Anda di halaman 1dari 26

METODE DAN INSTRUMEN

PENGUMPULAN DATA
No

Metode

Instrumen

Kuesioner/Angket

Kuesioner/Angket

Responden (mhs,
petani, pejabat, dsb)

Interview / Wawancara

Pedoman Wawancara

Responden (mhs,
petani, pejabat, dsb)

Observasi

Panduan Observasi

Benda, kondisi, situasi,


proses, perilaki

Studi Dokumen

Form Pencatat
Dokumen

Catatan resmi,
dokumen, UU, Putusan
hakim, buku, jurnal, dsb

5
Virtual Tracking

Mesin Pencari

Sumber Data

Informasi / bahan hukum


(open legal source).

Metode Pengumpulan Data


(Sutrisno Hadi, 1998: 67) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Angket, yaitu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan


Interview, yaitu pengumpulan data yang bercakap-cakap
dengan sumber data baik langsung maupun tidak langsung
Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara
mengamati kegiatan tertentu
Test, yaitu pengumpulan data yang bersifat potensial
Eksperimen, yaitu pengumpulan data yang memakai cara
dengan mengadakan suatu percobaan terhadap sesuatu hal
Dokumenter, yaitu pengumpulan data dengan mengambil
data yang sudah tercatat dalam dokumen.

Rumus :
I (instrumen) = f (fungsi) x (D)
(Data)

Instrumen pengumpul data digunakan


berdasarkan kebutuhan data yg akan
dikumpulkan.
Tiap instrumen memiliki karakteristik
berbeda, kelebihan dan kekurangan
masing-masing harus dipilih yang
paling sesuai dengan spesifikasi
data/bahan hukum yang diperlukan.

1. KUESIONER (ANGKET)
Pengertian
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Suharsimi Arikunto
(1999:140
Kuesioner dipakai untuk menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan
metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner.
Jenis kuesioner dapat dibeda-bedakan dari berbagai sudut pandang :
Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada:
Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan
kalimat sendiri.
Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih.
Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:
Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya
Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain
Dipandang dari bentuknya maka ada:
Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesionr tertutup.
Kuesioner isian yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
Chek list sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda chek pada kolom yang
sesuai.
Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang
menunjukan tingkatan-tingkatan.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN


KUESIONER
Kelebihan kuesioner sebagai berikut:
Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu
senggang responden.
Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.
Dapat dibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang
benar-benar sama.
Kelemahan kuesioner adalah sebagai berikut:
Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati
tidak terjawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali padanya.
Seringkali sukar dicari validitasnya
Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden sengaja memberikan jawaban
yang tidak betul atau tidak jujur
Angket yang dikirim lewat pos pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20%.
Seringkali tidak dikembalikan tertutama jika dikirim lewat pos menurut penelitian
Waktu pengembaliannya tidak sama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu
lama sehingga terlambat

Langkah Menyusun Angket/Kuesioner

1. Menyusun matrik spesifik data


2. Menyusun angket
3. Try out (uji coba angket)
4. Revisi angket
5. Memperbanyak angket

Langkah Menyusun Angket/Kuesioner


Ad, 1 Menyusun matrik spesifik data
Matrik spesifik data berguna untuk melihat atau memperjelas
permasalahan yang akan dituangkan di dalam angket, antara lain konsepkonsep yang diteliti, variabel-variabel apa saja yang perlu diukur dan
diidentifikasi
Batas konsep yang akan diteliti
Variabel-variabel yang perlu diidentifikasi dan diukur yaitu Variabel bebas
dan variabel terikat
Ad. 2. Menyusun angket
Kisi-kisi instrumen : berisi tentang konsep yang dijabarkan dalam
variabel-variabel, indikator-indikator yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Masing-masing indikator selanjutnya dijadikan pedoman dalam
menyusun angket.
Item angket : item-item angket sebagai alat ukur didasarkan atas kisi-kisi
angket yang telah dibuat sebelumnya.
Setelah indikator-indikator ditetapkan kemudian dituangkan ke dalam
item-item angket yang disusun sesuai tujuan penelitian.

Ad. 3 Try Out (uji coba) angket

Sebelum penggunaan yang sebenarnya sangat mutlak adanya uji coba


terhadap isi maupun bahasa redaksi dari angket yang telah selesai
disusun.

Tujuan diadakan try out ini adalah sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 1998:
166) :

Untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas


maksudnya.

Untuk meniadakan penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu


akademik, atau kata-kata yang menimbulkan kecurigaan.

Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilewati atau


hanya menimbulkan jawaban-jawaban yang dangkal.

Untuk menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item yang
ternyata tidak relevan dengan tujuan penelitian.

Melalui try out ini angket juga diuji validitas dan rehabilitasnya.
Instrumen yang baik mempunyai validitas dan rehabilitas yang tinggi.

Ad. 4. Revisi angket


Hasil uji coba angket dijadikan dasar untuk
merevisi angket. Revisi angket dilakukan dengan
jalan menghilangkan item-item pertanyaan yang
tidak valid selama masih ada item yang mewakili.
ad. 5 Memperbanyak angket
Setelah angket direvisi maka langkah selanjutnya
adalah memperbanyak angket yang telah direvisi
tersebut sesuai dengan jumlah yang dikehendaki,
juga perlu diperhitungkan kemungkinan tak
kembalinya angket.

2. INTERVIEW ATAU WAWANCARA


Interview adalah usaha mengumpulkan informasi
dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan
untuk-dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari
interview adalah kontak langsung dengan tatap muka
(face to face relationship) antara si pencari informasi
(interviewer atau information hunter) dengan sumber
informasi (interviewee) (Hadari Nawawi, 1995: 124).
Interview adalah sebuah dialog (interview) yang
dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee)
(Suharsimi Arikunto, 1999: 149).

Wawancara / Interview
Wawancara adalah cara memperoleh informasi /
data dg bertanya langsung pd yg diwawancarai.
Hasil wawancara ditentukan oleh faktor2 yg
berinteraksi & mempengaruhi arus informasi, yi:
pewawancara, yg diwawancarai, topik penelitian
yg tertuang dlm daftar pertanyaan dan situasi
wawancara.
Syarat mjd pewawancara yg baik : ketrampilan
mewawancarai, motivasi yg tinggi dan rasa
aman yi tdk ragu2 dan takut menyampaikan
pertanyaan.

YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT WAWANCARA :


1. Berpakaian sederhana dan rapi;
2. Bersikap rendah hati;
3. Bersikap hormat pada yang diwawancarai;
4. Bersikap ramah dlm sikap dan ucapan tetapi
efisien tanpa banyak basa-basi;
5. Bersikap penuh pengertian thd yg diwawancarai
dan bersikap netral dan adil thd semua yg
diwawancarai;
6. Bersikap sbg pendengar yg baik pd waktu yg
diwawancarai memberikan jawaban.

Syarat-Syarat Wawancara
Sblm wawancara dilakukan pewawancara sdh hrs tahu hal2
yg akan ditanyakan. Pewawancara tdk boleh mengarang
pertanyaan seadanya.
Harus terlebih dahulu diciptkan hubungan baik. Hal ini
penting utk menghilangkan kecemasan yg diwawancarai,
memberikan jaminan bhw jawaban2-nya tdk akan
menimbulkan konsekuensi yg merugikan dirinya dan
membangkitkan keinginan bekerjasama.
Selama wawancara berlangsung pewawancara hrs waspada
dlm menghadapi saat2 kritis, yaitu saat dimana yg
diwawancarai mulai mengalami kesukaran utk tetap
memberikan jawaban yg sebenarnya. Dlm hal demikian
pewawancara hrs mampu memelihara situasi yg baik dg
berbagai cara.
Penutup wawancara hendaknya mrp usaha agar yg
diwawancarai tdk merasa habis manis sepah dibuang.

MACAM-MACAM WAWANCARA
Wawancara tdk terarah / tdk terpimpin / tdk berstruktur.
Ciri utamanya adalah seluruh wawancara tdk didasarkan pada suatu
sistem atau daftar pertanyaan yg telah disusun lebih dahulu.
Pewawancara tidak memberikan pengarahan yg tajam, tetapi diserahkan
pd yg diwawancarai utk memberikan penjelasan menurut kemauannya
sendiri.

Keuntungannya :
Mendekati keadaan yg sebenarnya krn didasarkan pd spontanitas yg
diwawancarai.
Lebih mudah utk mengidentifikasikan masalah yg diajukan oleh
pewawancara.
Lebih banyak kemungkinan utk menjelajahi aspek2 dari masalah yang
diajukan.
Kelemahannya :
Sukar utk membandingkan hasil wawancara yg satu dg lainnya;
Sering terjadi tumpang tindih dlm pengumpulan data;
Sukar utk mengolah data & mengadakan klasifikasi, shg hrs disediakan
banyak waktu dan tenaga yg sebenarnya tdk perlu.

WAWANCARA TERARAH
Tipe wawancara ini terdapat pengarahan atau
struktur tertentu, yi :
Rencana pelaksanaan wawancara
Mengatur daftar pertanyaan serta membatasi
jawaban-jawaban
Memperhatikan karakteristik pewawancara maupun
yg diwawancarai
Membatasi aspek2 dari masalah yang ditanyakan
Biasanya mempergunakan daftar pertanyaan yang
sudah dipersiapkan lebih dahulu.

WAWANCARA YANG DIFOKUSKAN


Yaitu wawancara dimana yg diwawancarai
mempunyai pengalaman2 dlm melakukan tingkah
laku2 yg dilakukan bersama-sama dg pelaku utama
yg menjadi obyek penelitian ini utk mengetahui
akibat2 dari pengalaman2 itu pd para pelaku peserta
dg cara menyoroti akibat2 aktual dari pengalaman2
yg digambarkan oleh para pelaku peserta.
Wawancara ini difokuskan pd asumsi bhw dg
mempergunakan teknik ini akan diungkapkan
reaksi2 pribadi, perasaan2 dan faktor2 mentalitas.
Untuk itu diperlukan persiapan dari pihak
pewawancara berupa kepekaan thd situasi yg
dihadapi.

WAWANCARA MENDALAM
(DEPTH INTERVIEW)
Wawancara ini dirancang utk membangkitkan
pernyataan2 secara bebas yg dikemukakan
bersungguh-sungguh secara terus terang. Tujuannya
utk mengungkapkan aspek2 penting dari suatu
situasi psikologis yg tdk mungkin diketahui utk
memahami tingkah laku2 yg diamati serta pendapat2
dan sikap2 yg dilaporkan.
Wawancara ini memerlukan keahlian & ketrampilan
ttt dari pihak pewawancara. Bila kemampuan dan
ketrampilan tsb tdk dimiliki, sebaiknya tdk
dipergunakan wawancara mendalam sbg teknik
pengumpulan data penelitian.

WAWANCARA YANG DIULANG-ULANG


Wawancara ini berguna utk menelusuri
perkembangan proses2 sosial atau psikologis ttt agar
diketahui segi2 dinamis dari aksi2 manusia serta
faktor2 yg mempengaruhi pola2 tingkah laku ttt di
dlm situasi ttt.
Wawancara demikian ini memakan waktu lama,
biaya yg tinggi dan membutuhkan banyak tenaga yg
mempengaruhi pembentukan pola2 tingkah laku.
Datanya dapat ditabulasikan dan dianalisis secara
kuantitatif, shg dpt ditarik generalisasi secara
statistik.

3. Observasi (Pengamatan)
Pengertian
Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
terhadap obyek baik secara langsung maupun tidak langsung disebut
pengamatan atau observasi"(Mohamad Ali, 1995 : 91).
Pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena
yang diselidiki (Sutrisno Hadi, 1998: 136).
Teknik atau cara ini banyak digunakan baik dalam penelitian sejarah,
deskriptif ataupun eksperimental, karena dengan pengamatan
memungkinkan gejala-gejala penelitian dapat diamati dari dekat.
Jenis observasi dibagi dua yaitu:
Observasi langsung merupakan pengamatan terhadap perilaku dan
kondisi lingkungan yang tersedia di lokasi penelitian untuk diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti bersifat pasif sebagai pengamat.
Observasi berperan merupakan pengamatan dengan cara khusus dimana
peneliti tidak bersifat pasif sebagai pengamat namun memainkan peran
yang mungkin dalam berbagai situasi bahkan berperan menggairahkan
peristiwa yang sedang dipelajari.

Pengamatan / Observasi
Syarat2 pengamatan ilmiah:
1. Harus didasarkan pada kerangka penelitian ilmiah;
2. Harus dilakukan secara sistematis, metodologis dan konsisten;
3. Pencatatan data hasil pengamatan harus dilakukan secara sistematis, metodologis,
dan konsisten;
4. Dapat diuji kebenarannya secara empiris.

Ruang lingkup & ciri2 pokok pengamatan ilmiah :

1. Mencakup seluruh konteks sosial, di mana tingkah laku yg diamati terjadi;


2. Mengidentifikasi semua peristiwa penting yg mempengaruhi hubungan
antara orang2 yg diamati;
3. Mengidentifikasi apa yg benar mrp kenyataan;
4. Mengidentifikasi keteraturan2 dg cara mengadakan perbandingan dg
situasi2 sosial lain.

Dalam pengamatan, perlu dipertimbangkan hal2:

1. Masalah yg diteliti;
2. Ketrampilan & ciri2 pengamat;
3. Ciri2 yg diamati, misal : faktor pekerjaan, ekonomi, politis & hukum,
kebudayaan khusus, dan normatif.

Bentuk2 Pengamatan :
Pengamatan sistematis & Tdk sistematis
Pengamatan sistematis mrp pengamatan terstruktur krn terikat
oleh suatu struktur tertentu sbg suatu kegiatan.
Pengamatan tdk sistematis dilakukan secara tdk sengaja & utk
maksud2 yg kurang jelas bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Pengamatan terlibat & tidak terlibat


Pada pengamatan terlibat, pengamat mjd bagian dr konteks sosial
yg sdg diamati. Ada situasi ttt yg membuat peneliti sukar sekali
untuk menjadi pengamat terlibat, misal : pengamatan thd
pelanggar2 hukum spt: pembunuh, perampok, pencuri, pelacur,
penjudi dsb.
Pada pengamatan tdk terlibat, pengamat tdk beralih menjadi
anggota kelompok yg diamati. Hal ini kerapkali menimbulkan
kesulitan bagi pengamat krn hubungan antara pengamat dg yg
diamati mjd formal & kaku, dan mungkin pula timbul
kecurigaan2 pd pihak yg diamati. Agar sikap curiga & prasangka
dpt dihilangkan, pengamat hrs memiliki ketrampilan tertentu.

Kelebihan dan Kelemahan Observasi


(Pengamatan)
Kelebihan :
Derajat kepercayaan tinggi
Konteks sosial yang diamati belum dipengaruhi faktor lain (natural)
Tidak terbatas hanya pada manusia
Dapat menggunakan alat bantu
Kelemahan :
Memerlukan waktu yang lama
Kurang efektif mengamati gejala pada individu seperti sikap,
motivasi, pandangan dan sebagainya
Tidak dapat mengamati gejala yang peka / rahasia
Tidak dapat mengamati gejala masa lampau.

4. Studi Pustaka / Studi Dokumen


Yaitu kegiatan menelusuri, memeriksa, mengkaji
data2 sekunder.
Data sekunder umum yang dapat diteliti meliputi :
1. Data sekunder yg bersifat pribadi:
a. Dokumen2 pribadi, Kontrak2 Bisnis
b. Data pribadi yg tersimpan di lembaga2 di tempat yg
bersangkutan (pernah) bekerja.

2. Data sekunder yg bersifat publik:


a. Data arsip
b. Data resmi pd instansi2 pemerintah
c. Data yg dipublikasikan misal : UU, Perda, PP, Kepres,
Yurisprudensi,dsb.

Studi Dokumen (Pustaka)


Proses pengumpulan data :
Menentukan bahan hukum yang dicari
Mencari sumber bahan hukum (data sekunder) yang
diperlukan
Melakukan content identification (dengan mempelajari
substansi)
Mencatat data/bahan hukum dalam form pencatat
dokumen
Mengklasifikasi data dalam form pencatat sesuai
permasalahan yang diteliti.

Hal2 yg perlu diperhatian


dlm studi kepustakaan / Dokumen :
1. Data sekunder JANGAN dianggap sebagai
data yg tuntas (apa adanya)
2. Authentisitas data sekunder hrs diteliti secara
kritis sblm diterapkan pada penelitian yg
dilakukan sendiri.
3. Apabila tdk ada penjelasan, sukar untuk
mengetahui metode yg dipergunakan dlm
pengumpulan & pengolahan data sekunder.
4. Kerapkali sukar untuk mengetahui secara
pasti lokasi terhimpunnya data sekunder.

MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai