Anda di halaman 1dari 46

AGAMA

ABORSI, BAYI TABUNG dan


TRANSPLANTASI ORGAN

D-III KEPERAWATAN
I-B

TINGKAT

Kelompok 2
Indah Styarini
(1401100048)
Oky Ayu Wulandari
(1401100049)
Kamila Jasmine
(1401100050)
Rizki Puji Syukuria
(1401100051)

POKOK BAHASAN
ABORSI
BAYI TABUNG
TRANSPLANTASI ORGAN

ABORSI

Sejarah Aborsi
Aborsi merupakan hasil dari propaganda
pembatasan jumlah penduduk dan pertumbuhan
populasi manusia diakhir abad ke-18 Masehi.
Orang yang pertama kali mempropagandakan ide
ini adalah Malthus. Ide ini muncul ketika ia
beranggapan bahwa banyaknya jumlah penduduk
akan mengakibatkan dampak yang berbahaya bagi
sumber daya alam, dimana jumlah penduduk akan
terus bertambah secara teknis dan
berkesinambungan. Paada mulanya timbul banyak
pertentanganmengenai aborsi.
Adapun bangsa arab maka merekalah yang paling
banyak melakukukan aborsi, sehingga sebagian
kabilah mereka membunuh anak mereka karena
takut miskin. Lalu tinggallah para wanita yang
mereka biarkan hidup dalam keadaan terabaikan
atau kemiskinan. Hal ini disebutkan dalam surat

Pengertian Aborsi
Abortus secara bahasa berasal dari
bahasa inggris abortion, yang berarti
keguguran kandungan. Sedangkan
menurut istilah abortus adalah
berakhirnya kehamilan sebelum
kehamilan berumur 16 minggu.
Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi
secara prematur dari uterusembrio, atau
fetus yang belum dapat hidup (Dorland,
2002). Dengan kata lain, aborsi adalah
berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang
mengakibatkan kematian janin.

Alasan untuk Aborsi


karena takut miskin atau
pengahasilan yang tidak
memadai, aborsi ini dilarang
berdasarkan firman Allah
karena ibu khawatir anak yang
tengah disusuinya terhenti
mendapatkan asi
takut janin tertular penyakit
yang diderita ibu atau ayahnya
kekhawatiran akan
kelangsungan hidup ibu apabila

Resiko Aborsi
Kematian mendadak karena pendarahan
hebat.
Kematian mendadak karena pembiusan
yang gagal.
Kematian secara lambat akibat infeksi
serius disekitar kandungan.
Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
Kerusakan leher rahim (Cervical
Lacerations) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya.
Kanker payudara (karena
ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita).

Kanker indung telur (Ovarian Cancer).


Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
Kanker hati (Liver Cancer).
Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa)
yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya dan pendarahan hebat
pada kehamilan berikutnya.
Menjadi mandul/tidak mampu memiliki
keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
Infeksi rongga panggul (Pelvic
Inflammatory Disease).
Infeksi pada lapisan rahim
(Endometriosis)

Dampak Aborsi
Timbul luka dan infeksi pada
dinding alat kelamin dan
merusak organ-organ didekatnya
seperti kandung kencing atau
usus.
Robek mulut rahim sebelah
dalam (satu otot lingkar.
Dinding rahim bisa tembus,
karena alat-alat yang
dimasukkan ke dalam rahim.

Aborsi Menurut
Pandangan Hukum Islam
Aborsi setelah kandungan
berumur 4 bulan adalah haram,
karena berarti membunuh
makhluk yang sudah bernyawa.
Dan ini termasuk dalam kategori
pembunuhan yang keharamannya
antara lain didasarkan pada dalildalil syari berikut. Firman Allah
SWT:
QS al-Anm [6]: 151

Aborsi pada janin yang


usianya belum mencapai
40 hari, maka hukumnya
boleh (ja'iz) dan tidak apaapa. Ini disebabkan bahwa
apa yang ada dalam rahim
belum menjadi janin
karena dia masih berada
dalam tahapan sebagai
nutfah (gumpalan darah),
belum sampai pada fase

Klasifikasi Abortus
1. Al-Ijhdh at-Tilqi atau al-Afwi ( Abortus
spontanea) yaitu proses alami yang dilakukan
rahim untuk mengeluarkan janin yang tidak
mungkin sempurna unsur-unsur kehidupan
padanya.
2. Al-Ijhdh al-Ilji (Abortus Provokatus
Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus) adalah
abortus (keguguran) yang sengaja dilakukan para
medis (dokter) demi menyelamatkan nyawa ibu
yang dalam keadaan sangat jarang bahwa
kehamilannya dapat berlanjut dengan selamat.
3. Al-Ijhdh al-Ijtimi dinamakan juga al-Ijhdh
al-Jin`i atau al-Ijrmi (Abortus Provokatus
Kriminalis) adalah aborsi yang sengaja dilakukan
tanpa adanya indikasi medik (ilegal).

Undang Undang yang


Mengatur Aborsi

Pasal
Pasal
Pasal
Pasal

346
347 (1)
348 (1)
349

Legalitas Aborsi dalam


Kondisi Khusus Menurut
Undang-Undang
Abortus buatan legal
(Abortus provocatus
therapcutius)
Yaitu pengguguran kandungan
yang dilakukan menurut syarat
dan cara-cara yang dibenarkan
oleh undang-undang, karena
alasan yang sangat mendasar
untuk melakukannya:

Abortus buatan ilegal

Yaitu pengguguran kandungan yang


tujuannya selain untuk
menyelamatkan/ menyembuhkan
si ibu, dilakukan oleh tenaga yang
tidak kompeten serta tidak
memenuhi syarat dan cara-cara
yang dibenarkan oleh undangundang.

back

BAYI
TABUNG

Sejarah Bayi Tabung


Tonggak sejarah bayi tabung diukir
Profesor Robert Edwards di Inggris pada
25 Juli 1978. Beliau seorang dokter yang
pada hari itu berhasil melahirkan Louise
Brown, bayi tabung pertama di dunia hasil
eksperimen Edwards dan rekannya,
Patrick Steptoe. Sejak dekade 1950-an,
dia sudah meneliti berbagai hal soal
reproduksi manusia. Buah penelitian
tersebut melahirkan in-vitro fertilization,
nama resmi teknik bayi tabung. Lewat
teknik itu, sel telur diambil, lalu dibuahi di
luar tubuh perempuan. Setelah
pembuahan, sel tersebut ditanamkan
kembali ke rahim.Dibantu Patrick Steptoe,

Pengertian Bayi Tabung


Secara umum, bayi tabung
adalah proses pembuahan yang
tidak secara alami, yaitu dengan
pengambilan sel sperma sang
suami dan sel telur sang istri
yang kemudian diletakan pada
cawan pembuatan yang
merupakan salah satu teknologi
modern.

Proses Pembuatan Bayi


Tabung
1. Proses stimulasi atau
superovulasi
2. Pengambil sel telur
3. Peleburan pada antar sel
kelamin.
4. Pengembangbiakan embrio
5. Transfer embrio

Syarat Yang Harus Dipenuhi dalam


Proses Hamil Bayi Tabung
Pasangan suami istri yang sudah menikah 1 tahun
atau lebih dan usia istri haruslah dibawah 42
tahun dan mengikuti proses pemeriksaan
fertilitas atau kesuburan
Melakukan konseling tentang program fertilisasi
in vitro mengenai prosedur, biaya, kemungkinan
dari terjadinya keberhasilan atau kegagalan dan
juga adanya suatu komplikasi, siap biaya dan siap
untuk hamil, melahirkan dan memelihara bayinya.
Jika ada faktor kesuburan, untuk wanita biasanya
usia yang paling ideal adalah antara usia 30-35
tahun. Ini berarti, bahwa umur-umur ini
presentase peluang dari berhasilnya program
bayi tabung akan lebih tinggi dibandingkan oleh
usia wanita yang lebih tua sekitar 36-40 tahun.

Resiko Dan Dampak Bayi


Tabung
saat pengambilan sel telur, maka akan
menimbulkan suatu resiko bahwa akan
munculnya suatu pendarahan yang
disebabkan karena pengambilan sel telur
tadi.
kehamilan yang terjadi di luar kandungan
atau yang biasa disebut dengan kandungan
ektopik. Hal ini mempunyai resiko sebesar
5%, ibu akan mengalami infeksi, masalah
rhumatoid arthritis atau lupus, alergi, dan
bisa mengalami peluang keguguran sebesar
20%.

Hal Yang Menyebutkan


Bayi Tabung Halal
Sperma tersebut diambil dari
si suami dan indung telurnya
diambil dari istrinya
kemudian disemaikan dan
dicangkokkan ke dalam
rahim istrinya.
Sperma si suami diambil
kemudian di suntikkan ke

Hal Yang Menyebutkan


Bayi Tabung Haram

Sperma yang diambil dari


pihak laki-laki disemaikan
kepada indung telur pihak
wanita yang bukan istrinya
kemudian dicangkokkan ke
dalam rahim istrinya.
Indung telur yang diambil
dari pihak wanita disemaikan

Sperma dan indung telur yang disemaikan


tersebut diambil dari sepasang suami istri,
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim
wanita lain yang bersedia mengandung
persemaian benih mereka tersebut.
Sperma dan indung telur yang disemaikan
berasal dari lelaki dan wanita lain
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si
istri.
Sperma dan indung telur yang disemaikan
tersebut diambil dari seorang suami dan
istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam
rahim istrinya yang lain.

Bayi Tabung Menurut UU


Di Indonesia
Pasal 16 UU No. 23 Tahun 1992
Ayat 1 Kehamilan di luar cara alami dapat
dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu suami istri mendapat keturunan
Ayat 2 Upaya kehamilan di luar cara
alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
hanya dapat dilaksanakan oleh pasangan
suami istri yang sah, dengan ketentuan:
1. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari
suami istri yang bersangkutan ditanamkan
dalam rahim istri darimana ovum itu
berasal

2. Dilakukan oleh tenaga


kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk
itu
3. Ada sarana kesehatan tertentu
Ayat 3 Ketentuan mengenai
persyaratan penyelenggaraan
kehamilan diluar cara alami
sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dan ayat (2) ditentukan
dengan P.P . Inseminasi Buatan
di

TRANSPLANTASI
ORGAN

Sejarah Tranplantasi Organ


Transplantasi jaringan mulai dipikirkan
oleh dunia sejak 4000 tahun silam menurut
manuscrip yang ditemukan di Mesir yang
memuat uraian mengenai eksperimen
transplantasi jaringan yang pertama kali
dilakukan di Mesir sekitar 2000 tahun
sebelum diutusnya Nabi Isa as. Pada ujung
abad ke-19 M para ahli bedah, baru berhasil
mentransplantasikan jaringan, namun sejak
penemuan John Murphy pada tahun 1897
yang berhasil menyambung pembuluh
darah pada binatang percobaan, baruiah
terbuka pintu percobaan

Pengertian Transplantasi
Organ
Menurut Van Houve, transplantasi
berasal dari kata transplant ataugraft,
yang berarti jaringan atau alat tubuh
yang dipindah. Term tersebut, demikian
Van Houve, didefinisikan dengan
pemindahan atau pencangkokan jaringan
atau alat tubuh dari seorang individu ke
tempat lain atau ke tempat individu lain
Drs. Peter Salim, transplantasi adalah
pemindahan jaringan atau organ tubuh
dari satu individu ke bagian individu lain,
seperti transplantasi ginjal.

Drs. H. Masjfuk Zuhdi, Pemindahan organ tubuh


yang mempunyai daya hidup yang sehat untuk
menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan
tidak berfungsi dengan baik, yang apabila diobati
dengan prosedur medis biasa, harapan penderita
untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi.
Dalam keputusan muktamar Muhammadiyah I di
Yogyakarta, transplantasi berasal dari bahasa
Inggris, to transplant, yang berarti to move from
one place to another:memindahkan dari satu
tempat ke tempat lain.
Menurut Forum Studi Islam Kedokteran Yogyakarta,
transplantasi adalah penggantian organ atau
jaringan tubuh yang fungsinya sudah tidak dapat
dipertahankan lagi dengan organ atau jaringan
sehat yang berasal dari orang lain atau tubuh
sendiri

Tujuan Transplantasi
Organ
Kesembuhan dari suatu
penyakit, misalnya
kebutaan, kerusakan
jantung, hati dan ginjal
Pemulihan kembali fungsi
suatu organ, jaringan atau
sel yang telah rusak atau
mengalami kelainan, tapi

Tingkatan Transplantasi
Organ
Tingkat dihajatkan merupakan
transplantasi pengobatan dari sakit atau
cacat, apabila tidak dilakukan dengan
pencangkokan tidak akan menimbulkan
kematian, seperti transplantasi cornea
mata dan bibir sumbing.
Tingkat darurat merupakan transplantasi
sebagai jalan terakhir, apabila tidak
dilakukan akan menimbulkan kematian,
seperti transplantasi ginjal, hati dan
jantung.

Jenis Transplantasi
Transplantasi Autograft, yaitu
perpindahan dari satu tempat
ketempat lain dalam tubuh itu
sendiri,yang dikumpulkan
sebelum pemberian kemoterapi.
Transplantasi Alogenik, yaitu
perpindahan dari satu tubuh
ketubuh lain yang sama
spesiesnya,baik dengan
hubungan keluarga atau tanpa

Tipe Donor
Donor Dalam Keadaan Sehat
Donor semacam ini hukumnya boleh. Karena Allah Swt
memperbolehkan memberikan pengampunan terhadap
qisash maupun diyat. Allah Swt berfirman:














Artinya: Maka barangsiapa yang mendapat suatu
pema`afan dari saudaranya, hendaklah (yang
mema`afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan
hendaklah (yang diberi ma`af) membayar (diat) kepada
yang memberi ma`af dengan cara yang baik (pula).
Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan
kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui
batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat
pedih. (TQS al-Baqarah [2]: 178)
Namun, donor seperti ini dibolehkan dengan syarat.
Yaitu, donor tersebut tidak mengakibatkan kematian si
pendonor.

Donor Dalam Keadaan


Sakit/Komamengambil organ tubuh donor
dalam keadaan koma, tidak boleh menurut
Islam dengan alasan sebagai berikut :
Hadits Nabi, riwayat Malik dari Amar bin
Yahya, riwayat al-Hakim, al-Baihaqi dan alDaruquthni dari Abu Said al-Khudri dan
riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Abbas dan
Ubadah bin al-Shamit :




Tidak boleh membuat madharat pada diri
sendiri dan tidak boleh pula membuat
madharat pada orang lain. [7]

Donor Dalam Keadaan Mati


Menurut hukum Islam ada
yang membolehkan dan ada
yang mengharamkan.
Yang membolehkan
menggantungkan pada
syarat sebagai berikut:
1. Resipien (penerima
sumbangan organ tubuh)
dalam keadaan darurat yang
mengancam jiwanya bila
tidak dilakukan transplantasi
itu, sedangkan ia sudah

2. Cocok dengan organ


resipien dan tidak akan
menimbulkan komplikasi
penyakit yang lebih gawat
baginya dibandingkan
dengan keadaan
sebelumnya. Disamping itu
harus ada wasiat dari donor
kepada ahli warisnya, untuk
menyumbangkan organ

3. Al-Quran surah AlMaidah ayat 32:

4. Hadits Nabi saw.


Berobatlah kamu hai
hamba-hamba Allah,
karena sesungguhnya
Allah tidak meletakkan

Yang tidak membolehkan


menggantungkan pada syarat:
Seseorang yang sudah mati
tidak dibolehkan
menyumbangkan organ
tubuhnya atau mewasiatkan
untuk menyumbangkannya.
Karena seorang dokter tidak
berhak memanfaatkan salah satu
organ tubuh seseorang yang
telah meninggal dunia untuk
ditransplantasikan kepada orang
yang membutuhkan. Adapun

Diriwayatkan dari Aisyah Ummul Muminin RA


bahwa Rasulullah SAW bersabda:










Memecahkan tulang mayat itu sama saja
dengan memecahkan tulang orang hidup (HR.
Ahmad, Abu dawud, dan Ibnu Hibban)
Tindakan mencongkel mata mayat atau
membedah perutnya untuk diambil jantungnya
atau ginjalnya atau hatinya untuk
ditransplantasikan kepada orang lain yang
membutuhkan dapat dianggap sebagai
mencincang mayat. Padahal Islam telah
melarang perbuatan ini. Imam Bukhari telah
meriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Al-Anshasi
RA, dia berkata :










Rasulullah SAW telah melarang ( mengambil )
harta hasil rampasan dan mencincang (mayat
musuh ).(H.R. Bukhari)

Aborsi Menurut Hukum


Undang Undang Indonesia
Dari segi hukum, transplantasi organ dan jaringan sel
tubuh dipandang sebagai suatu usaha mulia dalam upaya
menyehatkan dan mensejahterakan manusia, walaupun
ini adalah suatu perbuatan yang melawan hokum pidana
yaitu tindak pidana penganiayaan. Tetapi karena adanya
pengecualian maka perbuatan tersebut tidak lagi
diancam pidana dan dapat dibenarkan. Transplantasi
dengan donor hidup menimbulkan dilema etik, dimana
transplantasi pada satu sisi dapat membahayakan donor
namun di satu sisi dapat menyelamatkan hidup pasien
(resipien). Di beberapa negara yang telah memiliki
Undang-Undang Transplantasi, terdapat pembalasan
dalam pelaksanaan transplantasi, misalnya adanya
larangan untuk transplantasi embrio, testis, dan ovarium
baik untuk tujuan pengobatan maupun tujuan
eksperimental. Namun ada pula negara yang
mengizinkan dilakukannya transplantasi organ-organ
tersebut di atas untuk kepentingan penelitian saja.

Undang Undang yang


Mengatur Transplantasi
UU No.36 Tahun 2009 mengenai
transplantasi :
Pasal 64 ayat (1), (2), (3)
Pasal 65 ayat (1) (2) (3)
Pasal 66
Pasal 67 ayat (1) (2)
Pasal 68 ayat (1) (2)
Pasal 69 ayat (1) (2) (3)
Pasal 70 ayat (1) (2) (3)

Legalitas Aborsi Dalam Kondisi Khusus


Menurut Undang-Undang
1. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika
pendonor hidup sehat diperbolehkan asal organ yang
disumbangkan tidak menyebabkan kematian kepada
si pendonor
2. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika
pendonor sakit (koma), hukumnya haram.
3. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika
pendonor telah meninggal, ada yang berpendapat
boleh dan ada yang berpendapat haram.
4. Undang undang yang mengatur tentang
transplantasi organ terdapat dalam UU No. 39 Tahun
2009 pasal 64 70
back

SEKIAN
dan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai