Anda di halaman 1dari 18

PANDANGAN AGAMA

TERHADAP TES FERTILITAS


DAN PENGGUNAAN ALKOHOL,
Kelompok 5
Lutfi Lestari
1401100067
Yulisa Lovitasari
1401100068
Dimas Satrya
1401100069
Fatia Dewi Agustina
1401100070
Novan Hariyanto
1401100071
Lusia Prisila
1401100072

pokok pembahsan
Test Infertilitas (Kesuburan)
Hukum Periksa Kesehatan (Kesuburan)

Sebelum Menikah
Waktu Yang Tepat Untuk Melakukan Tes
Fertilitas
Hukum Mengonsumsi Obat Yang Mengandung
Alkohol

1. TEST INFERTILITAS DALAM CATATAN


SYARIAH DAN KEDOKTERAN
Persiapan pra nikah salah satunya adalah tes
fertilitas (kesuburan , baik bagi laki-laki maupun
perempuan). Fertilitas bersifat nyata, bukan
potensi sehingga berbeda dengan fekunditas yang
didefinisikan sebagai potensi untuk bereproduksi.
Kurangnya fekunditas disebut sterilitas.
Menikah juga termasuk ibadah, bahkan juga
merupakan sunah Rosul. , disamping juga sebagai
pengikat tali ukhuwah islamiyah dan silaturahmi
antara dua keluarga besar.

suami atau istri boleh mengajukan gugatan


cerai/khulu jika salah satu pasangannya
diketahui terjangkit penyakit menular yang
tidak diketahuinya sewaktu diluar nikah,
seperti penyakit HIV/AIDS , impotensi, dan lain
sebagainya yang dianggap memberi pengaruh
buruk bagi kelangsungan reproduksi.

Hukum Islam yang


dirumuskan oleh ulama Fiqh

2. Hukum Periksa Kesehatan (Kesuburan)


Sebelum Menikah
Hukum periksa kesuburan ini menjadi pro dan
kontra, pihak yang kontra menyatakan bahwa ini
berarti tidak percaya kepada pasangan dan bisa
membuat retak hubungan jika ternyata
didapatkan bahwa calon pasangannya tidak
sehat atau mandul kemudian tidak jadi menikah.
Pihak yang pro menyatakan bahwa hal ini
sebaiknya dilakukan daripada terjadi penyesalan
di kemudian hari.

Tidak mengapa jika dikhawatirkan terdapat


penyakit di dalam tubuh yang bisa
berpengaruh terhadap kesehatan, yang bisa
mencegah dari bahagianya kedua pasutri dan
mengganggu keharmonisan dan ketenangan
dalam rumah tangga seperti penyakit mandul
dan tidak produktif .

Pendapat Syaikh prof.


Abdullah bin Al-Jibrin
rahimahullah

Cont .
Akan tetapi jika tempat keduanya tinggal

tidak didapatkan penyakit-penyakit ini maka


hukum asalnya tidak ada penyakit dan tidak
ada yang dikhawatirkan sehingga tidak perlu
memeriksa kesehatan setiap calon mempelai.
Akan tetapi jika terdapat indikasi dan
dikhawatirkan adanya penyakit yang masih
samar, kemudian salah satu calon pengantin
atau salah satu wali meminta pemeriksaan
kesehatan maka harus dilakukan agar tidak
terjadi pertentangan dan perdebatan
setelahnya.

3. Waktu Yang Tepat Untuk


Melakukan Tes Fertilitas
Fertilitas tergantung pada Faktor gizi,
perilaku/riwayat seksual, budaya, waktu,
ekonomi, cara hidup dan emosi. Dengan
menjaga hal-hal diatas kita tak perlu
ketakutan dihadapkan oleh bayang-bayang
penyakit apa yang sedang kita idap ketika
calon pasangan meminta kita untuk
melakukan tes fertilitas sebelum menikah.

waktu yang tepat untuk melakukan tes


fertilitas adalah minimal 3 bulan sebelum
melakukan perjanjian menikah. Sebab rentan
waktu itu diperlukan untuk melakukan
pengobatan jika ternyata salah satu atau
kedua orang yang hendak mengikat tali
pernikahan tersebut mengidap suatu penyakit
tertentu.

Menurut para ahli obstetri (ilmu


kebidanan) dan ginekologi (ilmu
keturunan)

4. PANDANGAN AGAMA TERHADAP


NARKOBA & Hukum Mengonsumsi Obat
yang Mengandung Alkohol

Narkoba adalah barang yang merusak akal


pikiran, ingatan, hati, jiwa, mental dan
kesehatan fisik seperti halnya khomar. Oleh
karena itu narkoba juga termasuk dalam
kategori yang diharamkan Allah SWT.

1. Hukum Narkoba

Firman Allah SWT :


Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
( meminum ) Khamar, ( berkorban ) untuk
Berhala, mengundi nasib dengan panah adalah
perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kamu mendapatkan
keberuntungan.
(Q.S. Al-Maidah : 90).
Mereka bertanya kepadamu tentang Khomar
dan Judi, katakanlah pada keduanya itu terdapat
dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar daripada
manfaatnya. (Q.S. Al-Baqarah : 219).

Penggunaan obat-obatan yang mengandung


alkohol masih banyak diperbincangkan
tentang status halal-haramnya. Hal ini dipicu
oleh anggapan bahwa alkohol sama dengan
khamr (minuman keras) padahal
kenyataannya ada beberapa perbedaan. Yang
jelas, alkohol bukan satu-satunya zat yang
memabukkan. Ada banyak zat yang juga
memabukkan.

2.
2.Penggunaan
Penggunaanobat-obatan
obat-obatan
yang
yangmengandung
mengandungalkohol
alkohol

Dalam dunia medis alkohol digunakan sebagai

antiseptik. Bahkan alkohol merupakan jenis


antiseptik yang cukup berpotensi. Cara
kerjanya, alkohol menggumpalkan protein
struktur penting sel yang ada pada kuman
sehingga kuman mati. Begitu juga Povidon
Iodin (Betadine) yang kadang dicampur
dengan alcohol. Biasanya digunakan antuk
pembersih kulit sebelum tindakan operasi.
Selain itu, alkohol sering digunakan juga
sebagai obat kompres penurun panas atau
untuk campuran obat batuk.

Menggunakan Obat Yang


Tercampur Alkohol

Adapun dasar dari penetapan hukum ini adalah


sebagai berikut:
Pertama, bahwa yang menjadi 'illah (alasan)
pengharaman khamr adalah karena
memabukkan.
Kedua, unsur alkohol dalam obat tersebut
sudah hancur menjadi satu dengan materi
lain, sehingga ciri fisiknya menjadi hilang
secara nyata

Ketiga , Sesuatu yang apabila banyaknya

memabukkan, maka meminum sedikit darinya


dinilai haram." (Hadits Shahih Riwayat Abu
Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Keempat, bahwa alkohol tidaklah identik
dengan khamr. Tidak setiap khamr itu alkohol,
karena ada zat-zat lain yang memabukkan
selain alkohol.
Kelima, menurut sebagian ulama bahwa
khamr tidaklah najis secara lahir, tapi najis
secara maknawi.

Keenam, suatu minuman atau makanan

dikatakan memabukkan jika memenuhi dua


kriteria:
Pertama, minuman atau makanan tersebut
menghilangkan atau menutupi akal.
Kedua, yang meminum atau memakannya
merasakan 'nikmat' ketika mengonsumsi
makanan atau minuman tersebut, bahkan
menikmatinya serta merasakan senang dan
gembira yang tiada taranya.

SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai