Ketua:Wiwin Rianas
(1102014284)
(1102014174)
Anggota
(1102012216)
(1102013173)
(1102013180)
Mutammima Rizqiyani
(1102014173)
(1102014246)
Siti Rohaeni
(1102014254)
(1102014258)
(1102014275)
KEPUTIHAN
Pasien pasien umur 36 tahun, G3P2A0H2 gravid 20 minggu datang dengan keluhan keputihan
banyak, warna kehijauan, berbau amis dan disertai gatal sejak awal kehamilannya. Pasien
memiliki siklus menstruasi normal dan riwayat pemakaian IUD selama 3 tahun yang dimulai
setelah kelahiran anak kedua. Suaminya seorang PNS dan menyangkal melakukan hubungan
seksual dengan wanita lain . Pada pemeriksaan genetalia eksterna didapatkan pada labium
mayus dan minus tampak eritema dan erosi. Dari inspekulo didapatkan discharge vagina
homogen warna kehijauan dan tampak melekat pada dinding vagina, dan portio erosi. Pasien
disarankan untuk melakukan pemeriksaan swab vagina dan pap smear untuk penatalaksanaan
lebih lanjut.
KATA SULIT
Discharge Vagina
Portio Erosi
Inspekulo
Pap Smear
Pemeriksaan sitologi dari serviks dan portio untuk melihat perubahan atau keganasan
Swab Vagina
Pemeriksaan cairan dari vagina dengan usapan untuk periksa sel-sel yang terkandung di dalamnya dengan bantuan mikroskop
IUD
Gravid
Wanita hamil
Eritema
G3P2A0H2
G3 Gestasi
P2 Partus
A0 Abortus
PERTANYAAN
Mengapa pada pemeriksaan genitalia eksterna pada labium majus, minus, dan portio tampak eritema dan
erosi?
Apa diagnosisnya?
Bagaimana penatalaksanaannya?
JAWABAN
1. IUD terdapat benang, benang tersebut menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme
2.Karena IUD dilepas
3. Karena mikroorganisme menghasilkan senyawa amin sehingga mengubah pH dari assam ke basa amis
4 Karena adda rasa gatal yang disebabkan oleh mikroorganisme, mikroorganisme menyerang endotel yang ada
pada portio
5 Ada, hubungan seksual yang menyimpang, oral seks, anal seks
6 Swab: mengetahui penyebab, jenis mikroorganisme Pap smear: mengetahui ada keganasan atau tidak
7 Termasuk najis najis ringan
8 Penyebabnya ada 2:
Fisiologis:
ketidakseimbangan hormonal
stress, pre dan pra menstruasi
menopause, kehamilan
Patologis:
13 Membasuh dari depan ke belakang sampai hilang kenajisannya, dan mengganti celana dalam
setiap saat sholat
14 Faktor resiko: penggunaan sabun pemakaian celana yang ketat hygiene rendah cara mencuci:
jangan dari belakang ke depan pemakaian pantyliner yang lama hubungan seksual yang
HIPOTESIS
Keputihan disebabkan oleh berdasarkan faktor fisiologis dan patologis yang menyebabkan
mikroorganisme menyerang endotel yang ada pada portio dan menghasilan senyawa amin
sehingga mengubah pH dari asam ke basa yang dapat ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan swab vagina dan pap smear, diagnosisnya keputihan at causa trichomonas vaginalis
dapat diobati dengan metronidazol dan klotrimazol, keputihan dapat menyebabkan komplikasi
pada wanita hamil dan janin, menurut mayoritas ulama pemakaian IUD haram dan sebagian
ulama memperbolehkan karena dilihat dari segi usia, ekonomi dan keputihan dapat dibersihkan
dengan cara membasuh dari depan ke belakang sampai hilang kenajisannya dan mengganti
celana dalam setiap saat sholat.
LO 1.1 MAKROSKOPIS
EKSTERNA
INTERNA
Perdarahan :
Arteri iliaca interna -> arteri uterina -> arteri vaginalis. Arteri vaginalis ke arah
fundus kemudian bercabang menjadi :
R.ovaricus melalui ligamentum ovarii proprium menuju ovarium
A. Ligamenti teretis uteri, mengikuti lig. Teres uteri
R. Tubarius mengikuti tuba uterina.
Persarafan :
N.pudendus untuk persarafan genitalia eksterna , n.pudendus masuk ke foramen
ischiadicum sebagai n. Clitoridis. Cabang yang lain: n.hemorrhoidalis inferior utnuk
m.spinchter ani externus dan ke kulit regio analis. N. Perianalis berkahir sebagai
n.labialis untuk labium majus. Plexus hypogastricus superior dan inferior untuk
persarafan genitalia interna.
Pembuluh lympe:
Bagaian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a. Uternae ke lnn. Illiaci interni.
Bagian medial mengikuti kembali r.Vaginali a.Vesicalis inferior ke Inn sepanjang
LO 1.2 MIKROSKOPIS
Ovarium :
Tuba Uterina
Corpus luteum
UTERUS
VAGINA
DEFINISI
Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita.
Keputihan adalah semacam slim yang keluar terlalu banyak, warnanya putih
seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan. Jika slim atau lendir ini tidak
terlalu banyak, tidak menjadi persoalan. Keputihan adalah nama gejala yang
diberikan kepada cairan yang di keluarkan dari alatalat genital yang tidak
berupa darah.
LO 2.2
EPIDEMIOLOGI
Dari penelitian yang dilakukan oleh Yusrawati pada 2007 melibatkan 228
responden, didapatkan 90,7% responden mengalami leukorea, dimana 38,7%
di
antaranya
mengalami leukorea fisiologis, 31,9% patologis dan 29,4%
mengalami kedua jenis leukorea, baik patologis maupun fisiologis. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara leukorea patologis dengan cara cebok dan frekuensi
penggantian celana dalam.
LO 2.3
KLASIFIKASI
LO 2.4
ETIOLOGI
Fisiologi :
Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, penyebabnya adalah pengaruh
estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
Wanita dewasa saat dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan peningkatan
transudasi dari dinding vagina
Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih
encer.
INFEKSI
A.
Bakteri :
Gonococcus
Chlamidia trachomatis
Gardanerrella vaginalis
C. Parasit
Trichomonas vaginalis
D. Virus
Virus Herpessimpleks
Human Papilloma Virus
E. Iritasi
Sperma, pelicin, kondom
Sabun cuci dan pelembut pakaian Gambar Trichomonas vaginalis
Deodorant dan sabun
Cairan antiseptic untuk mandi.
Pembersih vagina.
Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat
Kertas tisu toilet yang berwarna.
F. Tumor Dan Jaringan Abnormal
G. Benda Asing
Penyebab Lain
LO 2.5 PATOGENESIS
Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan
oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil Doderlein dengan
berkurangnya jumlahglikogen karena fungsi proteksi basil Doderlein berkurang
maka terjadi aktivitas dari mikroorganisme patologis yang selama ini ditekan
oleh flora normal vagina. Progresifitas mikroorganisme patologis secara klinis
akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh
akan bekerja membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi
pengeluaran lekosit PMN maka terjadilah fluor albus.
Gonorea
Gonorea disebabkan oleh invasi di bakteri diplokokus gram-negative, Neisseria gonorrhoeae. Cairan
yang keluar dari vagina pada infeksi berwarna kekuningan yang sebetulnya merupakan nanah yang
terdiri dari sel darah putih yang mengandung Neisseria gonorrhoeae berbentuk pasangan dua-dua pada
sitoplasma sel. Bakteri ini melekat dan menghancurkan membaran epitel yang melapisi selaput lendir,
terutama epitel yang melapisi kanalis endoserfiks dan uretra. Infeksi ekstragenetalial di faring, anus,
rectum, dapat di jumpai pada wanita dan pria.
Sifilis
Spiroketa memperoleh akses melalui kontak langsung antara lesi basah terinfeksi dengan setiap
kerusakan, walaupun mikroskopik di kulit atau mukosa penjamu. Sifilis dapat di sembuhkan pada
tahap-tahap awal infeksi. Tetapi apabila di biarkan penyakit ini dapat menjadi infeksi yang sistemik
dan kronik. Infeksi penyakit sifillis dapat di bagi menjadi , sifillis primer, sekunder (sifilis laten, dini
dan lanjut) dan tersier. Pada perkembangan penyakit dapat terlihat kutil-kutil kecil di vulva dan
vagina yang disebut kondiloma lata. Bakteri kadang dapat terlihat pada pemeriksaan pap smear,
tetapi biasanya bakteri
Clamidia trachomatis
C.trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, servix dan konjungtiva mata. Pada
laki-laki, urethritis, epididymis dan prostatitis adalah infeksi bakteri yang tersering.Pada
perempuan yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh urethritis, bartolinitis dan akhirnya
penyakit radang panggul (PID). C.trachomatisdapat menginfeksi faring, dan rectum orang yang
melakukan hubungan seksual oral atau anal-reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu dilahirkan
dan mengalami konjungtivitis dan pneumonia. Terinfeksi bakteri ini tidak menimbulkan
imunitas terhadap infeksi di kemudian hari.
Gardnerella vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai bagian dari
mikroorganisme normal dalam vagina karena sering ditemukan. Bakteri ini biasanya mengisi
penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan siebut dengan clue cell.
Gardnerella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan
bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak warna keabu-abuan.
Trikomoniasis Vaginalis
menjelaskan mengapa perempuan lebih rentan terhadap infeksi dari pada lakilaki.T.vaginalis paling subur pada pH antara 4,9-7,5. Bayi perempuan yang lahir
dari ibu yang terinfeksi dapat menularkan infeksinya.Bayi perempuan rentan
karena pengaruh hormone ibu pada epitel vagina bayi. Infeksi T.vaginalis di
tularkan hampir secara eksklusif melalui hubungan kelamin
LO 2.6
MANIFESTASI KLINIS
Penyebab
Penemuan Klinis
Pendekatan Diagnostik*
Anak-anak
Benda
asing
(biasanyaKeluar cairan dari vagina, biasanya dengan bauEvaluasi Klinis
kertas tissue)
Infeksi (misalnya, Candida,Pruritus, dan cairan vagina (keputihan) denganPemeriksaan mikroskopik dari cairan
cacing
kremi,eritema dan pembengkakan vulva, seringkalivagina untuk ragi dan hifa dan kultur
streptokokus, stafilokokus)dengan
dysuria
Memburuknya
pruritus
malam hari (menunjukkan infeksi cacing kremi)vulva dan anus untuk cacing kremi.
Signifikan eritema dan edema vulva dengan
discharge
(menunjukkan
infeksi
streptokokus
atau stafilokokus)
Pelecehan seksual
Evaluasi
klinis
Kultur
seksual
vagina berbau busuk Seringkali, keluhan medis Langkah langkah untuk memastikan
samar-samar
dan
nonspesifik
berwenang
jika
kekerasan
Vaginosis Bakterial
Infeksi Kandidiasis
Infeksi Trikomonas
Berbau busuk (amis), discharge vagina abu-abu Kriteria untuk diagnosis (3 dari 4):
tipis dengan pruritus dan iritasi
Bau amis
Infeksi candida vulva dan iritasi vagina, edema, Evaluasi klinis ditambah
pruritus
pH vagina <4,5
kadang-kadang kultur
kuning-hijau,
vagina
berbusa,
flagrel,
pemeriksaan
dilihat
mikroskopis
selama
Uji
belang-belang,
bintik-bintik
merahjika tersedia
Inflamasi
(misalnya,Keputihan
radiasi
purulen,
dispareunia,
pelvis,iritasi
ooforektomi, kemoterapi)Kadang-kadang
terbakar,
pruritus,
eritema,
perdarahan
nyeripH vagina> 6
ringanUji Whiff Negatif
Granulosit dan sel parabasal
dilihat selama pemeriksaan
mikroskopis
Fistula
(komplikasi
operasi
panggul,
atau
Gambar candidiasis
LO 2.7
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik :
Inspeksi kulit perut bawah terutama perineum dan anus, inspeksi rambut pubis, inspeksi
dan palpasi genitalia eksterna, pemeriksaan speculum untuk vagina dan serviks,
pemeriksaan bimanual pelvis, palpasi pembesaran KGB inguinal dan femoral.
Pemeriksaan penunjang
Nilai sekresi dinding vagina (warna, konsistensi, bau), kertas indicator PH (n=4-4,5), swab
untuk pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10%, kultur (pila perlu),
pewarnaan gram, serologi sifilis, tes PAP.
Trikomoniasis
Anamnesis:
sering tidak menunjukkan keluhan , kalau ada biasanya berupa duh tubuh vagina yang
banyakmdan baerbau maupun dispareunia, perdarahan pasca coitus dan perdarahan
intermestrual. Jumlah lekore banyak, berbau, menimbulkan iritasi dan gatal.Warna sekret
putih, kuning atau.
Laboratorium: pH>4,5 dan Sniff test (+)
Mikroskopik: pemeriksaan sediaan basah dengan larutan garam fisiologis terlihat
pergerakan trichomonas berbentuk ovoid, ukuran lebih besar dari PMN dan mempunyai
flagel, leukosit (+) dan clue cell dapat (+)
Kandidosis vulvovaginal
Anamnesis:
keluhan panas, atau iritasi pada vulva dan keputihan yang tidak berbau. Rasa gatal/iritasi disertai
keputihan tidak berbau atau berbau asam. Keputihan bisa banyak, putih keju atau seperti kepala
susu/krim, tetapi kebanyakan seperti susu pecah. Pada dnding vagina biasanya dijumpai gumpalan
keju (cottage cheeses). Pada vulva/dan vagina terdapat tanda-tanda radang, disertai maserasi,
psuedomembran, fissura dan lesi satelit papulopustular
Laboratorium: pH vagina <4,5 dan Whiff test (-)
Mikroskopik: pemeriksaan sediaan basah dengan KOH 10% atau dengan pewarnaan gram ditemukan
blastopora bentuk lonjong, sel tunas, pseudohifa dan kadang kadang hifa asli bersepta
Vaginosis bacterial
Anamnesis:
Mempunyai bau vagina yang khas yaitu bau amis terutama waktu berhubungan seksual,
namun sebagian besar dapat asimtomatik. Keputihan dengan bau amis seperti ikan. Sekret
berlebihan, banyaknya sedang sampai banyak, homogen, warna putih atau keabu-abuan,
melekat pada dinding vagina.Tidak ada tanda-tanda inflamasi.
Laboratorium: pH >4,5 biasanya berkisar antara 5-5,5 dan Whiff test (+)
Mikroskopik: clue cell (+) jarang terdapat leukosi
Servisitis Gonore
Anamnesis:
Gejala subjektif jarang ditemukan .Pada umumnya wanita datang berobat kalau
sudah ada komplikasi.Sebagian besar penderita ditemukan pada pemeriksaan
antenatal atau pemeriksaan keluarga berencana.Duh tubuh serviks yang
mukopurulen.Serviks tampak eritem, edema, ektopi dan mudah berdarah pada saat
pengambilan bahan pemeriksaan.
Laboratorium: kultur
Mikroskopik: Pemeriksaan sedian langsung dengan pengecatan gram ditemukan
diplokokus gram negatif, intraseluler maupun ekatraseluler
Klamidiasis
Anamnesis: gejala sering tidak khas, asimtomatik, atau sangat ringan. Eksudat
seviks mukopurulen, erosi seviks, atau folikel-folikel kecil (microfollicles)
Laboratorium: pemeriksaan serologis untuk deteksi antigen melalui ELISA
Mikroskopik: dengann pengecatan giemsa akan ditemukan badan elementer dan
badan retikulat
DD :Kanker serviks (keputihan warna putih purulent yang berbau dan tidak gatal)
Gejala primer
Sekret vagina
Normal
Tidak ada
Vaginosis Bakteri
Vaginitis
Vulvovaginitis
Trichomonas vaginalis
Candida albicans
mungkin gatal
gatal
Meningkat, tipis,
abu, adheren
pH
< 4,5
> 4,5
> 4,5
Bau
Tidak ada
ikan
Clue cells dengan basil Trikomonas motil; banyak
Preparat KOH
lactobacillus
memperlihatkan tangkai
Mikroskopis
PMN
PMN
Pengobatan
Tidak ada
Metronidazole
4,5
LO 2.8
PENATALAKSANAAN
Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus), sebaiknya
penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin.
Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit.
Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai
dengan penyebabnya. Tujuan pengobatan yaitu:
Menghilangkan gejala
Memberantas penyebabrnya
Mencegah terjadinya infeksi ulang
Pasangan diikutkan dalam pengobatan
Keputihan fisiologis : tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk
menghilangkan kecemasannya.
Keputihan Patologis : Tergantung penyebabnya
Candida albicans
Topikal
- Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
- Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
- Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 14 hari
Sistemik
- Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
- Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari- Nimorazol 2 gram dosis tunggal
- Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan
Chlamidia trachomatis
Gardnerella vaginalis
Metronidazole 2 x 500 mg, Metronidazole 2 gram dosis tunggal, Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari,
Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
Neisseria gonorhoeae
Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau, Amoksisiklin 3 gr im atau, Ampisiillin 3,5 gram im
Ditambah : Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari, Eritromisin 4
x 500 mg oral selama 7 hari, Tiamfenikol 3,5 gram oral, Kanamisin 2 gram im, Ofloksasin 400 mg/oral
Untuk Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase
Seftriaxon 250 mg im atau Spektinomisin 2 mg im atau, Ciprofloksasin 500 mg oral
Ditambah
Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau, Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari, Eritromisin 4 x 500 mg oral
selama 7 hari
Non Farmakologi
Tindakan pencegahan keputihan yaitu dengan :
Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat cukup, hindari rokok, dan alkohol serta
dihindari stress berkepanjangan
Setia pada pasangan, hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit
menular seksual.
Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi, dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab,
misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaina celana
terlalu ketat, biasakan untuk mengganti oembalut pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri
berkembang biak
Biasakan membasuh dengan cairan yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang
Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal
vagina
Hindari penggunaan bedak fakum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina.
Hindari pemakaian barang-barang yang memdahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi.
LO 2.9
PENCEGAHAN
Menjaga kesehatan reproduksi untuk pencegahan keputihan pada wanita diawali dengan menjaga kebersihan
organ kewanitaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan organ kewanitaan, yaitu :
Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin dan anus dengan seksama. Membersihkan dilakukan dari
depan kebelakang (dari daerah kemaluan ke arah anus) secara satu arah. Hal ini dilakukan untuk mencegah
kotoran dari anus masuk kedalam vagina.
Membasuh secara teratur bagian bibir vagina secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut
setiap habis BAK , BAB, dan ketika mandi. Yang terpenting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang
ada disekitar bibir vagina.
Gunakan sabun lembut tanpa pewangi saat mandi untuk menjaga keasaman vagina. Normalnya vagina berbau
asam dan kecut dengan pH keasaman sekitar 4-4,5. Terlalu sering membasuh vagina dengan cairan kimia dan
menggunakan deodoran disekitar vagina akan merusak keseimbangan organisme dan cairan vagina sehingga
memungkinkan terjadinya infeksi pada vagina (vaginitis).
LO 2.10 KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering adalah bila kuman telah menaiki panggul sehingga
terjadi penyakit yang dikenal dengan radang panggul. Komplikasi jangka
panjang yang lenih mengerikan, yaitu kemungkinan wanita tersebut akan
mandul akibat rusak dan lengketnya organ-organ dalam kemaluan terutama
tuba falopi dan juga dapat menyebabkan infertilitas.Komplikasi juga dapat
terdapat pada pria yaitu komplikasi non spesifikndapat menjalar ke prostat
dan menimbulkan infeksi buah zakar dan saluran kemih
LO 2.11 PROGNOSIS
Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor albus memberikan respon terhadap
pengobatan dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang. Dengan
perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif
Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata rata 70 80 % dengan regimen
pengobatan
Kandidiasis mengalami kesembuhan rata rata 80 -95 %
Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata rata 95 %
Implan/susuk
Cincin vagina
Kontrasepsi spons
Spermisida
Kondom pria