Supervisor:
dr. Hidajah, M.Kes, Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN
Nama: Tn. K
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Kacempureng Kel.
Bontomataeng Kab. Pangkep
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Masuk RS : 21 April 2016
No. RM : 00-15-04-13
ALLOANAMNESA
Diperoleh dari
: Ny. I
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan
: SMA
Alamat
: Pangkep
Hubungan dengan Pasien: Saudara Kandung
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama:
Mengamuk
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Riwayat Gangguan Sekarang
Keluhan dan gejala
Seorang laki-laki diantar masuk IGD RSKD untuk
yang pertama kalinya oleh keluarganya dengan
keluhan mengamuk kurang lebih dua minggu yang
lalu. Pasien sering gelisah dan mondar-mandir
didalam rumahnya. Pasien juga sering melukai
orang yang ditemuinya dijalan dengan cara
dilempari. Pasien selalu membawa bambu runcing
kemanapun pasien pergi dengan alasan untuk
melindungi diri pasien. Pasien sering menyanyi,
bicara sendiri, dan tertawa tanpa alasan yang jelas.
Pasien susah tidur dan dan beberapa minggu ini
tidak tidur lagi. Pasien pernah hampir membunuh
saudara perempuannya karena sangat
membencinya. Pasien juga pernah melakukan
percoban bunuh diri.
Hendaya / disfungsi
Hendaya dalam bidang sosial (+)
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
F. SITUASI SEKARANG
Pasien tidak bekerja tapi masih cukup mampu mengurus diri sendiri.
D. Gangguan Persepsi :
Halusinasi :
Halusinasi auditorik (+), Pasien merasa
berbicara, mengobrol, dan bercanda dengan
suara tersebut
Halusinasi Visual (-)
Ilusi
: Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi
: Tidak ada
E. Proses Berpikir :
Arus pikiran
Produktivitas
: Cukup
Kontinuitas
: Koheren/ Relevant
Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya
dalam berbahasa
Isi pikiran
Preokupasi
: Tidak ada
Gangguan isi pikiran :
Waham curiga (-)
Waham Kejaran (-)
Waham Bizzare (-)
Waham kebesaran (+), Pasien merasa
dirinya wali
F. Pengendalian impuls
: Baik
Daya nilai :
Norma sosial
: Terganggu
Uji daya nilai
: Terganggu
Penilaian realitas
: Terganggu
G. Tilikan (insight)
: Derajat 2
(Pasien agak menyadari dirinya sakit dan
butuh bantuan, tapi dalam waktu yanhg sama
juga menyangkali penyakitnya)
H. Taraf dipercaya
: Dapat dipercaya
III. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK LANJUT
1. Status Internus
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran : Baik
Tanda vital
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Suhu
: 37 C
Pernapasan : 20x/menit
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus,
jantung, paru dan abdomen dalam batas normal,
ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.
2. Status Neurologi
GCS
: E 4M 6V 5
Rangsang meningeal
: tidak dilakukan
Tanda ekstrapiramidal
Tremor tangan
: tidak ada
Cara berjalan
: normal
Keseimbangan
: baik
Sistem saraf motorik dan sensorik dalam
batas normal
Kesan
: normal
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I :
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu
berupa pola prilaku yang gelisah, tiba tiba mengamuk, suka bicara sendiri dan ketawa sendiri.
Keadaan ini mengakibatkanbaik merasa terganggu dan tidak nyaman (distress), sulit melakukan
pekerjaan dengan benar, dan sulit mengisi waktu luangnya dengan hal yang bermanfaat (disability).
Oleh karena itu, digolongkan sebagai gangguan jiwa. Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda
disfungsi otak sehingga dapat digolongkan gangguan mental non organik.
Pasien mengalami hendaya berat dalam menilai realita dan berdasarkan status mental ditemukan
adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi auditorik dan Waham Kebesaran yang
onsetnya barusan sekitar 2 minggu yang lalu. Keadaan emosional pasien yang beraneka ragam
tertawa sendiri dan diam. maka, pasien digolongkan Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dan
Sementara [ F23 ]
Pasien memiliki halusinasi auditorik yang khas pada skizofrenia yaitu halusinasi auditorik dimana
pasien dapat berbincang, mengobrol maupun bercanda dengan halusinasi auditoriknya, pasien juga
memiliki waham kebesaran yang juga merupakan khas dari skizo frenia yaitu waham kebesaran
dimana pasien percaya bahwa dirinya adalah seorang wali. Kriteria untuk psikosis akut tidak
terpenuhi. Maka, pasien digolongkan Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia (Schizoprenia-like) Akut
[F23.2]
Aksis II :
Pasien tidak memenuhi cirri-ciri gangguan kepribadian yang tercantum dalam PPDGJ III
Aksis III :
Tidak terdapat gangguan fisik
Aksis IV :
Faktor stressor psikososial akibat konflik dengan keluarga, isteri dan anaknya meninggalkan pasien
seorang diri.
Aksis V :
GAF scale saat ini : 50-41 gejala berat (Serius) , disabilitas berat.
Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, namun diduga terdapat ketidak seimbangan
neurotransmitter, maka dari itu pasien memerlukan farmakoterapi
Psikologik
Prilaku dan aktifitas motorik pasien gelisah , Afek tumpul, Empati tidak dapat diraba rasakan, Daya ingat
jangka panjang pendek dan segera pasien tidak terganggu. Tilikan pasien ini adalah 2.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya sosial, hendaya pekerjaan dan hendaya waktu senggang
VIII. PROGNOSIS
Faktor Pendukung : prognosis mungkin baik karena pasien menunjukkan gejala gejala yang positif, gejala
dapat berkurang dengan obat-obatan
Faktor Penghambat : Pasien tidak merasa sakit dan merasa tidak perlu berobat. Hubungan dengan
keluarga besar kurang baik.
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, efektifitas terapi serta kemungkinan
terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.