Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DESIGN THINKING DALAM INOVASI KEWIRAUSAHAAN

Widya Restu Palupi (180153603068)


Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan
Email : widya.restu.1801536@students.um.ac.id

Abstrak : Perkembangan kewirausahaan pada era revolusi industry 4.0 di Indonesia meningkat
pesat, dan menjadi salah satu pengendali perekonomian bangsa. Istilah kewirausahaan sering
dikenal sebagai entrepreneurship pada hakikatnya merupakan bentuk upaya dalam menciptakan
kemakmuran bagi kelompok maupun individu serta mampu bermanfaat bagi masyarkat luas.
Pada bidang kewirausahaan mencakup kreatifitas, inovasi dan juga kejelian dalam memanfaat
peluang yang ada dimasyarakat. Dalam artikel ini akan membahas tentang metode Design
Thinking sebagai salah satu metode dalam menciptakan inovasi kewirausahaan.

PEMBAHASAN
Teori kewirausahaan menurut para ahli
Kewirausahaan merupakan terjemahan dari kata “entrepreneurhip”. Sedangkan
entrepreneur diterjemahkan menjadi wirausahawan yang berasal dari kata bahasa Perancis
“entreprendre” yang berarti ”melakukan” atau ”melaksanakan”. Wirausahawan adalah seseorang
yang mengorganisasikan, mengelola, dan menanggung risiko sebuah usaha. (Lubis, I. S. H.,
2014:1)
Norman M. Scar-borough dan Thomas W. Zimmerer (Frinces, 2010) mengungkapkan bahwa
“An entrepreneur is one who creates a new business in the face if risk and uncertainty for the
purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary
resources to capitalze on those op-portunities”. "Pengusaha adalah orang yang menciptakan
bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai laba dan
pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang dan mengumpulkan sumber daya yang
diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut".
Pada era revolusi industry 4.0 dan seiring berkembangnya zaman, saat ini kita memasuki
era kewirausahaan baru, atau yang sering dikenal sebgai bisnis startup, kegiatan kewirausahaan
ini merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam hal lapangan
pekerjaan. Saat ini antusias masyarakat dalam kegiatan entrepreneur dan banyak yang
mendirikan sebuah bisnis startup, namun masih ada beberapa masyarakat yang masih belum
memahami konsep kewirausahaan (Sanawiri, B. & Iqbal, M. (2018:3).
Masyarakat beranggapan bahwa berwirausaha memiiki kaitan dengan kegiatan praktik
langsung yang hanya dilakukan oleh orang – orang tertentu, sedangkan pada kenyataannya jiwa
kewirausahaan dapat dimiliki oleh setiap orang yang mau berpikir kreatif dan inovatif.
Kewirausahaan didefinisikan sebagai kemampuan dalam berkreasi dari hasil pemikiran kreatif
dalam rangka mewujudkan sebuah inovasi untuk memanfaatkan peluang menuju sebuah
kesuksesan. Proses pemikiran kreatif dan inovatif dapat di awali dengan ide dan pemikiran dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Kreativitas merupakan kemampuan dalam mengengembangkan dan menghubungkan ide
baru dan menemukan cara baru dalam melihat suatu masalah atau peluang. Sedangkan inovasi
merupkan kemampuan dalam menerapkan kreativitas dlam rangka memecahkan suatu masalah
agar dapat menciptakan sesuatu yang baru (Sanawiri, B. & Iqbal, M. (2018:4).
Dapat disimpulkan berwirausaha adalah sebuah upaya dalam menciptakan dan
mengembangkan suatu hal baru serta mencari peluang yang ada disekitar melalui pemikiran yang
kreatif dan inovatif. Thomas W. Zimmerer et al (2005) merumuskan enam manfaat dalam
berwirausaha, sebagai berikut:
1. Memberikan suatu peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib diri sendiri.
2. Memberi peluang untuk melakukan perubahan, seorang wirausaha dapat menemukan
cara maupun solusi dalam menghadapi beberapa masalah dalam perekonomian dan
sosialnya, dengan harapan dapat menjalani kehidupan yang lebih baik.
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri secara optimal : menciptakan dan
mengembangkan usaha milik sendiri akan memberikan kekuasaan, kebangkitan spiritual
dan membuat wirausahawan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan secara optimal.
5. Memiliki peluang untuk ikut berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya di lingkungan masyarakat.
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa senang
dalam mengerjakannya.
Konsep, teori dan prosedur dalam metode Design Thinking
Design Thinking merupakan suatu metode pendekatan dalam berbagai proses mencari
sebuah solusi untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada di masyarakat. Metode Design
Thinking akan banyak mempengaruhi dalam mengambi sebuah keputusan yang akan
menciptakan ide – ide baru yang inovatif. Metode ini dianggap fleksibel karena dapat digunakan
dalam berbagai bidang yang berkompetensi.
Design Thinking merupakan sebuah disiplin yang menggunaka sensibilitas desainer dan
metode untuk mencocokkan kebutuhan masyarakat dengan apa yang secara teknologi layak dan
menurut strategi bisnis dapat diubah menjadi nilai pelanggan dan peluang pasar (Brown, 2013:2).
Terdpat tiga proses dalam design thinking, diantaranya :
1. Inspirasi, situasi dan kondisi disekitar yang mampu memotivasi untuk mencari
sebuah solusi.
2. Ideasi, adalah proses menghasilkan, mengembangkan dan menguji ide atau
gagasan yang memuat sebuah solusi
3. Implementasi, sebuah proses merencanakan hasil dari solusi ke pasar.
Design Thinking merupakan pola pemikiran dari kaca mata desainer dalam memecahkan
masalah dengan pendekatan yang berpusat pada manusia (human centered). Di beberapa Negara,
Design Thinking telah dikembangkan dalam berbagai bidang seperti dunia bisnis, pengembangan
produk, sosial, budaya keputusan politik, dan juga pendidikan serta kebijakan hingga berbagai
strategi jangka pendek dan jangka panjang. Design thinking mengkolaboraskan proses – proses
secara sistematis yang berpusat pada manusia sebagai penggunanya melalui proses terencana
sehingga menghasilkan perubahan perilaku dan kondisis sesuai harapan. Terdapat empat pilar
dalam Design Thinking, yaitu pilar keseimbangan, kerangka berpikir, penggunaan alat atau
toolkits dan pola pendekatan (Glinski,2012)
Metode Design thinking, dikenal sebagai suatu proses berpikir komprehensif yang
memiliki konsentras dalam menciptakan sebuah solusi yang diawali dengan proses empati
terhadap suatu kebutuhan tertentu yang berpusat pada manusia (human centered) menuju suatu
inovasi berkelanjutan berdasarkan kebutuhan. Dalam perkembangannya metode Design Thinking
memiliki lima tahapan, sebagai berikut :
Gambar 1. Diagram tahapan dalam metode design thinking
Sumber : Plattner 2010
Tahapan Design Thinking dimulai dari Emphatize (empati) merupakan inti dari proses
dalam merancang sebuah inovasi yang berpusat pada manusia (human centered), metode ini
dilakukan untuk memahami pengguna dalam konteks inovasi yang dirancang. Tahapan ini
dilakukan dengan observasi, wawancara daan gabungan dari keduanya. Tahap yang kedua,
Define (penetapan) merupakan proses dalam memahami dan menganalisis berbagai informasi
yang telah diketahui dari melakukan tahapan pertama, hal ini bertujuan untuk menentukan pokok
permasalahan sebagai point utama dalam penelitian. Dari kedua tahapan tersebut akan
menghasilkan keuntuntungan yaitu pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengguna
produk. Gagasan atau ide akan tercipta sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan keinginana
pengguna. Proses Design Thinking dapat mendorong seseorang berperan aktif dan memiliki
pemikiran terbuka sehingga dapat berkontribusi secara optimal. Hal tersebut dapat menciptakan
sebuah gagasan – gagasan baru yang dapat menjadi sebuah inovasi dalam suatu produk.
Tahap yang ketiga yaitu Ideate (ide) merupakan proses transisi dari rumusan masaah
menuju penyelesaian masalah, dalam proses ini akan lebih berkonsentrasi terhadap permasalahan
untuk mengahasilkan sebuah gagasan sebagai landasan dalam membuat prototype atau
rancangan yang akan dibuat. Dalam tahapan ini dapat menambahkan beberapa alternative
sebagai pemantapan sebuah gagasan atau ide sehingga solusi yang dihasilkan dapat sesuai
dengan kebutuhan pengguna produk. Selain itu, alternatif pilihan juga menjadi jembatan
penghubung design thinking dengan proses selanjutnya agar lebih memuaskan.
Tahap keempat yaitu Prototype (prototipe) merupakan rancangan awal suatu produk yang
akan dibuat untuk mendeteksi kesalahan sejak dini dan memperoleh berbagai kemungkinan baru.
Dalam artian tahapan ini memproses sebuah ide yang ada menjadi Rapid Prototyping (RP).
Rapid prototyping dapat didefinisikan sebagai metode yang digunakan dalam membeuat model
berskala, mulai dari bagian – bagian produk (part) hingga proses perakitan produk (assembly).
Setelah rancangan awal dibuat maka akan dilakukan proses uji coba kepada penggun untuk
memperoleh sebuah respon atau umpan balik dengan tujuan dapat menyempurnakan kembali
hasil dari sebuah produk tersebut.
Tahapan yang terakhir yaitu Test (uji coba atau pengujian) merupakan proses untuk
mengumpulkan berbagai respon dari seluruh pengguna saat menggunakan produk dengan
formulasi rancangan terakhir yang telah dirumuskan pada tahap prototype sebelumnya. Proses ini
merupakan tahpa terakhir namun memiliki sifat life cycle sehingga mungkin saja terjadi
pengulangan dan kembali pada tahap perancangan sebelumnya jika terajdi sebuah kesalahan
(Brown & Katz, 2009:2).
KESIMPULAN
Metode Design Thinking dapat membantu proses inovasi dalam berwirausaha, jika
dilakukan secara tepat maka hasil dari Design Thinking dapat menjadi produk yang bermanfaat
bagi masyarakat. Dengan adanya Design Thinking, proses penyusunan dan penacrain solusi
menajdi lebih mudah, transparan, terstruktur dan dapat mengingkatkan efektifitas konsultasi.
Metode desain thinking juga dapat digunakan dalam perancangan produk dan mengembangkan
proses lainnya di berbagai bidang, seperti dalam bidang politik, sosial, bisnis, dan dapat
membantu mengembangkan pola pembelajaran kreatif yang berbasis kompetensi.
Sumber Rujukan
Antonites, A. J. (2005). An action learning approach to entrepreneurial creativity, innovation
and opportunity finding (Doctoral dissertation, University of Pretoria).
Lubis, I. S. H. (2014). Perkembangan Konsep Kewirausahaan.
Razi, A. A., Mutiaz, I. R., & Setiawan, P. (2018). Penerapan Metode Design Thinking Pada
Model Perancangan Ui/Ux Aplikasi Penanganan Laporan Kehilangan Dan Temuan Barang
Tercecer. Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain Dan Periklanan (Demandia), 3(02),
219-237.
Sanawiri, B., & Iqbal, M. (2018). Kewirausahaan. Universitas Brawijaya Press.
Plattner, H., 2010. An Introduction to Design Thinking Process Guide, Stanford: Institute of
Design at Stanford.
Purnomo, D. (2013). Konsep design thinking bagi pengembangan rencana program dan
pembelajaran kreatif dalam kurikulum berbasis kompetensi. In KonferensiNasional “Inovasi dan
Technopreneurship”. IPB International Convention Center (pp. 1-6).
Zaki, A., & Sukoco, I. (2019). Penggunaan Design Thinking Pada Perusahaan Konsultan Indie
Labtek Bandung. AdBispreneur: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan
Kewirausahaan, 3(2), 123-129.
Saragih, R. (2017). Membangun usaha kreatif, inovatif dan bermanfaat melalui penerapan
kewirausahaan sosial. Jurnal Kewirausahaan, 3(2), 26-34.

Anda mungkin juga menyukai