Gemblung
Gemblung
BERKEBUTUHAN KHUSUS:
DOWN SINDROM
KELOMPOK 2
MATA KULIAH : KOMUNIKASI KEPERAWATAN
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communis, yang
berarti sama. Communico, communicatio atau communicare berarti
membuat sama (make to common). Jadi, komunikasi dapat terjadi apabila
adanya pemahaman yang sama antara penyampai pesan dan penerima
pesan.
Bernard Barelson dan Garry A. Steiner. Komunikasi adalah proses
transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya
dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka,
dan sebagainya.
Carl I. Hovland. Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan
seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan
lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
Colin Cherry. Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling
menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan
komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus
rangsangan dan pembangkitan balasannya.
Lanjutan...
Ketiga, semua komuikasi yang dilakukan harus
komunikasi
yang
menciptakan
tumbuhnya hubungan saling percaya harus dicapai
terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan
dan memberikan alternative pemecahan masalah.
Hubungan saling percaya antara perawat dan anak
adalah kunci dari komunikasi terapeutik.
.
Teknik komunikasi terapeutik pada anak
down sindrom
1. Mendengarkan (lestening)
Mendengar ( listening) merupakan dasar utama
dalam komunikasi terapeutik ( Keliat 1992).
Mendengarkan adalah proses aktif dan penerimaan
informasi serta penelaahan reaksi seseorang terhadap
pesan yang diterima , Hubson, S dalam Suryani,
(2005)
2. Eksplorasi
Teknik ini bertujuan untuk mencari atau menggali
lebih dalam masalah yang dialami klien, Antai-Otong
dalam suryani, (2005) supaya masalah tersebut bias
diatasi
Lanjutan...
3. Memberikan Pujian
Memberikan
pujian
(reinforcement)
merupakan keuntungan psikologis yang
didapatkan klien ketika berinteraksi dengan
perawat.
Reinforcement
berguna
untuk
meningkatkan harga diri dan menguatkan
perilaku klien Gerald, D dalam Suryani, (2005)
4. Memberikan Penghargaan
Memberi salam pada klien dan keluarga
dengan menyebut namanya, menunjukan
kesadaran tentang perubahan yang terjadi
Asuhan keperawatan
Pengkajian
Pengkajian data focus pada anak dengan gangguan
perkembangan pervasive menurut Isaac, A (2005) dan
Townsend, M.C (1998) antara lain:
Tidak suka dipegang
Rutinitas yang berulang
. Tangan digerak-gerakkan dan kepala dianggukanggukan
Terpaku pada benda mati
Sulit berbahasa dan berbicara
50% diantaranya mengalami retardasi mental
Lanjutan...
Ketidakmampuan untuk memisahkan kebutuhan fisiologis dan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut
Intervesi
Menurut Townsend, M.C (1998) perencanaan
dan rasionalisasi untuk mengatasi masalah
keperawatan pada anak dengan gangguan
perkembangan pervasife autisme antara lain:
Lanjutan...
Intervensi :
1. Jamin keselamatan anak dengan memberi rasa aman,
lingkungan yang kondusif untuk mencegah perilaku merusak diri,
Rasional: Perawat bertanggun jawab untuk menjamin keselamatan
anak)
2. Kaji dan tentukan penyebab perilaku perilaku mutilatif sebagai
respon terhadap kecemasan, Rasional : pengkajian kemungkinan
penyebab dapat memilih cara /alternative pemecahan yang tepat
3. Pakaikan helm pada anak untuk menghindari trauma saat anak
memukul-mukul kepala, sarung tangan untuk mencegah menarik
narik rambut, pemberian bantal yang sesuai untuk mencegah luka
pada ekstremitas saat gerakan-gerakan histeris, Rasional : Untuk
menjaga bagian-bagian vital dari cidera
4. Untuk membentuk kepercayaan satu anak dirawat oleh satu
perawat, Rasional : Untuk dapat bisa lebih menjalin hubungan
saling percaya dengan pasien
5. Tawarkan pada anak untuk menemani selama waktu - waktu
mening-katnya kecemasan agar tidak terjadi mutilasi, Rasional
:Dalam upaya untuk menurunkan kebutuhan pada perilakuperilaku mutilasi diri dan memberikan rasa aman
Lanjutan...
Intervensi :
1. Jalin hubungan satu satu dengan anak untuk meningkatkan
keper-cayaan, Rasional : Interaksi staf dengan pasien yang
konsisten meningkatkan pembentukan kepercayaan
2. Berikan benda-benda yang dikenal (misalnya: mainan
kesukaan, selimut) untuk memberikan rasa aman dalam waktuwaktu tertentu agar anak tidak mengalami distress, Rasional :
Benda-benda ini memberikan rasa aman dalam waktu-waktu aman
bila anak merasa distress
3. Sampaikan sikap yang hangat, dukungan, dan kebersediaan
ketika anak berusaha untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan
dasarnya untuk meningkatkan pembentukan dan mempertahankan
hubungan saling percaya, Rasional: Karakteristik-karakteritik ini
meningkatkan pembentukan dan mempertahankan hubungan
saling percaya
4. Lakukan dengan perlahan-lahan, jangan memaksakan interaksiinteraksi, mulai dengan penguatan yang positif pada kontak mata,
perkenalkan
dengan
berangsur-angsur
dengan
sentuhan,
senyuman , dan pelukan, Rasional : Pasien dapat merasa terncam
oleh suatu rangsangan yang gencar pada pasien yang tidak
terbiasa
5. Dengan kehadiran anda beri dukungan pada pasien yang
Lanjutan...
Intervensi :
1. Pertahankan konsistensi tugas untuk memahami tindakan-tindakan dan
komunikasi anak, Rasional: Hal ini memudahkan kepercayaan dan kemampuan
untuk memahami tindakan-tindakan dan komunikasi pasien
2. Antisipasi dan penuhi kebutuhan-kebutuhan anak sampai kepuasan pola
komunikasi terbentuk, Rasional : Pemenuhan kebutuhan pasien akan dapat
mengurangi kecemasan anak sehingga anak akan dapat mulai menjalin
komunikasi dengan orang lain dengan asertif
3. Gunakan tehnik validasi konsensual dan klarifikasi untuk menguraikan kode
pola komunikasi ( misalnya :" Apakah anda bermaksud untuk mengatakan
bahwa..?", Rasional: Teknik-teknik ini digunakan untuk memastikan akurasi dari
pesan yang diterima, menjelaskan pengertian-pengertian yang tersembunyi di
dalam pesan. Hati-hati untuk tidak "berbicara atas nama pasien tanpa seinzinnya"
4. Gunakan pendekatan tatap muka berhadapan untuk menyampaikan ekspresiekspresi nonverbal yang benar dengan menggunakan contoh, Rasional: Kontak
mata mengekspresikan minat yang murni terhadap dan hormat kepada seseorang
Lanjutan...
Intervensi :
1. Fungsi pada hubungan satu-satu dengan anak. Rasional : Interaksi
pasien meningkatkan pembentukan data kepercayaan
2. Membantu anak untuk mengetahui hal-hal yang terpisah selama
kegiatan-kegiatan perawatan diri, seperti berpakaian dan makan. Rasional :
Kegiatan-kegiatan ini dapat meningkatkan kewaspadaan anda terhadap diri
sebagai sesuatu yang terpisah dari orang lain
3. Jelaskan dan bantu anak dalam menyebutkan bagian-bagian tubuhnya.
Rasional : Kegiatan-kegiatan ini dapat meningkatkan kewaspadaan anak
terhadap diri sebagai sesuatu yang terpisah dari orang lain
4. Tingkatkan kontak fisik secara bertahap demi tahap, menggunakan
sentuhan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan antara pasien dengan
perawat. Berhati-hati dengans entuhan sampai kepercayaan anak telah
terbentuk. Rasional: Bila gerak isyarat ini dapat diintepretasikan sebagai
suatu ancaman oleh pasien
5. Tingkatkan upaya anak untuk mempelajari bagian-bagian dari batasbatas tubuh dengan menggunakan cermin dan lukisan serta gambargambar dari anak. Rasional: Dapat memberikan gambaran tentang bentuk
tubuh dan gambaran diri pada anak.
Implementasi
Pada saat melakukan implementasi, komunikasi
bukan saja pada klien tetapi juga petugas lain
dan memiliki keterampilan komunikasi untuk
menimbulkan perubahan, seperti sebagai
berikut:
1. Memperkenalkan diri
2. Memulai interaksi dengan pasien
3.Mengajukan kepada pasien untuk dapat
megungkapkan perasaan kebutuhanya
4.Menggunakan
komunikasi
untuk
meningkatkan harga diri pasien
Evaluasi
Pada tahap ini perawat mengklarifikasi kembali
perkembangan pasien setelah dilakukan pada
tahap sebelumnya berupa catatan keperawatan
yang diperolehnya antara lain :
1. Meningkatkan eksplorasi diri
2. Mengurangi terjadinya ansietas
3.Meningkatkan perubahan rutinitas yang
berkesinambungan
4. Meningkatkan harga diri
Trimakasih