Anda di halaman 1dari 12

MERANCANG STRUKTUR

BANGUNAN TAHAN GEMPA


DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTURAL
OLEH:
MARCELIUS CENDANA
315130159

ABSTRAK
Tujuan penulisan ini dimaksudkan untuk mencari solusi atau
kesepakatan antara arsitek dengan ahli struktur sehingga
aspek estetika bangunan masih diperhatikan.
Maka dari itu, kekuatan dan estetika keduanya dapat tercapai
secara seimbang dan optimal dalam sebuah bangunan.

Kata kunci: bangunan tahan gempa, kekuatan, estetika

PENDAHULUAN

Kebutuhan akan bangunan meningkat, lahan berkurang,


nilai tanah naik = munculnya bangunan vertikal

Bangunan vertikal = sistem struktur diutamakan

Salah satu penyebab kegagalan struktur = gempa bumi

TUJUAN PERANCANGAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Menghindari adanya korban jiwa

Mengurangi korban luka-luka dan kerusakan bangunan (termasuk


isinya)

Mengurangi kerusakan dan gangguan terhadap penghuni daerah

Mempertahankan kegunaan utama dari prasarana/gedung

Melindungi orang yang berada di luar gedung

Melindungi properti dan lingkungan di sekitarnya

PEMBAHASAN
GAYA GEMPA

Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan


energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya
lapisan batuan pada kerak bumi.

(sumber: BMKG)

Prinsip gaya gempa:

F=m.a

Gaya gempa pada elemen struktur:

- gaya horisontal - deformasi

- gaya vertikal

Deformasi:
- deformasi lentur
deformasi torsi - deformasi geser
deformasi guling -

POKOK-POKOK PERANCANGAN

Massa bangunan

- Berat massa bangunan diusahakan atau harus seringan mungkin.

Kurangi

penonjolan-penonjolan

yang

berlebihan

atau

tidak

diperlukan, terlebih jika bangunan ini dirancang untuk massa


bangunan tinggi.

Proporsi

atau

perbandingan

ideal

antara

ketinggian

terhadap lebar massa bangunan kurang lebih 4:1

bangunan

POKOK-POKOK PERANCANGAN

Kekakuan

Bangunan harus diberikan kekakuan secukupnya, sehingga gaya inersia


yang terjadi tidak besar.
Optimasi yang ideal adalah gabungan komposisi tidak terlalu kaku dan
tidak terlalu lentur.
Dalam hal ini material struktur, sistem sambungan struktur sangat
berpengaruh terhadap pergerakan massa bangunan.

POKOK-POKOK PERANCANGAN

Redaman

Dalam perkembangan teknologi struktur bangunan tahan gempa telah


digunakan peredam mekanis yaitu berupa peredam dari logam yang
cukup lunak atau sejenis karet.

Kekuatan

Pada prinsipnya struktur diberi kekuatan secukupnya, sehingga akibat


gempa berkekuatan sedang struktur tersebut tetap elastis tanpa
mengalami kerusakan struktur, tetapi kerusakan elemen non-struktural
dapat diterima.

POKOK-POKOK PERANCANGAN

Duktilitas

= kekenyalan, kelenturan, atau keplastisan suatu sistem struktur


Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Sistem sambungan pada elemen struktur vertikal maupun
horizontal;
- Kolom harus lebih kuat dari pada balok sehingga sendi plastis
selalu akan terjadi dalam balok dan tidak pada kolom struktur

Pengaruh Kolom Pendek

Hal ini merupakan variasi dari konfigurasi susunan kolom lemah dan
balok kuat.
Kolom-kolom pendek umumnya akan mengalami keruntuhan geser dan
bukan keruntuhan lentur.
Pemecahannya adalah dengan memisahkan kolom-kolom pendek dari
dinding pengisi atau dinding struktur.

POKOK-POKOK PERANCANGAN

Sifat liat (Thoughness)

- Kombinasi sifat kuat dan duktilitas dari bangunan dinamakan sifat liat
(toughness) dari bangunan.
- Semakin tinggi sifat liat dari bangunan semakin baik perilakunya
terhadap gempa.
- Keliatan sangat dipengaruhi oleh bahan dan jenis struktur bangunan
yang dipakai.

Bentuk Geometri

- Sebaiknya simetrik dalam hal kekakuan, kekuatan, dan pembagian


komposisi massa.
- Hindari konfigurasi massa bangunan yang sulit

POKOK-POKOK PERANCANGAN

Kompatibilitas

Hindari bentuk massa bangunan atau denah yang terlalu panjang =


dilatasi.
Antara massa bangunan tinggi dan podium rendah atau lebar perlu
diberi jarak dan dipisahkan secara ikatan struktural.

Kontinuitas

Hindari tonjolan-tonjolan, lekukan-lekukan, atau set-back pada massa


bangunan yang dirancang.

KESIMPULAN

Arsitek perlu tidak melupakan prinsip-prinsip struktur tahan gempa


hanya demi estetika semata

Perlu adanya koordinasi lebih antara arsitek dengan ahli struktur


dalam pengambilan keputusan yang menyangkut nilai ekonomis
maupun struktur bangunan.

Banyak

dijumpai

bangunan-bangunan

tinggi

saat

ini

yang

mengabaikan point-point yang telah dijelaskan di atas dan akhirnya


harus membayar mahal struktur untuk menutupi kelemahan struktur

Diperlukan disiplin ilmu yang tinggi dalam pengawasan atau kontrol


di

lapangan

terhadap

desain-desain

bangunan

yang

kurang

memperhatikan peraturan bangunan tahan gempa yang berlaku di


Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai