Dosen:
Disusun oleh:
E86
Abstrak
Makalah ini mengeksplorasi peran penting pendekatan Design Thinking dalam mendorong
inovasi korporasi yang responsif terhadap perubahan pasar. Dengan fokus pada pemahaman
mendalam terhadap kebutuhan pengguna dan pemecahan masalah kreatif, Design Thinking
dianggap sebagai landasan yang efektif untuk menciptakan inovasi berkelanjutan. Melalui
studi kasus dan analisis, makalah ini menggambarkan bagaimana perusahaan-perusahaan
terkemuka berhasil menerapkan Design Thinking dalam strategi inovasi mereka, sambil
menyoroti peran kepemimpinan, budaya organisasi, dan kerja sama lintas-fungsi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adopsi Design Thinking dapat meningkatkan tingkat inovasi
perusahaan, mendukung kepuasan pelanggan, dan memastikan kelangsungan bisnis di tengah
dinamika pasar yang terus berkembang.
Kata kunci: Inovasi korporasi, Design thinking, Responsif terhadap Pasar, Strategi Inovasi
1. Pendahuluan
Inovasi korporasi memiliki peran sentral dalam menjaga kelangsungan dan daya saing
perusahaan di era bisnis yang senantiasa berubah. Melibatkan pengembangan produk,
layanan, dan transformasi budaya organisasi, inovasi menjadi kunci utama bagi
perusahaan modern yang berusaha tidak hanya mengikuti, tetapi juga memimpin tren
baru yang relevan di pasar yang dinamis. Pentingnya inovasi korporasi sebagai daya
penggerak pertumbuhan semakin terasa, terutama dengan berbagai perubahan dalam
kebutuhan konsumen, kemajuan teknologi, dan ketatnya persaingan pasar. Inovasi tidak
hanya melibatkan produk atau layanan baru, melainkan juga mengubah paradigma
berpikir, cara kerja, dan interaksi dengan pelanggan di seluruh organisasi.
Sebagai strategi inovasi yang berkelanjutan, Design Thinking tidak hanya menciptakan
produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi juga membentuk
budaya inovasi yang memungkinkan perusahaan untuk terus menghadapi perubahan
dengan kreativitas dan keberanian. Dengan fokus pada penelitian ini, kami bertujuan
untuk mendalami implementasi Design Thinking sebagai strategi inovasi korporasi,
mengeksplorasi dampaknya terhadap responsivitas terhadap pasar, dan menyelidiki
bagaimana perusahaan dapat mengintegrasikan pendekatan ini dalam strategi inovasi
mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Tujuan dari makalah ini yaitu menjelajahi serta menganalisis bagaimana penerapan
design thinking dapat meningkatkan proses inovasi dalam lingkungan korporasi.
Terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui makalah ini mencakup:
Design Thinking adalah pendekatan kreatif dalam memecahkan masalah yang berpusat
pada kebutuhan pengguna. Design thinking didefinisikan sebagai proses pemikiran,
kemampuan berpikir, inovasi atau proses pengembangan produk baru, alat pemecahan
masalah, dan panduan langkah demi Langkah untuk sebuah inovasi. Semua
pengembangan ini tampaknya memiliki satu kesamaan, design thinking membantu
dalam berurusan dengan inovasi (Carr, 2010). Teori utamanya melibatkan
pengembangan empati, pemahaman mendalam terhadap pengguna akhir, dan definisi
masalah yang jelas sebelum mencari solusi. Hal ini sejalan dengan Brown (2009) yang
mengatakan bahwa design thinking diperlukan dalam perusahaan untuk memecahkan
masalah, sehingga dapat dikatakan bahwa design thinking sangat diperlukan dalam
keberlanjutan suatu bisnis yaitu dengan mengimplementasikan design thinking untuk
menciptakan keberlanjutan suatu bisnis. Proses ideasi kreatif diterapkan untuk
menghasilkan beragam gagasan tanpa pembatasan awal, sementara prototyping
memungkinkan pengujian cepat untuk memahami kelebihan dan kekurangan solusi.
Melalui iterasi dan pengembangan berkelanjutan, desain yang lebih baik terbentuk
berdasarkan umpan balik dari pengguna, memungkinkan perbaikan dan optimalisasi
terus-menerus. Design Thinking bukan hanya tentang desain produk fisik, melainkan
juga berlaku untuk desain layanan, pengalaman pengguna, dan inovasi secara umum.
Pendekatan ini menekankan pada fleksibilitas dan adaptabilitas, menciptakan solusi
inovatif yang sesuai dengan kebutuhan sebenarnya. Design thinking melibatkan tiga
kriteria utama yang harus terpenuhi agar sebuah ide dianggap ideal. Jika ide tersebut
memenuhi ketiga kriteria ini, maka dapat dianggap sebagai solusi yang optimal.
Sebaliknya, jika terdapat kelalaian dalam memenuhi salah satu dari kriteria tersebut,
ide tersebut berisiko tinggi dan dapat menimbulkan biaya yang signifikan.
Dari deskripsi Tim Brown, kita bisa melihat bahwa inovasi (produk atau layanan)
akan berhasil bila memenuhi tiga kriteria berikut (Aji, 2018):
a) Desirability: produknya benar-benar dibutuhkan dan diinginkan oleh orangorang.
b) Feasibility: kita mampu membuatnya dengan sumber daya yang ada.
c) Viability: secara bisnis menguntungkan.
Dalam design thinking yang terutama yaitu tentang membangun inovator yang dapat
menggunakan paradigma design thinking untuk mengubah ide menjadi kenyataan,
untuk transformasi organisasi, dan untuk mengubah semua aspek kehidupan (H.
Plattner, 2015).
3. Metodologi Penelitian
Studi ini akan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan fokus pada
eksplorasi mendalam terkait inovasi korporasi melalui pendekatan Design Thinking.
Berikut adalah langkah-langkah metode penelitian yang akan diambil:
1) Studi Literatur
Melakukan review literatur terperinci untuk memahami landasan konseptual
inovasi korporasi dan konsep Design Thinking. Penelitian ini akan mencakup studi-
studi kasus, artikel ilmiah, dan literatur terkait lainnya untuk memahami dampak,
keberhasilan, dan tantangan implementasi Design Thinking dalam konteks inovasi
korporasi.
2) Studi Kasus
Melakukan studi kasus mendalam pada perusahaan-perusahaan yang telah berhasil
menerapkan Design Thinking dalam strategi inovasi korporasi. Ini akan melibatkan
wawancara dengan pemimpin perusahaan, pengamat industri, dan praktisi Design
Thinking untuk memahami pengalaman langsung mereka dalam mengadopsi
pendekatan ini.
3) Analisis Data
Menganalisis data kualitatif yang dikumpulkan dari studi literatur, studi kasus,
wawancara, dan observasi. Analisis ini akan melibatkan pengelompokan temuan-
temuan kunci, identifikasi pola, dan pembentukan kerangka konseptual yang
mendukung temuan penelitian.
4) Validasi Hasil
Melibatkan pemangku kepentingan kunci dalam proses validasi hasil penelitian.
Memastikan bahwa temuan dan interpretasi data mencerminkan pengalaman dan
pandangan yang akurat dari pihak terlibat.
Studi Kasus
Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris dan pemahaman mendalam
tentang penerapan Design Thinking dalam inovasi korporasi. Fokusnya yaitu
memberikan gambaran proses inovatif yang melibatkan pemahaman kebutuhan
pengguna, ideation kreatif, prototyping, dan iterasi. Studi ini juga mencari
mengidentifikasi tantangan, menyoroti keberhasilan dan dampak positif pada produk,
proses, dan pengalaman pelanggan. Dengan memberikan panduan praktis, studi kasus
ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi perusahaan lain yang ingin mengadopsi Design
Thinking, sambil mendukung pengambilan keputusan, mendorong pembelajaran
organisasi, dan merangsang penelitian lanjutan di bidang inovasi korporasi.
Latar belakang dari penelitian yang dilakukan oleh Silvia Ika Ratnasari pada
tahun 2021 adalah adanya permasalahan dalam pengembangan produk kebaya
di perusahaan Royal Bliss di Blitar. Perusahaan menghadapi tantangan seperti
kurangnya inovasi, kurangnya update produk, kurangnya variasi ukuran, dan
model yang tidak sesuai dengan harapan konsumen. Hal ini menyebabkan
penurunan kepercayaan konsumen dan beralih ke produk lain. Selain itu,
persaingan yang semakin ketat di industri fashion juga menjadi hambatan bagi
perusahaan.
B. Diskusi
Di sisi lain, Studi Kasus Distributor Keramik menyoroti pengaruh Design Thinking
dalam menciptakan business sustainability. Meskipun belum mencapai economic
sustainability sepenuhnya, implementasi Design Thinking mampu menciptakan
social sustainability dan environmental sustainability. Pendekatan ini
memungkinkan perusahaan distributor keramik untuk meningkatkan keterlibatan
pelanggan melalui website, memberikan kemudahan dalam mendapatkan
informasi produk, dan menyediakan platform untuk interaksi pelanggan secara
online. Meskipun perlu perhatian lebih lanjut terkait peningkatan aspek ekonomi,
Design Thinking membuktikan perannya dalam menciptakan nilai tambah bagi
pelanggan dan mendukung keberlanjutan perusahaan melalui strategi bisnis yang
inovatif.
Secara keseluruhan, hasil dari kedua studi kasus ini memberikan gambaran bahwa
Design Thinking bukan hanya metode pengembangan produk, tetapi juga filosofi
yang dapat memperkuat inovasi korporat. Dalam menghadapi dinamika pasar dan
perubahan kebutuhan konsumen, Design Thinking menjadi alat yang efektif untuk
mengarahkan perusahaan menuju solusi yang tidak hanya kreatif tetapi juga
memahami secara mendalam konteks pengguna dan keberlanjutan bisnis.
6. Kesimpulan
Design Thinking telah membuktikan diri sebagai pendekatan yang sangat efektif dalam
mendorong inovasi korporasi dengan menempatkan pengguna di pusat proses kreatif.
Dua studi kasus yang diamati, yakni pengembangan produk kebaya di Royal Bliss dan
implementasi Design Thinking pada distributor keramik, menggambarkan bahwa
Design Thinking bukan sekadar metode, tetapi juga filosofi yang mempromosikan
pemahaman mendalam terhadap kebutuhan konsumen dan nilai tambah bagi
perusahaan.
Carr, S. D., Halliday, A., King, A. C., Liedtka, J. & Lockwood, T. (2010) The Influence
of Design Thinking in Business : Some Preliminary Observations. Design Management
Review, 21, 58 63.
Aji, D. (2018, January 28). Design Thinking: Tiga Kriteria Inovasi Berkesinambungan.
From https://darmawanaji.com/design-thinking-tiga-kriteria-
inovasiberkesinambungan/