Anda di halaman 1dari 33

PUSDIKNAS

Pusat Studi Kebijakan Nasional

STRATEGI PENCEGAHAN PERMASALAH HUKUM


PENGADAAN BIDANG KESEHATAN

Disampaikan oleh :

Dr. H. FAHRURRAZI, M.Si

BIODATA

Nama : Dr. H. FAHRURRAZI, M.Si.


Lahir : Pontianak, 21 April 1980
Alamat : Puri Cibeureum Permai II
: Jl. Flamboyan No. 7 Sukabumi
Pendidikan : S-3 Doktor Administrasi Pendidikan - UPI
Jabatan : 1.
Instruktur PBJ - LKPP
2. Saksi Ahli PBJ - LKPP
3.
Asesor Kompetensi Ahli PBJ - LKPP
4.
Kepala LPSE Kota Sukabumi
5. Pembina ULP Kota Sukabumi
6. Kepala Bidang Teknik Sarana - Dinas Perhubungan
Kota Sukabumi
Tugas lainnya
: 1. Rektor Institut Manajemen Wiyata Indonesia
(IMWI)
2. Pendiri dan Pengurus P3I
3. Ketua & Dosen WII
Email : erazeti@yahoo.co.id / erazeti@fahrurrazi.net
HP
: 0856-24222715
Weblog : www.fahrurrazi.net
PUSDIKNAS

ISU AKTUAL RESIKO DALAM PENGADAAN

... !!!
l
a
u
t
k
A
Isu

PUSDIKNAS

Terjerat dalam sanksi


HUKUM
Hasil pengadaan TIDAK
MEMENUHI Kebutuhan

Resiko Dalam
Pengadaan

ORGANISASI PENGADAAN
Kepala K/L/D/I

Mengangkat

Membent
uk

Unit Layanan
Pengadaan
(ULP)
Kepala

Fungsi
TU/
Sekretari
at
Staf
Pendukung

Pokja

PA / KPA

Tim Teknis
Tim Ahli/Juri

Proses Pemilihan
dan Penetapan
Pejabat
Pengadaa
n

Pejabat
Pembuat
Komitmen
(PPK)

Panitia/Pejaba
t
Penerima
Hasil
Pekerjaan

Kontrak dan
Pelaksanaa
n Pekerjaan

Hasil
Pekerjaan

Penyedia Barang/Jasa

Kontrak
PUSDIKNAS

KETENTUAN UMUM

Proses pengadaan Barang / Jasa pemerintah pada dasarnya


merupakan penyelenggaraan hukum administrasi negara, yang
memungkinkan pelaku administrasi negara untuk menjalankan
fungsinya dan melindungi warga terhadap sikap tindak
administrasi negara, serta juga melindungi administrasi negara
itu sendiri.
Peran pemerintah yang dilakukan oleh perlengkapan negara
atau administrasi negara harus diberi landasan hukum yang
mengatur dan melandasi administrasi negara dalam
melaksanakan fungsinya.

PUSDIKNAS

BENTUK HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


Bentuk hukum administrasi negara antara lainnya adalah mengenai:
1. Filsafat dan Dasar-Dasar Umum Pemerintahan dan Administrasi
Negara;
2. Organisasi Pemerintahan dan Administrasi Negara
3. Tata Pemerintahan;
4. Kegiatan-kegiatan operasional Administrasi Negara;
5. Administrasi Keuangan Negara ;
6. Administrasi Kepegawaian Negara;
7. Badan Usaha Negara;
8. Hukum Perencanaan Negara;
9. Hukum Pengawasan Administrasi Negara;
10. Hukum Kearsipan dan Dokumentasi Negara;
11. Hukum Sensus dan Statistik Negara.

PUSDIKNAS

PENERAPAN SANKSI HUKUM DALAM PENGADAAN


BARANG/JASA

gadaan
n
e
P
m
la
anksi Da
S
n
a
p
a
r
sa
Pene
Barang/Ja

PUSDIKNAS

Sekurang-kurangnya Dikenal
Tiga Pengelompokan Jenis
Sanksi Hukum, Yaitu :
1) Sanksi Hukum Pidana;
2) Sanksi Hukum Perdata;
dan 3) Sanksi Administratif.

Sebuah hukuman
atau tindakan
memaksa yang
dihasilkan dari
kegagalan untuk
mematuhi undangundang, peraturan,
atau perintah.

PENGATURAN SANKSI
Pengaturan tentang Sanksi dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah diatur di
dalam Pasal 118 sampai dengan Pasal 124
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
beserta perubahannya, sampai dengan
perubahan yang Kedua yaitu Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
Di dalam pasal-pasal tersebut mengatur
perbuatan dan sanksi yang dapat dikenakan
bagi para pihak dalam pelaksaan pengadaan
sesuai ranah dan fungsi tanggungjawab
masing-masing.
PUSDIKNAS

PENGENAAN SANKSI PARA PIHAK


1. Berusaha mempengaruhi kelompok kerja ULP/pejabat
Penyedia
pengadaan/pihak lain yang berwenang dalam bentuk dan cara
apapun, baik langsung maupun tidak langsung guna memenuhi
keinginannya yang bertentangan dengan ketentuan dan
prosedur yang telah ditetapkan dalam dokumen
pengadaan/kontrak, dan/atau ketentuan peraturan perundangundangan.
2. Melakukan persekongkolan dengan penyedia barang/jasa lain
untuk mengatur harga penawaran diluar prosedur pelaksanaan
pengadaan barang/jasa, sehingga
mengurangi/menghambat/memperkecil dan/atau meniadakan
persaingan yang sehat dan/atau merugikan orang lain.
3. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/ atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan
pengadaan barang/jasa yang ditentukan dalam dokumen
pengadaan.
4. Mengundurkan diri setelah batas akhir pemasukan penawaran
atau mengundurkan diri dari pelaksanaan kontrak dengan alasan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan/atau tidak dapat
diterima oleh kelompok kerja ulp/pejabat pengadaan.
5. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak
secara bertanggung jawab.
6. Ditemukan adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan
barang/jasa produksi dalam negeri.
7. Terlambat menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
9
PUSDIKNAS

PENGENAAN SANKSI PARA PIHAK

Pokja ULP

PPK

1. Terjadi pelanggaran dan/atau kecurangan dalam


proses pengadaan barang/jasa oleh kelompok
kerja ULP/pejabat pengadaan.
2. Terjadi kecurangan dalam pengumuman
pengadaan oleh kelompok kerja ulp/pejabat
pengadaan
1. Terjadi Cidera Janji Terhadap Ketentuan Yang
Termuat Dalam Kontrak
2. Terjadi Keterlambatan Pembayaran

PUSDIKNAS

10

SANKSI ADMINISTRASI DALAM PENGADAAN

Sanksi

PUSDIKNAS

11

PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI PARA PIHAK


Penyedia

Pemberian sanksi administratif, dilakukan oleh PPK/Kelompok Kerja


ULP/Pejabat Pengadaan kepada penyedia sesuai dengan ketentuan
administrasi yang diberlakukan dalam peraturan pengadaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Digugurkan penawarannya atau pembatalan pemenang atas ditemukan adanya


penyimpangan
Pemberlakukan denda terlambat dalam menyelesaikan pekerjaan dalam jangka
waktu sebagaimana ditetapkan. Sanksi ini juga dapat diterapkan dalam konteks
perdata sebuah perjanjian atau kontrak.
Pencairan jaminan yang diterbitkan atas pelanggaran yang dilakukan. Untuk
selanjutnya dicairkan masuk ke kas negara / daerah.
Penyampaian laporan kepada pihak yang berwenangan menerbitkan perizinan,
terhadap penyimpangan yang dilakukan sehingga dianggap perlu untuk dilakukan
pencabutan izin yang dimiliki.
Pemberlakukan sanksi administrasi berupa pengenaan sanksi finansial atas
ditemukan adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan Barang/Jasa produksi dalam
negeri.
Kewajiban untuk menyusun perencanaan ulang dengan biaya sendiri atas Konsultan
perencana yang tidak cermat dalam menyusun perencanaan dan mengakibatkan
kerugian negara.

PUSDIKNAS

12

PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI PARA PIHAK


PPK/POKJA
ULP/PP
Dalam hal yang melakukan pelanggaran adalah
PPK/Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan yang
notabenenya adalah berstatus pegawai negeri, maka jika
ditetapkan telah melakukan pelanggaran seperti tidak
belakukan tahapan proses pengadaan yang telah diatur atau
melakukan kecurangan dalam proses pengadaan, berlaku
sanksi yang diatur di dalam aturan kepegawaian yang
diberikan oleh pihak yang mempunyai kewenangan
menerbitkan sanksi, seperti teguran, penundaan kenaikan
pangkat, pembebasan dari jabatan, dan pemberhentian,
sesuai ketentuan peraturan kepegawaian.
PUSDIKNAS

13

SANKSI PENGENAAN DAFTAR HITAM DALAM


PENGADAAN

PUSDIKNAS

14

PENGENAAN SANKSI DAFTAR HITAM PARA PIHAK


Penyedia

Pada tahapan proses pemilihan barang/jasa, Penyedia Barang/Jasa


dapat dikenakan sanksi blacklist apabila:
1. terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam
proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang;
2. mempengaruhi ULP (Unit Layanan Pengadaan)/Pejabat
Pengadaan/PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)/pihak lain yang
berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun
tidak langsung dalam penyusunan Dokumen Pengadaan dan/atau
HPS yang mengakibatkan terjadinya persaingan tidak sehat;
3. mempengaruhi ULP/Pejabat Pengadaan/pihak lain yang
berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun
tidak langsung guna memenuhi keinginannya yang bertentangan
dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan/Kontrak, dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan;

PUSDIKNAS

15

PENGENAAN SANKSI DAFTAR HITAM PARA PIHAK


4. melakukan persekongkolan dengan Penyedia Barang/Jasa lain
untuk mengatur Harga Penawaran diluar prosedur pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa, sehingga mengurangi/
menghambat/memperkecil dan/atau meniadakan persaingan yang
sehat dan/atau merugikan orang lain;
5. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan
lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan
Barang/Jasa yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan;
6. mengundurkan diri dari pelaksanaan Kontrak dengan alasan yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan dan/atau tidak dapat diterima
oleh ULP/Pejabat Pengadaan;
7. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan
lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam Dokumen Pengadaan;
8. mengundurkan diri pada masa penawarannya masih berlaku
dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh ULP/Pejabat
Pengadaan;
PUSDIKNAS

16

PENGENAAN SANKSI DAFTAR HITAM PARA PIHAK

9. mengundurkan diri pada masa penawarannya masih berlaku


dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh ULP/Pejabat
Pengadaan;
10. menolak untuk menaikkan nilai jaminan pelaksanaan untuk
penawaran dibawah 80% HPS;
11. memalsukan data tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri;
12. mengundurkan diri bagi pemenang dan pemenang cadangan 1
(satu) dan 2 (dua) pada saat penunjukan Penyedia Barang/Jasa
dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh PPK; dan/atau
13. mengundurkan diri dari peraksanaan penandatanganan kontrak
dengan arasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan/atau
tidak dapat diterima oleh PPK.
Mengacu Peraturan PUSDIKNAS tentang Daftar Hitam

PUSDIKNAS

17

PENGENAAN SANKSI DAFTAR HITAM PARA PIHAK


Penyedia

Pada tahapan pelaksanana kontrak pengadaan barang/jasa, Penyedia


Barang/Jasa dapat dikenakan sanksi blacklist apabila:
1. terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam
proses pelaksanaan kontrak yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang;
2. menolak menandatangani Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
3. mempengaruhi PPK dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung
maupun tidak langsung guna memenuhi keinginannya yang
bertentangan dengan ketentuan dan prosedur yang telah
ditetapkan dalam Kontrak, dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan;
4. melakukan pemalsuan dokumen yang berkaitan dengan
pelaksanaan kontrak termasuk pertanggungjawaban keuangan;
5. meninggalkan pekerjaan sebagaimana yang diatur kontrak secara
tidak bertanggungjawab;

PUSDIKNAS

18

PENGENAAN SANKSI DAFTAR HITAM PARA PIHAK


6.

7.
8.

melakukan perbuatan lalai/cidera janji dalam melaksanakan


kewajiban dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan sehingga dilakukan pemutusan
kontrak sepihak oleh PPK;
memutuskan kontrak secara sepihak karena kesalahan Penyedia
Barang/Jasa; dan/atau
tidak menindaklanjuti hasil rekomendasi audit pihak yang
berwenang yang mengakibatkan timbulnya kerugian keuangan
Negara.

Mengacu Peraturan PUSDIKNAS tentang Daftar Hitam

PUSDIKNAS

19

SANKSI GUGATAN SECARA PERDATA DALAM


PENGADAAN

PUSDIKNAS

20

SANKSI GUGATAN SECARA PERDATA DALAM


PENGADAAN

Bentuk sanksi hukum perdata dapat berupa kewajiban untuk memenuhi


prestasi (kewajiban) dan atau hilangnya suatu keadaan hukum, yang diikuti
dengan terciptanya suatu keadaan hukum baru. Bentuk putusan yang
dijatuhkan oleh hakim dapat berupa :
1. Putusan yang menghilangkan suatu keadaan hukum dan menciptakan
keadaan hukum baru.
2. Putusan yang bersifat menghukum pihak yang dikalahkan untuk memenuhi
kewajibannya. Contohnya seperti putusan hukum untuk wajib membayar
kerugian pihak tertentu.
3. Putusan yang amarnya menciptakan suatu keadaan yang sah menurut
hukum, menerangkan, dan menegaskan suatu keadaan hukum sematamata. Contohnya seperti putusan sengketa tanah atas penggugat atas
kepemilikan yang sah.

PUSDIKNAS

21

SANKSI DILAPORKAN SECARA PIDANA DALAM PENGADAAN

PUSDIKNAS

22

SANKSI DILAPORKAN SECARA PIDANA DALAM


PENGADAAN
Pidana adalah reaksi atas delik dan ini berwujud suatu nestapa yang
dengan sengaja ditimpakan negara pada pembuat delik (perbuatan yg
dapat dikenakan hukuman karena merupakan pelanggaran terhadap
undang-undang). Hukum pidana menentukan sanksi terhadap
pelanggaran peraturan larangan. Sanksi itu dalam prinsipnya terdiri atas
penambahan penderitaan dengan sengaja.
Bentuk Hukuman Pidana diatur dalam pasal 10 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP), yaitu:
1. Hukuman pokok, yang terbagi menjadi: hukuman mati, hukuman
penjara, hukuman kurungan, hukuman denda
2. Hukuman-hukuman tambahan, yang terbagi menjadi: pencabutan
beberapa hak yang tertentu, perampasan barang yang tertentu,
pengumuman keputusan hakim
PUSDIKNAS

23

PERAN APIP DALAM PENGADAAN BARANG/JASA


PEMERINTAH
PENGAWASAN

Pimpinan K/L/D/I wajib melakukan


pengawasan terhadap PPK dan Pokja
ULP/Pejabat Pengadaan dan menugaskan APIP
untuk melakukan audit sesuai ketentuan

PUSDIKNAS

PERAN APIP DALAM PENGADAAN BARANG/JASA


PEMERINTAH
PENGADUAN

Penyedia/masyarakat dapat mengajukan


pengaduan atas indikasi penyimpangan
prosedur, KKN dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa yang ditujukan kepada APIP
K/L/D/I yang bersangkutan dan/atau
PUSDIKNAS disertai bukti-bukti yang kuat.
APIP K/L/D/I dan PUSDIKNAS menindaklanjuti
pengaduan tersebut dan hasilnya dilaporkan
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi.
Jika terdapat indikasi KKN, dengan
persetujuan Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
dapat dilaporkan kepada instansi yang
berwenang dengan tembusan kepada
PUSDIKNAS dan BPKP.
PUSDIKNAS

PERAN APIP DALAM PENGADAAN BARANG/JASA


PEMERINTAH
SANGGAHAN BANDING
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan
Institusi dalam memberikan tanggapan atas
Sanggahan Banding dapat meminta saran dan
pendapat dari APIP K/L/D/I yang bersangkutan
atau unit kerja yang tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan.

PUSDIKNAS

PERAN APIP DALAM PENGADAAN BARANG/JASA


PEMERINTAH
PENGAWASAN PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM
NEGERI
1. APIP melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan
penggunaan produksi dalam negeri dalam Pengadaan
Barang/Jasa untuk keperluan instansinya masingmasing.
2. APIP segera melakukan langkah serta tindakan yang
bersifat kuratif/perbaikan, dalam hal terjadi
ketidaksesuaian dalam penggunaan produksi dalam
negeri, termasuk audit teknis (technical audit)
berdasarkan Dokumen Pengadaan dan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa yang bersangkutan.

PUSDIKNAS

PERAN APIP DALAM PENGADAAN BARANG/JASA


PEMERINTAH
REKOMENDASI DAFTAR HITAM
1. PA/KPA menindaklanjuti usulan penetapan sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam dari PPK/Kelompok Kerja ULP/Pejabat
Pengadan dan/atau keberatan Penyedia Barang/Jasa atas
usulan masuk daftar hitam dengan menyampaikan pengajuan
rekomendasi kepada APIP yang bersangkutan paling lambat 5
(lima) hari sejak surat usulan penetapan dan/atau surat
keberatan diterima.
2. APIP menindaklanjuti usulan penetapan dan/atau keberatan
dengan cara melakukan pemeriksan dan klarifikasi kepada
PPK/Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadan, Penyedia
Barang/Jasa dan/atau pihak lain yang diangap perlu paling
lambat 10 (sepuluh) hari sejak surat usulan penetapan sanksi
pencantuman dalam Daftar Hitam dan/atau keberatan diterima.
3. APIP menerbitkan Rekomendasi Terbit atau Tidak Pemberian
Sanksi daftar Hitam
PUSDIKNAS

CAKUPAN AUDIT, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PBJ

PUSDIKNAS

CAKUPAN AUDIT, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PBJ

PUSDIKNAS

Kewajiban Pelayanan Hukum


Kewajiban
ukum
H
n
a
n
a
y
Pela

P.04
PUSDIKNAS

31

CATATAN PENTING !!!

1.
2.
3.
4.
5.

CATATAN
Pahami tugas dan kendalikan intervensi yang
menyimpang. Ingat tanggungjawab yang diberikan
berdasarkan penugasan.
Tulis yang telah dilaksanakan dalam kertas kerja,
dan simpan dengan tertib dokumen yang diterima
dan diterbitkan.
Hindari terjadinya fiktif dan rekayasa negatif
Gunakan pendapat pihak yang ahli ketika harus
membuat keputusan teknis yang tidak dipahami
Dipahami bahwa Tugas dalam Pengadaan adalah
sebagai Ibadah

PUSDIKNAS

32

TERIMA KASIH

PUSDIKNAS
Pusat Studi Kebijakan Nasional

Anda mungkin juga menyukai