terhadap Kekerasan
Anak
Ega Meilyta A.P
1310211105
Definisi
Kekerasan
adalah
istilah
yang
dipergunakan bagi terjadinya cidera
mental atau fisik. Kekerasan diartikan
sebagai sebuah ancaman, usaha atau
penggunaan fisik yang dilakukan oleh
seseorang yang dapat menimbulkan
luka baik secara fisik maupun non fisik
terhadap orang lain.
Prevalensi
- Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) dalam empat tahun terakhir kasus
kekerasan terhadap anak tertinggi pada 2013
dengan jumlah kasus sebanyak 1.615.
- Pada tahun 2011 sebanyak 261 kasus dan
pada 2012 sebanyak 426 kasus.
- Tahun 2014 yang 8 masuk dari Januari
sampai Agustus sebanyak 622 kasus yang
terdiri dari kekerasan fisik, kekerasan psikis
dan
kekerasan
seksual.Untuk
kasus
kekerasan fisik sendiri lebih dari 94
kasus,kekerasan psikis sebanyak 12 kasus
dan kekerasan seksual sebanyak 459 kasus.
Dalam
pelaksanaan
kasus
kekerasan
terhadap anak dapat dilakukan rujukan
apabila puskesmas tidak mampu menangani.
Wawancara
dan
konseling,
penyuluhan,
kunjungan rumah juga merupakan tugas
puskesmas
dalam
tatalaksana
kasus
kekerasan terhadap anak.
3. Pengawasan dan Pengendalian Monitoring
dan evaluasi dilakukan Puskesmas untuk
menentukan program selanjutnya dalam
tatalaksana kasus kekerasan terhadap anak.
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan dengan auto dan hetero
anamnesis
- Perhatikan sikap/perilaku korban dan pengantar,
apakah korban terlihat dikontrol atau ditekan
dalam memberikan jawaban.
- Apabila memungkinkan, anamnesa terhadap
korban dan pengantar dilakukan secara terpisah.
- Nilai kemungkinan adanya ketidaksesuaian yang
muncul antara penuturan pengantar dan/orang
tualpengasuh dan korban dengan temuan medis.
- Perhatikan sikap/perilaku korban dan pengantar,
apakah korban terlihat takut, cemas, ragu-ragu
dan tidak konsisten dalam memberikan jawaban.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Harus ada pendamping yang dipercaya anak berada di
ruang pemeriksaan.
2. Informed Consent menggunakan istilah anak-anak.
3. Jika anak tidak dapat tenang karena nyeri, dapat
diberikan parasetamol atau obat nyeri sederhana
lainnya.
4. Jangan memaksa dengan menakuti anak untuk
menyelesaikan pemeriksaan. Paksaan bagian dari
pelecehan seksual, jika digunakan akan meningkatkan
ketakutan dan kecemasan anak dan memperburuk
dampak psikologis kekerasan.
5. Anak kecil dapat diperiksa di pangkuan ibunya,
sedangkan yang lebih tua dapat diberikan pilihan
duduk di kursi, di pangkuan ibu atau berbaring di
tempat tidur.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Lakukan pemeriksaan darah tepi lengkap dan
bila diperlukan periksa waktu perdarahan, PT
dan PTT. Pada trauma abdomen : darah tepi
lengkap, urinalisis, fungsi hati dan amilase.
2. Lakukan pemeriksaan urin dan fases rutin bila
dianggap perIu.
3. Pemeriksaan usap vagina dilakukan pada kasus
yang
diduga memperoleh perlakual salah
secara seksual.
4. Pada kasus yang disangka merupakan kasus
prisicial abuse, lakukan pemeriksaan rontgen
sebagai berikut :
a. Anak dengan usia < 2 tahun seharusnya
dilakukan bone survey.
b. Anak berusia 2 5 tahun dengan perlukaan yang
3.
4. Jangan
lakukan
pemeriksaan
memasukan jari ke vagma.
dengan
Penanganan
Dengan memperhatikan PMS, HIV, hepatitis B
dan tetanus, anak mendapat pencegahan dan
pengobatan yang sarna walau dosisnya berbeda.
Pencegahan PMS rutin tidak direkomendasikan
untuk anak-anak.
Tindak lanjut
Tindak lanjut kasus sama dengan korban
dewasa.
Jika infeksi vagina berlanjut pertimbangkan
kemungkinan adanya benda asing atau
kekerasan seksual berlanjut.
ASPEK PSIKOSOSIAL
Aspek psikososial terdiri dari penanganan
krisis, konseling, pendampingan, kunjungan
rumah dan rumah aman bagi korban.
Kegiatan ini merupakan pelayanan nonmedis
yang perlu diketahui oleh tenaga kesehatan
walaupun bukan menjadi tugas utama.
Dalam hal ini tenaga kesehatan harus
bekerjasama melalui jejaring. Apabila di tingkat
kecamatan belum terbentuk jejaring maka
dapat dirujuk ke jejaring di tingkat kab/kota
melalui dinas kesehatan.
SISTEM RUJUKAN DI
PUSKESMAS
Pemeriksaan dalam (anogenital) untuk kasus perkosaan (anak dan perempuan) atau
kekerasan seksual anak (kecuali Puskesmas Mampu Tatalaksana)
Perlukaan berat disertai perdarahan berat
Fraktur/patah tulang multiple
luka bakar sedang-berat
Stres berat
Menunjukkan tanda-tanda gawat darurat medik
Luka ringan
Cidera sederhana (luka bakar nngan, laserasi superficial I lebam)
Cidera ringan linfeksi pada organ Isaluran reproduksi
Cidera ringan linfeksi pada anus
Fraktur/patah tulang tertutup Iterbuka ringan yang perlu tindakan P3K
Trauma psikis ringan
Malnutrisi
PENCATATAN DAN
PELAPORAN
Pencatatan
dilakukan
terhadap
semua
informasi
dalam
pelaksanaan
pelayanan
terhadap korban KtP/A.
Sistim pencatatan dan pelaporan yang tersedia
di Puskesmas saat ini belum mengakomodasi
pencatatan dan pelaporan penanggulangan
korban
KtP/A
sehingga
Kemenkes
mengembangkan "Format Pencatatan dan
Pelaporan Pelayanan Kesehatan Korban Tindak
Kekerasan terhadap Perempuan, Anak dan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
REFERENSI
Eprints.undip.ac.id
Prosedur Standar Operasional
Pelaksanaan SPM bidang layanan
terpadu bagi perempuan dan anak
korban kekerasan (Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak RI) 2010