Peradaban Islam Fatimiyyah & Mamluk
Peradaban Islam Fatimiyyah & Mamluk
Dinasti
Fatimmiyah Dan Mamluk
Anggota :
Rahul
Gianda
Rizki
LATAR
BELAKANG
DINASTI FATIMMIYAH
(909-1171M)
Khilafah-khilafah
yang
memisahkan diri itu, salah
satu di antaranya adalah
Fatimiyyah yang berasal dari
golongan
Syiah
sekte
Isma`iliyah, yakni sebuah
aliran sekte di Syiah yang
lahir
akibat
perselisihan
tentang pengganti Imam
Jafar al-Shadiq yang hidup
antara tahun 700-756 M.
Fatimiyyah hadir sebagai
tandingan bagi penguasa
Abbasiyah yang berpusat di
Baghdad
yang
tidak
mengakui
kekhalifahan
Fatimiyah sebagai keturunan
Rasulullah dari Fatimah serta
SEJARAH
Dinasti
Fatimiyah
atau
disebut
juga
alFathimiyyunadalah satu-satunya dinasti Syiah dalam
Islam yang penamaannya dinisbatkan kepada Fatimah
al-Zahra, putri nabi Muhammad Saw. Kebangkitan
dinasti ini berasal dari suatu tempat yang kini dikenal
sebagai Tunisia (Ifriqiyyah). Kemunculan dinasti ini
seperti yang dikatakan JJ. Sounders yang dikutip oleh
Catur Prasetyo adalah diakibatkan oleh tuntutan
Imamah sebagai Khalifah atau pengganti Rasulullah
setelah wafat. Lebih jauh ia mengatakan gerakan Syiah
tersebut merupakan sebuah protes politik terhadap
penguasa dan sebagai tandingan bagi penguasa dunia
Islam pada saat itu yang terpusat di Baghdad. Protes
politik tersebut dilakukan dengan jalan konfrontasi,
sehingga para penguasa (Muawiyah dan Abbasiyah)
tidak ragu-ragu membunuh keluarga Ahl al-Bayt dan
mengintimidasi para pengikutnya.
Sumbangan
Dinasti
Fatimiyah
terhadap
peradaban Islam sangat
besar sekali, baik dalam
sistem
pemerintahan
maupun
dalam
bidang
keilmuan. Kemajuan yang
terlihat
di
antaranya
sebagai berkut:
1. Bidang
Keagamaan/Theologi
Bentuk
pemerintahan
pada
masa
Fatimiyah
merupakan suatu bentuk
pemerintahan
yang
dianggap sebagai pola
baru dalam sejarah Mesir.
Dalam
pelaksanaannya
Khalifah adalah kepala
yang bersifat temporal
dan spiritual. Pengakatan
dan pemecatan penjabat
tinggi berada di bawah
kontrol
kekuasaan
Khalifah.
Menteri-menteri
Wazir
kekhalifahan dibagi dalam dua
kelompok, yaitu kelompok Militer
dan Sipil. Yang dibidangi oleh
kelompok Militer di antaranya:
urusan tentara, perang, pengawal
rumah tangga khalifah dan semua
permasalahan yang menyangkut
keamanan. Yang termasuk kelompok
Sipil di antaranya:
a. Qadi, yang berfungsi sebagai
hakim dan direktur percetakan uang
b.
Ketua
dakwah,
yang
memimpin Darul Hikmah
c.Inspektur
pasar,
yang
membidangi
bazar,
jalan
dan
pengawasan timbangan
d.Bendaharawan Negara, yang
membidangi Baitul Mal
e.Wakil kepala urusan rumah
tangga Khalifah
f.Qori, yang membaca al-Quran
bagi
Khalifah
kapan
saja
Pada masa Al
Muntasir
terdapat
perpustakaan
yang
di
dalamnya berisi
200.000
buku
dan
2.400
Illuminated
AlQuran
ini
merupakan bukti
kontribusi
Dinasti
Fatimiyyah bagi
perkembangan
budaya Islam.
6.Pemikiran dan
Filsafat
Dalam
menyebarkan
tentang
kesyiahannya Dinasti Fatimiyah banyak
menggunakan
filsafat
Yunani
yang
mereka kembangkan dari pendapatpendapat Plato, Aristoteles dan ahli-ahli
filsafat lainnya. Kelompok ahli filsafat
yang paling terkenal pada Dinasti
Fatimiyyah adalah ikhwanu shofa. Dalam
filsafatnya kelompok ini lebih cenderung
membela kelompok Syiah Isma`iliyyah,
dan
kelompok
inilah
yang
menyempurnakan
pemikiran-pemikiran
yang telah dikembangkan oleh golongan
Mutazilah.
Kemunduran Dinasti
Fatimiyyah
Kemunduran Dinasti Fatimiyah berawal pada
pemerintahan Khalifah Al-Hakim. Ketika diangkat menjadi
khalifah ia baru berumur 11 tahun. Al-Hakim memerintah
dengan tangan besi, masa-nya dipenuhi dengan tindak
kekerasan dan kekejaman. Ia membunuh beberapa orang
wazirnya, menghancurkan beberapa gereja Kristen,
termasuk sebuah gereja yang di dalamnya terdapat
kuburan suci umat Kristen. Maklumat penghancuran
kuburan suci ini ditandatangani oleh sekretarisnya yang
beragama Kristen, Ibn Abdun. Peristiwa ini merupakan
salah satu penyebab terjadinya perang salib. Ia memaksa
umat Kristen dan Yahudi memakai jubah hitam, dan
mereka hanya diperbolehkan menunggangi keledai.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani dibunuh dan aturanaturan tidak ditegakkan dengan konsisten. Ia juga
dengan mudah membunuh orang yang tidak disukainya,
bahkan pernah membakar sebuah desa tanpa alasan
yang jelas.
BANGUNA
N
1. Masjid AlAzhar
2. Masjid Hakim Bi
Amrillah
Masjid Hakim Bi Amrillah dibangun oleh khalifah AlAziz Billah pada tahun 381 H / 990 M dan diselesaikan
putranya yaitu khalifah Hakim Bi Amrillah pada tahun 393
H / 1002 M, oleh karena itu nama masjid di nisbahkan
kepada
khalifah
Hakim
bi
Amrillah.
3. Masjid Juyusyi
4. Masjid Aqmar
Masjid al-Shalih Tala'i ', dibangun oleh menteri alSalih Tala'i' ibn Ruzzik tahun 554 H (1160 M) selama
kekhalifahan al-Fa'iz.
6.Bab AnNasr
7. Bab Al-Futuh
8. Bab Zuweila
DINASTI MAMLUK
LATAR
BELAKANG
Pada masa kekuasaan dinasti Ayyubiyah yang dipimpin oleh AlMalik Al-Salih para budak dididik dan dijadikan tentaranya, diantara
para budak tersebut adalah Dinasti Mamluk, karena pada dasarnya
dinasti Mamluk berasal dari para budak yang ditawan oleh para
penguasa dinasti Ayyubiyah dan pendirinya adalah Syajarah AdDurr, di Mesir mereka ditempatkan di pulau Raudhah di Sungai Nil
untuk Al-Malik
menjalaniAl-Salih
latihan meliter
dan keagamaan.
Setelah
meninggal
kedudukan dinasti Mamluk
merasa terancam karena posisi kesultanan digantikan oleh Turansyah
putra dari Al-Malik Al-Salih sebab Turaansyah lebih dekat kepada tentara
Kurdi dari pada Mamluk. Kemudian di bawah pimpinan Aybak dan
Baybars, Turansyah berhasil dibunuh. Selam tiga bulan tampuk
kekuasaan di pegang oleh Syajarah Ad-Durr istri dari Al-Malik Al-Salih, ia
kemudian menikah dengan Aybak sebagin tampuk kekuasaan dipimpin
oleh Aybak akan tetapi tidak lama kemudian Aybak membunuh Syajarah
A-Durr dan mengendalikan sepenuhnya tampuk kekuasaan. Aybak
berkuasa selama tujuh tahun (1250-1257 M). Setelah meninggal ia
digantikan oleh anaknya, Ali yang masih berusia muda. Ali kemudian
mengundurkan diri pada tahun 1259 M dan digantikan oleh wakilnya,
yaitu Qutuz.
