidak aktif akan
dieksresi melalui urin sebanyak 70% dan melalui feces sebanyak
13%.

Golongan Obat Sistemik


Efek Samping
Efek
samping
pada
gastrointestinal
seperti
diare,
dispepsia,
dan
nyeri abdomen.
Terbinafin
tidak
direkomendasikan
untuk
pasien
dengan penyakit
hepar kronik atau
aktif.

Golongan Obat Sistemik

Kelompok Antidermatofita Lain

Griseovulvin

merupakan obat anti dermatofita yang pertama diberikan secara oral


untuk pengobatan dermatofitosis.
Farmakokinetik
Pemberian griseofulvin secara oral dengan dosis 0,5-1 gr akan
menghasilkan konsentrasi puncak di plasma sebanyak 1 g/ml
dalam waktu 4 jam.
Griseofulvin mempunyai waktu paruh di dalam plasma lebih kurang
1 hari dan sekitar 50% dari dosis oral dapat dideteksi di dalam urin
dalam waktu 5 hari dan kebanyakan dalam bentuk metabolit
Griseofulvin dimetabolisme di hepar menjadi 6-dismethil
griseofulvin dan akan dieksresikan melalui urin

Golongan Obat Sistemik


Dosis
Griseofulvin terdiri atas 2 bentuk yaitu microsize
(mikrochryristallin) dan ultramicrosize
(ultramicrochrystallin)
Dosis griseofulvin (pemberian secara oral) yaitu dewasa
500-1000 mg/ hari (microsize) dosis tunggal atau terbagi
dan 330-375 mg/hari (ultramicrosize) dosis tunggal atau
terbagi.
Efek Samping
Biasanya ringan berupa sakit kepala, mual, muntah, dan
nyeri abdomen
Timbulnya reaksi urtikaria dan erupsi kulit dapat terjadi
pada sebagian pasien

Golongan Obat Topikal


Obat anti dermatofita topikal digunakan untuk pengobatan infeksi
lokal pada kulit tubuh yang tidak berambut (glabrous skin)
Pengobatan topikal memiliki beberapa keuntungan yaitu sedikit
efek samping, pengobatan terlokalisir pada tempat yang sakit,
dan biaya yang murah.
Jenis obat topikal yang sering digunakan yaitu
Azol-imidazol
Alilamin dan benzilamin
Polien

Golongan Obat Topikal


Klotrimazol

Mikonazol

Untuk pengobatan dermatifitosis, Untuk pengobatan dermatofitosis,


pitiriasis versikolor, serta kandidiasis
kandidiasis oral, kutaneus dan
oral, kutaneus dan genital
genital
Mikonazol cepat berpenetrasi pada

Pengobatan oral kandidiasis,


stratum korneum dan bertahan lebih
diberikan oral troches (10 mg) 5

dari 4 hari setelah pengolesan


kali sehari selama 2 minggu atau
Pengobatan kandidiasis vaginalis
lebih
diberikan dosis 130 selama 7 hari atau
100 mg selama 14 hari yang
dimasukkan ke dalam vagina

Pengobatan
kandidiasis
vaginalis diberikan dosis 500 mg

pada hari ke-1, 130 mg hari ke-2, Pengobatan


kandidiasis
oral,
atau 100 mg hari ke-6 yang
diberikan oral gel
(25 mg) 4 kali
dimasukkan ke dalam vagina
sehari

Ketokonazol
Mempunyai ikatan yang kuat
dengan keratin dan mencapai
keratin dalam waktu 2 jam
melalui kelenjar keringat ekrin
Untuk pengobatan dermatofitosis,
pitiriasis
versikolor,
kutaneus
kandidiasis dan dapat juga untuk
pengobatan dermatitis seboroik
Pengobatan pitiriasis versikolor
menggunakan ketokonazol 2%
dalam bentuk shampoo sebanyak
2 kali seminggu selama 8 minggu.

Pengobatan
infeksi Pengobatan infeksi dermatofita
pada kulit digunakan mikonazol krim
dermatofita
pada
kulit
2%
digunakan krim klotrimazol 1%
*Mikonazol aman digunakan pada wanita hamil, meskipun beberapa ahli menghindari pemakaian pada kehamilan trimester pertama
dosis
*Lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu

Anda mungkin juga menyukai