Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN CHF (Congestive Hearth Failure)

RAHMAWATI

IDA BAGUS
NUR I.R
DIAN KURNIA
SARI
JULIA ARNA
SARI

K
E
L
O
M
P
O
K
4

SAHWA
FAUZIAH

RIZAL

ENGGAR
ERVIANTO

ITA
PURNAMA

Definisi
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis
berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan

atau

kemampuannya

hanya

ada

kalau

disertai

peninggian volume diastolik secara abnormal. Penamaan gagal


jantung kongestif yang sering digunakan kalau terjadi gagal
jantung sisi kiri dan sisi kanan (Mansjoer, 2001).

Anatomi dan fisiologi


Anatomi
Jantung

Etiologi
Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh :
1. Kelainan otot jantung
2. Aterosklerosis coroner
3. Hipertensi sistemik atau pulmonal
4. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif,
5. Penyakit jantung lain
6. Faktor sistemik

Klasifikasi
1.Gagal jantung sistolik dan diastolik
2.Gagal jantung high output dan low output
3.Gagal jantung kanan dan kiri
4.Gagal jantung akut dan kronik

Manifestasi klinis
Tanda dan gejala:
Dispnea
Ortopnea
Paroximal nokturna dispnea
Batuk
Mudah lelah
Kegelisahan
Edema
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan batas abdomen.

Anoreksia
Nokturna:
Lemah:
Bendungan pada vena perifer (jugularis)
Perasaan tidak enak pada epigastrium.

PATOFISIOLOGI

Pemeriksaan diagnostik
1. EKG
2. Foto thorax
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Ekokardiografi

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita dengan gagal jantung
meliputi

penalaksanaan

secara

non

farmakologis

,secara farmakologis dan operatif. Penatalaksanaan


gagal jantung baik akut maupun kronik ditujukan
untuk mengurangi gejala dan memperbaiki prognosis,
meskipun

penatalaksanaan

secara

individual

tergantung dari etiologi serta beratnya kondisi.

Komplikasi
Komplikasi gagal jantung meliputi:
1.Cachexia jantung
2.Gangguan fungsi ginjal
3.Aritmia
4.Depresi
5.Angina dan serangan jantung
6.Kongesti paru
7.Cardiac arrest
8.Sudden death.

ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
1.Identitas
2.Riwayat Kesehatan
3.Pemeriksaan fisik/Focus pengkajian
a.Aktivitas/istirahat
b.Sirkulasi
c.Integritas ego
d.Eliminasi
e.Makanan/cairan
f. Higiene
g.Neurosensori
h.Nyeri/Kenyamanan
i. Pernapasan
j. Keamanan
k.Interaksi sosial
l. Pembelajaran/pengajaran

2. Diagnosa keperawatan
a. Pola nafas tak efektif
b. Gangguan pertukaran gas
c. Kelebihan volume cairan
d. Intoleran aktifitas

3. Intervensi
a. Pola nafas tak efektif
NOC
1.Respiratory status : Ventilation
2.Respiratory status : Airway patency
3.Vital sign Status
Kriteria hasil:
4.Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
5.Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
NIC
6.Lakukan fisioterapi dada jika perlu
7.Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
8.Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
9.Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
10.
Monitor respirasi dan status O2
11.
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
12.
Pertahankan jalan nafas yang paten

b. Gangguan pertukaran gas


NOC
1. Respiratory Status : Gas exchange
2. Keseimbangan asam Basa, Elektrolit
3. Respiratory Status : ventilation
4. Vital Sign Status
kriteria hasil:
1. Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat
2. Memelihara kebersihan paru paru dan bebas
dari tanda 3. Tanda distress pernafasan
4. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)

NIC
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
2. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
3. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
4. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan
5. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
6. Monitor respirasi dan status O2

c. Kelebihan volume cairan


NOC
1. Electrolit and acid base balance
2. Fluid balance
3. Hydration
Kriteria hasil
1. Terbebas dari edema, efusi, anaskara
2. Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu
3. Terbebas dari distensi vena jugularis,
4. Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output
jantung dan vital sign DBN
5. Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau bingung
NIC
1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2. Pasang urin kateter jika diperlukan
3. Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,
osmolalitas urin)
4. Monitor vital sign
5. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema,
distensi vena leher, asites)

d. Intoleran aktifitas
NOC
1. Self Care : ADLs
2. Toleransi aktivitas
3. Konservasi eneergi
Kriteria Hasil :
1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, nadi dan RR
2. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
3. Keseimbangan aktivitas dan istirahat
NIC
4. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
5. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
6. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
7. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
8. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai