Anda di halaman 1dari 18

Follow Up

Tanggal 10/09/2016
S: Lemah anggota gerak (tangan
dan kaki), keram
O: TD: 140/90
HR: 97x/mnt
T: 36.1 Sp02: 98%
Hasil lab:
- Na, K, Cl (normal)
- GDS: 67
A: Neuropati
P:
IVFD D5% 16 tpm
Drip neurosanbe dlm RL 16t
pm/24 jam
Cek GDS ulang
Tunggu hasil DL

Tanggal 11/09/2016 (Pkl


09.30)
S: Lemas
O: TD: 140/90
HR: 84x/mnt
T: 36.1
RR: 24x/mnt
Hasil lab:
- GDS: 63 (tgl 10/09/2016)
- GDS: 62

A: Hipoglikemia
P:
IVFD D5% guyur 200cc
lanjut 20 tpm
Inj D40% 1/2 fl (IV)
Cek GDS 1 jam kemudian

Tanggal 11/09/2016

S: Lemas kedua tangan dan kaki, sesak napas


O: Tetraparese LMN
A: Myastenia gravis, DD: GBS
P:

Inf RL:NaCl 0.9% 24 tpm


Ranitidin 2x1 A/12jam (IV)
Metilprednisolon 2x125 mg/hri (IV)
Meticobal 2x1 A/hri (IV)
Neurosanbe 1x1 A/hri (IV)
Ceftriazon 2x1 gr/hri (IV) skin test
Jika nyeri ulu hati antasida 3x1
Jika sulit makan pasang NGT: diet 6x100 cc/hri
Observasi vital sign

Tanggal 12/09/2016 (Pkl


08.40)
S: Penurunan kesadaran
O:
KU: Buruk
Kesadaran: Stupor (GCS:
E1V2M1)
TD: 140/80
HR: 112x/mnt
RR: 24x/mnt
T: 39.5SpO2: 97%
Refleks cahaya +/+

A: Penurunan kesadaran
P: Obs vital sign/15 mnt

Tanggal 12/09/2016 (Pkl


21.10)
S: Tidak sadar
O:
TD: 90/60
HR: 124x/mnt
RR: 28x/mnt
T: 340.1
SpO2: 52%
Refleks cahaya +/+

A: GBS dg penurunan
kesadaran
P:
O2 lpm (sungkup)
PCT drip - ekstra
Obs vital sign/15 mnt

Terapi lain lanjut

Tanggal 12/09/2016 (Pkl 21.35)


S: Tidak sadar
O: Pupil midriasis +/+
TD: tidak terukur
A: P: RJP 5 siklus

Refleks cahaya -/HR: tidak teraba

GuillainBarr Syndrome

DEFINISI
Polineuropati akut, bersifat simetris dan
ascenden, yang biasanya terjadi 1 3
minggu dan kadang sampai 8 minggu
setelah suatu infeksi akut.

SINONIM
1. Acute Inflammatory Demyelinating
Polyneuropathy
2. Landry Guillain-Barre Syndrome
3. Acute Inflammatory Polyneuropathy
4. Acute Autoimmune Neuropathy
Inflammatory Polyradiculoneuropathy

EPIDEMIOLOGI

1-3 per 100.000 orang per tahun.


Semua usia, khususnya dewasa muda.
Pria : Wanita, 1,25 : 1.

ETIOLOGI
1. Infeksi virus: Citomegalovirus (CMV),
Ebstein Barr Virus (EBV), enterovirus,
Human Immunodefficiency Virus (HIV).
2. Infeksi bakteri: Campilobacter Jejuni,
Mycoplasma Pneumonie.
3. Pasca pembedahan dan Vaksinasi.
4. 50% dari seluruh kasus terjadi sekitar 1-3
minggu setelah terjadi penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan
Infeksi Saluran Pencernaan.

PATOLOGI

PATOGENESIS

KLASIFIKASI
1. Acute Motor-Sensory Axonal Neuropathy
(AMSAN)
2. Acute Motor-Axonal Neuropathy (AMAN)
3. Miller Fisher Syndrome
4. Chronic Inflammatory Demyelinative
Polyneuropathy (CIDP)
5. Acute pandysautonomia

GEJALA KLINIS & KRITERIA


DIAGNOSIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kelemahan (simetris dan ascending)


Keterlibatan saraf kranial
Perubahan sensorik
Nyeri
Kelemahan pernafasan
Protein CSF meningkat
WBC menurun (albuminocytological
dissociation)
8. Perlambatan konduksi saraf pada
gambaran EMG.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. LCS (Protein meningkat, WBC menurun).
2. EMG (Perlambatan konduksi saraf).
3. MRI (Cauda Equina bertambah besar).

PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan adalah
mengurangi gejala, mengobati komplikasi,
mempercepat penyembuhan dan
memperbaiki prognosisnya.
Trakeostomi
Fisioterapi
Imunoterapi (PE, IVIg)

KOMPLIKASI
1. Gagal napas
2. Aspirasi makanan atau cairan ke dalam
paru
3. Pneumonia
4. Meningkatkan resiko terjadinya infeksi
5. Trombosis vena
6. Paralisis permanen pada bagian tubuh
tertentu
7. Kontraktur pada sendi.

PROGNOSIS
Pada umumnya penderita mempunyai
prognosis yang baik, tetapi pada sebagian
kecil penderita dapat meninggal atau
mempunyai gejala sisa. Penderita SGB dapat
sembuh sempurna (75-90%) atau sembuh
dengan gejala sisa berupa dropfoot atau
tremor postural (25-36%). Penyembuhan
dapat memakan waktu beberapa minggu
sampai beberapa tahun.

Anda mungkin juga menyukai