Anda di halaman 1dari 11

UJIAN AKHIR SEMESTER

DESIGN THINKING DAN INOVASI KORPORAT

INOVASI KORPORASI MELALUI PENDEKATAN DESIGN THINKING

Dosen:

Asep Taryana S.TP., M.M.

Disusun oleh:

Muhammad Daffa Ghazali (K150122169)

E86

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH BISNIS


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2023
Inovasi Korporasi dengan Pendekatan Design Thinking

Abstrak

Makalah ini mengeksplorasi peran penting pendekatan Design Thinking dalam mendorong
inovasi korporasi yang responsif terhadap perubahan pasar. Dengan fokus pada pemahaman
mendalam terhadap kebutuhan pengguna dan pemecahan masalah kreatif, Design Thinking
dianggap sebagai landasan yang efektif untuk menciptakan inovasi berkelanjutan. Melalui
studi kasus dan analisis, makalah ini menggambarkan bagaimana perusahaan-perusahaan
terkemuka berhasil menerapkan Design Thinking dalam strategi inovasi mereka, sambil
menyoroti peran kepemimpinan, budaya organisasi, dan kerja sama lintas-fungsi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adopsi Design Thinking dapat meningkatkan tingkat inovasi
perusahaan, mendukung kepuasan pelanggan, dan memastikan kelangsungan bisnis di tengah
dinamika pasar yang terus berkembang.

Kata kunci: Inovasi korporasi, Design thinking, Responsif terhadap Pasar, Strategi Inovasi

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Inovasi korporasi memiliki peran sentral dalam menjaga kelangsungan dan daya saing
perusahaan di era bisnis yang senantiasa berubah. Melibatkan pengembangan produk,
layanan, dan transformasi budaya organisasi, inovasi menjadi kunci utama bagi
perusahaan modern yang berusaha tidak hanya mengikuti, tetapi juga memimpin tren
baru yang relevan di pasar yang dinamis. Pentingnya inovasi korporasi sebagai daya
penggerak pertumbuhan semakin terasa, terutama dengan berbagai perubahan dalam
kebutuhan konsumen, kemajuan teknologi, dan ketatnya persaingan pasar. Inovasi tidak
hanya melibatkan produk atau layanan baru, melainkan juga mengubah paradigma
berpikir, cara kerja, dan interaksi dengan pelanggan di seluruh organisasi.

Dalam menghadapi kompleksitas perubahan pasar, pendekatan Design Thinking


muncul sebagai metode inovatif yang kritis. Lebih dari sekadar proses desain, Design
Thinking adalah filosofi yang mendorong pemahaman mendalam terhadap kebutuhan
pengguna, di mana kegagalan bukanlah ancaman, tetapi jalan untuk pembelajaran lebih
lanjut. Melalui observasi, pemikiran kritis, umpan balik, representasi visual, kreativitas,
pemecahan masalah, dan penciptaan nilai, praktisi Design Thinking dapat
mengidentifikasi peluang yang ada dan menerapkannya dalam konteks bisnis (J Stewart
Black, 2019).

Keunggulan kompetitif kini lebih banyak ditentukan oleh responsivitas terhadap


perubahan pasar. Perusahaan yang mampu merespons cepat terhadap perubahan
kebutuhan pelanggan dan tren industri dapat mempertahankan daya saingnya. Design
Thinking memberikan kerangka kerja yang memungkinkan perusahaan untuk lebih
adaptif, mengintegrasikan umpan balik pelanggan, dan menciptakan solusi yang sesuai
dengan kebutuhan pasar.

Sebagai strategi inovasi yang berkelanjutan, Design Thinking tidak hanya menciptakan
produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi juga membentuk
budaya inovasi yang memungkinkan perusahaan untuk terus menghadapi perubahan
dengan kreativitas dan keberanian. Dengan fokus pada penelitian ini, kami bertujuan
untuk mendalami implementasi Design Thinking sebagai strategi inovasi korporasi,
mengeksplorasi dampaknya terhadap responsivitas terhadap pasar, dan menyelidiki
bagaimana perusahaan dapat mengintegrasikan pendekatan ini dalam strategi inovasi
mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

1.2 Tujuan Makalah

Tujuan dari makalah ini yaitu menjelajahi serta menganalisis bagaimana penerapan
design thinking dapat meningkatkan proses inovasi dalam lingkungan korporasi.
Terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui makalah ini mencakup:

a) Menganalisis Konsep Inovasi Korporas


Menguraikan konsep inovasi korporasi dan mengidentifikasi pentingnya inovasi
dalam meningkatkan daya saing perusahaan di era bisnis yang cepat berubah.

b) Menjelaskan Prinsip Dasar Design Thinking


Mendefinisikan prinsip dasar design thinking sebagai suatu pendekatan yang
berorientasi pada pengguna, kreativitas, dan pemecahan masalah secara holistik.
Menyoroti relevansinya dalam konteks korporasi.

c) Meneliti Keberhasilan Implementasi Design Thinking


Melakukan studi literatur dan analisis kasus untuk meneliti keberhasilan
perusahaan-perusahaan tertentu dalam menerapkan design thinking dalam proses
inovasi korporasi mereka.

d) Mengidentifikasi Tantangan dan Peluang


Mengidentifikasi tantangan yang mungkin dihadapi oleh organisasi dalam
menerapkan design thinking, sekaligus menyoroti peluang dan manfaat yang dapat
diperoleh melalui pendekatan ini.

e) Memberikan Panduan Implementasi


Menyajikan panduan praktis untuk implementasi design thinking dalam konteks
korporasi, termasuk langkah-langkah konkrit, pengelolaan perubahan, dan
integrasi design thinking ke dalam budaya organisasi.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, diharapkan makalah ini dapat memberikan


pandangan yang komprehensif dan inspiratif terkait inovasi korporasi melalui
pendekatan design thinking, serta memberikan arahan praktis bagi perusahaan yang
berkeinginan untuk meningkatkan kapabilitas inovatif mereka.

2. Teori dan Konsep

2.1 Design Thinking

Design Thinking adalah pendekatan kreatif dalam memecahkan masalah yang berpusat
pada kebutuhan pengguna. Design thinking didefinisikan sebagai proses pemikiran,
kemampuan berpikir, inovasi atau proses pengembangan produk baru, alat pemecahan
masalah, dan panduan langkah demi Langkah untuk sebuah inovasi. Semua
pengembangan ini tampaknya memiliki satu kesamaan, design thinking membantu
dalam berurusan dengan inovasi (Carr, 2010). Teori utamanya melibatkan
pengembangan empati, pemahaman mendalam terhadap pengguna akhir, dan definisi
masalah yang jelas sebelum mencari solusi. Hal ini sejalan dengan Brown (2009) yang
mengatakan bahwa design thinking diperlukan dalam perusahaan untuk memecahkan
masalah, sehingga dapat dikatakan bahwa design thinking sangat diperlukan dalam
keberlanjutan suatu bisnis yaitu dengan mengimplementasikan design thinking untuk
menciptakan keberlanjutan suatu bisnis. Proses ideasi kreatif diterapkan untuk
menghasilkan beragam gagasan tanpa pembatasan awal, sementara prototyping
memungkinkan pengujian cepat untuk memahami kelebihan dan kekurangan solusi.
Melalui iterasi dan pengembangan berkelanjutan, desain yang lebih baik terbentuk
berdasarkan umpan balik dari pengguna, memungkinkan perbaikan dan optimalisasi
terus-menerus. Design Thinking bukan hanya tentang desain produk fisik, melainkan
juga berlaku untuk desain layanan, pengalaman pengguna, dan inovasi secara umum.
Pendekatan ini menekankan pada fleksibilitas dan adaptabilitas, menciptakan solusi
inovatif yang sesuai dengan kebutuhan sebenarnya. Design thinking melibatkan tiga
kriteria utama yang harus terpenuhi agar sebuah ide dianggap ideal. Jika ide tersebut
memenuhi ketiga kriteria ini, maka dapat dianggap sebagai solusi yang optimal.
Sebaliknya, jika terdapat kelalaian dalam memenuhi salah satu dari kriteria tersebut,
ide tersebut berisiko tinggi dan dapat menimbulkan biaya yang signifikan.

Gambar 2.1 Tiga Kriteria Design Thinking


Sumber: (Aji, 2018)

Dari deskripsi Tim Brown, kita bisa melihat bahwa inovasi (produk atau layanan)
akan berhasil bila memenuhi tiga kriteria berikut (Aji, 2018):
a) Desirability: produknya benar-benar dibutuhkan dan diinginkan oleh orangorang.
b) Feasibility: kita mampu membuatnya dengan sumber daya yang ada.
c) Viability: secara bisnis menguntungkan.
Dalam design thinking yang terutama yaitu tentang membangun inovator yang dapat
menggunakan paradigma design thinking untuk mengubah ide menjadi kenyataan,
untuk transformasi organisasi, dan untuk mengubah semua aspek kehidupan (H.
Plattner, 2015).

2.2 Inovasi dan Korporasi


Inovasi korporasi merupakan suatu pendekatan strategis yang menggabungkan ide,
teknologi, dan sumber daya dengan tujuan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.
Dalam teori ini, ditekankan pentingnya budaya inovasi yang memfasilitasi kreativitas,
menganggap kegagalan sebagai peluang belajar, dan menerima ide-ide baru dengan
terbuka. Proses inovasi yang terstruktur, dari identifikasi masalah hingga implementasi
solusi, merupakan langkah krusial dalam mencapai kesuksesan inovasi. Pemantauan
lingkungan eksternal, manajemen portofolio inovasi, dan pendekatan terbuka menjadi
konsep-konsep yang penting dalam memandu perusahaan mencapai keunggulan
inovatif. Fokus pada pemecahan masalah pelanggan juga menjadi elemen kunci, di
mana inovasi yang sukses diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
lebih baik. Melalui integrasi holistik dari teori dan konsep ini, perusahaan dapat
membentuk lingkungan yang merangsang kreativitas, meningkatkan daya saing, dan
memastikan pertumbuhan jangka panjang.

3. Metodologi Penelitian

Studi ini akan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan fokus pada
eksplorasi mendalam terkait inovasi korporasi melalui pendekatan Design Thinking.
Berikut adalah langkah-langkah metode penelitian yang akan diambil:

1) Studi Literatur
Melakukan review literatur terperinci untuk memahami landasan konseptual
inovasi korporasi dan konsep Design Thinking. Penelitian ini akan mencakup studi-
studi kasus, artikel ilmiah, dan literatur terkait lainnya untuk memahami dampak,
keberhasilan, dan tantangan implementasi Design Thinking dalam konteks inovasi
korporasi.

2) Studi Kasus
Melakukan studi kasus mendalam pada perusahaan-perusahaan yang telah berhasil
menerapkan Design Thinking dalam strategi inovasi korporasi. Ini akan melibatkan
wawancara dengan pemimpin perusahaan, pengamat industri, dan praktisi Design
Thinking untuk memahami pengalaman langsung mereka dalam mengadopsi
pendekatan ini.

3) Analisis Data
Menganalisis data kualitatif yang dikumpulkan dari studi literatur, studi kasus,
wawancara, dan observasi. Analisis ini akan melibatkan pengelompokan temuan-
temuan kunci, identifikasi pola, dan pembentukan kerangka konseptual yang
mendukung temuan penelitian.

4) Validasi Hasil
Melibatkan pemangku kepentingan kunci dalam proses validasi hasil penelitian.
Memastikan bahwa temuan dan interpretasi data mencerminkan pengalaman dan
pandangan yang akurat dari pihak terlibat.

