JENGA
OLEH:
MARCELIUS CENDANA
(315130159)
LATAR BELAKANG
Adanya perbedaan standar pada tiap negara untuk suatu produk
atau jasa yang sama, seringkali menyebabkan masalah antar satu pihak
dengan pihak lainnya.
Oleh karena itu, diperlukan adanya sebuah sistem yang mengatur
kesamaan atau penyesuaian dengan pedoman yang telah ditetapkan
sebelumnya. dalam hal ini adalah sebuah standardisasi.
Standardisasi yang tujuannya memberi keuntungan, namun juga
tidak lepas dari adanya kerugian. Dalam arsitektur, kerugian atau
pengaruh negatif yang didapat adalah sebuah kemonotonan yang
didasari oleh subyektifitas manusia (kebosanan/kejenuhan).
Standardisasi tidak bisa dihindari sehingga harus ada solusi
menanggulangi kemonotonan di tengah kondisi penuh standarisasi.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu standardisasi?
2. Apa pengaruh dari adanya standardisasi dalam arsitektur?
3. Bagaimana seharusnya sikap perancang dalam menghadapi
standardisasi?
4. Apa yang dimaksud dengan arsitektur jenga?
Dari
kata
standar
muncul
kata
Ukuran
Kualitas
Definisi
yang
berkepentingan
Pemerintah, 2000).
(Peraturan
dibakukan
bentuk
geometri
sederhana
dengan
banyak
pengulangan-
Solusi
yang
dapat
dibuat
adalah
untuk
disederhanakan,
sehingga
ARSITEKTUR JENGA
Jenga merupakan sejenis permainan yang terdiri atas 58
buah balok yang disusun menjadi menara dengan cara
menumpuk balok-balok sampai 18 susun dan diharuskan
untuk tidak membuatnya runtuh.
para
arsitek
dan
perancang
bangunan.
Mereka
Gedung
ataupun
rumah
yang
terinspirasi
dari
jenga
memang
biaya
yang
minimum
(meskipun
entah
akan
terlihat
lagi
memiliki
ukuran
dan
bentuk
memberikan
disusun
menciptakan
pada fasadnya.
visual
twist
yang
agar
menarik
Interlace, Singapura
Bangunan ini terdiri dari tumpukan
beton, tapi ketika dilihat dari dekat,
bangunan dibuat menakjubkan yang
sangat monumental. Susunan balok ini
dibuat saling menyilang dan dibuat
roof garden di atasnya.
penyelesaian
desain
yang
bersifat
modular
dan
KESIMPULAN
Standardisasi memberikan banyak manfaat baik dalam arsitektur, namun
juga di sisi lain memberikan pengaruh negatif yaitu kemonotonan.
Kemonotonan menjadi isu yang muncul ketika berbicara mengenai
standarisasi. Kemonotonan ini bersifat subyektif karena tidak lepas dari
sifat kejenuhan / kebosanan seseorang. Namun bukan berarti standarisasi
mengikat daya kreativitas untuk membangun.
Dalam hal ini, arsitektur jenga hadir sebagai salah satu solusi yang belum
cukup menjanjikan, karena jika dikaji lebih dalam, arsitektur jenga ini
hanya mengalihkan kemonotonan ke bentuk yang lebih menarik tapi
bersifat sementara, karena monoton masih ditonjolkan dalam bentuk
penyelesaian desain. Standarisasi tidak bisa dihindari sehingga harus ada
solusi menanggulangi kemonotonan di tengah kondisi penuh standarisasi.
SARAN
Belum ada solusi yang menjanjikan untuk mengatasi kemonotonan pada
bangunan, sehingga sampai saat ini masih membahas bagaimana solusi
yang dapat menyelesaikan masalah ini. Sebagai arsitek, menanggapi
standardisasi ini, keberanian untuk mencoba dan usaha untuk menggali
kreativitas di tengah ketiga solusi tersebutlah yang menjadi kunci yang
ingin dilatih dalam menyelasaikan masalah kemonotonan.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki,
Sulistyo.
2016.
Standard
dan
Standardisasi.
2016.
Apartemen
Berkonsep
Jenga.
https://www.scribd.com/doc/312363481/Apartemen-Berkonsep-Jenga
diakses pada 26 Mei 2016
Wikipedia. 2016. Standar. https://id.wikipedia.org/wiki/Standar diakses
pada 25 Mei 2016
THANK
YOU
for
your attention