Anda di halaman 1dari 21

ANALISA DAMPAK LALU

LINTAS
STUDI KELAYAKAN
PEMBANGUNAN FLY OVER

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Wilayah kota hikayat adalah pusat ekonomi yang dapat melayani
wilayah kota itu sendiri maupun wilayah sekitarnya. Untuk dapat
mewujudkan efektifitas dan efesiensi pemanfaatan ruang sebagai
tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan ekonomi dan budaya.
Kota perlu dikelola secara optimal melalui penataan ruang.
Dalam penyusunan tata ruang wilayah kota, perlu disusun pedoman
penyusunan RTRW kota sebagai acuan bagi semua pihak terkait
dalam penyusunan RTRW kota, baik dalam kalangan pemerintah,
swasta, maupun masyarakat pada umumnya.

I.2 Pembatasan masalah

1.

2.

Penatanaan ini di titi beratkan pada


studi kelayakan pembangunan jalan
tak sebidang (fly over)
Kajian ini dapat dilakukan dengan
adanya data kapasitas jalan dan
volume jalan yang ditinjau ataupun
adanya data kejenuhan jalan

1.3 TUJUAN

Untuk mengetahui kepadatanruas


jalan yang dikaji sehingga akan
diketahui kelayakan pembangunan
fly over. Dengan kajian ini
diharapkan memberikan solusi
untuk solusi mengatasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Simpang Tak Sebidang
Simpang tak sebidang (fly over) adalah
suatu struktur bangunan yang
termasuk struktur bangunan jembatan,
dimana juga memiliki bagian-bagian
yang sama dengan jembatan. Seperti
aproach, bentang utama, banguan
sawah, banguan atas dan berbagai
kelengkapan lainnya.

BAB III.
METODOLOGI
1. pengumpulan data
2. pengolahan data

III.1 Pengumpulan data


data yang di dapat untuk studi
kelayakan pembangunan simpang tak
sebidang (fly over) mengunakan data
sekunder yang di dapat dari dinas
pekerjaan umum pada tahun 2012.

III.2 Pengolaan Data


Data yang di dapat untuk studi kelayakan
pembangunan simpang tak sebidang (fly
over) dipilih daerah atau persimpangan
yang memiliki tingkat kepadatan lalu
lintas yang paling tinggi. Setelah didapat
daerah dengan tingkat kepadatan tinggi
(0,75). Maka di rencanakan pembangunan
fly over dengan memperhatikan sebaran
penduduk.

BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
IV. 1 Analisa Data
Dari data derajat kejenuhan yang ada di
dapatkanlah :

Data tersebut merupakan Derajat


Kejenuhan pada Tahun 2012.
Dapat dilihat bahwa derajat kejenuhan
yang ada dan terdapat beberapa ruas
yang lebih dari 0.75 bahkan sampai
lebih dari 1.
Maka perlu diberikan solusi terhadap
masalah tersebut.

Beberapa solusi yang


ditawarkan adalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pelebaran Jalan
Pembangunan Bundaran
Pembersihan hambatan samping
Pembangunan Jembatan di titik
tertentu
Pembangunan Fly Over
Optimalisasi Transportasi Massal

1. Pelebaran Jalan
Dilihat dari kondisi existing yang ada tidak
memungkinkan adanya pelebaran jalan
Dikarenakan lahan yang ada dipenuhi
dengan bangunan, sehingga jika harus
melebarkan jalan diperlukan pembebasan
lahan yang cukup besar.
Implikasinya adalah memerlukan biaya yang
besar pula dan menimbulkan konflik pada
masyarakat..
Maka, pelebaran jalan tidak dapat dilakukan.

2. Pembangunan Bundaran
Untuk membangun konstrkusi bundaran
memerlukan luasan yang sangat besar
untuk mendapatkan kondisi yang optimal.
Sedangkan pada simpang TanjungpuraImam Bonjol tidak terdapat tempat yang
cukup luas untuk membangun sebuah
Bundaran.
Maka, pembangunan bundaran tidak
dapat dilaksanakan

3. Pembersihan Hambatan
Samping
Beberapa hambatan samping antara lain :
Pedagang Kaki Lima di tepi jalan dan
Parkir pada bahu jalan.
Solusi ini terdapat kemungkinan untuk
dilaksanakan. Karena pada kenyataanya
hambatan samping mengurangi kapasitas
yang seharusnya.
Maka, pembersihan hambatan samping
dapat dijadikan pilihan untuk mengurai
kemacetan pada simpang.

4. Pembangunan Jembatan
Pada Titik Tertentu
Masyarakat Pontianak selama ini lebih
sering menggunakan Tol 1 sebagai
penyebrangan.
Sehingga arus lalu lintas terfokus pada
Tol 1 yang menyebabkan kemacetan
pada simpang tersebut.
Maka, pembangun jembatan baru
dapat dijadikan pilihan untuk mengurai
kemacetan.

5. Pembangunan Fly Over


Pembangunan fly over dapat
mengatasi kemacetan lalulintas, akan
tetapi solusi ini membutuhkan biaya
yang sangat mahal dan bukan
merupakan solusi yang baik untuk
mengatasi kemacetan lalulintas.

6. Optimalisasi Transportasi
Massal
Optimalisasi Transportasi Massal
merupakan solusi yang paling baik
untuk mengatasi kemacetan lalulintas,
karena solusi ini dapat diterapkan,
karena solusi ini hanya merubah
mindset masyarat untuk berpindah dari
penggunaan kendaraan pribadi ke
kendaraan umum.

BEBERAPA SOLUSI YANG


MUNGKIN DI GUNAKAN

Pembersihan Hambatan Samping


Pembangunan Jembatan Pada Titik
Tertentu
Optimalisasi Transportasi Massal

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari berbagai solusi yang mungkin di
lakukan maka kami memilih untuk
memberikan solusi yaitu Optimalisasi
Transportasi Massal.
Karena akan lebih efektif untuk
dilakukan guna mengurai kemacetan
di simpang Tanjungpura-Imam Bonjol

5.2. Saran
Menentukan trayek yang tepat dan
berkoordinasi dengan lembaga terkait
untuk menjalankan Optimalisasi
Transportasi Massal
Memperbaiki Fasilitas Transportasi
Massal, keamanan, dan ketepatan
waktu.

Anda mungkin juga menyukai