Anda di halaman 1dari 36

KOORDINASI MULTI

PIHAK KABUPATEN
LANDAK
GERAKAN
MENURUNKAN
STANTING Landak
2 Maret 2016

TEMUAN UTAMA
RISET FORMATIF
Kesadaran tentang stunting
Kebanyakan orang, bahkan tenaga kesehatan, tidak tahu
stunting sebagai masalah kesehatan masyarakat.

Gizi dalam kehamilan


Hanya 64% perempuan menerima TTD/tablet zat besi dan
hanya 55% dari mereka habis/tuntas makan 90 tablet yang
disarankan.
Ibu hamil cenderung mengurangi frekuensi makan.

Praktek pemberian makan bayi dan anak


Hampir semua bayi disusui. Namun hanya 46% ibu melaporkan
ASI eksklusif (6 bulan) dan 60.4% ibu memberikan susu formula.
41% anak di bawah dua tahun hanya makan dua kali atau
kurang dalam sehari.

TEMUAN UTAMA
RISET FORMATIF (2)
Keterlibatan lelaki dan pihak yang mempengaruhi
Lelaki seringkali mengawasi/menguasai keuangan dan keputusan
keluarga. Pihak kunci yang mempengaruhi adalah ayah, nenek,
bidan, kader, teman sebaya, tokoh komunitas dan agama.

Sanitasi dan higinitas


Hanya 1 dari 3 ibu melaporkan penggunaan jamban. Buang air
besar (BAB) terbuka dimaklumi/diterima secara sosial, terutama di
antara mereka yang tinggal di pinggir sungai/kali.
Sabun tersedia hanya di 34.6% keluarga; hanya 23.6% rumah
memiliki air mengalir; pengetahuan tentang cuci tangan dengan
sabun baik namun tidak diterapkan.

Layanan kesehatan
80% responden mengaku menghadiri Posyandu tapi hanya 50%
melaporkan telah menerima informasi gizi dalam tiga bulan terakhir.

Media atau sumber informasi gizi yang lebih dipilih :


Konseling, televisi, Posyandu, tenaga kesehatan, konsultasi, internet
dan radio. Televisi ada di hampir semua rumah tangga (80%).

KEMITRAAN PKGBM

WILAYAH KERJA MCAINDONESIA


Kabupaten Landak
NO

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH
DESA

Sengah Temila

Sidas, Pahuman, Senakin

14

Mampawah
Hulu

Karangan

17

Kuala Behe

Kuala Behe

11

Menyuke

Darit

16

Bahan Diskusi
Perencanaan Partisipatif Kampanye
Komunikasi Gizi
20-23 Januari 2016
Pembekalan Toga Toma 1 Maret
2016

Kegiatan Maret dan April 2016


Kabupaten Landak

Advocacy Kebijakan

Kegiatan

StrategI

Advocacy kepada Bupati dan DPRD Kabupaten Landak


Memastikan Bupati dan DPRD paham secara akurat dampak sosial ekonomi stanting,
faktor penyebab, pencegahannya (Program PKGBM)
Dihasilkannya SK Bupati yang di dukung DPRD untuk penurunan Stanting

Pertemuan Tim Besar (MSF/ Ting Teng/ Pemangku Kepentingan dan Kebijakan) dengan
advocator Stanting secara berkala --- butuh narasumber pusat
Memilih dan mempersiapkan beberapa pembicara kunci sebagai Juru Bicara
bersama narasumber pusat
Lobby anggota DPRD untuk mempersiapkan public hearing
Pelaksanaan public hearing Bulan Maret tengah sebelum Musrembang Kabuaten
DPRD menjadi anggota MSF
Peserta hadir berdasarkan Komitmen yang mewakili lembaga/ nama

PJ: Ting Teng/ MSF/ Pemangku Kepentingan dan Kebijakan --- nama akan
diputuskan oleh Tim dari Landak
Keterwakilan unsur:
Unsur masyarakat sipil, masyarakat akar rumput, toga, toma, pihak universitas, pers,
pihak pemerintah (termasuk tenaga kesehatan), dan pihak swasta, Masyarakat
adat, ??

Peran Lintas Sektor


dalam Penurunan
Pembentukan panitia kerja
- tink tank (1)
Stanting
advocacy dan koordinasi.

(Dinkes, Dinas pertanian, Dinas Perikanan, Dinas


Peternakan, Dinas Pendidikan dan Badan Ketahanan
Pangan) terkait peningkatan mutu gizi dan
pencegahan stanting sumber dana ??

Koordinasi lintas sektor/forum/ yang sudah


ada:
Direncanakan untuk pertemuan berkala MSF oleh
Bappeda untuk advocacy dan koordinasi.

Seminar stanting dan gizi: pemilihan duta gizi


dan penandatanganan komitmen; waktu ?
PJ : ??

Peran Lintas Sektor


dalam Penurunan
Advocacy menghasilkan
produk hukum:
Stanting
(2)

Rapat intensif MSF untuk membuat produk


hukum:

Apakah Perda, Perbup, SK Bupati ataupun Surat


Edaran Bupati). Bila dipandang Perda merupakan
jenis produk hukum yang paling tepat, maka
perlu dilakukan rapat kerja dengan DPRD.

Keterpaduan program, penganggaran,


antara Dinkes, GSC, PKGBM, PMBA, PKH,
dan program SKPD lainnya.

Peran Lintas Sektor


dalam Penurunan
(3)
Stanting masuk dalamStanting
agenda

musyawarah masyarakat desa dan


pengalokasian anggaran di tingkat desa
(ADD, APBD, dll)
Pertemuan dapat diselenggarakan per
kluster kecamatan.

Peran Lintas Sektor


dalam Penurunan
Stanting
Sosialisasi kebijakan stanting
serta peran (4)
masing-masing SKPD di internal/ UPT
bertujuan SKPD paham mengenai kebijakan
tentang stanting dan peran/fungsi yang
mereka jalankan.

Sosialisasi tingkat kecamatan, yg mengundang


camat (sebagai tuan rumah) dan jajarannya,
kepala desa, KUA, tokoh agama, tokoh adat,
tokoh perempuan, tokoh pemuda, PKK Kec
Desa, Persit Bhayangkari, LSM, swasta.

Peran Lintas Sektor dalam


Penurunan Stanting (5)
KEMENTERIAN AGAMA:

Sosialisasi dan pemberian pembinaan pada acara akad


nikah/pernikahan
Pembekalan/kursus calon pengantin.
Kebutuhan: pelatihan bagi para penyuluh akad nikah dan
calon pengantin tentang materi stanting (2 orang per
kecamatan) dibutuhkan segera dan akan diperkuat
dengan keputusan Bupati perlu advocacy oleh MSF
Rapat rutin bulanan, peserta Kakemenag, Kasikemenag, Kamadrasah,
dan Ka urusan agama agenda: pengarahan dan pembinaan tentang
stanting bagi usia remaja, produktif dan calon pasutri.
Rapat rutin dengan Dharma Wanita Kemenag untuk memberikan
sosialisasi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu tentang pentingnya
gizi dan bahaya stanting.
PJ: Kemenag, Pengurus KUA.

Tokoh Agama,
Tokoh Masyarakat
Mencakup tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan dan tokoh
pemuda.
Kegiatan untuk para pemimpin informal paralel dengan kegiatan
untuk pemimpin formal
Menyampaikan bahasan stanting saat kursus calon pengantin oleh
KUA atau lembaga agama, menyisipkan atau bahkan membahas
masalah stanting dalam ceramah-ceramah agama di masyarakat,
menyisipkan atau bahkan membuat stanting menjadi tema/ pesan
kunci dalam produk budaya (lagu dll), menyampaikan masalah
stanting pada warga saat pertemuan/ perkumpulan di masyarakat
(Posyandu, rapat RT-RW, arisan RT-RW, pertemuan PKK RW-RT,
pertemuan Gapoktan dan lain sebagainya).
PJ: Toga, Toma

Kampanye Gizi
melalui Posyandu
Kerjasama: BPMDes, PKK, Badan PP, kecamatan,
Sektor Kesehatan: Dinkes, Puskesmas, PemDesa,
Pemuda, Toga Toma
Kegiatan: Meningkatkan pengelolaan posyandu
Dipadukan dg PAUD, kelas Ibu, Konseling, demo
masak. Serta layanan lainnya: arisan.
Insentif yang mendorong posyandu aktif positif.
Penentuan jadwal Posyandu yang lebih pasti
dengan mempertimbangkan kebutuhan Ibu/Bapak,
dan waktu petugas Puskesmas/ perawat & bidan.
Mendapatkan dukungan nyata kepala desa
ADD dan RPJMDes menyediakan anggaran khusus
Posyandu (20 - 25%)
PJ: BPMDes, PKK, Pemerintah Desa, LSM

Meningkatan Kunjungan
Posyandu (1)
Membangun partisipasi parapihak
Mengadakan rapat di Posyandu yang melibatkan para pihak
(pemimpin, toga, toma dll)
Membuat peraturan desa yang mendukung, seperti desa ramah anak
Mensinerjikan kegiatan Posyandu dengan kegiatan PKH, Gapoktan dan
para pemuka agama

Kegiatan-kegiatan yang memotivasi ibu


untuk membawa anaknya ke Posyandu
Apresiasi dengan memberikan pengargaan bagi kerja ibu seperti ibu
yang ASI Eksklusif, balita yang sehat (3 bulan timbangannya naik terus
sesuai standar)
Menyelenggarakan lomba-lomba: bayi dan balita sehat
Doorprize bagi ibu yang membawa balitanya ke Posyandu
Mengadakan/ melanjutkan Pemberian Makanan Tambahan di Posyandu
Memberikan Taburia pada ibu yang memiliki balita

Meningkatan Kunjungan
Posyandu (2)
Membuat anaknya semangat datang ke
Posyandu
Membuat permainan-permainan untuk anak-anak yang
datang (lagu, gerak dll)
Menyediakan mainan atau tempat bermain anak untuk
anak-anak bermain

Menyelenggarakan kegiatan tambahan di Posyandu


Mengadakan tabungan ibu hamil
Mengadakan arisan di Posyandu
Selalu mengadakan penyuluhan di Posyandu
Membuat usaha kelompok kreatif yang menghasilkan
uang
Menyelenggarakan demo memasak
Promosi posyandu pada keluarga

Meningkatan Kunjungan
Posyandu (3)
Kegiatan-kegiatan yang dapat
memotivasi kader
Mengadakan arisan kader (di tingkat desa)
Mengadakan perlombaan antar Posyandu
(disertai hadiah yang menarik, lomba desa,
lomba menyiapkan makanan lokal untuk
bumil dan bayi >6 bln)
Memberikan THR pada kader

Meningkatkan Pemahaman
Keluarga
tentang Gizi dan Stanting (1)
Kegiatan:

PJ :

Kelas Ibu Hamil, dan Ibu Balita secara berkala


Konseling keluarga
Pendidikan sebaya
Peserta yang bergantian di dalam keluarga, sehingga terdapat sesi-sesi
untuk ibu dan pada bulan kesekian ada sesi yang disediakan khusus bagi
bapak/ suami.
Melakukan kegiatan tambahan yang dapat mengikat peserta, semisal arisan
anggota kelas.
Melengkapi kelas belajar dengan berbagai APE yang dapat membantu proses
pembelajaran.
Berkoordinasi dengan Puskesmas dan Pemerintah Desa agar kelas-kelas ibu
hamil dan ibu dengan anak balita tersedia di setiap desa.
Menyelenggarakan pelatihan bagi kader dan bidan untuk meningkatkan
keterampilan mengelola kelas ibu hamil dan ibu dengan anak balita.
Mendorong partisipasi kepala desa untuk menjadi motivator dan contoh bagi
keluarga.
Menyediakan tempat konseling di posyandu
Lomba-lomba yang mengarah pada perubahan pengetahuan, sikap dan,
perilaku; seperti lomba bayi sehat, lomba masak untuk makanan Ibu Hamil
dan Ibu Menyusui, dll
Puskesmas , PKK, Pemerintah Desa

Meningkatkan Pemahaman Keluarga


tentang Gizi dan Stanting (2)
Mengikutsertakan suami/ anggota keluarga
lain
Suami diminta mendampingi saat bumi melaksanakan
senam hamil
Promosi/ penyuluhan pada suami/ anggota keluarga
lain agar mereka paham manfaat kelas ibu hamil dan
ibu balita
Memadukan dengan kegiatan-kegiatan suami siaga
dan desa siaga
Mengembangkan kelompok Bapak ASI --- bisa
dipadukan dengan Bapak Peduli Stanting

Masukan untuk bentuk-bentuk kegiatan


Kegiatannya aktif, banyak gerak
Banyak mengunakan alat bantu KIE
Memberikan PMT ibu hamil

Meningkatkan 4 Perilaku
Sehat (1)
1. Konsumsi TTD (Tablet Tambah Darah)
pada kelompok ibu hamil ,
2. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi
sampai usia 6 bulan,
3. Pemberian MP-ASI 3 kali sehari oleh
ibu secara lebih sabar dan kreatif, dan
4. Penggunaan jamban sehat oleh
anggota keluarga.

Meningkatkan 4 Perilaku
Sehat (2)
Khalayak sasaran menjadi sbb.
Ibu Hamil
Remaja Putri
Wanita Usia Subur
Pasangan Usia Subur
Tomas, Toga, Todat dan Catin

Strategi: konseling keluarga,


penyuluhan, diskusi sebaya, positive
defiance, pengajian, dll.

Alur Peningkatan Hidup Sehat


Pembekalan Toga
Toma
Pelatihan
Komunikasi Antar
Pribadi
Materi KIE

pesan sampai
pada Bumil,
Buteki, Keluarga

Perubahan
Perilaku

Konsumsi Tablet Tambah


Darah Pada Kelompok
Ibu Hamil

Pendataan ibu hamil di setiap desa


Materi KIE untuk menunjang penyuluhan/ pelatihan/ pembekalan
Pembekalan kader Posyandu, toga, toma
Mempersiapkan narasumber lokal
Penyuluhan tentang TTD di berbagai kesempatan, yaitu: a) saat
pemeriksaan ibu hamil (untuk ibu hamil dan suami/ anggota keluarga
yang mengantar), b) kegiatan Posyandu, c) kegiatan kelas ibu hamil, d)
kursus calon pengantin (KUA atau lembaga agama), e) sekolah-sekolah
(remaja putri), dan f) pertemuan lain bagi ibu hamil/ suami/ anggota
keluarganya tentang pentingnya TTD.
Memantau kegiatan-kegiatan penyuluhan dan pelatihan atau
pembekalan
Kegiatan-kegiatan perlu diliput oleh pers untuk meningkatkan
pengetahuan publik tentang pentingnya TTD untuk mencegah stanting
Untuk mendukung kegiatan penyuluhan dibutuhkan media KIE sebagai
berikut:
Bahan bacaan atau modul
Video, Poster, Buku Saku
Slot di media massa: TV, Radio Lokal dan media cetak (koran)

Pemberian ASI Eksklusif


Pada Bayi Sampai Usia 6
Bulan
Meningkatkan peranserta suami dan keluarga

dalam memberikan ASI Eksklusif


Pemilihan dan penyiapan duta ASI
Kegiatan kampanye itu sendiri
Pelatihan pada kader Posyandu, tokoh masyarakat
dan tokoh agama untuk menyampaikan pesanpesan ASI Eksklusif pada ibu hamil dan ibu
menyusui serta peran penting suami dan pengasuh
keluarga lainnya.
Media KIE, yaitu balliho, spanduk, poster, leaflet,
spot radio dan modul atau materi pelatihan.

Pemberian MP-ASI
Minimal 3 Kali Sehari
Oleh
Ibu
Sasaran : Ibu hamil dan Ibu menyusui,
suami atau

pengasuh keluarga lain, kader posyandu, toga dan


toma.
sosialisasi atau penyampaian pesan-pesan melalui
pertemuan-pertemuan, seperti dalam kegiatan
Posyandu, kelas ibu hamil dan ibu menyusui,
pertemuan khusus ibu-ibu hamil mengenai MP-ASI,
pemeriksaan ibu hamil, kursus calon pengantin di KUA
atau lembaga keagamaan, dan pertemuan masyarakat
berbagai tingkatan (kabupaten, kecamatan, kelurahan,
RW dan RT). Agar menarik maka dalam kegiatan
sosialisasi dimasukkan kegiatan praktik/ demonstrasi
dan lomba-lomba penyiapan/ pembuatan dan
pemberian MP-ASI pada anak (oleh ibu dan/ atau
suami)

Penggunaan Jamban
Sehat
Atau Sanitasi

Sasaran : para pemimpin (Kepala Kecamatan, Kepala Desa dan Kepala


Puskesmas), pelaku kampanye, yaitu sanitarian, perawat, promkes,
TPG, Bidan Desa, kader Posyandu, dan kader PNPM GSC; dan rumah
tangga miskin atau rumah tangga yang belum memiiki jamban
Sosialisasi diberikan pada semua kelompok khalayak
Pemicuan di lapangan segera dilakukan oleh peserta pelatihan. Mereka
akan menggunakan pendekatan 5 pilar STBM dan membangun
kesadaran tentang pentingnya PHBS.
Penyedian air bersih diperlukan agar WC/ jamban yang dibangun
rumah tangga
Pembangunan jamban sehat dilakukan khusus pada rumah tangga
Pemantauan dilakukan dengan mengamati perkembangan di lapangan
secara langsung
PJ :
Kegiatan Sosialisasi: P2PL
Kegiatan Pemicuan: KASI PL
Penyedian sarana air bersih: PU-Cipta Karya
Pembuatan jamban sehat: KASI PL dan Puskesmas

Kampanye via Media Sosial


atau Internet
Kegiatan:
Mendorong munculnya komitmen para pemimpin di daerah
dan realisasinya.
Praktek baik untuk scalling up
Menarik minat pemimpin-pemimpin daerah, para tokoh (tokoh
masyarakat, agama dan adat), tenaga kesehatan, dan pihak
swasta.
Media sosial bagi pejabat: WA, LINE, FB, BBM, Media Cetak
dan Online??
Masyarakat: Radio, TV, Media Cetak dan Online??
PJ: Dinas Perhubungan Kabupaten Landak.

Pembelajaran dari Ogan


Komering Ilir (OKI)
Provinsi Sumatera Selatan

LSM
Sosialisasi stanting bersamaan
dengan kegiatan sosialisasi ....

Kampanye Stanting oleh Tokoh


Masyarakat
dan Karang Taruna di Kecamatan
Target: Remaja, laki-laki/perempuan usia subur dan Desa
produktif

Kegiatan: pesan stanting disampaikan melalui


Penyuluhan ke sekolah-sekolah (setiap bulan)
Sosialisasi Bapak-Bapak, pemuda, posyandu,
pertemuan karang taruna, rapat pengurus karang
taruna desa bulanan
Kebutuhan: materi yang cocok untuk siswa: poster,
kreatifitas siswa, lomba poster dll.
PJ : Karang taruna dengan sektor: Pendidikan, BPMDes,
Karang Taruna

Gerakan PKK Menurunkan


Stanting
Target: DPRD, SKPD, Camat, Toga Toma level kab/
kec/desa, Masy/Keluarga
Kegiatan:

Kampanye Stanting melalui media cetak, radio, TV


Keberhasilan dan berbagi pembelajaran
Demo dan lomba masak gizi seimbang bahan lokal
Lomba-lomba yang menyemangati gerakan penurunan
stanting
Kerjasama dengan puskesmas (Pokja IV), melakukan
pembinaan PKK dan dasa wisma di masyarakat desa.
Koordinasi dengan PKK Kecamatan setiap bulan dan
melakukan kunjungan kerja ketua PKK kabupaten ke
kecamatan/desa.

PJ: Tim Penggerak PKK Kab

Wira Usaha Sanitasi


Perlunya Dana bergulir jamban, Rp. 1 juta sudah
siap pakai/ jongkok (jamban sehat)
Kelas ibu dengan sasaran nya adalah suami, 2
kali per tahun, dengan tujuan menekan Angka
Kematian Ibu dan Meningkatkan Ibu Hamil
Minum Tablet Fe
Dukungan untuk promosi ODF
Siap menjadi pelatih keliling sebagai Duta
Sanitasi
Disetiap kecamatan GSC sudah ada WUSA

Air Susu Ibu

Kunjugan klinik/ rumah sakit


Perlunya kelompok Bapak ASI
Bahan promosi KIE (stiker, dll)
Surat Edaran Bupati
Komunitas Bapak ASI

AYO PASTIKAN
ANAK-ANAK
KITA

TUMBUH
TINGGI
BERPRESTASI
TINGGI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai