Anda di halaman 1dari 85

Clinical Science Session

Textbook Reading

CELL ADAPTATION,CELL INJURY,CELL DEATH


Dipresentasikan oleh:

Andromeda Pahlevi, S. Ked (0818011049)


Rinaldi Aditya Asrizal, S. Ked (0718011032)
Radinal YS Prayitno, S. Ked (07180110330)
Pembimbing :
dr. Wien Wiratmoko, Sp.PA
dr. Resti Arania, Sp.PA
dr. Muhartono, M.kes, Sp.PA
KEPANITERAAN KLINIK PATOLOGI ANATOMI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. Hi. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
April 2013

Adaptations

Change in size
Change in number of
cells
Change into another
type of cell

PERUBAHAN SELULER PADA REAKSI


ADAPTASI

1.
2.
3.
4.

Atrof
Hipertrof
Hiperplasia
Metaplasia

Atrofi
Pengecilan sel yang sebelumnya normal
Penyebab :

Makroskopis :

Organ
Lipofusin warna coklat ( brown atrof )

Mikroskopis :

Beban kerja tidur di RS


Inervasi (-) paralisis
Aliran darah
Nutrisi
Stimulasi endokrin payudara pada posmenopause
Tekanan atrof tekanan

Sel dengan lipofusin di dalam sitoplasma

Ultra struktur :

Mioflamen
Mitochondria
Endoplasik retikulum

Atrofi otak

Atrophy of the brain in an 82-year-old male with atherosclerotic disease. Atrophy of the brain is due to aging
and reduced blood supply. The meninges have been stripped. B,
Normal brain of a 36-year-old male. Note that loss of brain substance narrows the gyri and widens the sulci.

Atrofi otot jantung

Hipertrofi

Sel membesar organ


Jumlah sel tetap
Kebutuhan sel menyerap bahan2
sintesa intra sel
Penyebab :

Beban
Stimulasi hormonal

Hipertrofi
Jenis hipertrof :
1.

Hipertrof fsiologik :

2.

Otot skelet pekerja kasar


Otot pada binaragawan

Hipertrof patologik :

Otot jantung pada hipertensi

Makroskopis :

Organ membesar & berat

Mikroskopis :

Sel

Ultrastruktur :

Mitochondria bertambah
Retikulum sarkoplasmik

ORGAN YANG HIPERTROFI = ORGAN YANG MEMPUNYAI DAYA REGENERASI


YG RENDAH SEPERTI : SARAF, OTOT SKELET & OTOT JANTUNG

Hipertrofi & atrofi otot jantung

Hipertrofi & atrofi otot jantung

Hiperplasia
Organ membesar
Jumlah sel bertambah
Biasanya sering bersamaan dengan
hipertrof
Terjadi pada sel yg mempunyai daya
proliferasi ( regenerasi ) yg tinggi :

Epitel kulit
Epitel usus halus
Hepatosit
Sumsum tulang
dsb

Hiperplasia

Jenis hiperplasia :
1.

Hiperplasia fsiologik :

2.

Hiperplasia patologik :

Hiperplasia hormonal uterus saat kehamilan


Hiperplasia kompensatorik
Hiperplasia endometrium pada posmenopause

Faktor faktor yg mempengaruhi


hiperplasia :
1.
2.
3.
4.

Umur
Jenis kelamin
Nutrisi
Penghambat ( Chalone )

Hiperplasia patologik pada uterus

Hiperplasia patologik pada uterus

Metaplasia

Perubahan satu jenis sel dewasa menjadi sel


dewasa jenis lain
Terjadi pada :

Epitel
Sel mesenkim

Contoh :

Metaplasia skuamosa epitel bronkus pada perokok


Fibroblas osteoblas osteosit ( tulang )

Metaplasia epitel bronkus

All disease occurs


because of cell
injury

Either because of the


injury itself or the
repair process that
follows

8 jejas penyebab perubahan pada


sel
1.

Hipoksia :

2.

Jejas Fisis :

3.

Gangguan sirkulasi
Anemia
Keracunan CO
H.intraseluler
Gangguan paru
Suhu dingin
Suhu panas
Trauma mekanik
Radiasi sinar-X
Jejas listrik

Jejas Kimia :

Arsen, Sianida. Garam


merkuro/merkuri, CCl4

4.

Jejas Biologik:

Virus, bakteri,
parasit,dsb

5. Mekanisme imunologi:

Reaksi anaflaksi
Penyakit autoimun

6. Gangguan genetik
7. Gangguan nutrisi:

Def.
Protein,kalori,vitamin
dan Ekses nutrisi.

8. Proses ketuaan (aging


process)

Patogenesis perubahan pada sel


Bagian sel yg berperan :
1. Membran sel :

Gangguan permeabilitas
Gangguan sistim enzim

2. Mitochondria :

Gangguan proses
oksidatif sel

3. Retikulum
endoplasmik

Gangguan proses sintesis


protein

Contoh :

Efek anoksia pd sel


otot jantung
Efek keracunan CCl4
pd sel hati & ginjal

Perubahan morfologi pd sel sakit &


sel mati
1. Degenerasi

Perubahan yg
reversibel

Perubahan morfologi
sel oleh jejas yg tdk
mematikan

2. Nekrosis

Perubahan morfologi
yg terjadi setelah sel
mati disebabkan oleh
jejas yg mematikan

3. Autolisis :
Proses degradasi
enzimatik pd sel mati
akibat dari enzim yg
dikeluarkan sel itu sendiri
4. Heterolisis :
Proses degradasi akibat
dari enzim yg dikeluarkan
sel lain

Perubahan struktur sel sakit

Jejas

perubahan molekuler
gangguan biokimia sel

perubahan morfologi sel

gangguan/kelainan organ

orang sakit

Perubahan sel tergantung:

1.
2.
3.
4.

23

Jenis, lama dan beratnya jejas.


Jenis sel dan keadaan dan kemungkinannya
utk adaptasi.
4 sistem intraceluler peka thd jejas:
Pernapasan aerobik
Keutuhan membran sel
Sintesa protein
Genetik utuh
Struktur dan biokimia sel erat berhungan satu
dg yg lain. Gangguan satu sistem menganggu
yang lain.
Perubahan morfologi sel tampak sesudah
gangguan biokimia..

Mekanisme / patogenesis jejas sel.

Sulit diketahui.
kecuali : - cyanida >< citochrome oksidase dalam
mitochondria - ATP kurang.
- bakteri tertentu bentuk fosfolipase merusak
membran fosfolipid.
Respons sel thp injury tergantung pada :
jenis jejas, lama dan berat.
jenis sel terkena jejas, keadaan sel , kemungkinan adaptasi
4 sistim intrasel peka thp jejas:
o
keutuhan membran sel

pernapasan aerobik (pembentukan ATP)

sintesa protein

keutuhan genetik

Oksigen dan radikal bebas 02


intraselluler kalsium homeostasis
24

25

MEKANISME BIOLOGIK YG BERPERAN PD


JEJAS DAN KEMATIAN SEL
1.

2.

26

ATP depletion. ATP penting utk proses


sintesa dan degradasi.dalam sel. ATP
dibentuk melalui oxidative fosforilasi ADP
dan melalui glycolysis. Jejas ishemik dan
toksik menyebabkan ATP depletion dan
sintesa ATP menurun.
Oxygen dan oxygen derived radikal bebas.
(gb 1). Energi dihasilkan dari oxygen -> air.
Timbul produk sampingan: reaktif oxygen
a.l. radikal bebas yg merusak lipid, protein
dan nucleic acid. Radikal scavenging system
mencegah kerusakan oleh radikal bebas.

3.

4.

5.

Ca intraselluler dan hilangnya


homeostasis Ca. Konsentrasi Ca intrasel
rendah, sebaliknya extrasel lebih tinggi.
Jejas _> Ca masuk sel, Ca mitochondria,
ER lepas _> Ca intrasel meningkat ->
aktivasi enzym2
Defek permeabiltas membran sel.
Mempengaruhi mito-chondria dan
membran2 dalam sel.
Kerusakan mitochondria yang irreversibel
menyebabkan kematian sel.

27

28

Bentuk perubahan reversibel(degenerasi)


1.
2.
3.

Pembengkakan sel ( Swelling )


Perubahan Hidrofk ( Hidrophic change )
Perubahan perlemakan ( Fatty change )

Bentuk perubahan reversibel


1.

Pembengkakan sel ( Swelling )

Disebabkan gangguan keseimbangan cairan, cairan


masuk keluar
Makroskopis :

Organ
Pucat
Berat bertambah, tegang

Mikroskopis :

Sel membesar

Deg. Swelling

Deg. Swelling

Bentuk perubahan reversibel


2. Perubahan hidrofk
= Hydrophic change
= Degenerasi Hidrofk
Gangguan keseimbangan air
Makroskopis :

Mikroskopis :

Organ membesar, pucat, lebih berat


Vakuol (+)
Sel membesar

Penyebab (jejas) : CCl4, infeksi

Deg. hidrofik

Bentuk perubahan reversibel


3. Perubahan perlemakan
= Fatty change
= Degenerasi lemak

Penumpukan lemak abnormal di dalam sel


Sering pd hati, jantung, ginjal
Penyebab (jejas) :

Bahan kimia : Fosfor,CCl4,ethionin,alkohol, dsb


Biologik : Bakteri, virus
Malnutrisi

Patogense :

Sintesa Trigliserida
Pemakaian Trigliserida
Gangguan mobilisasi Trigliserida

Sintesa Trigliserida :

Pemakaian Trigliserida :

Malnutrisi
Alkoholismus
Difteri

Gangguan mobilisasi :

CCl4
Ethionon
Fosfor
Malnutrisi
alkoholismus

Metabolisme Lemak
Lemak (makanan) as.lemak (GIT)

Trigliserida (hepar)
+ protein
Lipoprotein (sirkulasi)

Perlemakan pada Hepar

Makroskopis :

Warna kuning
Konsistensi lunak
Tepi rata & tumpul

Mikroskopis :

Sel hati dengan vakuol lemak


Nekrosis (+)
Fibrosis (+)
Keadaan lanjut Sirosis hepatis

Perlemakan hati

Perlemakan hati

Perlemakan pada jantung

Makroskopis :

Berat bertambah
Kuning dengan bagian yang coklat

Mikroskopis :

Vakuol halus berupa butir-butir

Perubahan Non Degenerasi


1.
2.
3.
4.

Degenerasi Hialin
Degenerasi Miksomatous & Mukoid
Degenerasi Fibrinoid
Infltasi Lemak pd stroma

Degenerasi Hialin

Perubahan sel dengan pembentukan massa


homogen berwarna merah muda
Contoh :

Pembuluh darah pd hipertensi


Pada hati karena alkoholismus
Ginjal pada hiperproteinuria

Degenerasi Hialin

Degenerasi Miksomatik & Mukoid


Penumpukan bahan polisakarida yg
disintesa sel-sel mesenkim ( degenerasi
miksomatik )
Penumpukan bahan musin yg diproduksi
berlebihan oleh sel-sel beradang atau
kanker ( degenerasi mukoid )
Makroskopis :

Massa sperti lendir, putih kekuningan

Mikroskopis :

Stellate cell ( deg. Miksomatik )


Signet ring cell ( deg. Mukoid )

Deg. mukoid

Degenerasi Fibrinoid

Penumpukan bahan amorf (mirip fbrin)


eosinoflik
Contoh :

Jaringan ikat
Dinding pembuluh darah pada kelainan :

Hipersensitiviti
Ulkus peptikum
Placenta normal

Degenerasi Fibrinoid

Infiltrasi Lemak pd stroma

Penumpukan lemak pada stroma jaringan ikat


Contoh : pada OBESITAS

Perubahan lain

Kalsifkasi :

Pengendapan abnormal garam kalsium


Ada 2 jenis :

Makroskopis :

Kalsifkasi distrofk: pengendapan kalsium pada jaringan mati


Kalsifkasi metastastik : pengendapan kalsium akibat perubahan
metabolisme kalsium
Kelompok granula putih

Mikroskopis :

Endapan amorf, basoflik pada ektra dan intra seluler

Metastatik kalsium pd paru

Metastatik kalsium pd paru

Intracellular Accumulations

Some due to
phagocytosis or
other normal
physiologic
mechanisms

Fat

Cholesterol
Most extensive &
damaging
accumulation
Atherosclerosis

Protein

Glycogen

Pigments

Aging process

Konsep :
1.
2.

Program genetik terbatas


Perubahan pada sel mitosis (-), adaptasi (-)

CELL DEATH
APOPTOSIS

(normal

death)
NECROSIS (premature
or untimely death due
to causes

Perubahan ultrastruktur sekuensial terlihat pada nekrosis (kiri) dan apoptosis (kanan). Dalam apoptosis, perubahan awal terdiri
dari kondensasi dan fragmentasi kromatin nuklir
Diikuti kuncup-kuncup sitoplasmik dan fagositosis badan-badan apoptotik yang ekstrusi. Tanda nekrosis koagulasi meliputi
penggumpalan kromatin, pembengkakan organela, dan akhirnya kerusakan membran. (Adapted from Walker NI, et
al: Patterns of cell death. Methods Archiv Exp Pathol 13:1832, 1988. Reproduced with permission of S. Karger AG, Basel.)

NEKROSIS
1.
2.
3.
4.

N.
N.
N.
N.

perlunakan
koagulasi
kaseosa (pengejuan)
lemak enzimatik

N. Perlunakan = Liquifactive necrosis

Nekrosis akibat proses enzimatik yg mencerna


sel tsb, sehingga terjadi cairan yg kaya
protein jaringan menjadi lunak
Contoh :

Infeksi bakteri pus

N. perlunakan

N. perlunakan

N. Koagulasi = Coagulative necrosis

Nekrosis jaringan akibat anoksia terjadi


penumpukan protein di dalam sel, kecuali
jaringan otak (n. perlunakan)
Mikroskopis :

Sel tanpa inti

N. koagulasi

N. koagulasi

N. Kaseosa

Gabungan n. perlunakan dengan n. koagulatif


n. pengejuan
Secara mikroskopik, fokus nekrotik tersusun
atas debris granular amorf, tanpa struktur
terlingkupi dalam cincin inflamasi
granulomatosa tersendiri
Contoh : pada infeksi TBC

N.kaseosa paru

N.kaseosa paru

N. Lemak enzimatik
Akibat proses enzimatik akut
Terjadi pada : Acute Pancreatic Necrosis
Makroskopis :

Putih seperti kapur


Permukaan irisan berbuih

Mikroskopis :

Sel lemak samar samar


Limfosit (+)
Granul amorf basoflik

Gangrene

Dry

bagian kering & menyusut


kulit keriput
coklat gelap atau hitam
memperlambat penyebaran
garis demarkasi
bentuk koagulasi nekrosis
kaki dan tangan

Wet
bagian kering & menyusut
kulit keriput
coklat gelap atau hitam
memperlambat penyebaran
garis demarkasi
bentuk koagulasi nekrosis
kaki dan tangan

APOPTOSIS MORPHOLOGY
Massa

bulat atau oval dengan


sitoplasma yang oesinofilik
Kromatin inti memadat melalui
aktivasi endonuklease terjadi
karioreksis
Sel-sel menyusut cepat , membentuk
kuncup sitoplasmik dan fragmen

Apoptosis

Stage 1: The Dying Process


metabolik aktif
perubahan dalam sel
Penyebab - sitoplasma
dan nuklir
kondensasi
membran plasma
utuh

Stage 1: The Dying Process


sel hancur
menjadi apoptosis
tubuh - masing
dikelilingi oleh
membran plasma
Beberapa mengandung
bahan nuklir

Stage 2: The Elimination Process


Fagositosis oleh sekitarnya
sel diikuti dengan cepat
pencernaan

Apoptosis Signifcance:
proliferasi sel dan keseimbangan eliminasi
Pemeliharaan ukuran organ
Pengembangan Organ dan pemodelan
dalam embrio
atrof Fisiologis dan involusi
proses patologis terkait
dengan atrof organ dan sel
eliminasi (pertumbuhan tumor misalnya)

DAFTAR PUSTAKA

Cotran RS, Kumar V, Robbins SL: Robbins


Pathologic Basis of Disease. 7th ed.
Philadelphia, W.B. Saunders, 2007.

Anda mungkin juga menyukai