Anda di halaman 1dari 45

PEDOSF

ER

Nama:
Aulia Rafikasari (03)
Fadhel Akhmad Hizham (05)
Febriansyah Ramadhan (06)
Hayati Puspamurti (08)
Nurlaila Ayu Purwaningsih (13)
Kelas X Akselerasi

PROSES DAN CIRI PEMBENTUKAN


TANAH

PROSES
PEMBENTUKA
N TANAH

KLASIFIKASI
TANAH

SIFAT FISIK
DAN KIMIA
TANAH

PROSES PEMBENTUKAN
TANAH
Tanah terbentuk dari proses
pelapukan batuan yang terdapat
dalam siklus geologi.
Dalam setiap pelapukan bekerja
faktor fisika, faktor biologi, dan faktor
kimia yang bekerja sendiri maupun
bersama-sama.

Berdasarkan tingkatan pelapukan


dari atas ke bawah, maka lapisan
tanah terdiri atas :
1. Horizon O
Merupakan lapisan permukaan, terdapat banyak akar tanaman dan jasad
renik tanah. Lapisan ini gelap dan kaya akan humus.

2. Horizon A
(Top soil = lapisan atas), lapisan yang telah mengalami pelapukan
sepenuhnya. Rata-rata ketebalannya sekitar 30 cm. Bagian paling
atas terdiri dari bahan organik, yaitu humus.
3. Horizon B
(Sub soil), yaitu lapisan dibawah horizon A yang baru mengalami
pelapukan. Biasanya, bahan-bahan yang berasal dari horizon A
diendapkan di horizon B leh air. Peristiwa ini mempercepat proses
pelapukan.

4. Horizon C
(Regolith) yaitu bahan induk tanah
yang baru sedikit mengalami proses
pelapukan. Regolith merupakan
hasil pelapukan batuan dasar.
5. Horizon R
Merupakan zona bahan induk
tanah (padas asli).

Ditinjau dari sisi waktu, sebagai salah


satu faktor pembentuk tanah, kita juga
mengenal
tingkat-tingkat
perkembangan tanah, yaitu:
Tingkat awal, bahan induk tanah
yang masih utuh belum mengalami
pelapukan.
Bahan
induk
yang
dimaksud adalah lepasan batuan
dasar (bedrock).
Tingkat muda (juvenil), bahan induk
tanah
sudah
mulai
mengalami
pelapukan, tetapi sebagian besar
bahan induk tersebut belum dijamah
atau masih utuh.

Tingkat remaja (viril), di lapisan tanah


banyak terdapat pelikan (batang tambang)
yang telah mengalami pelapukan. Proses
dekomposi telah menghasilkan butiran liat.
Tingkat tengah tua (senil), proses dekomposi
telah mencapai tahap akhir. Pada lapisan
tanah, biasanya, hanya beberapa pelikan
batuan yang masih resisten.
Tingkat tua (final stage), perkembangan
tanah telah mengalami pelapukan secara
tuntas di bawah pengaruh fisiografisnya.

Beberapa jenis tanah yang dapat


menunjukkan tingkat perkembangan
tanah, yaitu:
Entisol (regosol) menunjukkan
tingkat muda.
Mollisol menunjukkan tingkat remaja
(viril).
Alfisol (planosol) menunjukkan
tingkat tua.

SIFAT FISIK DAN KIMIA


TANAH
Sifat fisik dan kimia tanah dapat
diidentifikasi atau diuraikan melalui:
Tekstur Tanah
Merupakan suatu keadaan yang
menunjukkan sifat halus atau kasarnya butiranbutiran tanah. Ukuran halus atau kasarnya
ditentukan oleh perbandingan kandungan
antara pasir, debu, dan liat. Pengukuran tekstur
tanah dapat dilakukan dengan cara pipet, yaitu
butiran tanah terbagi dalam 10 kelas.

Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan bagian fisik tanah yang
menyatakan
tersusunnya
butiran-butiran
dalam
segumpal tanah. Struktur tanah menyatakan sususnan
agregat partikel tanah menjadi berbagai kelompok
partikel yang satu sama lainnya berbeda dalam
ukuran, warna, dan bentuknya.
Apabila teksturnya berubah, strukturnya juga akan
berubah
karena
pertukaran
udara
dan
pengambilan/pernambahan hara tanaman, mekanisme
pertumbuhan akar, dan akibat kegiatan organisme.
Untuk membedakan struktur tanah dapat dilihat
dengan melihat susunan agregat (tipe strukturnya).
Tipe struktur tanah yang biasanya dikenal terdiri dari
lempung, gumpal, kersai, remah, pilar, dan tiang.

Warna Tanah
Perbedaan warna tanah dipengaruhi
kandungan bahan organik, bahan
mineral, kadar
kelembapan, dan
pengaruh drainase. Kandungan organik
menyebabkan warna tanah menjadi
gelap. Tanah yang mengandung besi
berwarna merah, merah kecokelatan,
merah kekuningan hingga kuning
kemerahan. Tanah yang mengandung
mineral kuarsa/feldspar terang.

pH tanah
Keadaan ph tanah adalah derajat keasaman
larutan-larutan
dalam
tanah.
Tinggi
rendahnya dipengaruhi oleh kepekatan ionion hidrogen dan hidroksil. Semakin tinggi
ion hidrogen semakin tinggi tingkat
keasamaanya. Jika ph tanah lebih kecil dari
7 kepekatan ion hidroghen meningkat dan
cenderung menjadi asam. Jika ph tanah
lebih besar dari 7 ion hidrogen menyusut
tetapi kepekatan ion hidroksil meningkat
dan menjadi basa (alkali). Keadaan ph
tanah dinyatakan netral apabila ph = 7

KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah merupakan usaha
pengelompokan tanah berdasarkan sifat
dan ciri tertentu. Klasifikasi tanah tersebut
adalah:
1.Tanah praire (mollisols) termasuk salah
satu dari tanah pertanian yang penting
dan produktif di dunia. Terbentuk pada
padang rumput, memiliki lapisan (horizon)
permukaan gelap dan kaya akan mineral
sepanjang profil tanah

KLASIFIKASI TANAH
2. Tanah forest (spodosols), terbentuk
pada daerah panas sampai sedang
dan di daerah basah dengan
penutup
pohon-pohon
jarum.
Horizon
atas
tanah
ini
yang
berwarna abu-abu muda menutup
horison merah yang kaya akan
aluminium dan besi. Akumulasi
humus, aluminium, dan oksida di
bawah
permukaan
tanah

KLASIFIKASI TANAH
3. Tanah tropikal (oxisols) merupakan tanah
yang mengalami pelapukan kuat di daerah
basah, tropis, atau subtropis. Biasanya,
jenis tanah ini berwarna merah atau kuning.
Di daerah tropis, pelapukan yang sangat
kuat akan melepaskan bahan makanan dari
tanah dan meninggalkannya bersama
oksida besi. Meskipun tanah ini sangat tidak
subur, penambahan kapur dan pupuk akan
menjadikan tanah ini sangat produktif.

KLASIFIKASI TANAH
4. Tanah organik (histols) merupakan
tanah lahan basah, berwarna gelap,
dan kaya akan dekomposisi materi
organik.
Tanah
ini
sangat
memegang peran penting di daerah
lahan
basah
karena
dapat
menyaringbahan pencemar dari air
permukaan,
khususnya
selama
aliran air permukaan tinggi dan
banjir.

KLASIFIKASI TANAH
5. Tanah desert (aridisols) terbentuk di
daerah gersang, yaitu di tempat air
irigasi tidak tersedia. Umumnya,
tanah ini kaya akan kalsium
karbonat
yang
memungkinkan
membentuk lapisan tidak tembus air
(impermeable).

KLASIFIKASI TANAH

6. Tanah tundra (gelisols) terdiri atas


lapiasn gelap yang kaya akan materi
organik dan lapisan kaya mineral
yang
menutupi
permafrost.
Permafrost adalah tanah bawah
atau endapan permukaan yang
suhunya berada di bawah titik beku
sepanjang waktu (dari 2-10 ribu
tahun).

EROSI TANAH
Erosi tanah atau pengikisan di
permukaan akan selalu terjadi karena
muka bumi selalu berubah. Peristiwa
ini
terjadi
secara
alamiah
dan
berlangsung secara lambat tanpa
disadari
oleh
manusia.
Proses
pengikisan ini dikenal lagi dengan
istilah erosi geologi. Saat ini, berbagai
aktivitas
manusia
semakin
mempercepat
laju
erosi
dimana

Dampak dari EROSI TANAH


1. Tanah akan kehilangan unsur hara
dan bahan organik
2. Penghancuran
agregat
dan
pelepasan partikelpartikel tanah
dari massa tanah
3. Degradasi sumber daya tanah dan
lahan
4. Penjenuhan tanah oleh air
5. Kemampuan
tanah
untuk
mendukung pertumbuhan tanaman

Dampak peristiwa erosi tidak hanya


dirasakan di daerah yang mengalami erosi.
Bahan bahan yang tererosi akan mengalami
peristiwa transportasi dan kemudian
diendapkan di daerah lain, terutama di
dataran rendah. Terkadang bahan yang
tererosi dibawa oleh aliran air dan
diendapkan di lahan permukiman atau lahan
pertanian. Akhirnya, dampak erosi terjadi di 2
tempat yaitu di daerah tanah yang tinggi
tempat terjadinya erosi dan di daerah yang
rendah tempat terjadi proses pengendapan.

USAHA MENGURANGI EROSI TANAH


Jika tanah telah terlanjur rusak, bisa dilakukan usaha
konservasi tanah. Dari usaha konservasi ini dapat
dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut :
1. Mengurangi besarnya energi perusak (air hujan dan air
permukaan) dengan jalan menutup lahan dengan
vegetasi
2. Meningkatkan ketahanan agregat tanah terhadap
pukulan air hujan, kikisan, dan limpasan dengan
penambahan bahan organik atau bahan kimia
3. Mengurangi
atau
mengatur
kecepatan
aliran
permukaan sehingga tidak merusak tanah, melainkan
memperbesar atau meningkatkan kapasitas infiltrasi ke
dalam tanah

KONSERVASI TANAH
Konservasi tanah dapat dibedakan
menjadi tiga metode utama, yaitu :
1. Metode vegetatif
2. Metode mekanik
3. Metode kimia

Metode VEGETATIF
Metode vegetatif adalah pengelolaan
atau penanaman tanaman sehingga
dapat menekan laju dari erosi dan
aliran permukaan.
Ada empat cara dari metode
vegetatif :
1. Penanaman tanaman penutup tanah
2. Penanaman strip (strip cropping)
3. Penanaman berganda (multiple
cropping)

Penanaman tanaman penutup tanah


Penanaman tanaman penutup tanah adalah
tanaman yang memang sengaja ditanam untuk
melindungi tanah dari erosi dan aliran
permukaan.
Cara
ini
diharapkan
dapat
menambah bahan organik tanah yang sekaligus
meningkatkan produktivitas tanah.
Berdasarkan tingginya, tanaman dapat
dibedakan menjadi :
Tanaman penutup tanah rendah
Tanaman penutup tanah sedang
Tanaman penutup tanah tinggi
Tanaman penutup tanah semak belukar

Penanaman strip (strip cropping)


Penanaman strip (strip cropping) adalah suatu
cara penanaman tanaman dengan beberapa
jenis tanaman yang ditanam dalam strip yang
berselang seling pada sebidang tanah dan
disusun
berdasarkan
garis
kontur
atau
memotong arah lereng.
Penanaman strip (strip cropping) hanya efektif
untuk lahan yang kemiringan lerengnya tidak
berkisar tidak lebih dari 8,5% atau lahan dengan
kemiringan lereng berkisar 6% sampai 15%

Penanaman strip (strip cropping)


Dapat dilakukan tiga cara :
1. Penanaman strip menurut garis kontur (contour strip
cropping), penanaman dilakukan sejajar dengan garis
kontur
2. Penanaman strip lapangan (field strip cropping), yaitu
penanaman yang tidak perlu sejajar dengan garis
kontur, tetapi cukup dilakukan dengan memotong
lereng dengan lebar strip yang seragam
3. Penanaman strip penyangga (buffer strip cropping),
yaitu diantara tanaman pokok ditanami tanaman
penyangga (pengawet tanah), misalnya tanaman
kacang kacangan atau rumput yang sifatnya
permanen dalam menutup tanah

Penanaman berganda (multiple cropping)

Penanaman
berganda
(multiple
cropping) adalah sistem penanaman
dengan cara menggunakan beberapa
jenis tanaman yang ditanam secara
bersamaan, disisipkan, atau digilir
pada sebidang tanah.

Penanaman berganda (multiple cropping)


Sistem ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
1. Tanah akan selalu tertutup oleh vegetasi
2. Pengelolaan tanah dapat dikurangi
3. Dapat menekan populasi hama dan penyaikit
tanaman
4. Dapat mengurangi pengangguran musiman
5. Intesitas penggunaan lahan semakin tinggi
6. Tanah tidak akan kehilangan unsur hara
tertentu

Penanaman berganda (multiple


cropping)
Penanaman berganda (multiple cropping) dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Intercropping (tumpang sari), yaitu sistem
penanaman dengan menggunakan dua atau lebih
jenis tanaman yang ditanam secara serentak pada
sebidang lahan
2. Sequential cropping (penanaman beruntun), yaitu
sistem penanaman dengan menggunakan dua atau
lebih jenis tanaman pada sebidang lahan, dimana
tanaman kedua ditanam bersamaan dengan panen
tanaman pertama
3. Relay cropping (tumpang gilir), yaitu sistem
penanaman dengan menggunakan dua atau lebih
jenis tanaman pada sebidang lahan, dimana

Penghutanan Kembali
(Reboisasi)
Penghutanan kembali (reboisasi)
adalah kegiatan memulihkan dan
menghutankan kembali tanahtanah
yang telah gundul sehingga fungsi
hutan dapat dipenuhi kembali, baik
untuk keperluan produksi, pengaturan
tata air serta perlindungan alam,
maupun sosial budaya.

Penghutanan Kembali
(Reboisasi)
Diutamakan untuk lahan yang telah
kritis,
yaitu
lahan
yang
telah
mengalami kerusakan atau berada
dalam kerusakan fisik, biologis, dan
kimia
yang
pada
akhirnya
membahayakan fungsi hidrologis.

Metode MEKANIK
Metode mekanik dalam konservasi tanah adalah
semua perlakuan fisik mekanik yang diberikan
terhadap tanah yang pada dasarnya bertujuan untuk :
1. Memperkecil aliran permukaan sehingga mengalir
dengan kekuatan yang tidak merusak tanah dan
lahan
2. Memperbaiki dan memperbesar proses infiltrasi air
kedalam tanah
3. Menampung dan menyalurkan aliran permukaan
4. Merupakan reservoir air bagi tanaman

Metode MEKANIK
Adapun kegiatan yang dilakukan
dalam
konservasi
tanah
metode
mekanik adalah sebagai berikut :
1. Pengaturan sistem pengolahan
tanah
2. Pembuatan teras (terassering)
3. Pembuatan bendungan pengendali
(chek dam)

Pengaturan Sistem Pengolahan


Tanah
Pengaturan
Sistem
Pengolahan
Tanah merupakan kegiatan manipulasi
mekanik terhadap tanah dengan
tujuan menciptakan kondisi tanah
yang
baik
untuk
pertumbuhan
tanaman. Dimana untuk membalik
tanah
agar
sisa-sisa
tanaman
terbenam, yang akhirnya bermanfaat
sebagai pupuk.

Pengaturan Sistem Pengolahan


Tanah
Peranan pengolahan tanah lebih
berfungsi dalam kegiatan pertanian,
dengan demikian tanaman dapat
tumbuh
dan
berproduksi
secara
optimal.
Sebenarnya
kegiatan
pengolahan tanah merugikan, karena
adanya pengolahan tanah, tanah
menjadi gembur sehingga semakin
mudah tererosi.

Pengaturan Sistem Pengolahan


Tanah
Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
kerusakan tanah sebagai akibat pengolahan
tanah, perlu dilakukan hal berikut:
1. Tanah diolah seperlunya
2. Pengolahan tanah dilakukan pada saat
kandungan air yang tepat.
3. Pengolahan tanah dilakukan menurut atau
sejajar dengan garis kontur.
4. Pengolahan tanah diikuti dengan
pemberian mulsa.

Pembuatan Teras
(Terassering)
Kegiatan terassering dimaksudkan
untuk mengurangi panjang lereng dan
menahan atau memperkecil aliran
permukaan. Selain itu pembuatan
teras juga memberikan kesempatan air
untuk meresap ke dalam tanah
(infiltrasi), bahkan ada juga teras yang
dibuat
supaya
tanah
dapat
menyimpan air.

Pembuatan Teras
(Terassering)
Berdasarkan bentuk dan fungsinya
teras dapat dibedakan ke dalam
beberapa jenis berikut:
1. Teras datar, biasanya dibuat pada
tanah yang memiliki kemiringan
lereng sekitar 3 %, dengan tujuan
menahan dan menyerap air. Teras
ini dibuat sejajar dengan garis
kontur dengan jalan membuat

Pembuatan Teras
(Terassering)
2. Teras kredit, biasanya dibuat pada
tanah dengan kemiringan lereng
antara 3%-10%, dengan tujuan untuk
mempertahankan kesuburan tanah.
Teras dibuat dengan jalur penguat
guludan dan sejajar garis kontur
serta ditanami dengan tanaman
seperti lamtorogung atau kaliandra.

Pembuatan Teras
(Terassering)
3. Teras pematang, biasanya dibuat
pada tanah dengan kemiringan
lereng 10%-40%, dengan tujuan
untuk mencegah hilangnya lapisan
tanah atas (top soil). Teras pematang
dibuat sejajar dengan garis kontur,
berjajar dari atas ke bawah dengan
kemiringan 0,1% ke arah saluran
pembuangan atau datar jika tanah
berstruktur lepas dan memiliki daya

Pembuatan Teras
(Terassering)
4. Teras bangku, biasanya dibuat pada
tanah dengan kemiringan lereng
10%-30%, dengan tujuan untuk
mencegah hilangnya lapisan tanah
akibat erosi.

Pembuatan Bendungan Pengendali


(Chek Dam)
Bendungan
pengendali
adalah
waduk kecil dengan konstruksi khusus
yang dibuat di daerah berbukit dengan
kemiringan lereng di bawah 30%.
Bangunan
ini
bertujuan
untuk
menampung aliran air permukaan dan
sedimen
hasil
erosi,
sehingga
meningkatkan jumlah air yang akan
meresap ke dalam tanah (infiltrasi).

Pembuatan Bendungan Pengendali


(Chek Dam)
Adapun keuntungan dari pembuatan bendungan pengendali
antara lain sebagai berikut:
1. Dapat menyediakan air selama musim kemarau,
terutama di daerah-daerah yang tandus.
2. Dapat memperluas areal sawah dengan cara
meningkatkan fungsi saluran pembagi menjadi saluran
irigasi, terutama selama musim hujan.
3. Sebagai sarana perikanan darat.
4. Dapat dijadikan objek wisata.
Selain cara-cara atau metode yang telah diutarakan di atas,
perlu juga dilakukan penyuluhan, bimbingan, dan
pengarahan kepada masyarakat tentang konservasi
tanah.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai