LARINGITIS,
TONSILITIS
Rizka leonita fahmy
FARINGITIS
KLASIFIKASI
Faringitis
akut
FARINGITIS
Faringitis
kronik
Faringitis spesifik
-faringitis viral
-Faringitis bakteri
-Faringitis fungal
-Faringitis gonrea
-Faringitis kronik
hiperplastik
-Faringitis kronik
atrofi
-Faringitis luetika
-Faringitis
tuberkulosis
FARINGITIS AKUT
Faringitis viral
Rinovirus menimbulkan gejala
rinitis dan beberapa hari
kemudian akan menimbulakan
faringitis.
Terapi
Istirahat
Kumur dengan air hangat
Analgetik
Antivirus metisoprinol
diberikan pada infeksi
herpes simplex dosis
dewasa 60-100mg/kgbb
dibagi dalam 4-6dose.
Anak <5th 50mg/kgbb
dibagi dalam 4-6x
pemberian/hari
FARINGITIS BAKTERIAL
Infeksi grup A
streptococus B
hemolitikus merupakan
penyebab faringitis akut
pada orang ddewasa
(15%) pada anak (30%)
Gejala:
nyeri kepala
Muntah
Kadang demam tinggi
Jarang disertai batuk
Pemeriksaan:
Tampak tonsil
membesar
Farig dan tonsil
hiperemis dan terdapat
eksudat dipermukaan
Pada palatum dan
faring terdapat petekie
Kelenjar limfa leher
anterior membesar,
kenyal, dan nyeri
penekanan
Terapi
a. Antibiotik
penicilin g banzatin 50000
U/kgbb, IM dose tunggal atau
amoxicilin 50mg/kgbb dose
dibagi 3x/hari selama 10 hari
dan dewasa 3x500mg selama 610hari atau eritomisin 4x
500mg/hari
b. Kortikosteroid
dexametasone 8-16 mg, IM 1x.
Pda anak 0,08-0,3mg/kgbb IM
1x.
c. Analgetik
d. Kumur dengan air hangat atau
antiseptik.
FARINGITIS FUNGAL
Candida dapat
tumbuh di mukosa
rongga mulut dan
faring
Gejala:
a. Nyeri tenggorok
b. Nyeri menelan
c. Tampak plak putih
di orofarin
d. Mukosa hiperemis
Terapi
a. Nystasin 100.000400.000 2x/ hari
b. analgetik
FARINGITIS GONOREA
Hanya terdapat
pada pasien yang
melakukan kontak
orogenital.
Terapi
a. Sefalosporin
generasi ke3
b. Ceftriakson
250mg IM
FARINGITIS KRONIK
FARINGITIS KRONIK HIPERPLASTIK
Terjadi perubahan
mukosa dinding posterior
faring. Tampak kelenjar
limfa dibawah mukosa
faring dan lateral band
hiperplasi. Pada
pemeriksaan tampak
mukosa dinding posterior
tidak rata, bergranular
Gejala:
a. Mula-mula tenggorok
kering gatal dan akhirnya
batuk
Terapi
a. elektro cauter
laring
b. Obat kumur
c. Antiusif atau
ekspektoran
Terapi
a. Diberikan terapi
rinitis atrofi
b. Obat kumur
c. Hegine mulut
dijaga
FARINGITIS SPESIFIK
FARINGITIS LEUTIKA
Disebabkan Treponema
palidum
Gejala:
a. Stadium primer
Terdapat bercak
keputihan pada lidah,
palatum mole, tonsil
dan dinding posterior
faring
Ulkus
Pembesaran kelenjar
mandibula
b. Stadium sekunder
Jarang ditemukan,
gejalanya iasanya
eritema pada dinding
faring yang menjalar ke
arah faring
c. Stadium tersier
Gejala: terdapat guma
pada dinding posterior
faring dapat meluas ke
vertebra servikal
Terapi:
Penilisin lini pertama
FARINGITIS TUBERKULOSIS
Merupakan proses
skunder dari TB
paru
Gejala
a. Anoreksia
b. Odinofagia
c. Nyeri tenggorok
Terapi
Sesuai dengan
terapi TB paru
TONSILITIS
TONSILITIS
Klasifikasi:
Tonsilitis akut :
a. Viral
b. Bakterial
Tonsilitis membranosa
c. Tonsilitis Difteri
d. Tonsilitis septik
e. Tonsilitis angina plaut vincent
Tonsilitis kronik
Hipertropi adenoid
TONSILITIS AKUT
Tonsilitis viral
Disebabkan virus
epstein barr
Gejala:
a. Lebih menyerupai
common cold yang
disertai rasa nyeri
tenggorok
b. Rongga mulut tampak
luka-luka pd palatum
dan tonsil yg sangat
nyeri
Terapi
a. Istirahat
b. Minum cukup
c. Analgetika
d. Antivirus
TONSILITIS BAKTERIAL
Gejala:
a. Nyeri tenggorok
b. Nyeri menelan
c. Demam dg suhu tinggi
d. Rasa lesu
e. Rasa nyeri diteinga
f. Tonsil yg mmbengkak
g. Hiperemis
h. Detritus
i. Lakuna
Terapi
a. Penisilin,
eritromisin
b. Antipiretik
c. Obat kumur
TONSILITIS MEMBRANOSA
Tonsilitis difteri
Coryne bacterium diphteriae
Gejala:
a. Gejala umum: sub febris,
nyerikepala, anoreksia,
badan lemas, nyeri menelan
b. Gejala lokal: tonsil
membengkak ditutupi bercak
putih kotor yg makinlama
semakin meluas
c. Gejala eksotoksin: terjadi
miokarditis, mengenaisaraf
kranial, kelumpuhan otot
pernafasan dan ginjal
Terapi
a. Anti difteri serum
dose 20.000100.000u
b. Penisilin atau
eritomisin 2550mg/kgbb dibagi
3dose/14 hari
c. Kortikosteroid 1,2
mg/kgbb/hari
d. Antipiretik
TONSILITIS SEPTIK
PLAUT VINCENT
Streptokokus
hemolitikus dalam
susu sapi,
pencegahan susu
dimasak terlebih
dahulu
ANGINA
Bakteri spirochaeta
atau triponema dengan
hegine mulut yang
kurang dan defisiesi vit
c
Gejala
a. Demam 39c
b. Nyeri kepala
c. Gangguan pencernaan
d. Nyeri dimulut
e. Hipersaliva
a.
b.
c.
d.
e.
Terapi:
a. Antibiotik
spektrum luas
selama 1 minggu
b. Higine mulut
diperbaiki
c. Pmberian vit c
dan vit b
complek
TONSILITIS KRONIK
Disebabkan oleh rangsangan
dr rokok, hegien mulut yg
buruk, pengaruh cuaca,
kelelahan, pengobatan
tonsilitis akut ygtdk
adekuat
Gejala
a. Tonsil membesar dg
permukaan yg tdk rata,
kriptus melebar
b. Rasa mengganjal
c. Tenggorok kering
d. Nafas bau
Terapi
a. Mengurangi
merokok
b. Pengobatan
tonsilitis akut
c. Menjaga hegine,
berkumur
d. tonsilektomi
INDIKASI TONSILEKTOMI
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
ADENOID HYPERTROPHY
Gejala:
a. gangguan tidur, tidur ngorok/mendengkur
b. retardasi mental dan pertumbuhan fisis
kurang dan dapat menyebabkan sumbatan
pada jalan napas bagian atas yang dapat
mencetuskan kor pulmonale dimana sukar
disembuhkan
Terapi
Adenoidektomi dengan cara kuretase
Indikasi adenoidektomi:
Sumbatan: sumbatan hidung yang menyebabkan
bernapas melalui mulut, sleep apnea, gangguan
menelan, gangguan berbicara, kelainan bentuk
wajah muka dan gigi (adenoid face).
Infeksi: adenoiditis berulang/kronik, otitis media
efusi berulang/kronik, otitis media akut berulang.
Kecurigaan neoplasma jinak / ganas
LARINGITIS
LARINGITIS AKUT
Umumnya merupakan
kelanjutan dari rinofaringitis
Terapi : istirahat
berbicara dan
bersuara 2-3 hari,
menghirup udara
lembab, menghindari
iritasi (merokok,
makanan pedas atau
minum es),
antibiotik, pipa
endotrakea/trakeosto
mi (sumbatan laring)
LARINGITIS KRONIS
Terapi : mengobati
penyebab (radang
hidung, faring atau
bronkus)
Laringitis tuberkulosis
Laringitis leutika
LARINGITIS TUBERKULOSIS
LARINGITIS LUETIKA
Komplikasi : stenosis
laring
Terapi : penisilin,
pengangkatan
sekuester,
trakeostomi
(stenosis)
SEKIAN