SEJARAH
Secara etimologi asal kata Mamluk artinya budak, sedangkan bentuk
jama dari kata Mamluk adalah Mamalik.Dinasti Mamluk atau Mamalik pada
dasarnya memang didirikan oleh para budak.Mereka pada mulanya adalah
orang-orang yang ditawan oleh para penguasa Dinasti Ayyubiyah sebagai
budak, kemudian dididik dan dijadikan tentaranya.Mereka ditempatkan pada
kelompok tersendiri yang terpisah dari masyarakat.Oleh penguasa
Ayyubiyah yang terakhir, Al-Malik Al-Salih, mereka dijadikan pengawal untuk
menjamin kelangsungan kekuasaannya.Pada masa penguasa ini, mereka
mendapat hak-hak istimewa, baik dari karir ketentaran maupun dalam
imbalan-imbalan material.Pada umumnya mereka berasal dari daerah
Kaukasus dan laut Kaspia.Di Mesir mereka ditempatkan di pulau Raudhah di
Sungai Nil untuk menjalani latihan meliter dan keagamaan.Karena itulah,
mereka
dikenal
dengan
julukanpada
Mamluk
Bahri
mereka pada
Ketika
Al-Malik
Al-Salih
meninggal
tahun
1249(laut).Saingan
M, anaknya Turansyah,
masa itu
adalah Sultan.Golongan
tentara yang berasal
dari suku
Kurdi. terancam karena
naik tahta
sebagai
Mamalik
merasa
Turansyah lebih dekat kepada tentara asal Kurdi daripada mereka.Pada tahun
1250 M, Mamalik di bawah pimpinan Aybak dan Baybars berhasil membunuh
Turansyah. Istri Al-Malik Al-Salih, Syajarah Al-Durr, seorang yang juga berasal
dari kalangan Mamalik berusaha mengambil kendali pemerintahan, sesuai
dengan kesepakatan golongan Mamalik. Kepemimpinan Syajarah Al-Durr
berlangsung sekitar tiga bulan.Ia kemudian kawin dengan seorang tokoh
Mamalik bernama Aybak dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepadanya
sambil berharap terus dapat berkuasa dibelakang tabir. Akan tetapi segera
setelah itu Aybak membunuh Syajarah Al-Durr dengan mengambil sepenuhnya
kendali pemerintahan. Pada mulanya, Aybak mengangkat seorang keturunan
1. Bidang
Pemerintahan
Diantara bidang pemerintahan, kemenangan Dinasti
Mamluk atas tentara Mongol di Ayn Jalut menjadi modal
besar untuk menguasai daerah-daerh sekitarnya.Banyak
penguasa-penguasa dinasti kecil menyatakan setia kepada
kerajaan ini. Untuk menjalankan pemerintahan di dalam
negri., Baybars mengangkat kelompok meliter sebagai elit
politik. Di samping itu untuk memperoleh simpati dari
kerajaan-kerajaan Islam lainnya, Baybars membaiat
keturunan Bani Abbas yang berhasil meloloskan diri dari
serangan
bangsa
Mongol,
Al-Mustanshir
sebagai
khalifah.Dengan demikian, kholifah Abbasiyah, setelah
dihancurkan oleh tentara Hulago di Baghdad berhasil
dipertahankan oleh Dinasti ini dengan Kairo sebagai
pusatnya.Sementara itu, kekuatan-kekuatan yang dapat
mengancam kekuasaan Baybars dapat dilumpuhkan,
seperti tentara Salib di sepanjang Laut Tengah Assasin di
pegunungan Syiria, Cyrenia (tempat berkuasanya orangorang Armenia), dan kapal-kapal Mongol di Anatolia.
2. Bidang
Ekonomi
3. Bidang Ilmu
Pengetahuan
Di bidang ilmu pengetahun, Mesir menjadi tempat
pelarian ilmuan-ilmuan asal Baghdad dari serangan
tentara Mongol.Karena itu, ilmu-ilmu banyak berkembang
di Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi,
matematika dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah
tercatat nama-nama besar, seperti Ibn Khalikan, Ibn
Taghribardi, dan Ibn Khaldun. Di bidang astronomi dikenal
nama Nasir Al-Din A-l-Tusi. Di bidang Matematika Abu AlFaraj Al-Ibriy.Dalam bidang kedoktern; Abu Al-Hasan Ali
Al-Nafis, penemu susunan dan peredaran darah dalam
paru-paru manusia, Abd Munim Al-Dimyathi, seorang
dokter hewan, dan Al-Razi, perintis psikoterapi. Dalam
bidang opthalmologi di kenal nama Al-Din Ibn Yusuf,
sedangkan dalam bidang Ilmu keagamaan, tersohor nama
Ibn Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam, AlSayuti yang menguasai banyak ilmu kegamaan, Ibn Hajar
Al-Asqalani dalam ilmu hadis dan lain-lain.
4.
Pemerintahan dinasti ini dilantik dari pengaruhnya dalam
Ketentaraan
5. Budaya Politik
Landasan yang dipakai untuk menilai fitrah politik para
Mamalik adalah dengan mempergunakan kaca mata yang Islamik,
yakni keberadaan manusia di bumi ini bertujuan untuk beribadat
kepada
Allah.
ARSITEKTUR MAMLUK
Dinasti Mamluk adalah sebuah dinasti Muslim yang
pernah berkuasa di Mesir dan Syria pada tahun 1250-1517.
Selama masa berkuasa itulah, Dinasti Mamluk
menyumbangkan salah satu gaya arsitektur Islami yang sangat
indah yang disebut gaya Mamluk. Monumen-monumen
peninggalan dinasti ini dapat dilihat di Kota Tua Kairo meliputi
citadel (benteng), masjid, madrasah, dan mausoleum
(bangunan makam). Keindahan masjid-masjid dan menara
Mamluk hingga kini membuat Kairo dikenal sebagai kota 1000
menara.
9. Interior bagian dalam pada daerah eye level atau sejajar dengan
pandangan mata biasanya miskin dekorasi. Dekorasi justru
diutamakan pada daerah langit-langit dan kubah. Filosofinya adalah
agar semua yang memasuki masjid akan teralihkan pandangannya
ke atas, yaitu ke arah surga.