Kelompok 4
Kelompok 4
1.Rafida Azizah
(1401100060)
2.Lina Anggraeni
(1401100061)
3.Dimas Bagas
(1401100062)
4.Novia Nurul Hidayah (1401100063)
5.Ainun Mulia Intan
(1401100064)
6.Linda Alfianti
(1401100065)
AGAMA ISLAM
OTOPSI
DONOR DARAH
KHITAN
POKOK
PEMBAHASAN
DEVINISI OTOPSI
Dalam bahasa Arab di kenal dengan istilah Jirahah
( )atau amaliyah bil al jirahah ( ) yang
berarti melukai, mengiris atau operasi pembedahan.
Dari pengertian secara etimologi dapat dikatakan
bahwa autopsi adalah pembedahan mayat guna
pemeriksaan dalam.
Dengan demikian secara umum dapat dipahami bahwa
bedah mayat adalah suatu upaya tim dokter ahli untuk
membedah mayat, karena dilandasi oleh suatu maksud
atau kepentingan-kepentingan tertentu.
SEJARAH OTOPSI
Sejak zaman Rasulullah SAW, ilmu kesehatan merupakan ilmu
yang dipelajari dengan seksama. Nabi sangat menghargai profesi
seorang kesehatan. Muslim pada generasi berikutnya
mengembangkan ilmu kesehatan. Zaman Rasulullah sudah
mengenal ilmu bedah dan anatomi tubuh meskipun belum terlalu
detil. Praktik bedah yang mereka lakukan adalah tindakan sebatas
penanganan yang dilakukan terhadap orang masih hidup, bedah
tidak dilakukan terhadap jasad orang yang sudah mati.
Problematika di bidang kesehatan dan ilmu kedokteran tentu
lebih kompleks.Ilmu kedokteran membutuhkan penelitian dan
pengembangan yang lebih serius untuk memahami kompleksitas di
dunia kedokteran. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan
melakukan penelitian lebih intensif terhadap fisiologi dan anatomi
tubuh manusia. Dalam kondisi seperti itu, tindakan autopsi adalah
salah satu alternatif yang ditempuh.
TUJUAN OTOPSI
Ditinjau dari aspek tujuannya bedah mayat :
Otopsi anatomis
Otopsi klinis
Autopsi forensik
OTOPSI ANATOMIS
Pembedahan
mayat
dengan
tujuan
menerapkan teori yang diperoleh mahasiswa
kedokteran atau peserta didik kesehatan yang
lainnya sebagai bahan praktikum tentang teori
ilmu urai tubuh manusia (anatomi)
OTOPSI KLINIS
Pembedahan terhadap mayat yang meninggal di
rumah sakit setelah mendapat perawatan yang
cukup dari para dokter. Pembedahan ini dilakukan
dengan tujuanuntuk mengetahui secara pasti jenis
penyakit yang belum diketahui secara sempurna
selama ia sakit.
AUTOPSI FORENSIK
Pembedahan terhadap mayat yang
bertujuan mencari kebenaran hukum dari
suatu peristiwa yang terjadi misalnya
pembunuhan, bunuh diri atau kecelakaan.
TUJUAN OTOPSI
Ditinjau dari segi pandang lain :
Untuk Kepentingan Penegakkan Hukum
Untuk menyelamatkan janin yang masih hidup
dalam rahim mayat
Untuk mengeluarkan benda berharga dari
mayat
KAIDAH PERTAMA
Berdasarkan kaidah di atas, kemudaratan yang bersifat
khusus boleh dilaksanakan demi menolak kemudaratan yang
bersifat umum. Sebuah tindakan pembunuhan misalnya,
adalah tergolong tindak pidana yang mengancam
kepentingan publik atau mendatangkan mudharat am. Untuk
menyelamatkan masyarakat dari rangkaian tindak
pembunuhan maka terhadap pelakunya harus diadili dan
dihukum sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan diperkuat
dengan bukti-bukti yang ada, seperti dengan dilakukannya
otopsi atau pembedahan mayat.
KAIDAH KEDUA
Dari kaidah kedua dapat dipahami bahwa persoalan darurat
itu membolehkan sesuatu yang semula diharamkan.
Dalam proses pembuktian, autopsi adalah tindakan
memeriksa tubuh mayat, yang meliputi pemeriksaan
terhadap bagian luar maupun dalam, dengan tujuan
menemukan proses penyakit dan atau adanya cedera,
melakukan interpretasi atas penemuan-penemuan tersebut,
menerangkan penyebab kematian serta mencari hubungan
sebab akibat antara kelainan-kelainan yang ditemukan
dengan penyebab kematian.
KAIDAH KETIGA
Kaidah ketiga ini menyatakan bahwa tiadanya
keharaman dalam kondisi darurat, seperti
halnya tidak adanya kemakruhan dalam kondisi
hajat. Maka jika autopsi di atas dipahami
sebagai hal yang bersifat darurat, artinya satusatunya cara membuktikan, maka autopsi itu
sudah menempati level darurat, dan karena itu
status hukumnya dibolehkan.
KAIDAH KEEMPAT
Kaidah keempat di atas dapat memperkuat
argumentasi kaidah sebelumnya.Maksudnya
kaidah ini adalah hajat menempati kedudukan
darurat, baik hajat umum maupun hajat yang
bersifar perorangan.
DEVINISI TRANFUSI
Pindah tuang
Memindahkan sejumlah cairan (dalam jumlah
yang cukup besar) ke dalam pembuluh darah
balik
Tranfusi darah : memindahkan cairan (darah)
dari seorang donor kepada seorang akseptor
(resipien)
DEFINISI KHITAN
Khitan secara etimologis (lughawi) merupakan bentuk
masdar (verbal noun) dari fi'il madi khatana ( )(yang
berarti memotong. Dalam terminologi syariah Islam,
Khitan bagi laki-laki adalah memotong seluruh kulit yang
menutup hasyafah (kepala penis) kemaluan laki-laki
sehingga semua hasyafah terbuka. Sedang bagi wanita
khitan adalah memotong bagian bawah kulit yang disebut
nawat yang berada di bagian atas faraj (kemaluan
perempuan). Khitan bagi laki-laki disebut i'dzar sedang
bagi perempuan disebut khifd. Jadi, khifd bagi perempuan
sama dengan khitan bagi laki-laki.