LINTAS
STUDI KELAYAKAN
PEMBANGUNAN FLY OVER
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Wilayah kota hikayat adalah pusat ekonomi yang dapat melayani
wilayah kota itu sendiri maupun wilayah sekitarnya. Untuk dapat
mewujudkan efektifitas dan efesiensi pemanfaatan ruang sebagai
tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan ekonomi dan budaya.
Kota perlu dikelola secara optimal melalui penataan ruang.
Dalam penyusunan tata ruang wilayah kota, perlu disusun pedoman
penyusunan RTRW kota sebagai acuan bagi semua pihak terkait
dalam penyusunan RTRW kota, baik dalam kalangan pemerintah,
swasta, maupun masyarakat pada umumnya.
1.
2.
1.3 TUJUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Simpang Tak Sebidang
Simpang tak sebidang (fly over) adalah
suatu struktur bangunan yang
termasuk struktur bangunan jembatan,
dimana juga memiliki bagian-bagian
yang sama dengan jembatan. Seperti
aproach, bentang utama, banguan
sawah, banguan atas dan berbagai
kelengkapan lainnya.
BAB III.
METODOLOGI
1. pengumpulan data
2. pengolahan data
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
IV. 1 Analisa Data
Dari data derajat kejenuhan yang ada di
dapatkanlah :
Pelebaran Jalan
Pembangunan Bundaran
Pembersihan hambatan samping
Pembangunan Jembatan di titik
tertentu
Pembangunan Fly Over
Optimalisasi Transportasi Massal
1. Pelebaran Jalan
Dilihat dari kondisi existing yang ada tidak
memungkinkan adanya pelebaran jalan
Dikarenakan lahan yang ada dipenuhi
dengan bangunan, sehingga jika harus
melebarkan jalan diperlukan pembebasan
lahan yang cukup besar.
Implikasinya adalah memerlukan biaya yang
besar pula dan menimbulkan konflik pada
masyarakat..
Maka, pelebaran jalan tidak dapat dilakukan.
2. Pembangunan Bundaran
Untuk membangun konstrkusi bundaran
memerlukan luasan yang sangat besar
untuk mendapatkan kondisi yang optimal.
Sedangkan pada simpang TanjungpuraImam Bonjol tidak terdapat tempat yang
cukup luas untuk membangun sebuah
Bundaran.
Maka, pembangunan bundaran tidak
dapat dilaksanakan
3. Pembersihan Hambatan
Samping
Beberapa hambatan samping antara lain :
Pedagang Kaki Lima di tepi jalan dan
Parkir pada bahu jalan.
Solusi ini terdapat kemungkinan untuk
dilaksanakan. Karena pada kenyataanya
hambatan samping mengurangi kapasitas
yang seharusnya.
Maka, pembersihan hambatan samping
dapat dijadikan pilihan untuk mengurai
kemacetan pada simpang.
4. Pembangunan Jembatan
Pada Titik Tertentu
Masyarakat Pontianak selama ini lebih
sering menggunakan Tol 1 sebagai
penyebrangan.
Sehingga arus lalu lintas terfokus pada
Tol 1 yang menyebabkan kemacetan
pada simpang tersebut.
Maka, pembangun jembatan baru
dapat dijadikan pilihan untuk mengurai
kemacetan.
6. Optimalisasi Transportasi
Massal
Optimalisasi Transportasi Massal
merupakan solusi yang paling baik
untuk mengatasi kemacetan lalulintas,
karena solusi ini dapat diterapkan,
karena solusi ini hanya merubah
mindset masyarat untuk berpindah dari
penggunaan kendaraan pribadi ke
kendaraan umum.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari berbagai solusi yang mungkin di
lakukan maka kami memilih untuk
memberikan solusi yaitu Optimalisasi
Transportasi Massal.
Karena akan lebih efektif untuk
dilakukan guna mengurai kemacetan
di simpang Tanjungpura-Imam Bonjol
5.2. Saran
Menentukan trayek yang tepat dan
berkoordinasi dengan lembaga terkait
untuk menjalankan Optimalisasi
Transportasi Massal
Memperbaiki Fasilitas Transportasi
Massal, keamanan, dan ketepatan
waktu.