Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pembimbing:
Dr. IGAA Ratna M. Sp.KK
TUJUAN
Menambah pengetahuan tentang definisi,
patofisiologi, manifestasi klinis, penegakan diagnosis
serta tatalaksan pada penyakit morbus Hansen atau
kusta serta manajemennya pada kehamilan.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
1400 t
ahun s
eb
maseh elum
i
Mycobacterium
leprae
MORBUS HANSEN
INDONESIA :
- Anak < 14 tahun : 11,39%
- Anak < 1 tahun : ?
- - kusta kongenital : ?
DEFINISI
Morbus Hansen merupakan suatu penyakit infeksi kronik
yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang
bersifat intraselular obligat.
Afinitas pertama dari kuman ini yaitu saraf perifer, lalu
kulit, mukosa traktus respiratorius bagian atas, dan
kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf
pusat
EPIDEMIOLOGI
Depkes RI, 2005 :
18.312 penderita yang terdapat pada 10 provinsi yaitu Jawa
Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Papua, NAD,
DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara
Timur (2003)
16.549 penderita (2004)
19.839 penderita (2005)
Sifat M. Leprae
Patogenesis
M.Leprae masuk ke dalam tubuh akan ditangkap oleh APC dan melalui
dua signal
TH1
Th
Di
fenolat
Karena
akibatnya
sel
TH2
Signal
Th1
Th2
Manifestasi klinis
Karakteristik
Tuberkuloid
Borderline
Indeterminate
Tuberkuloid
Lesi
Tipe
Macula
atau
dibatasi infiltrate
Jumlah
Distribusi
asimetris
Bervariasi
Permukaan
Kering,skuama
Kering,skuama
Dapat
halus
agak
Sensibilitas
hilang
hilang
berkilat
Agak terganggu
BTA
Pada lesi kulit
negatif
Negatif, atau 1+
Biasanya negatif
Tes Lepromin
Positif (2+)
Meragukan
Karakteristik
Lepromatosa
Borderline
Mid-borderline
Lepromatosa
Lesi
Tipe
Jumlah
papul, nodus
punched out
Banyak distribusi luas, Banyak tapi kulit sehat Beberapa, kulit sehat (+)
praktis tidak ada kulit masih ada
sehat
Distribusi
Simetris
Cenderung simetris
Asimetris
Permukaan
Sensibilitas
Tidak terganggu
Sedikit berkurang
Berkurang
Banyak
Banyak
Agak banyak
Tidak ada
Negatif
Biasanya negatif
BTA
Pada lesi kulit
Pada
hembusan Banyak
hidung
Tes Lepromin
Negatif
Pada kehamilan, lesi nyeri eritematosus dari wajah dan extermitas telah
dilaporkan
Selama masa kehamilan akhir dan laktasi memiliki resiko reaktivasi, relaps, dan
eksaserbasi transien yang lebih tinggi.
Reaksi tipe 1 terjadi pada masa puerperium saat imunitas selular kembali
normal.
reaksi tipe 2 berpuncak pada trisemester ketiga dari kehamilan dan menyusui.
Penegakan Diagnosa
Pada negara atau daerah endemik, seorang individu harus dianggap memiliki
kusta jika ia memiliki salah satu fitur berikut:
TATALAKSANA
(PERMENKES,2014)
penatalaksanaan komprehensif :
Dosis bulanan
Rifampisisn 600 mg
Dosis harian
Dapson 100 mg
Dosis bulanan
Rifampisin 600 mg
Clofazimin 300 mg
Dosis harian
Dapson 100 mg
Clofazimin 50 mg
Resiko
mengarah
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda A, et al. Ilmu penyakit kulit dan kelamin: edisi ketujuh. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2015.
Andy Muharry. Faktor Risiko Kejadian Kusta. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2014. 174-182
Fatola CO, et al. Leprosy in Pregnancy - a review of the literature. Hamdan Medical Journal 2015. 8:83-96.
Paula Sacha FN, et al. Consequences Of The Interaction Between Leprosy And Pregnancy. Journal of
Nursing. 2012. 2243-9
Bhat RM, dan Prakash C. Leprosy: An Overview of Pathophysiology. Hindawi Publishing Corporation. 2012.
10:1-6.
World Health Organization. Model Prescribing Information, Drugs Used in Leprosy. Geneva. 2008.
Diaksespada 15 Juli 2016,Terdapat di: http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/Jh2988e/3.html
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. Nomor 5. 2014
Louisiana Office of Public Health. Hansens Disease (Leprosy). Department Of Health And Hospitals. 2010.
Page 1 of 12