Anda di halaman 1dari 9

Pendahuluan

Menurut

Global Initiative for Chronic


Obstructive Lung Disease (GOLD),
PPOK adalah penyakit dengan
karakteristik keterbatasan saluran
napas yang tidak sepenuhnya
reversible. Keter-batasan saluran
napas tersebut biasanya progresif
dan berhubungan dengan respons
inflamasi di-karenakan bahan yang
merugikan atau gas

Dua bentuk utama PPOK

Bronkhitis kronis ialah keradangan saluran napas


kronis yang ditandai oleh gejala batuk berdahak
minimal
tiga
bulan
dalam
setahun,
sekurangkurangnya dua tahun berturut-turut.

Emfisema ialah pelebaran alveoli (gelembung


udara paru) yang disertai kerusakan dinding
(septum
interalveoler)
sehingga
beberapa
gelembung
paru
menyatu
(over
inflasi),
mengakibatkan keluhan sesak napas yang
menetap dan mempunyai kecenderungan semakin
lama semakin berat.

Faktor Resiko

1.

2.

3.

Paparan dari partikel lain :


Merokok: Merokok merupakan penyebab PPOK terbanyak (95%
kasus) di negara berkembang. Perokok aktif dapat meng-alami
hipersekresi mucus dan obstruksi jalan napas kronik. Perokok
pasif juga menyumbang terhadap symptom saluran napas dan
PPOK dengan peningkatan kerusakan paru-paru akibat
menghisap partikel dan gas-gas berbahaya.
Polusi indoor: memasak dengan bahan biomass dengan
ventilasi dapur yang jelek misalnya terpajan asap bahan bakar
kayu dan asap bahan bakar minyak diperkirakan memberi
kontribusi sampai 35%.
Polusi outdoor: polusi udara mempunyai pengaruh buruk pada VEP1, inhalan
yang paling kuat menyebabkan PPOK adalah Cadmium, Zinc dan debu.
Bahan asap pem-bakaran/pabrik/tambang.

. Genetik

(defisiensi Alpha 1-antitrypsin): Faktor risiko dari


genetic memberikan kontribusi 1 3% pada pasien PPOK26.
. Riwayat infeksi saluran napas berulang.
. Gender, usia, konsumsi alkohol dan kurang aktivitas fisik.

Tingkat Keparahan PPOK

Tingkat keparahan PPOK diukur dari skala sesak napas.


Menurut American Thoracic Society (ATS)4 penggolongan PPOK
berdasarkan derajat obstruksi saluran napas yaitu ringan,
sedang, berat dan sangat berat. Gejalanya ditandai dengan :
Tidak ada sesak kecuali dengan aktivitas berat dengan skala 0.
Terganggu oleh sesak napas saat bergegas waktu berjalan atau
sedikit mendaki nilai 1 skala ringan. Serta pengukuran
spirometri menunjuk-kan nilai VEP1 50 %.
Berjalan lebih lambat daripada orang lain yang sama usia
karena sesak napas, atau harus ber-henti sesaat untuk
bernapas pada saat berjalan walau jalan mendatar nilai 2 skala
sedang.

Lanjutan

Harus berhenti bila berjalan 100


meter atau setelah beberapa menit
berjalan nilai 3 skala berat.
Sesak napas tersebut menyebabkan
kegiatan sehari-hari terganggu atau
sesak napas saat menggunakan atau
melepaskan pakaian, nilai 4 skala
sangat berat.

Tipe PPOK
Berdasarkan kesepakatan para pakar (PDPI/
Perkumpulan Dokter Paru Indonesia) tahun 2005 maka
PPOK dikelompokkan ke dalam:
PPOK ringan adalah pasien dengan atau tanpa batuk
tanpa produksi sputum dan sesak napas dengan
derajad 0-1. Pemeriksaan Spirometrinya
VEP1
80% prediksi(normal)
dan VEP1/KVP
< 70 %.
PPOK sedang adalah pasien dengan gejala klinis
dengan atau batuk atau produksi sputum dan sesak
napas dengan derajad 2. Pemeriksaan Spirometrinya
VEP1 70% dan VEP1/KVP <
80%
prediksi.

Tipe PPOK
PPOK

berat adalah pasien dengan gejala klinis


sesak napas dengan derajad 3-4. Disertai gagal
napas kroniki, eksaserbasi lebih sering terjadi.
Disertai komplikasi kor pulmonum atau gagal
jantung kanan. Pemeriksaan spirometri
VEP1/KVP < 70 %, VEP1< 30 % prediksi atau
VEP1> 30 % dengan gagal napas kronik.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil pe-meriksaan
analisa gas darah dengan kriteria hipoksemia
dengan normokapnia atau hipokse-mia dengan
hiperkapnia.

Daftar Pustaka
National

Institutes of Health, National


Heart, Lung and Blood Institutes.
Global Iniatiative for Chronic
Obstructive Lung Disease.
NHLBI/WHO workshop report, 2001.

Anda mungkin juga menyukai