Anda di halaman 1dari 20

PENENTUAN KADAR OKSIGEN TERLARUT

1. PENDAHULUAN
Oksigen dalam air laut, 2 bentuk senyawa:
- terikat dengan unsur lain (NO3-, NO2-, PO43-,
H2O, CO2, CO32-, dll)
- molekul bebas (O2): terlarut secara fisika
kelarutan sangat dipengaruhi oleh suhu air.
Sumber utama oksigen dalam air laut:
- udara: proses difusi, dan
- hasil fotosintesis fitoplankton pada malam hari

Faktor-faktor yang dapat menurunkan kadar oksigen


dalam air laut:
Kenaikan suhu air
Respirasi (khususnya malam hari)
Adanya lapisan minyak di atas permukaan laut, dan
Masuknya limbah organik ynag mudah urai ke
lingkungan laut
faktor utama

Metode analisis untuk menentukan kadar


oksigen dalam air laut
Spektrometri
Khromatografi gas
Amperometrik
Titrasi Iodometri

analisis yang sering dipakai

Penentuan kadar O2 dalam air laut berdasarkan


titrasi Iodometri:
I. Winkler (1888): banyak mendapat gangguan
analisis
menghilangkan gangguan analisis:
menyempurnakan atau memodifikasi metode
Winkler.
Modifikasi I
Alsterberg (1925): menghilangkan garam2 nitrit
dengan menambahkan NaN3 (natrium asida)
Modifikasi permanganat: menghilangkan gangguan
garam-garam ferro (Fe2+)
Flokulasi alum dan flokulasi tembaga sulfat:
menghilangkan gangguan fitoplankton dan
mikroorganisme

Gangguan yang paling umum ditemukan dalam


menganalisis kadar oksigen dalam air laut: nitrit
Alsterberg: metode modifikasi Winkler (modifikasi asida)
2. PRINSIP METODE:
1. Mn2+ + 2 OH-

Mn(OH)2

2. 2 Mn(OH)2 + O2 + H2O
3. 2Mn(OH)3 + 2I- + 6 H+
I2 + II 34. I3- + 2 S2O32-

2Mn(OH)3
2Mn3+ + I2 + 6H2O

3I- + S4O62-

3. SUMBER-SUMBER KESALAHAN DAN CARA


MENGATASINYA:
Kandungan oksigen dalam udara: 30-45 kali >
kandungan oksigen dalam air laut.
Sumber-sumber utama kesalahan analisis:
Adanya kontak antara contoh air dengan udara
atau udara yang terperangkap dalam contoh air
selama pengambilan contoh,
penambahan zat pereaksi,
pengawetan contoh dan kualitas larutan standar
KH(IO3)2

3.1 Pengambilan contoh air


3. 1. 1. Tempat contoh air
A. Sumber kesalahan
Tempat contoh air dengan penutup yang diputar:
tidak bisa dipenuhi dengan air.
Adanya udara dalam botol: sumber kontaminasi
terhadap contoh.
Udara masuk ke dalam botol melalui celah-celah
penutup.
Larutan contoh dengan mudah terkontaminasi
oleh udara.

B. Cara mengatasi kesalahan:


Memakai botol yang dirancang khusus untuk
analisis oksigen terlarut dalam air laut (botol BOD)

3.1.2. Alat pengambil contoh air


A. Sumber kesalahan
kandungan oksigen dalam udara: 30-45 kali >
dalam air laut( 1 liter udara mengandung 210
mL oksigen, 1 liter air laut: 5-6 mL oksigen)
udara: sumber utama kontaminasi
pengambilan contoh air dengan cara
pencidukan: udara terperangkap dalam botol:
hasil analisis kadar oksigen> nilai sebenarnya.
B. Cara mengatasi kesalahan:
pengambilan contoh air laut: menggunakan
alat khusus (water sampler)

3.1.3. Jenis alat pengambil contoh air


A. Sumber kesalahan
Water sampler terbuat dari logam (stainless steel)
atau bahan organik (PVC).
Water sampler logam: mengandung unsur Cu & Zn
bereaksi dengan oksigen.
2(Cu, Zn) + O2 + 4HCO32(Cu,Zn)2+ + 4CO32- + 2H2O
Timbulnya reaksi: menyebabkan kadar DO hasil
analisis < nilai yang sebenarnya yang terkandung
dalam contoh

B. Cara mengatasi kesalahan


Memakai water sampler yang terbuat dari bahan
oksida atau bahan gelas.
3.1.4. Cara mengambil contoh air
A. Sumber kesalahan

Penurunan water sampler secara horizontal ke


dalam laut: udara dalam water sampler
terperangkap
data analisis kurang tepat
karena adanya kontaminasi udara.

Kadar oksigen dalam udara>> dalam air


B. Cara mengatasi kesalahan:
water sampler diturunkan perlahan-lahan secara
vertikal ke dalam alut sampai seluruhnya berada di
bawah permukaan air laut.

3.1.5. Pengisian tempat contoh air


A. Sumber kesalahan:
1. Pembilasan botol BOD dengan air contoh.
Air pembilas tinggal dalm botol 0,8 0,1 mL.
Air pembilas jenuh dengan oksigen atmosferik:
kesalahan positip: data yang diperoleh>>
2. Penuangan langsung contoh air dari water sampler
ke dalam botol BOD: menyebabkan udara
terperangkap dalam botol BOD>
3. Suhu udara lebih tinggi dari suhu air laut. Kelarutan
gas dalam air menurun bila suhu naik. Suhu di
kapal > suhu air laut
tiba di kapal suhu akan
naik
sebagian oksigen keluar dari air
contoh: kesalahan negatip.

B. Cara mengatasi kesalahan


1.
2.
3.

Setelah contoh air tiba di atas kapal, segera ke botol


BOD.
Pembilasan botol BOD dengan air contoh tidak boleh
dilakukan. Botol BOD langsung diisi air contoh.
Dari water sampler air contoh dialirkan dengan slang
plastik atau karet ke dalam botol BOD.

3. 2. Pengawetan contoh air


3.2.1 Penambahan zat pereaksi
1.
Penambahan MnCl2 dan alkali-iodida-asida
A. Sumber kesalahan:
1. Pada saat penambahan MnCl2 dan larutan alkali-iodida-asida, contoh air
akan keluar dari botol BOD sebanyak volume MnCl 2 dan larutan
alkali-iodida-asida yang ditambahkan.
Penambahan kedua zat pereaksi tsb pada permukaan contoh
menyebabkan seluruh larutan contoh bersifat basa kuat, Mn 2+
bereaksi dengan OH-: [Mn(OH)2)], tidak stabil, mudah dan cepat
dioksidasi oleh oksigen.
Sebelum botol contoh ditutup, larutan contoh dalam botol segera
mengabsorbsi udara. Kandungan oksigen dalam udara > dalam air
laut: larutan contoh akan terkontaminasi oleh udara (kesalahan
positip).
2. Pada awal atau akhir penambahan larutan MnCl2 atau asida sering
timbul gelembung udara: air contoh telah terkontaminasi oleh udara

B. Cara mengatasi kesalahan


1.

2.

3.

Penambahan kedua zat pereaksi dilakukan


dengan pipet. Ujung pipet harus berada 2
cm di bawah permukaan air contoh. Pipet
yang dipakai untuk MnCl2 tidak boel
bersentuhan dengan pipet untuk larutan
asida. Bila ujung pipet berwarna coklat,
pipet harus diganti atau dibersihkan dahulu.
Pipet diisi dengan 5 mL MnCl2, pelan-pelan
tuangkan 0,5 mL ke dalam larutan contoh.
Bila ada gelembung udara, air contoh
harus diganti.
Dengan cara yang sama namun dengan
pipet yang lain dilakukan untuk larutan
asida.

3.2.2. Pengawetan contoh air


A. Sumber kesalahan
Setelah penambahan MnCl2 dan larutan alkaliiodida-asida, semua oksigen yang terdapat
dalam contoh bereaksi dengan Mn(OH)2
Mn(OH)3. Contoh yang ada di atas endapan
Mn(OH)2 dan Mn(OH)3 tidak mengandung O2
larutan contoh mempunyai kemampuan yang
tinggi untuk mengabsorbsi oksigen dari udara.
Masuk ke dalam botol melalui celah2 tutup botol
(terutama saat pengangkutan dari lap. ke lab.).
Udara yang diabsorbsi tsb bereaksi dengan sisa2
Mn(OH)2
Mn(OH)3 lagi. Jumlah Mn(OH)3
brtambah terus: hasil analisis> kadar sebenarnya

B. Cara mengatasi kesalahan


Setelah endapan Mn(OH)3 terbentuk
dengan sempurna, contoh
dimasukkan dalam suatu ember
yang berisi air. Tinggi permukaan
air dalam ember melebihi tinggi
botol BOD.
Contoh dapat bertahan selama 2
pekan sebelum analisis dilakukan

3.3. Titrasi
3.3.1. Penambahan H2SO4
A. Sumber kesalahan
Setelah penambahan H2SO4, Mn(OH)3 larut kembali
Mn3+ (oksidator kuat): II2
titrasi dengan Na
tiosulfat. I2 tsb brbentuk gas dan sangat sensitif terhadap
oksidasi fotokimia. Hasil analisis tidak sesuai kadar
sebenarnya.
B.

Cara mengatasi kesalahan:


Penambahan H2SO4 dilakukan di atas permukaan air
contoh. Setelah penambahan asam, larutan contoh
segera dititrasi dengan Na tio sulfat dan dihindari dari
cahaya matahari atau sinar ultra violet.

3.3.2. Proses titrasi


A.
1.

2.

Sumber kesalahan
Setelah penambahan H2SO4, I3- dioksidasi
I2
Kelarutan molekul I2 dalam air laut tidak homogen
pengambilan sebagian larutan dari botol BOD untuk
titrasi: data tidak akurat.
Larutan I2 dalam air laut sangat peka terhadap cahaya
matahari dan sinar ultra violet
dibiarkan cukup
lama: kesalahan analisis

B. Cara mengatasi kesalahan:


1. Semua larutan contoh yang terdapat dalam botol BOD
harus dititrasi
2. Harus segera dititrasi setelah ditambahkan H2SO4.

4. Prosedur analisis
4.4.1. Air contoh
1. Masukkan niskin (van dorn) secara vertikal dan pelan2 ke dalam laut. Setelah
semua water sampler berada di dalam air, tutup water sampler dengan
messenger. Angkat ke atas (ke kapal).
2. Isi botol BOD dengan contoh air melalui selang plastik atau karet. Pengisian
botol BOD dibiarkan sampai meluap.
3. Angkat selang dengan pelan-pelan (air masih tetap mengalir)
4. Tutup botol BOD dengan pelan-pelan
5. Buka tutup botol
6. Tambahkan pelan-pelan 0,5 mL MnCl2 dengan memakai pipet
7. Tambahkan pelan-pelan 0,5 mL alkali-iodida-asida
8. Tutup kembali botol BOD dengan pelan-pelan
9. Kocok dengan cara membolak-balik botol BOD sebanyak 15X. Diamkan
sampai semua endapan mengendap di dasar botol.
10. pelan2 buang larutan bagian atas sekitar 25 mL
11. Tambahkan 1 mL H2SO4 6N, kocok samapi semua endapan larut.
12. Titrasi dengan 0,025 N Na tiosulfat sampai larutan berwarna kuning pucat.
13. Tambahkan 1-2 tetes larutan kanji.
14. Lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang dan larutan menjadi tidak berwarna.

Anda mungkin juga menyukai