Dengan menggabungkan metode-metode ini, studi ini bertujuan untuk memberikan


pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana inovasi korporasi dapat
ditingkatkan melalui penerapan pendekatan Design Thinking, serta untuk
mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang memengaruhi keberhasilan.
4. Penerapan Design Thinking dalam Inovasi Korporat

Studi Kasus

Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris dan pemahaman mendalam
tentang penerapan Design Thinking dalam inovasi korporasi. Fokusnya yaitu
memberikan gambaran proses inovatif yang melibatkan pemahaman kebutuhan
pengguna, ideation kreatif, prototyping, dan iterasi. Studi ini juga mencari
mengidentifikasi tantangan, menyoroti keberhasilan dan dampak positif pada produk,
proses, dan pengalaman pelanggan. Dengan memberikan panduan praktis, studi kasus
ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi perusahaan lain yang ingin mengadopsi Design
Thinking, sambil mendukung pengambilan keputusan, mendorong pembelajaran
organisasi, dan merangsang penelitian lanjutan di bidang inovasi korporasi.

A. Studi kasus: Implementasi Metode Design Thinking Dalam Inovasi Pengembangan


Produk Kebaya Modern.

a) Latar belakang dan Inovasi Pengembangan

Latar belakang dari penelitian yang dilakukan oleh Silvia Ika Ratnasari pada
tahun 2021 adalah adanya permasalahan dalam pengembangan produk kebaya
di perusahaan Royal Bliss di Blitar. Perusahaan menghadapi tantangan seperti
kurangnya inovasi, kurangnya update produk, kurangnya variasi ukuran, dan
model yang tidak sesuai dengan harapan konsumen. Hal ini menyebabkan
penurunan kepercayaan konsumen dan beralih ke produk lain. Selain itu,
persaingan yang semakin ketat di industri fashion juga menjadi hambatan bagi
perusahaan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, penelitian ini bertujuan untuk


mengimplementasikan metode Design Thinking dalam inovasi pengembangan
produk kebaya modern. Metode ini melibatkan lima fase, yaitu definisi, riset,
interpretasi, ideasi, dan prototyping. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa
konsumen menginginkan kebaya dengan konsep modifikasi kebaya modern
klasik, dengan tema kebaya gamis pesta modern 2in1. Inovasi desain yang
diusulkan adalah kebaya gamis dengan warna soft cream sebagai dress dan tile
border payet untuk bagian outer dengan model kutubaru, serta kombinasi ikat
pinggang lengkap dengan aksen mutiara untuk menambahkan kesan elegan
pada pakaian.

Dengan menggunakan metode Design Thinking, perusahaan berhasil


menciptakan prototype yang mendapat respon positif dari konsumen. Ini
membuktikan bahwa metode ini efektif dalam menyelesaikan tantangan
pengguna melalui produk yang dibangun berdasarkan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Dengan demikian, inovasi pengembangan produk
kebaya modern ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk tetap
bersaing di pasar yang semakin ketat.

b) Implementasi Design Thinking dalam Pengembangan Produk Kebaya Modern


Implementasi Design Thinking dalam inovasi pengembangan produk kebaya
modern dilakukan melalui lima fase, yaitu definisi, riset, interpretasi, ideasi,
dan prototyping. Metode ini melibatkan teknik wawancara semi terstruktur,
observasi, dan dokumentasi dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini,
metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan
pendekatan Design Thinking. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
konsumen menginginkan kebaya dengan konsep modifikasi kebaya modern
klasik, yang menghasilkan inovasi desain berupa kebaya gamis pesta modern
2in1 dengan warna soft cream sebagai dress, tile border payet untuk bagian
outer dengan model kutubaru, dan kombinasi ikat pinggang lengkap dengan
aksen mutiara untuk menambahkan kesan elegan pada pakaian. Setelah
mendapatkan respon positif dari pelanggan dan persetujuan terhadap hasil
prototype, perusahaan dapat memproduksi pakaian siap pakai. Dengan
demikian, implementasi Design Thinking membantu perusahaan dalam
menyelesaikan tantangan pengguna melalui produk yang dibangun
berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen.

B. Studi kasus: Implementasi Design Thinking Untuk Business Sustainability


Perusahaan Distributor Keramik di Surabaya

a) Latar belakang dan Pendekatan Distributor Keramik di Surabaya

Penelitian berjudul "Implementasi Design Thinking Untuk Business


Sustainability Perusahaan Distributor Keramik di Surabaya" oleh Gavrila
Vania Tjiabrata, yang diterbitkan di AGORA Vol. 4, No. 1, (2016). Penelitian
ini membahas mengenai implementasi design thinking untuk meningkatkan
keberlanjutan bisnis perusahaan distributor keramik di Surabaya. Perusahaan
tersebut mengalami kerugian akibat melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap
Dollar Amerika, yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Gubernur Jawa
Barat menyarankan untuk memperkuat industri dalam negeri dan menciptakan
nilai tambah melalui inovasi. Inovasi menurut penelitian dapat dilakukan
dengan menggunakan design thinking yang fokus pada kebutuhan pengguna
dan menciptakan solusi kreatif. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
pelanggan menginginkan adanya sistem pendistribusian produk baru yang
mudah dan cepat, dengan informasi produk baru dapat diakses secara online
dalam waktu maksimal 1x24 jam. Selain itu, perusahaan juga menunjukkan
komitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan, seperti
memberikan tunjangan dan bonus kepada karyawan, serta menjaga dan
menghargai hak asasi manusia. Dokumen ini memberikan wawasan yang
penting mengenai implementasi design thinking untuk mencapai keberlanjutan
bisnis, dengan fokus pada kebutuhan pelanggan, inovasi, dan tanggung jawab
sosial dan lingkungan.

b) Implementasi Design Thinking di Distributor Keramik

Implementasi Design Thinking pada distributor keramik di Surabaya


dilakukan untuk menciptakan keberlanjutan bisnis. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan di
perusahaan tersebut, serta menerapkan design thinking untuk menciptakan
keberlanjutan bisnis. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
deskriptif dengan wawancara semi-terstruktur untuk mengumpulkan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggan menginginkan sistem
pendistribusian produk baru yang cepat dan mudah. Meskipun perusahaan
belum mencapai keberlanjutan ekonomi, namun telah menciptakan
keberlanjutan sosial dan lingkungan. Dengan menggunakan design thinking,
perusahaan diharapkan dapat memecahkan masalah penurunan profit yang
terjadi dan melakukan inovasi sesuai dengan harapan pelanggan untuk
menciptakan keberlanjutan bisnis.

5. Hasil dan Diskusi

A. Hasil Studi Kasus

a) Studi Kasus Kebaya Modern

§ Pendekatan Design Thinking berhasil membawa perubahan positif dalam


pengembangan produk kebaya di Royal Bliss. Pemahaman mendalam
terhadap kebutuhan konsumen melalui metode ini membuka potensi untuk
meningkatkan kinerja bisnis dan mempertahankan posisi perusahaan di pasar
yang kompetitif.

b) Studi Kasus Distributor Keramik

Implementasi design thinking dapat membantu menciptakan business


sustainability dengan inovasi menciptakan nilai tambah bagi pelanggan sesuai
dengan harapan pelanggan, seperti kemudahan dan kecepatan dalam
mendapatkan informasi mengenai produk baru melalui website perusahaan.

§ Pendekatan design thinking dapat membantu menciptakan inovasi dan strategi


bisnis yang memungkinkan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah,
seperti kemudahan dan kecepatan dalam mendapatkan informasi mengenai
produk baru melalui website perusahaan.

§ Meskipun implementasi design thinking belum menciptakan economic


sustainability yang diukur dari penurunan penjualan, profit, Return on
Investment, dan arus moneter, namun perusahaan terbukti menciptakan social
sustainability dan environmental sustainability.

§ Design thinking juga memungkinkan perusahaan untuk melakukan product


responsibility melalui website online, seperti menerima pertanyaan, komplain,
dan pengajuan retur produk secara online, yang dapat menciptakan social
sustainability bagi perusahaan.

B. Diskusi

Pengaruh Design Thinking pada inovasi korporat tergambar secara signifikan


melalui dua studi kasus yang berfokus pada industri yang berbeda. Dalam Studi
Kasus Kebaya Modern di Royal Bliss, pendekatan Design Thinking mampu
mengubah paradigma pengembangan produk kebaya dengan menempatkan
konsumen sebagai fokus utama. Pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pasar
melalui lima fase Design Thinking menghasilkan inovasi desain yang tidak hanya
memenuhi harapan konsumen tetapi juga meningkatkan daya saing perusahaan di
pasar fashion yang kompetitif. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa Design
Thinking memiliki pengaruh positif dalam menciptakan solusi yang relevan dan
responsif terhadap pasar.

Di sisi lain, Studi Kasus Distributor Keramik menyoroti pengaruh Design Thinking
dalam menciptakan business sustainability. Meskipun belum mencapai economic
sustainability sepenuhnya, implementasi Design Thinking mampu menciptakan
social sustainability dan environmental sustainability. Pendekatan ini
memungkinkan perusahaan distributor keramik untuk meningkatkan keterlibatan
pelanggan melalui website, memberikan kemudahan dalam mendapatkan
informasi produk, dan menyediakan platform untuk interaksi pelanggan secara
online. Meskipun perlu perhatian lebih lanjut terkait peningkatan aspek ekonomi,
Design Thinking membuktikan perannya dalam menciptakan nilai tambah bagi
pelanggan dan mendukung keberlanjutan perusahaan melalui strategi bisnis yang
inovatif.

Secara keseluruhan, hasil dari kedua studi kasus ini memberikan gambaran bahwa
Design Thinking bukan hanya metode pengembangan produk, tetapi juga filosofi
yang dapat memperkuat inovasi korporat. Dalam menghadapi dinamika pasar dan
perubahan kebutuhan konsumen, Design Thinking menjadi alat yang efektif untuk
mengarahkan perusahaan menuju solusi yang tidak hanya kreatif tetapi juga
memahami secara mendalam konteks pengguna dan keberlanjutan bisnis.

6. Kesimpulan

Design Thinking telah membuktikan diri sebagai pendekatan yang sangat efektif dalam
mendorong inovasi korporasi dengan menempatkan pengguna di pusat proses kreatif.
Dua studi kasus yang diamati, yakni pengembangan produk kebaya di Royal Bliss dan
implementasi Design Thinking pada distributor keramik, menggambarkan bahwa
Design Thinking bukan sekadar metode, tetapi juga filosofi yang mempromosikan
pemahaman mendalam terhadap kebutuhan konsumen dan nilai tambah bagi
perusahaan.

Dalam pengembangan produk kebaya, Design Thinking membawa perubahan positif


dengan merespons secara aktif keinginan dan kebutuhan konsumen. Pemahaman
mendalam terhadap pasar memungkinkan perusahaan menciptakan inovasi desain yang
tidak hanya memenuhi harapan tetapi juga meningkatkan daya saing. Di sisi lain, pada
distributor keramik, Design Thinking menciptakan business sustainability dengan fokus
pada nilai tambah bagi pelanggan. Meskipun tantangan ekonomi belum sepenuhnya
teratasi, pendekatan ini telah membuktikan kemampuannya menciptakan social
sustainability dan environmental sustainability melalui interaksi pelanggan online.

Keseluruhan, Design Thinking memberikan landasan untuk inovasi yang berkelanjutan,


memastikan bahwa perusahaan memahami konteks pengguna, merespons perubahan
pasar dengan cepat, dan menciptakan produk atau layanan yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Keberhasilan Design Thinking dalam meningkatkan kreativitas,
meminimalkan risiko, dan meningkatkan efektivitas bisnis menegaskan perannya yang
penting dalam membentuk masa depan inovatif dan berkelanjutan bagi perusahaan di
era ketidakpastian dan kompleksitas ini.
DAFTAR PUSTAKA

J Stewart Black, e. a. (2019). Design Thinking. In Organizational Behavior.

Carr, S. D., Halliday, A., King, A. C., Liedtka, J. & Lockwood, T. (2010) The Influence
of Design Thinking in Business : Some Preliminary Observations. Design Management
Review, 21, 58 63.

Brown, T. (2009). Change by design. New York: Harper Collins.

Aji, D. (2018, January 28). Design Thinking: Tiga Kriteria Inovasi Berkesinambungan.
From https://darmawanaji.com/design-thinking-tiga-kriteria-
inovasiberkesinambungan/

H. Plattner, C. M. (2015). Design Thinking Research. Standford: Springer: Building


Innovation.

Anda mungkin juga menyukai