Anda di halaman 1dari 32

Konsep bayi baru lahir

Ns. Yunita, S. Kep

Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal

a. Usia 36-42 minggu.


b. Berat badan lahir 2500-4000gr.
c. Dapat bernafas dengan teratur
dan normal.
d.Organ fisik lengkap dan dapat
berfungsi dengan baik.

Konsep
Kehidupan ektra uteri bayi mengalami kondisi
tidak stabil dalam waktu 6-8 jam setelah lahir
Fase transisi dari intrauteri ke ekstra uteri dibagi
2 fase:
Fase pertama ( fase aktif pertama: berakhir 30
menit setelah kelahiran)
Fase kedua (fase reaktif kedua: 4-8 jam setelah
kelahiran, berlangsung selama 10 menit)

Fase reaktif pertama


Peningkatan nadi menjadi 160-180x/menit dan
turun 30 menit berikutnya sampai 100120x/menit
Pernapasan tidak teratur, rata2: 60-80x/mnt
Saat auskultasi terdengar crackles, graunting,
terlihat retraksi dada yg dpt terjadi setelah 1 jam
setelah kelahiran.
Dapat terlihat secara spontan kaget, tremor,
menangis dan menggerakkan kepala dari satu
sisi k sisi lainya
Bising usus terdengar & mekonium telah keluar

30 menit setelah kelahiran

Merupakan priode unresponsif


Bayi menjadi tertidur
Penurunan aktivitas motorik
Berakhir sampai 60-100 menit
Kemudian diikuti fase kedua reaktif

Fase kedua reaktif


Takikardi & takipnue
Peningkatan tonus otot, perubahan warna
kulit, dan produksi mukosa
Mekonium dapat baru keluar pada fase ini
Banyak perubahan besar pada bayi terjadi
pada fase ini, namun tidak pada bayi
prematur

Perawatan pada bayi baru lahir


Perawatan dilakukan segera setelah bayi
baru lahir dengan fokus melakukan
pengkajian dan menjaga kestabilan bayi
Pengkajian yang dilakukan pada bayi baru
lahir meliputi APGAR SCORE &
pengkajian fisik awal, pengkajian
maturitas, pengkajian fisik komprehensif

APGAR SCORE
Dilakukan 2x yaitu dalam 1 dan 5 menit
pertama kehidupan
Pengkajian dilakukan dengan cepat untuk
menentukan kebutuhan bayi akan
resusutasi
Penilaiannya bukan menentukan gang.
Neurologis melainkan dapat berhubungan
dengan tingkatan resiko mortalitas &
morbiditas bayi.

Apgar score
Klinis

Detak jantung

Tidak ada

< 100 x/menit

>100x/menit

Pernafasan

Tidak ada

Tak teratur

Tangis kuat

Refleks saat jalan nafas


dibersihkan

Tidak ada

Menyeringai

Batuk/bersin

Tonus otot

Lunglai

Fleksi
ekstrimitas
(lemah)

Fleksi kuat
gerak aktif

Warna kulit

Biru pucat

Tubuh merah
Merah seluruh
ekstrimitas biru tubuh

Mekanisme Kehilangan Panas BBL


a. Konveksi
Bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin. Misalnya hembusan kipas angin,
pendingin ruangan
b. Konduksi
Kontak langsung tubuh bayi dengan
permukaan dingin. Misalnya, meja,
tempat
tidur,
timbangan
yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh
bayi

Lanjutan
c. Evaporasi
Kehilangan panas ketika cairan berubah
jadi
gas.
Kehilangan
panas
akibat
Penguapan cairan ketuban oleh panas
tubuh bayi setelah lahir, jika tidak segera
dikeringkan dan terlalu cepat dimandikan
setelah lahir dan tubuh tidak segera
dikeringkan dan diselimuti

Lanjutan
d. Radiasi
Kehilangan panas akibat bayi ditempatkan
di dekat benda yang mempunyai suhu
lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Dimana
benda-benda tersebut menyerap radiasi
panas
tubuh
bayi
walaupun
tidak
bersentuhan secara langsung)

Pengkajian maturitas
Dilakukan dalam waktu 2-12 jam setelah
kelahiran
Pengkajian dengan menggunakan
BALLARD SCALE meliputi neuromuscular
maturiti & phisical maturity

Pemeriksaan fisik komprehensif


Dilakukan dalam waktu 24 jam setelah lahir
Syarat: ruangan pemeriksaan harus cukup
tenang, hangat dan tidak banyak angin
Cara: bayi ditelanjangi dan diletakkan diatas
permukaan datar dan lembut
Pemeriksaan dilakukan dengan sistematis,
dimulai dgn evaluasi umum (karakteristik
penampilan, kematangan, statusnutrisi, aktifitas,
kesehatan)
Dilanjutkan dengan observasi fisik

PENGKAJIAN FISIK
Aspek penting:Pengkajian fisik
menyeluruh meliputi
- Perkiraan usia gestasional
- Pemeriksaan fisik

Lanj
No
(1)

Area yg dinilai (2)

Cara/temuan normal (3)

1.

Postur

Bokong sempurna, kaki lebih lurus &


kaku, BBL memperlihatkan posisi sprt
dlm rahim slm beberap hari

2.

TTV
Denyut jantung/nadi
Pulsasi femoral
Suhu
Pernapasan
TD

100x(tidur)- 160x(menangis). Murmur


pd bagian ats, bawah/batas sternum kiri
Harus sama & kuat
36,5 37,2 oC.
30-60x/mnt, bs terliat chynes stokes
dgn priode apnue singkat tanpa distres
nafas
Sistolik: 60-80, diastolik: 40-50 mmHg

Lanj
No
(1)

Area yg dinilai (2)

Berat
Panjang
LK
LD
LB

2.

Cara/temuan normal (3)

2,5 -4 kg. penurunan BB normal <= 10%


45-55 cm
32-36,8cm
30-33 cm
Ukuran sama dgn dada, membesar bila
bayi diberi makan
Merah muda, bervariasi berdasar etnik
Integumen
Warna, ikterik, tanda Akrosianosis terutama akibat dingin, ptekie
di daerah persentasi, ekimosis akibat
lahir, kondisi,
trauma lahir. Kulit agak tebalkeras
hidrasi, simpanan
dipermukaan, mengelupas terutama di
lemak
tangan &kaki. Khilangan BBN 10% berat
lahir, jumlah lemak subkutan berbeda2.

lanj
No(
1)

Area yg dinilai
(2)

Cara/temuan normal (3)

Vernik kaseosa
Lanugo

(keputihan spt keju, tdk berbau) jumlah


bervariasi, biasanya lebih banyak di lipatan kulit
(Rambut halus), jumlah bervariasi, byk d daerah
bahu, pinna telinga & dahi
Palpasi kulit (kaput suksedaneum)
Inspeksi bentuk& ukuran (sedikit tidak simetris
akibat posisi dlm rahim, molase).Palpasi ,
inspeksi, ukur fontanella.(fontanel anterior 2,5-4
cm, fontanel posterior segitiga)
Palpasi sutura(sutura teraba & tdk menyatu)
Inspeksi pola, distribusi, jumlah, tekstur rambut
Letak (simetris, bentuk & ukuran
simetris(ukuran simetris, reflek mengkedip.

Kepala

mata

Lanj
No(
1)

Area yg dinilai (2) Cara/temuan normal (3)

Hidung

Telinga

mulut

Kelopak mata (lipatan epikantus, rabas (tdk


ada)bola mata ukuran, bentuk (tidak ada air
mata)kdg ada, simetris, perdarahan
subkonjungtiva)
Pupil (ada, ukuran, simetris, reaksi cahaya)
Gerakan bola mata (strabismus sampai bln)
Alismata, jumlah, pola(terpisah tidak
berhubungan d tengah)
Bentuk letak kepatenankonfigurasi tulang
hidung.
Ukuran, letak dikepala, jumlah kartilago, kanal
auditiri terbuka, pendengaran
Letak pd wajah, bibir(warna, konfigurasi,
gerak0
Lidah9perlekatan, gerakan ukura)
Palatum9lunak/keras, uvula)
Dagu (celah dagu, saliva, jumlah karakteristik
reflek

Lanj..
No(
1)

Area yg dinilai (2) Cara/temuan normal (3)

10

Leher

Ispeksi, palpasi, muskulus


sternokleudomastedeous, trakea & posisi
kel.tiroid

Dada

Inspeksi dan palpasi, bentuk


Gerakan pernapasan, klavikula, tulang iga,
Putting susu (ukuran, letak & jumlah)
Jaringan payudara ( nodul N, 3-10 mm)
Auskultasi (bunyi & kecepatan denyut jantung&
nafas)
Inspeksi& palpasi * baui tali pusat (n: 2A, 1V)
Inspeksi & palpasi abdomen, gerakan saat
bernafas auskultasi bising usus, mekonium
(waktu, warna, bau)
Inspeksi & palpasi (n: pseudomenstruasi pd
wanita)
Meatus urinarius & berkemih

11

12

13

Adbomen

Genetalia

No(
1)

Area yg dinilai (2) Cara/temuan normal (3)

14

Ekstremitas

Inspeksi & palpasi


Derajat fleksi
Rentang pergerakan sendi
Jumlah jari2
Kepatenan sendi patela, punggul, tumit
Refleks

15

Punggung

Inspeksi & palpasi, reflek incurvation trunk

16

Anus

Kepatenan , springter, mekonium

Refleks
Menghisap
(sucing &
rooting
Refleks)
Menelan
(swallowing R)

Cara

Respon normal

Sentuh bibir bayi dgn


tangan/ putting susu

Bayi akan menoleh/mencari


tempat stimulus, membuka
mulut & menghisap

Beri bayi minum,


menelan biasanya
menyertai menghisap

Terjadi tanpa tersedak,


batuk/muntah

Menggenggam Tempatkan jari pada


(grasp R)
telapak tangan bayi

Jari bayi menggenggam


tangan pemeriksa

Menjulurkan
lidah
(extrusion R)

Bayi menjulurkan lidah keluar

Sentuh/ tekan ujung


lidah bayi

Refleks
Glabelar

Tonic neck/
fencing

moro

Cara

Respon normal

Ketuk dahi, batang


hidung/ maksila bayi
yg matanya sedang
terbuka

Bayi mengedipkan mata


pada 2-5 ketukan pertama

Gendong bayi dgn


posisi setengah duduk,
biarkan badan &
kepala jatuh
kebelakang dengan
sudut 30 o
Letakkan bayi,
hentakkan permukaan

Abduksi & ekstensi simetris


lengan, jari-jari mengembang
spt kipas, mmbentuk huruf C
dengan ibu jari & jari
telunjuk.
Tungkai dpt mengikuti pola
respon yang sama.

Jikabayi menghadap ke sisi


kiri, lengan & kaki kanan pd
Pd waktu bayi tertidur sisi tsb akn lurus sedangkan
dengan cepat putar
ekstremitas yg berlawanan
kepala kearah satu sisi fleksi.

Refleks

Cara

Respon normal

Melangkah
(walking R)

Pegang bayi scr vertikal,


biarkan salah satu kaki
menyentuh permukaan

Bayi akn melakukan


gerakan spt berjalan, kaki
akn bergantian fleksi &
ekstensi

Merangkak
(crawling R)

Baring kan bayi dgn


diposisi tengkurap

Tendon dalam
( deep tendon
R)

Bayi akan melakukan


gerakan spt merangkak
dgn menggunakan lengan
& tungkainya
Pergunakan bayi sebagai
pengganti palu perkusi u/ Refleks lutut akan timbul
menimbulkan refleks
lutut, bayi harus rileks

Refleks

Cara

Terkejut
( startle R)

Suara keras dr tepuk


tangan yg nyaring

Babenski
R

Pd telapak kaki, mulai dr


tumit gores sisi lateral
telapak kaki keatas
kemudian gerakkan
sepanjang luar telapak
kaki.

Tarik ke duduk
(pull to sit atai
traction R)

Tarik bayi pada


pergelangannya dari
posisi terlentang dgn
kepala dgn kepala brd di
garis tengah

Respon normal
Lengan abduksi disertai
fleksi pada siku, tangan
tetap menggenggam
Semua jari kaki
hiprekstensi, ibu jari
dorsofleksi (tanda positif)
N: hilang usia 1 thn

Kepala akan tertinggal


smpi bayi berada dalam
posisi tegak kemudian
kepala berada pada
bidang yg sama dgn dada,
bahu u/ smntara waktu
sebelun jatuh ke depan
bayi akan mencoba
menegakkan kepala

Refleks

Cara

Respon normal

Galant R

Bayi di tengkurapkan
goreskan jari ke arah
bawah tulang belakang
mula2 pada satu sisi
kemudian sisi lainnya

Magnet R

Bayi dlm posisi terlentang Kudua tungkai akan


agak fleksi kedua tungkai ekstensi melawan tekanan
bawah & beri tekanan
pemeriksaan
pada kedua telapak kaki
dengan tekanan

Respon
tambahan
pada BBL9
menguap ,
sendawa,
cekukan,
bersin)

Perilaku spontan

Tubuh fleksi & pelvis


diayunkan ke arah sisi
yang terstimulus

Dpt sedikit berkurang


akibat analgesik/anastesia
pd ibu, hipoksia janin,
infeksi.

Diagnosa keperawatan

Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mukus


berlebihan, pengaturan posisi yg tdk memadai.
Risiko terjadinya perub suhu tubuh b.d pengedalian
suhu yg imatur, perub suhu lingkungan.
Risiko infeksi atau inflamasi b.d defisiensi pertahanan
imunologis, faktor lingkungan, penyakit maternal.
Risiko trauma b.d ketidakberdayaan fisik
Gg nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (risiko) b.d
imaturitaas, defisit pengetahuan orang tua
Gg proses keluarga b.d krisis maturasi, kelahiran bayi
cukup bulan, perub unit keluarga.

Intervensi keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mukus berlebihan,
pengaturan posisi yg tdk memadai
Intervensi

Rasional

Lakukan penghisapan mulut dan nasofaring dg


alat penghisap sesuai kebutuhan

Untuk mencegah aspirasi cairan

Dg penghisap mekanis, batasi setiap upaya


penghisapan sampai 5 detik, dg setiap waktu yg
cukup antara dua isapan

u/ memungkinkan reoksigenasi

Posisikan bayi ke samping kanan setelah di susui

u/ mencegah aspirasi

Posisikan bayi telentang selama tidur

u/ mengurangi risikosindrom
kematian bayi mendadak

Lakukan sedikit mungkin prosedur pd bayi pd jam


pertama dan sediakan oksigen

u/ mencegah distress pernapasan

Ukur TTV sesuai kebijakan institusional atau


lakukan lebih sering jika perlu.

Memantau kondisi umum bayi

Pasang popok, pakaian dan selimut dg longgar

u/ memungkinkan ekspansi paru


(abdomen) yg maksimal dan
mencegah overhearing

Risiko terjadinya perub suhu tubuh b.d pengedalian suhu


yg imatur, perub suhu lingkungan.
Intervensi

Rasional

Keringkan dg seksama dan lepas semua


linen basah segera setelah lahir

Mengurangi risiko hipotermi pd bayi

Tutp kepala bayi dg penutup kepala bila


kehilangan panas merup masalah

Permukaan kepala yg luas memudahkan


kehilangan panas

Letakkan bayi dlm kotak yg dindingnya


cukup tinggi

Agar terlindung dari ventilasi silang

Hangatkan semua objek yg akan


Agar bayi merasa nyaman dan mencegah
digunakan u/ memeriksa dan menutup bayi perpindahan suhu yg ekstrim
Buka baju bayi hanya pada tubuh yg akan
diperiksa

Mengurangi risiko hipotermi pd bayi

Letakkan bayi dlm lingkungan yg telah


dihangatkan sebelumnya

Mengurangi risiko hipotermi pd bayi

Memandikan bayi
Perawat dapat melibatkan ortu dlm memberikan asuhan,
mengajari prosedur hygiene yg benar, mempelajari sifat
individu anak mereka.
Bayi boleh dimandikan setelah 6 jam setelah lahir
Pastikan suhu tubuh bayi stabil, dan gunakan air bersih
dan hangat.
Gunakan sarung tangan dalam enangani bayi baru lahir
sampai darah dan cairan amnion hilang setelah mandi.
Pembersihan di mulai dg arah sefaokaudal.
Segera keringkan bayi

Perawatan tali pusat


Jangan membungkus pusar atau perut atau
mengoleskan ramuan apapun pd pusar bayi
Lipat popok di bawah puntung tali pusat
Bersihkan secara hati-hati dg air DTT
Keringkan scr seksama dg kain bersih
Instruksikan ortu untuk melaporkan setiap
tanda infeksi tali pusat, spt adanya eritema,
cairan purulen.

Anda mungkin juga menyukai