Kasus 9
Langgar Distribusi Obat Narkotika Apotek
Pekunden dan PBF Nadya Indah Ditutup
Akibat pelanggaran perizinan pendistribusian serta pengelolaan
obat-obatan khususnya narkotika BPOM di Semarang menutup
Apotek Pekunden serta PBF Nadya Indah. Kepala BPOM
mengungkapkan PSA di Apotek Pekunden tersebut menyalahi
peran dalam pengadaan dan pendistribusian obat khususnya
narkotika. PSA dari apotek Pekunden adalah dokter ahli anastesi.
Prosedur administrasi dan pengelolaan yang dilanggar ini akan
dikenai sanksi penutupan selama 1 bulan sampai sang pemilik
memperbaiki sistem pendistribusian obat-obatan. Penutupan
PBF Nadya Indah sudah ditutup selama 3 kali. Selama 3 bulan
kedepan PBF ini tidak dapat beroperasi. Beberapa pelanggaran
yang dilakukan adalah mendistribusikan obat kepada salesman
tanpa tujuan jelas, pengadaan obat-obatan daftar G dalam
jumlah besar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan seperti
super tetra dan CTM. Selain itu tidak ada tugas dan tanggung
jawab yang jelas oleh apoteker dan asisten apotekernya.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. PSA Apotek Pekunden menyalahi peran dalam
pengadaan dan pendistribusian Narkotika
2. Kesalahan kode etik kesehatan dimana PSA yang
berprofesi dokter tidak berhak melakukan pengadaan
dan pendistribusian obat, khususnya Narkotika
3. Kesalahan peran Apoteker atau asisten apoteker di
Apotek Pekunden yang seharusnya berkewajiban
melakukan pengadaan dan pendistribusian obat
4. PBF Nadya Indah mendistribusikan obat ke salesman
tanpa
tujuan
yang
jelas
dan
tidak
bisa
mempertanggungjawabkan pengadaan obat daftar G
dalam jumlah besar
5. Kesalahan peran Apoteker di PBF Nadya Indah
PELANGGARAN
ULASAN
Penyaluran Narkotika hanya dapat dilakukan
oleh industri farmasi, PBF dan sarana
penyimpanan yang memiliki izin (pasal 39
ayat 1 dan 2), dimana hanya dapat
disalurkan ke tempat tertentu saja, salah
satunya apotek (pasal 40 ayat 1 dan 2)
Karena
apotek
Pekunden
melakukan
penyaluran atau pendistribusian Narkotika,
maka melanggar peraturan yang berlaku.
SANKSI
Permenkes 1148 tahun 2011 tentang
Pedagang Besar Farmasi
Pasal 33
(1)Pelanggaran terhadap semua ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini dapat dikenai sanksi
administratif.
(2)Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat satu dapat berupa:
a. peringatan;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. pencabutan pengakuan; atau
d. pencabutan izin.
SANKSI
UU 35 tahun 2009 tentang Narkotika BAB XV
tentang Ketentuan Pidana.
Pasal 123 ayat 1
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan
hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor,
atau menyalurkan Narkotika Golongan III, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga)
tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp600.000.000,00
(enam ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
SANKSI
Kode Etik Apoteker Indonesi BAB
V Penutup
Pasal 15
Apabila
apoteker
melakukan
pelanggaran kode etik apoteker,
yang bersangkutan dikenakan sanksi
organisasi. Sanksi dapat berupa
pembinaan, peringatan, pencabutan
keanggotaan
sementara,
dan
pencabutan keanggotaan tetap.
KESIMPULAN
Apotek Pekunden dan PBF Nadya
Indah dinyatakan bersalah, dimana
PBF diberikan sanksi penutupan
karena telah melakukan 3 kali
pelanggaran yang sama dan apotek
Pekunden masih diberikan sanksi
berupa teguran sampai Apotek
tersebut dapat memperbaiki sistem
pendistribusian obat tersebut