Ns
Keperawatan Medikal
Bedah
Pengertian HIV/AIDS,
Penyebab dan faktor resiko HIV/AIDS,
Tanda dan gejala HIV/AIDS,
Patofisiologi penyakit,
Pemeriksaan diagnostic dan penunjang,
Cara penularan,
Penanganan di rumah sakit,
Komplikasi HIV/AIDS,
Asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS
Kebijakan pemerintah mengenai HIV/AIDS
HIV
Orang dinyatakan HIV positif, berarti di dalam
tubuhnya (terutama darah, cairan sperma, cairan
vagina, air susu ibu dan jaringan limfonodi terdapat
virus HIV (Human immunodeficiency virus). Virus
tersebut berada dalam tubuh orang yang terinfeksi
selamanya.
AIDS
Acquired immune Deficiency Syndrome merupakan
kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus
HIV karena infeksi virus HIV melemahkan kekebalan
tubuh sehingga terjadi infeksi lain baik oleh virus lain,
bakteri, mikobakterium, jamur maupun terjadinya
kanker.
PSK
Pelanggan PSK (heterosex, homosex)
Pengguna Narkoba injeksi
Suami
Isteri
Anak yang lahir dari ibu HIV positif.
Petugas kesehatan (dokter, perawat,
petugas laboratorium, cleaning service)
Penerima transfusi darah
Tato, tindik
Lalu,
Manifestasi
Pengucilan
Pengucilan penderita
penderita dan
dan diskriminasi
diskriminasi
Tidak
Tidak mendapatkan
mendapatkan hak-hak
hak-hak azasinya
azasinya
Si
Si Penderita
Penderita dan
dan yg
yg beresiko
beresiko tinggi
tinggi pun
pun jd
jd
malu
malu utk
utk periksa
periksa
Jumlah
Penderita
semakin
meningkat
Program
Program
mengantisipasi
mengantisipasi
Perkembangan
Perkembangan
HIV/AIDS
HIV/AIDS mjd
mjd
Terkendala
Terkendala
Beban
Beban
Psikososial
Psikososial
bisa
bisa lebih
lebih
berat
berat dari
dari
penyakitnya
penyakitnya
rasa
cemas,
rasa cemas,
depresi,
depresi,
kurang
kurang percaya
percaya
diri,
diri, putus
putus asa,
asa,
bahkan
bahkan
keinginan
keinginan
untuk
untuk bunuh
bunuh
diri
diri
Voluntary
Mendorong orang untuk datang ke
tempat layanan yang tadinya ingin
mereka hindari
Counselling
Komunikasi interpersonal untuk
perubahan perilaku (pre tes dan
pasca tes)
Testing
Tes yang berkualitas dan cepat
sehingga mendorong orang
untuk mengakses layanan VCT
VCT
Pencegahan
Penularan HIV
Dari HIV (+) ke HIV
(-) pasangan tar
terdeteksi
Dari ibu HIV (+) ke
anak
Dari orang yang
tidak di tes ke orang
lain
Mempromosikan
Layanan Dini
Medik
Terapi dan
pencegahan
KB
Dukungan emosi
Konseling ODHA
Dukungan sosial
Bantuan hukum
rencana masa
depan
Sosialisasi
Normalisasi HIV
Tantangan stigma
Promosi
kewaspadaan
Mendukung HAM
1
Konseling
Pra tes
2
Informed
Concent
Prinsip VCT
4
Konseling
Pasca Tes
3
Tes HIV
Text
Meliputi:
Penilaian faktor risiko
Informasi tentang HIV / AIDS
Mendiskusikan keuntungan dan kerugian mengetahui status HIV
Mempersiapkan untuk klien untuk mengetahui tes HIV
Informasi pengurangan dampak buruk
Rencana memberitahu pasangan bila hasil tes HIV (+)
INFORMED CONSENT
(VCT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah mengerti tentang HIV/AIDS, memeahami
prosedur pemeriksaan, dan tahu segala akibat yang mungkin timbul dari diketahuinya
status HIV saya, serta telah diberikan konseling dengan baik maka saya:
Bersedia / tidak bersedia diperiksa HIV
Bersedia / tidak bersedia diberitahu statusnya
Bersedia / tidak bersedia di buka statusnya
Yang memberikan pernyataan,
Saksi/ petugas,
Biakan virus
Deteksi antigen p 24
Deteksi materi genetik
DNA provirus / RNA
Deteksi antibodi
(Anti HIV 3 metode)
Elisa (Enzyme
Linked
Immunosorbent
Assay)
Western Blot
(WB)
Rapid Test
Macam
Tes HIV
Positif
Negatif
Sistem Pelaporan
Sistem Rujukan
Fokus Intervensi :
Empati
Tunjukkan rasa menghargai dan
menerima orang tersebut. Hal ini dapat
meningkatkan rasa percaya dirinya
konseling (psikoterapi dan psikoreligi)
Pendampingan sesering mungkin
sehingga klien tidak merasa sendiri dan
dikucilkan
Edukasi yang benar tentang HIV/AIDS
baik pada penderita, keluarga dan
masyarakat
Contoh kasus :
Seorang telah tahu bahwa dirinya HIV positif
sebulan yang lalu, dan telah diberi tahu
reaksi apa saja bila ia menceritakan hal itu
pada orang lain. Reaksi psikologis pada
dirinya mengatakan bahwa ia harus
mengatakan hal ini pada orang lain
walaupun ia juga takut akan akibatnya.
Ternyata orang tersebut masih diterima oleh
kekasihnya, dengan pengertian, kesabaran
dan dukungan yang memang diperlukannya.
Contoh Kasus :
Setelah menyendiri selama 8 bln mulai ingin
bertemu dengan teman senasibnya. Dia
mencoba memperkenalkan dirinya pada
satu dua orang senasib dulu. Setelah
berhasil, ia mjd berani ke banyak orang.
Ternyata ia merasa bahwa dirinya
diperlukan oleh orang lain dan mendapat
bantuan yang diperlukannya. Akhirnya
timbul kepercayaan pada dirinya dan
menjadi aktif dalam kelompoknya.
Contoh kasus :
Seorang menyangkal bahwa dengan HIV
positif sesuatu yang buruk telah
menimpa dirinya, selalu merasa spesial.
Ia sangat ingin membantu gerakan
pencegahan AIDS, dan tidak malu-malu
menceritakan bahwa dirinya HIV positif.
Keadaan ini akan lebih meningkatkan
self-esteem dan kepercayaan dirinya.
Contoh kasus :
Seorang yang semula menyendiri.
Setelah beberapa bulan dalam
kelompok konseling ia bahkan menjadi
frustrasi atas masalah yang
dihadapinya maupun yang dihadapi
orang lain.
Fokus Intervensi :
Sediakan konseling
Dukung kegiatan2 yang positif
Stimulasi untuk meningkatkan mutu
hidupnya
Stimulasi untuk meningkatkan
kepedulian sosial
Berikan reinforcement positif