Anda di halaman 1dari 42

PERATURAN MENTERI NEGARA

LINGKUNGAN HIDUP
Nomor 9 Tahun 2011
tentang
PEDOMAN UMUM
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS (KLHS)

Kementerian Lingkungan
Hidup

Pertimbangan penyusunan Permen:


Pasal 63 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.

Pedoman umum kajian


lingkungan
hidup
strategis dimaksudkan
sebagai acuan dalam
pelaksanaan
kajian
lingkungan
hidup
strategis
bagi
para
pembuat
kebijakan,
rencana
dan/atau
program, baik sektoral
maupun kewilayahan.
Pasal 1

PEDOMAN UMUM KLHS,


memuat:
Bab I Pendahuluan
(Pengertian, Tujuan, Manfaat,
Pendekatan dan Prinsip-prinsip KLHS)
Bab II Integrasi KLHS dalam Kebijakan, Rencana
dan/atau Program
Bab III

Tahapan Pelaksanaan KLHS

Bab IV

Metode Pelaksanaan KLHS

Bab V Dokumentasi, Akses Publik dan


Penjaminan Kualitas KLHS
Pasal 3

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Permasalahan lingkungan hidup di
Ind saat ini masih terus terjadi:
Kondisi LH menunjukkan
penurunan kondisi (pencemaran,
kerusakan lingk, penurunan
ketersediaan dibandingkan
kebutuhan SDA, bencana lingk).
Selama ini proses pembangunan
yangterformulasikan dalam KRP
dipandang kurang
mempertimbangkan prinsipprinsip PB secara optimal.
KLHS merupakan upaya
terobosan, untuk dapat lebih
memastikan bahwa pada tahap
awal penyusunan kebijakan,

Tujuan & MANFAAT KLHS


KLHS bertujuan untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program.
KLHS bermanfaat untuk memfasilitasi dan menjadi media proses belajar
bersama antar pelaku pembangunan, agar memahami pentingnya
menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam setiap
penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program.

PermenLH 09/2011

PENDEKATAN KLHS
Penelaahan kebijakan, rencana dan/atau
program didasarkan pada 3 nilai penting
yang mencerminkan prinsip PB, yaitu:

Economy

Keterkaitan
(interdependency)
Sektor, wil.- global-lokal, komp. fisik
kimia biologi sosek

Keseimbangan
(equilibrium)
Dijiwai keseimb. kepent. sosek & l.h.,
jangka pendek & panjang, kepent.
pemb pusat dan daerah

Keadilan (justice)
Kesamaan akses antar kel/gol (tdk

Environment

Social

PRINSIP-PRINSIP KLHS

1
6

3
4
PermenLH no. 9/2011

BAB II
INTEGRASI KLHS KE DALAM
KEBIJAKAN, RENCANA DAN/ATAU
PROGRAM

Karakteristik Proses Perumusan Kebijakan,


Rencana dan/atau Program di Indonesia
Membangun konsensus (concensus building)
Dinamika proses teknokratik, partisipatif dan
perumusan kebijakan publik
Pentingnya komunikasi dan dialog
Pentingnya peran personal dan proses informal

Obyek KLHS

RTRW dan
RPJM
Kebijakan,
nasional,
RPJP
rencana
provinsi
dan/atau
danprogram
kebupaten/kota
yang berpotensi
beserta rencana
menimbulkan
rincinya
dampa

Integrasi KLHS ke dalam Proses


Perumusan KRP
Kontekstual dan melekat pada KRP
Mengikuti proses dan prosedur penyusunan KRP
Memperhatikan peraturan-peraturan yang terkait
dengan penyelenggaraan KRP, contoh
o PP Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
o PP Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Peruntukan dan
Perubahan Fungsi Kawasan Hutan;
o PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
o PP Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional

INTEGRASI KLHS KE DALAM


PROSES PERUMUSAN KRP
an
g
S
an LH
c
an s K
r
Pe ose
pr

uh
ar

ng
e
p gk
n
n
j ia s i li
a
i
gk nd
n
o
Pe d k
th

KLHS

KR

t if
a
an
n RP
k
r
i
a
te K
rb
a l an
e
an rna
ip
s
s
u
da
m mpu
n
u
r e
e
m
Pe ny
o
k
pe
Re RP
K

P,
R
K i&
n
s
p a n ta
a
e t m e RP
n
e K
Pe pl ev
im on
m

PB
KRP
si
r
pe

an
p
a

Proses, prosedur dan tahapan KRP

,
P
KR i &
an tas
p
ta en RP
e
n em K
Pe pl ev
im on
m

Catt:
Kontekstual dan melekat pada KRP;
Mengikuti proses dan prosedur penyusunan KRP;
Memperhatikan peraturan-peraturan yang terkait dengan penyelenggaraan KRP.
Perancangan proses KLHS: maksud tujuan KLHS, apa dirancang sesuai KRP, apa proses perenc KRP dipertimb
ketika merancang proses KLHS , bagaimana rencana pengintegrasian KLHS dlm KRP dsb.

BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN
KLHS

TAHAPAN PELAKSANAAN KLHS

Dokumentasi, akses publik dan


penjaminan kualitas

KRP YANG WAJIB DI KLHS DAN YANG


HARUS MELALUI PROSES PENAPISAN
Ada KRP yang wajib di-KLHS sehingga tidak
perlu dilakukan proses penapisan, yaitu:
o RTRW nasional, provinsi dan kab/kota beserta rencana rincinya
o RPJM dan RPJP nasional, provinsi dan kab/kota

KRP lainnya yang berpotensi menimbulkan


dampak dan/atau risiko terhadap lingkungan,
harus melalui proses penapisan.
o Dilakukan oleh pembuat KRP didukung pendapat ahli
(professional judgement) berdasarkan hasil telaahan ilmiah,
dan dapat berkonsultasi dg instansi LH/instansi terkait lainnya.
o Apabila hasil penapisan menyatakan bahwa tidak ada
potensi dampak dan/atau risiko lingkungan hidup, maka:
Pembuat KRP tidak perlu menyelenggarakan KLHS, dituangkan
dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh pembuat
KRP dan/atau pihak2 lain yg berkepentingan sesuai

KRITERIA PENAPISAN
Kriteria penapisan KRP yg berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan
hidup, yaitu:
1. Perubahan iklim.
2. Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan KEHATI.
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir,
longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan.
4. Penurunan mutu dan kelimpahan SDA.
5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan.
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya
keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat.
7. Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan
manusia.

Perancangan

PROSES, MEKANISME & TAHAPAN


PELAKSANAAN KLHS

Identifikasi masy &


pemangku kepentingan
lainnya
Identifikasi isu-isu PB yg
relevan & signifikan di wilayah
perencanaan

Informasi
dasar
(base line
data)

Pelingkupan
(scoping)

Identifikasi muatan kebijakan,


rencana dan/atau program yg
berpotensi menimbulkan pengaruh
thd isu-isu PB
Telaah pengaruh kebijakan,
rencana dan/atau program
terhadap kondisi lingkungan hidup
di suatu wilayah

Identifikasi masyarakat
dan pemangku
kepentingan lainnya
Tujuan:
1) Menentukan secara tepat pihak yg akan dilibatkan dlm
pelaksanaan KLHS
2) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yg diamanatkan
UU
3) Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi KRP
memperoleh legitimasi/penerimaan oleh publik
4) Agar masy & pemangku kepentingan mendapatkan akses
untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat, &
pertimbangan ttg PB melalui proses penyelenggaraan KLHS

Pemetaan dan pelibatan pemangku


kepentingan
Pemetaan pemangku kepentingan
berdasarkan:

Tingkat kepentingan
Tingkat pengaruh
Tingkat kepedulian
Mekanisme pelibatan masyarakat
dan pemangku kepentingan lainnya
dapat dilakukan melalui publikasi,
dialog, diskusi atau konsultasi publik
dll.

Contoh Pemetaan IDENTIFIKASI


masyarakat & pemangku kepentingan LAIN
Masy & Pemangku
Kepentingan
Lainnya
Pembuat Keputusan
Penyusun KRP
Instansi

Masyarakat yang
Memiliki
Keahlian/Informasi
Masyarakat yang
Terkena Dampak
Pelaksanaan KRP

Lembaga, petugas
(dan posisi), kontak
Gubernur
DPRD
Bappeda (RTRW,RPJM)
SKPD (KRP sektoral)
Instansi yang membidang
LH
Instansi /SKPD terkait
PSLH
Forum-forum (DAS, Air)
Kelompok yang memiliki
data & informasi SDA
Pemerhati lingkungan
LSM
Lembaga Adat
Asosiasi Pengusaha
Asosiasi Profesi

Mekanisme
pelibatan
Forum
pengambilan
keputusan
Setiap forum
Forum dialog

Forum dialog,
diskusi

Forum dialog,
konsultasi publik

Catt: - Pemetaan pemangku kepentingan berdasarkan: Tingkat kepentingan, tingkat pengaruh & tingkat kepedulian
- Mekanisme pelibatan dapat dilakukan melalui publikasi, dialog, diskusi atau konsultasi publik dll.

Identifikasi isu pembangunan


berkelanjutan
Tujuan:
1) Penetapan isu lingkungan hidup strategis
dalam pembangunan berkelanjutan
2) Pembahasan fokus terhadap isu signifikan
3) Membantu penentuan pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan

Contoh identifikasi isu strategis


Pengelompokan Isu-isu Pembangunan
Berkelanjutan dlm Aspek atau Tema ttt

Penjelasan Singkat/Logis
(jelaskan a.l. penyebab,
intensitas dan sebaran dampak)

Isu 1, misal: Kecukupan air


Cont: kekeringan/menurunnya kualitas air
Isu 2, misal: Ketahanan pangan
Cont: kekurangan pangan, alih fungsi lahan
produktif pertanian
Isu 3, misal: Ketahanan ekonomi
Contoh: kemiskinan
Isu 4, misal: Keanekaragaman hayati
Contoh: kemerosotan/kepunahan kehati
Dst.

Catatan:
Tahapan perumusan isu PB: 1) Menghimpun isu; 2) Mengelompokkan isu; 3) Konfirmasi isu; 4)
Menelaah kepentingan isu; 5) Menetapkan isu yg akan dijadikan dasar bagi kajian KRP.
Identifikasi isu PB berdasarkan: 1) Masukan pemangku kepentingan; 2) Pendapat pakar (expert
judgement); 3) Basis data; 4) Hasil penelitian, atau 5) Kriteria terkait seperti kriteria PB

Identifikasi kebijakan, rencana


dan/atau program
Tujuan identifikasi KRP dalam konteks penyusunan KRP:
mengetahui & menentukan muatan dan substansi rancangan
kebijakan, rencana, dan/atau program yang perlu ditelaah
pengaruhnya terhadap lingkungan hidup dan diberi muatan
pertimbangan aspek pembangunan berkelanjutan.
Tujuan identifikasi KRP dalam konteks evaluasi KRP:
mengevaluasi muatan dan substansi kebijakan, rencana, dan/atau
program yang telah diimplementasikan yang memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup.
Komponen identifikasi termasuk:
o Posisi KRP
o Tingkatan pengaruh KRP
o Materi yang diatur, dan
o Karakteristik KRP

Telaahan pengaruh kebijakan, rencana


dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah
Tujuan:
Mengetahui kemungkinan dampak kebijakan, rencana
dan/atau program terhadap isu-isu pembangunan
berkelanjutan di suatu wilayah.
Isu yang akan dikaji adalah berdasarkan:
1. Hasil identifikasi isu lingkungan hidup strategis dalam
pembangunan berkelanjutan (isu-isu yang telah
diidentifikasi pada tahap sebelumnya),
2. Hasil identifikasi KRP (komponen KRP yang perlu
ditelaah)

Contoh telaahan pengaruh kebijakan, rencana dan/atau


program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu
wilayah
No

Komponen
kebijakan,
rencana atau
program

Potensi pengaruh KRP pada pembangunan


berkelanjutan
(berdasarkan argumen atau logika sederhana dalam
diskusi
para pemangku kepentingan,
atau bila perlu diperkuat dengan kajian detil)

Penetapan
struktur ruang,
misalnya
penetapan pusatpusat permukiman

Dapat berakibat pada:


penurunan daya dukung lingkungan hidup (misalnya penurunan
ketersediaan sumber daya air) atau
penurunan jasa ekosistem (seperti penurunan luas kawasan hutan
lindung)

Penetapan sistem
jaringan jalan,
misalnya
pengembangan
jaringan jalan
lintas Selatan
Pulau Jawa

Dapat berakibat pada:


penurunan daya dukung lingkungan hidup (seperti kapasitas
pasokan pangan),
penurunan jasa ekosistem (seperti berkurangnya kawasan resapan
air)
dampak lingkungan (seperti kebisingan dan polusi udara)

Penetapan
kawasan budidaya
tertentu

Dapat berakibat pada:


penurunan daya dukung lingkungan hidup (seperti penurunan
kapasitas pasokan pangan),
penurunan jasa ekosistem (seperti berkurangnya kawasan resapan
air)
dampak lingkungan (seperti kebisingan dan polusi udara)

1 Kajian detil dalam menelaah pengaruh kRP tHD


kondisi lh di suatu wilayah Pelaksanaan Kajian

Bila diperlukan, telaahan pengaruh KRP dapat dilakukan


dengan detil berdasarkan beberapa atau kombinasi aspek
kajian seperti yang tertuang pada Ps 16 UU 32/2009, yaitu:
kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan;
perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
kinerja layanan/jasa ekosistem;
efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
dan/atau
tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
Catatan:
Telaahan pengaruh KRP harus dapat menjelaskan kondisi DDDT LH atau kondisi lain
Dpt dilakukan kajian lain.
Penentuan muatan kajian berdasarkan karakteristik wilayah, kondisi & isu pembangunan
berkelanjutan dan muatan kebijakan, rencana dan/atau program.

Kajian detil dalam menelaah pengaruh kebijakan,


rencana dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah
No

Aspek Kajian

Penjelasan

Kapasitas daya
dukung dan daya
tampung
lingkungan hidup
dalam
pembangunan

Kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung


perikehidupan manusia, makhluk hidup lain dan
keseimbangan antar keduanya
Dapat diukur dari beberapa variabel seperti lahan
dan air
Kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,
energi dan atau komponen lain yang
masuk/dimasukan ke dalamnya
Dapat diukur dengan indikator pencemaran dan
kemampuan media mempertahankan habitat.

Perkiraan
mengenai
dampak dan
risiko lingkungan
hidup

Dampak suatu kegiatan terhadap perubahan


lingkungan hidup yang mendasar
Dapat diukur dari beberapa media lingkungan
seperti tanah, air dan udara, atau seperti yang
tertuang dalam penjelasan Pasal 15 UU 32/2009

Kajian detil dalam menelaah pengaruh kebijakan,


rencana dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah
No

Aspek Kajian

Penjelasan

Kinerja layanan
jasa ekosistem

Proses alami ekosistem dalam:


penyediaan barang seperti bahan pangan, air dan
kayu
penyediaan jasa seperti pengendali erosi, banjir dan
perubahan iklim
manfaat budaya seperti untuk rekreasi, spiritual dan
estetika, serta
jasa pendukung perikehidupan makhluk hidup
seperti antara lain proses-proses alam dalam siklus
hara, produksi biomassa, siklus oksigen dan siklus
air

Efisiensi
pemanfaatan
sumber daya alam

Tingkat optimal pemanfaatan sumber daya alam


dimana kebutuhan terpenuhi namun sumber daya
alam beserta ekosistemnya dapat tetap dilestarikan
Dapat diukur berdasarkan kesesuaian antara tingkat
pemanfaatan dan pencadangan terhadap potensi
dan kebutuhan
Dapat pula diukur dengan nilai manfaat sumber
daya alam melalui valuasi ekonomi

Kajian detil dalam menelaah pengaruh kebijakan,


rencana dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah
No

Aspek Kajian

Penjelasan

Tingkat
kerentanan dan
kapasitas adaptasi
terhadap
perubahan iklim

Tingkat dampak dan/atau resiko akibat perubahan


iklim, serta kemampuan mengatasi masalah atau
menyesuaikan diri terhadap dampak perubahan iklim
tersebut seperti perubahan kondisi lingkungan hidup
dan kejadian iklim ekstrim

Tingkat ketahanan
dan potensi
keanekaragaman
hayati

Kemampuan mempertahankan keberadaan,


keragaman, dan keberlanjutan sumber daya alam
hayati (nabati maupun hewani)
Dapat diukur dengan indikator kemerosotan jenis
dan jumlah, kepunahan spesies atau kerusakan
habitat

2.

Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

Hasil pengkajian pengaruh KRP digunakan untuk merumuskan alternatif penyempurnaan KRP

Alternatif penyempurnaan dilakukan untuk meminimalkan dampak yg timbul, dg cara a.l:


memberikan arahan/rambu2 mitigasi untuk meminimalkan dampak lingkungan hidup;
menyesuaikan ukuran, skala dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau program;
menunda, memperbaiki urutan atau waktu, atau mengubah prioritas pelaksanaan KRP; atau
mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.

Catt: Hasil pengkajian pengaruh K/R/P harus dapat menjelaskan kondisi DD & DT
LH atau kajian lainnya di wilayah di mana KRP tsb akan diterapkan.

Contoh alternatif penyempurnaan kebijakan,


rencana dan/atau program
Muatan
KRP

Perkiraan
pengaruh
terhadap
lingkungan
hidup

Perbaikan
kebijakan

Perbaikan
rencana

Perbaikan
program

Misal:
Pembangunan
jalan tol

Misal:
Mengurangi
jasa ekosistem
karena
mengurangi
lahan
produktif
pertanian

Misal:
Diganti
dengan
pembangunan
jalur kereta
api yang
dinilai lebih
sedikit
menggunakan
lahan

Misal:
Dialihkan pada
wilayah yang
tidak terdapat
lahan
pertanian
produktif

Misal;
Ditunda
pelaksanaann
ya

3. Rekomendasi Perbaikan KRP


Rekomendasi perbaikan KRP didasarkan pada hasil
perumusan alternatif perbaikan KRP dapat berupa:
1. Perbaikan rumusan kebijakan.
2. Perbaikan muatan rencana.
3. Perbaikan materi program.
. Penyampaian rekomendasi perbaikan KRP pada
pengambil keputusan sangat penting untuk lebih
menjamin terintegrasinya prinsip PB dlm KRP.
. Pembuat kebijakan, rencana dan atau program
wajib mengintegrasikan rekomendasi perbaikan KRP

Alur pikir mulai dari isu strategis s/d rekomendasi


perbaikan kebijakan, rencana dan/atau program
Isu
strategis
yang
prioritas

Komponen
KRP yg
prioritas
untuk
diperbaiki

Mitigasi
yang
diperlukan

Alternatif
penyempurnaan KRP

Rekomend
asi

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Alih fungsi
lahan produktif

Menurunnya
kehati
Kecukupan air

Pembangunan
jalan tol

Jalur jl tol
diupayakan tdk
memanfaatkan
area resapan,
lhn irigasi &
kwsn konserv.

K: Diganti dg pemb
jalur KA yg megunakan lbh sdkt
lhn
R: Dialihkan pd wil
yg
tdk tdp lhn pert
produktif
P: Ditunda
pelaksanaannya

METODE PELAKSANAAN KLHS


1. Identifikasi isu dan pemilihan isu prioritas dilakukan
berdasarkan basis data dan informasi atau hasil
kajian
2. Pengkajian pengaruh menggunakan alat analisis
yang komprehensif (GIS, analisis bio-fisik-kimia,
analisis sos-ek-bud, analogi dsb)
3. Kajian didahului dengan pelingkupan
4. Perumusan alternatif dilakukan berdasarkan hasil
kajian pengaruh
5. Perumusan rekomendasi dilakukan melalui proses
pengambilan keputusan (AHP, analisis biaya
manfaat, B/C ratio, SWOT dsb)

Data dan Informasi dalam KLHS


No
1
2
3
4
5

6
7
8

Jenis dokumen yang memuat


data/informasi
Dokumen perencanaan
Laporan Status Lingkungan Hidup
Daerah (SLHD)
Studi AMDAL sebelumnya
Citra satelit (Google Earth,
Landsat)
Daerah Dalam Angka, Susenas,
Suseda, Sakernas, Sakerda, Data
statistik terutama demografi,
geografis dan tren ekonomi
Data hasil penelitian di perguruan
tinggi atau lembaga negara
Konsultasi dengan pihak
berwenang
Wawancara narasumber dengan
keahlian khusus atau penduduk
setempat yang mengetahui
wilayah studi (wawancara
langsung, diskusi kelompok
terarah);

Sumber data
Bappenas atau Bappeda, Kementerian
atau Dinas PU, KLH atau instansi
pengelola lingkungan hidup daerah.
Instansi pengelola lingkungan hidup
daerah atau Kantor Statistik
Instansi pengelola lingkungan hidup
daerah
Bappenas, Bappeda, LAPAN, Bakosurtanal
BPS Pusat, Daerah

Perguruan tinggi, lembaga penelitian, LSM


Instansi pemerintah
Penting memilih narasumber secara
selektif

Komunikasi dan Negosiasi dalam KLHS


KLHS bukanlah proses teknokratik/ilmiah
semata, tetapi juga proses partisipatif,
dimana keterlibatan masyarakat dan
pemangku kepentingan sangat penting.
Proses KLHS memerlukan komunikasi dan
negosiasi antar pemangku kepentingan,
termasuk dengan pengambil keputusan.
Salah satu bentuk forum pertemuan dalam
KLHS yang sarat dengan implementasi
komunikasi dan negosiasi adalah FGD (diskusi
kelompok terfokus) ketika membahas isu
strategis.

BAB V
DOKUMENTASI, AKSES PUBLIK DAN
PENJAMINAN KUALITAS

Dokumentasi dalam KLHS


meliputi:

3.
5.
1. Rekomendasi
2.
4.
6.
7.
Hasil
Rumusan
Rangkaian
Laporan
pelaksanaan
identifikasi
pengkajian
pelaksanaan
alternatif
urutan
perbaikan
pengaruh
pemangku
tahapan
penapisan
penyempurnaan
danuntuk
kesimpulan
pelaksanaan
KRP
kepentingan
apabila
pengambilan
terhadap
kebijakan,
dilakukan.
dari
KLHS
dan
kondisi
setiap
keputusan
hasil
yang
rencana,
pembahasan
lingkungan
identifikasi
dikerjakan.
kebijakan,
dan/atau
hidup
isu
dan
program.
strategis
rencana,
konsultasi
serta alternat
pemb
dan/a
pu

Akses Publik dalam KLHS


Dokumen pelaksanaan KLHS merupakan
dokumen publik yang harus dapat diakses
oleh setiap orang.
Dalam kasus-kasus tertentu, pembuat KRP
dapat mengadakan konferensi pers atau
pengumuman publik untuk
mensosialisasikan atau mengumumkan hasil
KLHS kepada publik.
Keberatan publik atas hasil KLHS dapat
ditanggapi oleh pembuat kebijakan, rencana
dan/atau program melalui dialog yang
konstruktif.

Penjaminan Kualitas KLHS

Penjaminan kualitas adalah sebuah upaya untuk


memastikan bahwa proses KLHS sudah dilaksanakan
sesuai dengan mekanisme atau tahapannya,
termasuk bahwa substansi hasil KLHS telah
direkomendasikan.
Pelaksanaan penjaminan kualitas menjadi
tanggungjawab pembuat kebijakan, rencana dan/atau
program itu sendiri.
Publik dan pihak lain yang berkepentingan dapat
melakukan penilaian kualitas KLHS.

Monev: pemantauan dan/atau evaluasi terhadap


implementasi KRP yang telah melalui proses KLHS,
mengikuti prosedur pemantauan dan/atau evaluasi

Anda mungkin juga menyukai