Anda di halaman 1dari 43

FARINGITIS,

LARINGITIS,
TONSILITIS
Rizka leonita fahmy

FARINGITIS

Definisi: merupakan peradangan dinding


faring yang disebabkan oleh virus (40-60%)
bakteri (5-40%) alergi, toksin dll.
Virus/bakteri
melakukan invasi ke faring
menimbulkan reaksi inflamasi lokal
faringitis
Disebabkan Infeksi bakteri grup A streptcocus
B hemolitikus

KLASIFIKASI
Faringitis
akut

FARINGITIS

Faringitis
kronik

Faringitis spesifik

-faringitis viral
-Faringitis bakteri
-Faringitis fungal
-Faringitis gonrea

-Faringitis kronik
hiperplastik
-Faringitis kronik
atrofi

-Faringitis luetika
-Faringitis
tuberkulosis

FARINGITIS AKUT

Faringitis viral
Rinovirus menimbulkan gejala
rinitis dan beberapa hari
kemudian akan menimbulakan
faringitis.

Gejala dan tanda


Demam disertai rinorea
Mual
Nyeri tenggork
Sulit menelan
Pada pemeriksaan tampak faring
dan tonsil hiperemis, tidak
menghasilkan eksudat, terdapat
lesi maculopapular rash

Terapi
Istirahat
Kumur dengan air hangat
Analgetik
Antivirus metisoprinol
diberikan pada infeksi
herpes simplex dosis
dewasa 60-100mg/kgbb
dibagi dalam 4-6dose.
Anak <5th 50mg/kgbb
dibagi dalam 4-6x
pemberian/hari

FARINGITIS BAKTERIAL

Infeksi grup A
streptococus B
hemolitikus merupakan
penyebab faringitis akut
pada orang ddewasa
(15%) pada anak (30%)
Gejala:
nyeri kepala
Muntah
Kadang demam tinggi
Jarang disertai batuk

Pemeriksaan:
Tampak tonsil
membesar
Farig dan tonsil
hiperemis dan terdapat
eksudat dipermukaan
Pada palatum dan
faring terdapat petekie
Kelenjar limfa leher
anterior membesar,
kenyal, dan nyeri
penekanan

Terapi
a. Antibiotik
penicilin g banzatin 50000
U/kgbb, IM dose tunggal atau
amoxicilin 50mg/kgbb dose
dibagi 3x/hari selama 10 hari
dan dewasa 3x500mg selama 610hari atau eritomisin 4x
500mg/hari
b. Kortikosteroid
dexametasone 8-16 mg, IM 1x.
Pda anak 0,08-0,3mg/kgbb IM
1x.
c. Analgetik
d. Kumur dengan air hangat atau
antiseptik.

FARINGITIS FUNGAL
Candida dapat
tumbuh di mukosa
rongga mulut dan
faring
Gejala:
a. Nyeri tenggorok
b. Nyeri menelan
c. Tampak plak putih
di orofarin
d. Mukosa hiperemis

Terapi
a. Nystasin 100.000400.000 2x/ hari
b. analgetik

FARINGITIS GONOREA
Hanya terdapat
pada pasien yang
melakukan kontak
orogenital.
Terapi
a. Sefalosporin
generasi ke3
b. Ceftriakson
250mg IM

FARINGITIS KRONIK
FARINGITIS KRONIK HIPERPLASTIK
Terjadi perubahan
mukosa dinding posterior
faring. Tampak kelenjar
limfa dibawah mukosa
faring dan lateral band
hiperplasi. Pada
pemeriksaan tampak
mukosa dinding posterior
tidak rata, bergranular
Gejala:
a. Mula-mula tenggorok
kering gatal dan akhirnya
batuk

Terapi
a. elektro cauter
laring
b. Obat kumur
c. Antiusif atau
ekspektoran

FARINGITIS KRONIK ATROFI


Sering timbuldg rinitis atrofi.
Pada rinitis atrofi udara
pernafasan tidak diatur suhu
serta kelembabannya
sehingga menimbulkan
rangsangan serta infeksi
faring
Gejala:
a. Tenggorokan kering, tebal
dan berbau.
b. Tampak mukosa faring
diutupi oleh lendir
yangkental dan bila
diangkat tampak mukosa
kering

Terapi
a. Diberikan terapi
rinitis atrofi
b. Obat kumur
c. Hegine mulut
dijaga

FARINGITIS SPESIFIK
FARINGITIS LEUTIKA
Disebabkan Treponema
palidum
Gejala:
a. Stadium primer
Terdapat bercak
keputihan pada lidah,
palatum mole, tonsil
dan dinding posterior
faring
Ulkus
Pembesaran kelenjar
mandibula

b. Stadium sekunder
Jarang ditemukan,
gejalanya iasanya
eritema pada dinding
faring yang menjalar ke
arah faring
c. Stadium tersier
Gejala: terdapat guma
pada dinding posterior
faring dapat meluas ke
vertebra servikal
Terapi:
Penilisin lini pertama

FARINGITIS TUBERKULOSIS
Merupakan proses
skunder dari TB
paru
Gejala
a. Anoreksia
b. Odinofagia
c. Nyeri tenggorok

Terapi
Sesuai dengan
terapi TB paru

TONSILITIS

TONSILITIS

Peradangan tonsil palatina yang merupakan cincin


waldreyer

Klasifikasi:
Tonsilitis akut :
a. Viral
b. Bakterial
Tonsilitis membranosa
c. Tonsilitis Difteri
d. Tonsilitis septik
e. Tonsilitis angina plaut vincent
Tonsilitis kronik
Hipertropi adenoid

TONSILITIS AKUT
Tonsilitis viral
Disebabkan virus
epstein barr
Gejala:
a. Lebih menyerupai
common cold yang
disertai rasa nyeri
tenggorok
b. Rongga mulut tampak
luka-luka pd palatum
dan tonsil yg sangat
nyeri

Terapi
a. Istirahat
b. Minum cukup
c. Analgetika
d. Antivirus

TONSILITIS BAKTERIAL

Disebabkan grup A streptococus


B hemolitikus, pneumokokus,
streptokokus viridan,
streptokokus piogenes

Gejala:
a. Nyeri tenggorok
b. Nyeri menelan
c. Demam dg suhu tinggi
d. Rasa lesu
e. Rasa nyeri diteinga
f. Tonsil yg mmbengkak
g. Hiperemis
h. Detritus
i. Lakuna

Terapi
a. Penisilin,
eritromisin
b. Antipiretik
c. Obat kumur

TONSILITIS MEMBRANOSA

Tonsilitis difteri
Coryne bacterium diphteriae

Gejala:
a. Gejala umum: sub febris,
nyerikepala, anoreksia,
badan lemas, nyeri menelan
b. Gejala lokal: tonsil
membengkak ditutupi bercak
putih kotor yg makinlama
semakin meluas
c. Gejala eksotoksin: terjadi
miokarditis, mengenaisaraf
kranial, kelumpuhan otot
pernafasan dan ginjal

Terapi
a. Anti difteri serum
dose 20.000100.000u
b. Penisilin atau
eritomisin 2550mg/kgbb dibagi
3dose/14 hari
c. Kortikosteroid 1,2
mg/kgbb/hari
d. Antipiretik

TONSILITIS SEPTIK
PLAUT VINCENT

Streptokokus
hemolitikus dalam
susu sapi,
pencegahan susu
dimasak terlebih
dahulu

ANGINA

Bakteri spirochaeta
atau triponema dengan
hegine mulut yang
kurang dan defisiesi vit
c
Gejala
a. Demam 39c
b. Nyeri kepala
c. Gangguan pencernaan
d. Nyeri dimulut
e. Hipersaliva

a.
b.
c.

d.
e.

Gigi dan gusi


berdarah
Mukossa dan faring
hiperemis
Membran putih
keabuan diatas
tonsil, uvula,
dinding faring
Mulut berbau
Kelenjar sub
mandibula membear

Terapi:
a. Antibiotik
spektrum luas
selama 1 minggu
b. Higine mulut
diperbaiki
c. Pmberian vit c
dan vit b
complek

TONSILITIS KRONIK
Disebabkan oleh rangsangan
dr rokok, hegien mulut yg
buruk, pengaruh cuaca,
kelelahan, pengobatan
tonsilitis akut ygtdk
adekuat
Gejala
a. Tonsil membesar dg
permukaan yg tdk rata,
kriptus melebar
b. Rasa mengganjal
c. Tenggorok kering
d. Nafas bau

Terapi
a. Mengurangi
merokok
b. Pengobatan
tonsilitis akut
c. Menjaga hegine,
berkumur
d. tonsilektomi

INDIKASI TONSILEKTOMI
a.

b.

c.

d.

Serangan tonsilitis lebih dari


3x/tahun walaupun telah
mendapatkan terapi adekuat
Tonsil hipertropi yang
menimbulkan maloklusi gigi dan
menyebabkan gangguan
pertumbuhan orofasial.
Sumbatan jalan napas yang
berupa hipertropi tonsil dengan
sumbatan jalan napas, sleep
apnea, gangguan menelan,
gangguan berbicara dan cor
pulmonale.
Rinitis dan sinusitis yang kronis,
peritonsilar/peritonsilitis, abses
peritonsil yang tidak berhasil
hilang dengan pengobatan.

a.

b.

c.

d.

Napas berbau yang


tidak berhasil dengan
pengobatan.
onsilitis berulang yang
disebabkan oleh
bakteri S. Beta
Hemolitikus grup A.
Hipertropi tonsil yang
dicurigai adanya
keganasan.
Otitis media efusi/
otitis media supuratif.

ADENOID HYPERTROPHY

Adenoid merupakan massa yang terdiri dari


jaringan limfoid pada dinding posterior
nasofaring di atas batas palatum molle dan
termasuk dalam cincin waldeyer. Secara
fisiologik pada anak-anak, adenoid dan tonsil
mengalami hipertrofi. Adenoid ini membesar
pada anak usia 3 tahun dan kemudian mengecil
dan menghilang sama sekali pada usia 14 tahun.
Apabila sering terjadi infeksi pada saluran napas
bagian atas, maka dapat terjadi hipertrofi
adenoid yang akan mengakibatkan sumbatan
pada koana, sumbatan tuba eustachius.

AKIBAT SUMBATAN KOANA MAKA


PASIEN AKAN:

Jika berlangsung lama menyebabkan palatum durum


lengkungnya menjadi tinggi dan sempit, area dentalis
superior lebih sempit dan memanjang daripada arcus
dentalis inferior hingga terjadi malocclusio dan overbite
(gigi incisivus atas lebih menonjol ke depan).
Muka penderita kelihatannya seperti anak yang bodoh,
dan dikenal sebagai facies adenoidea.
Mouth breathing juga menyebabkan udara pernafasan
tidak disaring dan kelembabannya kurang, sehingga
mudah terjadi infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
Pada sumbatan, tuba eustachius akan terjadi otitis media
serosa baik rekuren maupun otitis medis akut residif,
otitis media kronik dan terjadi ketulian. Obstruksi ini
juga menyebabkan perbedaan dalam kualitas suara.

Gejala:
a. gangguan tidur, tidur ngorok/mendengkur
b. retardasi mental dan pertumbuhan fisis
kurang dan dapat menyebabkan sumbatan
pada jalan napas bagian atas yang dapat
mencetuskan kor pulmonale dimana sukar
disembuhkan

Terapi
Adenoidektomi dengan cara kuretase

Indikasi adenoidektomi:
Sumbatan: sumbatan hidung yang menyebabkan
bernapas melalui mulut, sleep apnea, gangguan
menelan, gangguan berbicara, kelainan bentuk
wajah muka dan gigi (adenoid face).
Infeksi: adenoiditis berulang/kronik, otitis media
efusi berulang/kronik, otitis media akut berulang.
Kecurigaan neoplasma jinak / ganas

LARINGITIS

LARINGITIS AKUT

Umumnya merupakan
kelanjutan dari rinofaringitis

Etiologi : bakteri (radang


lokal), virus (radang
sistemik)

Gejala : demam, malaise,


suara parau, afoni, nyeri
menelan, batuk kering
dahak kental

Tanda : mukosa laring


hiperemis, membengkak,
terkadang tanda radang
hidung, sinus paranasal atau
paru

Terapi : istirahat
berbicara dan
bersuara 2-3 hari,
menghirup udara
lembab, menghindari
iritasi (merokok,
makanan pedas atau
minum es),
antibiotik, pipa
endotrakea/trakeosto
mi (sumbatan laring)

LARINGITIS KRONIS

Etiologi : sinusitis kronis,


deviasi septum berat,
polip hidung, bronkitis
kronis atau vocal abuse

Gejala : suara parau


menetap, rasa tersangkut
di tenggorok (mendehem
tanpa sekret)

Tanda : mukosa laring


menebal, permukaan
tidak rata, hiperemis,
metaplasi skuamosa
(pemeriksaan patologik)

Terapi : mengobati
penyebab (radang
hidung, faring atau
bronkus)

LARINGITIS KRONIK SPESIFIK


I.
II.

Laringitis tuberkulosis
Laringitis leutika

LARINGITIS TUBERKULOSIS

Etiologi : hampir selalu


akibat tuberkulosis paru

Gejala klinis : kering dan


panas di daerah laring,
suara parau, afoni,
hemoptisis, nyeri hebat
waktu menelan, proses
aktif pada pemerikasaan
paru

Terapi : OAT, istirahat


suara

LARINGITIS LUETIKA

Gambaran klinik : ulkus


yang khas (sangat dalam,
bertepi dengan dasar yang
keras, berwarna merah
tua dan sekret
kekuningan)

Gejala : suara parau,


batuk kronis, disfagia

Komplikasi : stenosis
laring

Terapi : penisilin,
pengangkatan
sekuester,
trakeostomi
(stenosis)

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai