INDUSTRI PEMBUATAN
STYRENE
Presented By
Sebrina Fitriyani
061430401994
PENDAHULUAN
Styrene (C6H5C2H5) adalah salah satu senyawa kimia
yang mempunyai kegunaan yang sangat besar terutama
dalam industri plastik, sebagai zat antara untuk
pembuatan senyawa kimia lainnya, dan sebagai
monomer yang digunakan untuk membuat karet sintesis.
Dari tahun ke tahun kebutuhan styrene di Indonesia
makin meningkat, hal ini terlihat dengan meningkatnya
impor styrene di Indonesia. Diperkirakan kebutuhan
tersebut akan meningkat pada tahun-tahun mendatang
dengan makin berkembangnya industri pengolahan
styrene.
KLASIFIKASI PROSES
Dehidrogenasi etilbenzene
Hidrogenasi dehidrasi asetofenon
DATA KUANTITATIF
Basis
: 1 ton produk styrene (86 %
yield)
Benzene
: 0.87 ton
Ethylene
: 0.32 ton
AlCl3 : 10-11 kg
Kapasitas yang digunakan : 30-400
ton/hari
Benzene
CH2CH3Cl
Etilen
Etil benzene
C6H5C2H5
Stirena
C6H5C2H3 +
H2
H = + 28.1 Kcal
Reaksi samping
Reaksi samping dari alkilasi benzene (asumsi polietil
benzene yang dihasilkan adalah dietil benzene)
C6H6 + 2CH2 = CH2 C6H4[CH2CH3]2
Di-etil benzene (poli-etil benzene)
Reaksi samping Dehidrogenasi Etil Benzene
C6H5C2H5 + H2 C6H5CH3
+
CH4
Etilbenzene Toluene Metane
FUNGSI ALAT
Azeotropic Dryer : untuk mengurangi kadar air yang ada di
dalam benzene atau untuk mengeringkan benzene yang
bercampur dengan air
Settling tank : tempat pencucian produk dari alkilator dengan
soda kaustik.
Stripper : menghilangkan polyethyl benzene dan memisahkan
benzene basah dari ethylbenzene.
Benzene column : untuk memisahkan benzene dari etilbenzene.
Alkylator : sebagai tempat terjadinya proses alkylasi antara
benzene kering dengan etilena dan dibantu oleh etil klorida serta
aluminium klorida.
Etyl benzene Coloum : sebagai tempat pemisahan etil benzene
dari polietil benzene.
KEGUNAAN PRODUK