Anda di halaman 1dari 8

A.

PENGERTIAN DESIGN THINGKING

Design Thingking merupakan alat yang digunakan dalam problem solving,

problem design, hingga problem forming. Tidak hanya untuk menyelesaikan

permasalahan, namun juga untuk membentuk dan merancang suatu

permasalahan. Dalam prosesnya desgn thingking bersifat human centered atau

berpusat pada manusia. Setiap proses dalam design thingking berasal dan

ditujukan kepada manusia. Atau dalam konteks inovasi bisnis adalah pelanggan

dan konsumen yang merupakan pengguna akhir dari produk dan jasa yang

dihasilkan.

Kuncu prosesnya dalah berempati dengan user atau pengguna (dalam inovasi

bisnis adalah pelanggan atau konsumen akhir) untuk menemukan kebutuhan

yang tidak terpenuhidengan memahami keyakinan, nilai, motivasi, perilaku,

kendala, keuntungan dan tantangan. Selain itu juga untuk memberikan konsep

solusi inovatif.

Dalam buku design thingking for strategic innovation, Idris Motee ( 2013)

menedefiisikan bahwa design thingking adalah suatu pencarian dari

keseimbangan magis antara bisnis dan seni, struktur dan kekacauan, intuisi dan

logis, konsep dan eksekusi, bermain-main dan keseriusan, dan control dan

pemberdayaan. Dalam praktiknya disebutkan bahwa design thingking

merupakan subuah kerangka kerja ntuk mendekatkan yang berpusat pada

manusia untuk melakukan inovasi yang strategis dalam penciptaan nilai di dunia

yang dinamis, atau secara radikal terus berubah.


Banyak orang yang beranggapan memiliki aggapan bahwa sebuah inovasi

merupakan sebuah hasil, bukannya sebuah proses untuk mencapai suatu tujuan.

Perspektif ini membuat kesempatan berhasilnya suatu inovasi menjadi kecil.

Karena kebanyakan orag terpaku pada hasil akhirnya. Padahal inovasi dimulai

dari awal di masing-masing proses, seperti riset, pengembangan, peasaran dan

sebagainya.

Christoph Meinel dan Larry Leifer (2011) menyatakan bahwa filosofi dibalik

munculnya metodologi desain Thingking berawal dari sebuah pertanyaan

mengenai bagaimanacaraberpikir seorang desainer da insinyur dan apa yang

mereka lakukan ketika mereka menciptakan suatu produk, jasa maupun

enterprise. Dari pertanyaan ini kemudian muncul suatu rancangan baru dimana

terdapat alat, aktifitas, dan nilai yang dapat meningkatkan kinerja dalam inovasi

desain dengan skala individu, kelompok, maupun perusahaan.

B. PRINSIP DALAM DESIGN THINGKING

Design thingking menilai bahwa orang-orang yang sedang menghadapi sutu

masalah adalah orang yang memegang kunci jawaban dari masalah mereka.

Nilai dan prinsip-prinsip dasar yang terdapat pada design thingking harus

dipahami dalam menggunakan pendekatan ini lebih lanjut. Berikut ini

merupakan prinsip-prinsip dasar yang menurut Idris Motee (2013):

1. Berorientasi pada tindakan

Berbeda dengan beberapa teori umum yang diajarkan di bangku pendidikan

formal, design thingking lebih mengarah pada pendekatan learning by doing

atau belajar sambil bekerja. Hal ini mendorong kita untuk berinteraksi
langsung pada masyarakat sehingga dapat menemukan hal yang jauh lebih

beragam, seperti menemukan bahwa kepentingan dan kemampuan setiap

inividu berbeda satu sama lain. Bagian terbesar dari desain thingking adalah

melakukan berbagai tindakan dan berani kotor, bukannya duduk di bangku.

2. Terbiasa akan perubahan

Setiap kegitan yang dilakukan akan mudah dikacaukan dan diprovokasi

secara alami, karena desain thingking mengedepankan cara yang baru

dalam melihat suatu permasalahan. Membingkai suatu permasalahan yang

kompleks da isu-isu dengan beragam makna membutuhkan sutu

pendekatan yang terbebas dari dogma organisasional, kode, limitasi, dan

asumsi-asumsi lama. Proses sesain thingking adalah melepaskan cara-cara

konvensional untuk menjelajahi pendekatan barudalam problem solving.

3. Manusia sentries

Segala hal berfokus pada kebutuhan pelanggan atau pengguna akhir.

Termasuk di dalamnya kebutuhan-kebutuhan yang masih belum

terutarakan, belum ditemukan, dan belumdiketahui. Unutk melakukan hal ini,

tim desain tingking melakukan beragam kegiatan yang bersifat

observasional dan teknik riset berbasis mendengarkan untuk mempelajari

kebutuhan-kebutuhan, langkah selanjutnya, dan pencapaian masing-masing

orang secara sistematis.

4. Terintegerasi dengan tujuan masa depan.

Tanpa sebbuah sikap antisipasi dan imajinasi terhadap masa yang akan

datang, maka proses strategic planning sudah mati dan hanyut dibawa arus.
Pandangan terhadap masa depan membuka kesempatan dan mengundang

kita untuk menjelajahi ketidakpastian. Hal ini mendorong kita untuk terbiasa

bekerja dengan ketidakpastian dan mengharapkan kita untuk bertahan dan

mampu berhasil meskipun dengan informasi yang tidak memadai di dalam

proses menemukan dan menciptakan outcame yang tangible.

5. Proses yang dinamis dan konstruktif

Desain thingking adalah suatu proses yang berulag-ulang, membutuhkan

proses definisi, definisi ulang, presentasi, presentasi ulang, penilaian, dan

visualisasi. Sebuah pengalaman belajar yang menghasilkan dan

mengaplikasikan suatu wawasan dan pengetahuan pada tujuan yang selalu

berubah. Di sini, prototyping, menciptakan hasil yang tangible dan dapat

dibagikan menjadi unsure yang penting dalam desain thingking.

6. Mengedepankan empaty

Meletakkan pengguna (pelanggan dan konsumen) sebagai inti dari segala

hal. Mendorong menggunakan unsure desain thingking untuk membantu

berkomunikasi dengan masyarakat guna dapat memahami sifat, perilaku

dan harapan, motovasi, dan kebutuhan meaka dengan lebih baik. Kemudian

dengan temuan dari kegiatan ersebut akan digunakan untuk

menembangkan wawasan baru melalui pembelajaran kreatif dan

eksperientasi.

7. Mengurangi resiko

Baik dalam pengembangan dan pengenala produk atau jasa, terdapat

banyak pembelajaran yang didapat dari berbagai kesalahan. Resiko akan


selalu terjadi, namun diaplikasikannya praktik desainthingking membantu

mengurangi resiko dengan mengkonsiderasi factor-faktor di dalam teknologi,

pasar, competitor, dan rantai pasok.

8. Menciptakan arti

Menciptakan sebuah arti adalah bagian yang tersulit dari proses desain, dan

alat-alat komunikasi yang digunakan dalam desain, dan alat-alat komunikasi

yang digunakan dalam desain thingking (model, bagan, sketsa, dan cerita)

membantu membingkai dan mengekspresikan informasi yang dibutuhkan

untuk membentuk dan mensosialisasikan arti. Untuk sampai pada tahap ini

dibutuhkan waktu dan timbul melalui beberapa percakapa dan tahap yang

terus dilakukan secara berulang.

9. Membawa usaha kreatifitas ke tingkat yang lebih tinggi.

Menumbuhkan suatu budaya yang terbiasa dengan mempertanyakan suatu

hal, menginspiasi melalui tindakan,kreatifits, ambiguitas, dan menimbulkan

kepahaman melalui interaksi visualisasi, objek fisik, dan masyarakat.

10. Logika kompetitif bagi strategi bisnis.

Praktik desain thingking adalah salah satu yang dapat dilakukan bersama-

sama secara komplementer degan teori strategi kompetitif Michael Porter.

Desain thingking memperkenankan perusahaan untuk membuat produk,

pengalaman, proses, dan model bisnis lebih dari sekedar “berhasi”. Desain

thingking mampu mengubahnya menjadi produk yang diidamkan, menjadi

keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui inovasi.

C. ATURA-ATURAN DALAM PROSES DESIGN THINKING


Dalam desain thingking terdapat atiran-aturan dasara mengenai perilaku dan

mindset yang harus dimiliki oleh desain thingking Team yang berguna untuk

menyelaraskan pemahaman atara aggota tim satu dan yang lainnya,

tujuanya untuk mempermudah kinerja.

Berikut merupakan pendekatandesign thinking

1. Heart-on

Pendekatan dengan hati adalah mengenai fungsi afektif, emosi dan

perasaan. Mengenai bahaimana menggunakan emosi untuk mewujudkan

gagasan dan pemikiran. Beberapakemampuan dan keterampilan yang

harus dimiliki dalam pendekatan ini adalah:

a. Emphaty (empati)

b. Adaptability (kemampuan beradaptasi)

c. Courage (keberanian)

d. Emotional Resilience (Ketahana Emosi)

e. Open mindedness (keterbukaan pikiran)

2. head On

pendekatan dengan kepalaadalah fungsi kognuannya dalah efektif dan

logis. Memikirkan bagaimana caramryskinksn orang dengan argumentasi

logis. Tujuannya adalah membuat recana proyek yang logis dan

menunjukkan apa yang harus dilakukan dengan proyek yang logis.

Tujuannya adalah membuat recana yang sistematis; oleh siapa; kawan;

dan berapa lama waktu yang dibutuhkan. Beberapa kemapuan dan

keterampilan yamh hsrud dimiliki dalam pendekatan ini adalah:


a. Divergent thingking (pemmikiran yang berbeda)

b. Syntetis (perpaduan)

c. System thiking (berpikir sistematis

d. Imagination (imajinasi)

Anda mungkin juga menyukai