AKUT
OLEH :
dr. Piolitta Cyrenia Windyastari
LAPORAN KASUS
Anamnesa (autoanamnesa) dan pemeriksaan fisik dilakukan
pada tanggal 8 Juli 2016.
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. N
Umur
: 40 tahun
: Islam
Pekerjaan
: IRT
Alamat
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Bab cair sudah lebih dari 5 kali sehari
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke UGD Puskesmas Kampung Sawah
dengan keluhan bab cair sudah 5 kali. Keluhan ini sudah
dirasakan sejak 1 hari sebelum pasien ke ugd. Pada hari
sebelumnya pasien bab cair lebih dari 7 kali. Bab cair yang di
alami pasien masih ada ampas, berwarna kuning, berbau busuk,
berlendir, tidak berdarah. Setiap bab cair menurut pasien
sebanyak seperempat gelas belimbing. Pasien juga mengeluhkan
mual dan muntah. Pada hari ini pasien sudah muntah 2 kali.
Menurut pasien sejak keluhan ini ada perut terasa mules melilit
seperti terplintir . Selain itu pasien merasa badannya seperti
meriang. Pasien masih bisa untuk makan dan minum.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Kesadaran
Tanda Vital
Kulit
: Sawo Matang
Leher
Thorak
Jantung (S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru
Abdomen
Inspeksi
Palpasi : Supel
Hati
Auskultasi
Perkusi
: Hipertimpani
Ekstremitas
: Akral hangat, CRT <2 detik, edema -/- ,
turgor tidak menurun
RESUME
Seorang perempuan berumur 40 tahun datang
dengan keluhan bab cair yang di rasakan sejak 1 hari
sebelum datang ke ugd. Bab cair dirasakan lebih dari 5 kali
sehari. Bab berbau busuk, ampas +, lendir +, berwarna
kuning, dan banyaknya kurang lebih seperempat gelas
belimbing. Keluhan lain seperti mual, muntah, perut terasa
nyeri dan demam juga dirasakan pasien. Riwayat penyakit
sebelumnya berupa hipertensi dan Dislipidemia tidak
terkontrol. Riwayat penyakit keluarga ibu pasien menderita
hipertensi. Faktor risiko tambahan lainnya pasien sering kali
tidak menjaga pola makan dan selalu makan makanan yang
di beli di luar rumah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
bising usus meningkat, hipertimpani , selain itu pemeriksaan
fisik lainnya dalam batas normal.
DIAGNOSIS BANDING
- Disentri
- Shigellosis
- Cholera
DIAGNOSIS KERJA
Gastroenteritis akut ( Diare Akut ) tanpa tanda tanda
dehidrasi
PENATALAKSANAAN
TERAPI
Pemberian cair oralit dan diminum setiap kali bab cair
Cotrimoxazole tablet 2 x 480 mg
Loperamid tablet 3 x 1 tab
Zinc tablet 1 x 20 mg (selama 10 hari)
Paracetamol 3 x 500mg
Domperidon tablet 3 x 10mg
EDUKASI
Edukasi
Meminum obat yang di berikan sesuai dengan anjuran
dokter
Tidak makan makanan sembarangan dan jajan
Banyak mengkonsumsi buah pisang (selama mencret)
Hindari makanan yang merangsang (pedas, asam, santan)
PROGNOSIS
Ad vitam
Bonam
Ad sanam
Bonam
Ad fungsionam
Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah kondisi medis yang ditandai dengan
peradangan pada saluran percernaan yang melibatkan
lambung dan usus halus, sehingga harus disertai gejala
diare baik disertai atau tidak dengan muntah,sakit pada
perut serta kejang atau kram perut.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair setengah padat).Menurut
WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair
lebih dari tiga kali sehari. Buang air besar encer tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tibatiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Menurut World
Gastroenterology Organization global guidelines 2005, diare
akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair/lembek
dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung
kurang dari 14 hari.
ETIOLOGI
Lebih dari 90% diare akut disebabkan karena infeksi,
sedangkan sekitar 10% karena sebab-sebab lain.
Diare akut karena infeksi dapat ditimbulkan oleh:
1.Bakteri
2.Parasit
3.Virus
PATOGENESIS
Dua hal umum yang patut diperhatikan pada keadaan diare
akut karena infeksi adalah :
1.Faktor kausal (agent)
2.Faktor pejamu (host)
MANISFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
1.Bentuk feses (watery diarrhea atau inflammatory diare)
2.Makanan dan minuman 6-24 jam terakhir yang
dimakan/minum oleh penderita.
3.Adakah orang lain sekitarnya menderita hal serupa, yang
mungkin oleh karena keracunan
4.Makanan atau pencemaran sumber air.
5.Dimana tempat tinggal penderita
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang
dewasa terdiri atas:
- Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
- Memberikan terapi simptomatik
- Memberikan terapi definitive
Umur
<12 bulan
Jumlah oralit
yang diberikan
tiap b.a.b
50-100 ml
1-4 tahun
100-200 ml
> 5 tahun
200-300 ml
Dewasa
300-400 ml
Jumlah oralit
yang disediakan
di rumah
400 ml/hari (2
bungkus)
600-800 ml/hari,
3-4 bugkus
800-1000
ml/hari,4-5
bungkus
1200-2800 ml/ha
<1 tahun
300 ml
Dewasa
2400 ml
TERAPI SIMTOMATIK
Obat anti diare:
a. Kelompok antisekresi selektif
b. Kelompok opiat
c. Kelompok absorbent
d. Zat Hidrofilik
Probiotik
TERAPI DEFINITIF
Pemberian antibotik secara empiris jarang
diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40% kasus
diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian
anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada: pasien
dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses
berdarah, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan
kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa
pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien
immunocompromised.
V. kolera El Tor: Tetrasiklin 4 x 500 mg/hr selama 3 hari atau kortimoksazol dosis awal 2 x 3 tab,
kemudian 2 x 2 tab selama 6 hari atau kloramfenikol 4 x 500 mg/hr selama 7 hari atau golongan
Fluoroquinolon.
ETEC: Trimetoprim-Sulfametoksazole atau Kuinolon selama 3 hari.
S. aureus: Kloramfenikol 4 x 500 mg/hr
Salmonella Typhi: Obat pilihan Kloramfenikol 4 x 500 mg/hr selama 2 minggu atau Sefalosporin
generasi 3 yang diberikan secara IV selama 7-10 hari, atau Ciprofloksasin 2 x 500 mg selama 14
hari.
Salmonella non Typhi: Trimetoprim-Sulfametoksazole atau ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2
kali sehari selama 5 7 hari.
Shigellosis: Ampisilin 4 x 1 g/hr atau Kloramfenikol 4 x 500 mg/hr selama 5 hari.
Helicobacter jejuni (C. jejuni): Eritromisin, dewasa: 3 x 500 mg atau 4 x 250 mg, anak: 30-50
mg/kgBB/hr dalam dosis terbagi selama 5-7 hari atau Ciprofloxacin 2 x 500 mg/hr selama 5-7 hari.
Amoebiasis: 4 x 500 mg/hr selama 3 hari atau Tinidazol dosis tunggal 2 g/hr selama 3 hari.
Giardiasis: Quinacrine 3 x 100 mg/hr selama 1 minggu atau Chloroquin 3 x 100 mg/hr selama 5
hari.
Balantidiasis: Tetrasiklin 3 x 500 mg/hr selama 10 hari
Virus: simptomatik dan suportif.