Anda di halaman 1dari 13

HERPES GENITALIA

Tugas ini dibuat untuk melengkapi persyaratan mengikuti


Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Kulit & Kelamin
Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
Disusun Oleh :
NUR AZIZAH HASIBUAN
Pembimbing :
dr. MAINIADI,Sp.KK

SMF KULIT & KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA
2016

DEFINISI
Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks (virus herpes hominis) tipe I atau tipe II
yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok
di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada
daerah mukokutan, sedangkan infeksi dapat
berlangsung baik primer maupun rekurens

SINONIM
Herpes Febrilis
Herpes Labialis
Herpes Progenitalis
(genitalis)

ETIOLOGI
Herpes genitalis disebabkan oleh HSV atau
Herpes Virus Homunis (HVH), yang
merupakan anggota dari famili herpes
viridae. Beberapa tipe-tipe dari HSV,
yaitu :

HSV-I : Pada umumnya menyebabkan lesi atau


luka pada sekitar wajah, bibir, mukosa mulut dan
leher.
HSV-II : Umumnya menyebabkan lesi pada
genital dan sekitarnya (bokong, daerah anal dan
paha).

GEJALA KLINIS
G.S
K.K :: demam,
vesikel berkelompok
malese, anoreksia,
dengan
pembengkakan
dasar eritem KGB regional.
Infeksi
G.S : demam,
: > lama
malese,
& > berat
anoreksia,
(3 minggu).
pembengkakan KGB regional.
K.K
: vesikel
berkelompok
dasar eritem
Infeksi
: > lama
& > berat (3dengan
minggu).

PATOGENESIS

Terpajan HSV

Infeksi Primer (Insial)


3 Minggu

Berasal dari luar

Vesikel berkelompok
diatas kulit yang sembab
eritematosa

Penggabungan DNA

Multiplikasi/Replikasi
Seropurulen
Kelainan kulit

Krusta

Ulserasi

Menjalar melalui serabut


saraf sensorik
Ganglion saraf regional
(ganglion sakralis)

Menetap disana

Fase Laten

Reaktivasi kembali

Turun melalui akson saraf


perifer

Sel epitel

Tidak ditemukan
gejala klinis

Replikasi dan multiplikasi

Infeksi Rekurens

Di tubuh hospes sudah


ada antibodi

Vesikel berupa
rasa panas, gatal
dan nyeri

7 10 hari

KOMPLIKASI

Herpes simpleks ulserativa


kronik
Herpes simpleks
mukokutaneus akut
generalisata
Infeksi sistemik pada
hepar, paru, kelenjar
adrenal, dan sistem saraf
pusat

DIAGNOSIS BANDING

Impetigo
vesikobulosa.
Ulkus durum.
Ulkus mole.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan Giemsa atau


Wright sel raksasa berinti banyak.
Mikroskop elektron hasil setelah 2 jam kemudian.
kultur jaringan bila titer virus pada spesimen cukup
tinggi, maka hasil positif dapat dilihat dalam jangka
waktu 24-48 jam.

PENATALAKSANAAN

PROGNOSIS

Meskipun kematian yang disebabkan oleh


infeksi HSV-II jarang terjadi, akan tetapi
selama belum ada pengobatan yang efektif,
perkembangan penyakit sulit diramalkan.
Infeksi primer dini yang segera diobati
mempunyai prognosis lebih baik, sedangkan
infeksi rekuren hanya dapat dibatasi
frekuensi kambuhnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Indriyani N, Murtiastutik D. Herpes Simpleks Genitalis.[internet]. Vol.24 No 3


Desember 2012. Available from :
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-bik3bab3024d0dfull.pdf
2. Menaldi S, 2016. Ilmu Penyakit Klulit dan Kelamin. Ed. 7. Wresti Indriatmi.
Jakarta : Badan Penerbit FKUI; 1987. H. 478-480.
3. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter. Ed. 2014. Available From :
http://fk.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/PPK-Dokter-di-FasyankesPrimer.pdf
4. Daili S.F, Indriatmi W, Zubier F. Infeksi Menular Seksual. Ed. 4. Sjaiful Fahmi
Daili. Jakarta : Badan Penerbit FKUI, 1997. H. 125-136.s .
5. Fatmuji S. Prevalensi penderita Herpes Simpleks. 2012. Available From :
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27114/1/OPS%2 osiagara
%2Fatimuji-fkIk.pdf

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai