Anda di halaman 1dari 47

Kelompok: B-6

Ketua:Wiwin Rianas

(1102014284)

Sekretaris : Muthia Zahra Ibenzani

(1102014174)

Anggota

: Putri Handalasakti Ayogo


Mita Ayu Ardianty

(1102012216)
(1102013173)

Muhammad Ginaldi Scorpinda

(1102013180)

Mutammima Rizqiyani

(1102014173)

Shalma Destiany Ganar

(1102014246)

Siti Rohaeni

(1102014254)

Syafhira Ayu Alawiyah


Visi Islamiati

(1102014258)
(1102014275)

KEPUTIHAN
Pasien pasien umur 36 tahun, G3P2A0H2 gravid 20 minggu datang dengan keluhan keputihan
banyak, warna kehijauan, berbau amis dan disertai gatal sejak awal kehamilannya. Pasien
memiliki siklus menstruasi normal dan riwayat pemakaian IUD selama 3 tahun yang dimulai
setelah kelahiran anak kedua. Suaminya seorang PNS dan menyangkal melakukan hubungan
seksual dengan wanita lain . Pada pemeriksaan genetalia eksterna didapatkan pada labium
mayus dan minus tampak eritema dan erosi. Dari inspekulo didapatkan discharge vagina
homogen warna kehijauan dan tampak melekat pada dinding vagina, dan portio erosi. Pasien
disarankan untuk melakukan pemeriksaan swab vagina dan pap smear untuk penatalaksanaan
lebih lanjut.

KATA SULIT

Discharge Vagina

Cairan yang keluar dari vagina

Portio Erosi

Bagian yang menonjol ke mulut Rahim yang kehilangan epidermis

Inspekulo

Pemeriksaan inspeksi bagian genital wanita

Pap Smear

Pemeriksaan sitologi dari serviks dan portio untuk melihat perubahan atau keganasan

Swab Vagina

Pemeriksaan cairan dari vagina dengan usapan untuk periksa sel-sel yang terkandung di dalamnya dengan bantuan mikroskop

IUD

Suatu alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan

Gravid

Wanita hamil

Eritema

Kemerahan pada kulit akibat kongesti pembuluh darah

G3P2A0H2

G3 Gestasi

P2 Partus

A0 Abortus

H2 Anak yang hidup

PERTANYAAN

Apa hubungan keputihan dengan pemakaian kontrasepsi?

Memakai IUD, mengapa bisa hamil?

Mengapa keputihannya berwarna hijau dan bau amis?

Mengapa pada pemeriksaan genitalia eksterna pada labium majus, minus, dan portio tampak eritema dan
erosi?

Apa hubungan keputihan dengan hubungan seksual?

Mengapa pasien disarankan melakukan swab vagina dan pap smear?

Bagaimana hokum pemakaian IUD dan keputihan dalam Islam?

Apa penyebab keputihan?

Apa diagnosisnya?

Bagaimana cara membedakan keputihan fisiologis dengan patologiknya?

Bagaimana penatalaksanaannya?

Apakah keputihan berpengaruh pada janin? Sebutkan!

Bagaimana cara bersuci pada keputihan?

Apa saja faktor resiko pada keputihan?

JAWABAN
1. IUD terdapat benang, benang tersebut menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme
2.Karena IUD dilepas
3. Karena mikroorganisme menghasilkan senyawa amin sehingga mengubah pH dari assam ke basa amis
4 Karena adda rasa gatal yang disebabkan oleh mikroorganisme, mikroorganisme menyerang endotel yang ada
pada portio
5 Ada, hubungan seksual yang menyimpang, oral seks, anal seks
6 Swab: mengetahui penyebab, jenis mikroorganisme Pap smear: mengetahui ada keganasan atau tidak
7 Termasuk najis najis ringan
8 Penyebabnya ada 2:

Fisiologis:

ketidakseimbangan hormonal
stress, pre dan pra menstruasi
menopause, kehamilan

Patologis:

infeksi virus/ bakteri/ jamur


iritasi, keganasan

10 Bakteri Warna Abu-abu Bau Amis Manifestasi (gatal) +


Jamur Warna Putih kental Bau Seperti susu basi Manifestasi (gatal) ++
Parasit Warna Kehijauan, dan banyak Bau Keduanya, tapi lebih ke bau amis Manifestasi
(gatal) +++
Fisiologis:
Bening putih
Tidak berbau dan tidak gatal
11. Metronidazol, klotrimazol
12 Keputihan:

Fisiologis: tidak berpengaruh

Patologik: retradasi mental, prematur, malformasi kongenital

< 20 minggu: abortus

13 Membasuh dari depan ke belakang sampai hilang kenajisannya, dan mengganti celana dalam
setiap saat sholat
14 Faktor resiko: penggunaan sabun pemakaian celana yang ketat hygiene rendah cara mencuci:
jangan dari belakang ke depan pemakaian pantyliner yang lama hubungan seksual yang

HIPOTESIS
Keputihan disebabkan oleh berdasarkan faktor fisiologis dan patologis yang menyebabkan
mikroorganisme menyerang endotel yang ada pada portio dan menghasilan senyawa amin
sehingga mengubah pH dari asam ke basa yang dapat ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan swab vagina dan pap smear, diagnosisnya keputihan at causa trichomonas vaginalis
dapat diobati dengan metronidazol dan klotrimazol, keputihan dapat menyebabkan komplikasi
pada wanita hamil dan janin, menurut mayoritas ulama pemakaian IUD haram dan sebagian
ulama memperbolehkan karena dilihat dari segi usia, ekonomi dan keputihan dapat dibersihkan
dengan cara membasuh dari depan ke belakang sampai hilang kenajisannya dan mengganti
celana dalam setiap saat sholat.

LI 1 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GENITALIA FEMININA

LO 1.1 MAKROSKOPIS

EKSTERNA

INTERNA

Perdarahan :
Arteri iliaca interna -> arteri uterina -> arteri vaginalis. Arteri vaginalis ke arah
fundus kemudian bercabang menjadi :
R.ovaricus melalui ligamentum ovarii proprium menuju ovarium
A. Ligamenti teretis uteri, mengikuti lig. Teres uteri
R. Tubarius mengikuti tuba uterina.
Persarafan :
N.pudendus untuk persarafan genitalia eksterna , n.pudendus masuk ke foramen
ischiadicum sebagai n. Clitoridis. Cabang yang lain: n.hemorrhoidalis inferior utnuk
m.spinchter ani externus dan ke kulit regio analis. N. Perianalis berkahir sebagai
n.labialis untuk labium majus. Plexus hypogastricus superior dan inferior untuk
persarafan genitalia interna.
Pembuluh lympe:
Bagaian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a. Uternae ke lnn. Illiaci interni.
Bagian medial mengikuti kembali r.Vaginali a.Vesicalis inferior ke Inn sepanjang

LO 1.2 MIKROSKOPIS
Ovarium :

Tuba Uterina

Corpus luteum

UTERUS

VAGINA

LI 2 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KEPUTIHAN/ FLUOR ALBUS


LO 2.1

DEFINISI

Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita.
Keputihan adalah semacam slim yang keluar terlalu banyak, warnanya putih
seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan. Jika slim atau lendir ini tidak
terlalu banyak, tidak menjadi persoalan. Keputihan adalah nama gejala yang
diberikan kepada cairan yang di keluarkan dari alatalat genital yang tidak
berupa darah.

LO 2.2

EPIDEMIOLOGI

Dari penelitian yang dilakukan oleh Yusrawati pada 2007 melibatkan 228
responden, didapatkan 90,7% responden mengalami leukorea, dimana 38,7%
di
antaranya
mengalami leukorea fisiologis, 31,9% patologis dan 29,4%
mengalami kedua jenis leukorea, baik patologis maupun fisiologis. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara leukorea patologis dengan cara cebok dan frekuensi
penggantian celana dalam.

LO 2.3

KLASIFIKASI

a.Keputihan yang fisiologis


cairan jernih,tidak berbau dan tidak gatal. Keputihan fisiologis cairan jernih yang
mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Keputihan fisiologis muncul
pada saat ovulasi, rangsangan seksual, menjelang dan sesudah haid, atau pengaruh
hormon.
b.Keputihan patologis
Keputihan patologis merupakan cairan eksudat dan cairan ini mengandung banyak
leukosit. Eksudat yang terjadi karena adanya luka, cairan yang muncul bewarna,
jumlahnya berlebihan, berbau tidak sedap, terasa gatal atau panas dan menyebabkan
luka didaerah mulut vagina. Keputihan patologis muncul karena infeksi vagina,
keganasan reproduksi, bisa juga karena benda asing dalam vagina.

LO 2.4

ETIOLOGI

Fisiologi :

Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, penyebabnya adalah pengaruh
estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.

Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen.

Wanita dewasa saat dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan peningkatan
transudasi dari dinding vagina

Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih
encer.

Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri pada saat menopause.

Flour Abus abnormal disebabkan oleh:


1.

INFEKSI
A.

Bakteri :
Gonococcus
Chlamidia trachomatis
Gardanerrella vaginalis

Gambar Gardanerrella vaginalis

TreponemaPallidum(= Spirochaeta pallida)


B. Jamur
Candida albicans

Gambar Chlamydia trachomatis

Gambar Candida albicans

C. Parasit
Trichomonas vaginalis
D. Virus
Virus Herpessimpleks
Human Papilloma Virus

E. Iritasi
Sperma, pelicin, kondom
Sabun cuci dan pelembut pakaian Gambar Trichomonas vaginalis
Deodorant dan sabun
Cairan antiseptic untuk mandi.
Pembersih vagina.
Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat
Kertas tisu toilet yang berwarna.
F. Tumor Dan Jaringan Abnormal
G. Benda Asing

Penyebab Lain

Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik

Tidak diketahui : Desquamative inflammatory vaginitis

LO 2.5 PATOGENESIS
Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan
oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil Doderlein dengan
berkurangnya jumlahglikogen karena fungsi proteksi basil Doderlein berkurang
maka terjadi aktivitas dari mikroorganisme patologis yang selama ini ditekan
oleh flora normal vagina. Progresifitas mikroorganisme patologis secara klinis
akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh
akan bekerja membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi
pengeluaran lekosit PMN maka terjadilah fluor albus.

Gonorea
Gonorea disebabkan oleh invasi di bakteri diplokokus gram-negative, Neisseria gonorrhoeae. Cairan
yang keluar dari vagina pada infeksi berwarna kekuningan yang sebetulnya merupakan nanah yang
terdiri dari sel darah putih yang mengandung Neisseria gonorrhoeae berbentuk pasangan dua-dua pada
sitoplasma sel. Bakteri ini melekat dan menghancurkan membaran epitel yang melapisi selaput lendir,
terutama epitel yang melapisi kanalis endoserfiks dan uretra. Infeksi ekstragenetalial di faring, anus,
rectum, dapat di jumpai pada wanita dan pria.

Sifilis
Spiroketa memperoleh akses melalui kontak langsung antara lesi basah terinfeksi dengan setiap
kerusakan, walaupun mikroskopik di kulit atau mukosa penjamu. Sifilis dapat di sembuhkan pada
tahap-tahap awal infeksi. Tetapi apabila di biarkan penyakit ini dapat menjadi infeksi yang sistemik
dan kronik. Infeksi penyakit sifillis dapat di bagi menjadi , sifillis primer, sekunder (sifilis laten, dini
dan lanjut) dan tersier. Pada perkembangan penyakit dapat terlihat kutil-kutil kecil di vulva dan
vagina yang disebut kondiloma lata. Bakteri kadang dapat terlihat pada pemeriksaan pap smear,
tetapi biasanya bakteri

Clamidia trachomatis
C.trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, servix dan konjungtiva mata. Pada
laki-laki, urethritis, epididymis dan prostatitis adalah infeksi bakteri yang tersering.Pada
perempuan yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh urethritis, bartolinitis dan akhirnya
penyakit radang panggul (PID). C.trachomatisdapat menginfeksi faring, dan rectum orang yang
melakukan hubungan seksual oral atau anal-reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu dilahirkan
dan mengalami konjungtivitis dan pneumonia. Terinfeksi bakteri ini tidak menimbulkan
imunitas terhadap infeksi di kemudian hari.
Gardnerella vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai bagian dari
mikroorganisme normal dalam vagina karena sering ditemukan. Bakteri ini biasanya mengisi
penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan siebut dengan clue cell.
Gardnerella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan
bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak warna keabu-abuan.

Virus Herpes Simpleks (HSV)


HSV lebih sering di jumpai pada wanita, mungkin karena luas permukaan mukosa saluran genitalia
perempuan yang lebih luas dan terjandinya kerusakan mikro di mukosa selama hubungan
kelamin.Dibandingkan dengan populasi umum, orang yang terinfeksi HIV lebih rentan terhadap
infeksi HSV dan menularkan penyakit ini. Karena infeksi HSV tidak mengancam jiwa dan sering
ringan atau asimtomatik, sehingga banyak orang yang tidak menyadari akan besarnya penyakit ini
Candida albicans
Pada sebagian perempuan, reaksi hipersensitifitas terhadap produk-produk, misalnya pencuci
vagina, semprotan deodorant dan kertas toilet dapat berperan menimbulkan kolonisasi.
Perempuan umumnya mengalami infeksi akibat salah satu factor diatas sedangkan pada laki-laki
umunya terjangkit infeksi melalui kontak seksual dengan perempuan yang mengidap kandidiasis
vulvovagina. Keadaan yang saling menularkan antara pasangan suami istri ini desebut femoma
ping pong.

Trikomoniasis Vaginalis
menjelaskan mengapa perempuan lebih rentan terhadap infeksi dari pada lakilaki.T.vaginalis paling subur pada pH antara 4,9-7,5. Bayi perempuan yang lahir
dari ibu yang terinfeksi dapat menularkan infeksinya.Bayi perempuan rentan
karena pengaruh hormone ibu pada epitel vagina bayi. Infeksi T.vaginalis di
tularkan hampir secara eksklusif melalui hubungan kelamin

LO 2.6

MANIFESTASI KLINIS

Penyebab
Penemuan Klinis
Pendekatan Diagnostik*
Anak-anak
Benda
asing
(biasanyaKeluar cairan dari vagina, biasanya dengan bauEvaluasi Klinis
kertas tissue)

busuk dan bercak vagina

Infeksi (misalnya, Candida,Pruritus, dan cairan vagina (keputihan) denganPemeriksaan mikroskopik dari cairan
cacing

kremi,eritema dan pembengkakan vulva, seringkalivagina untuk ragi dan hifa dan kultur

streptokokus, stafilokokus)dengan

dysuria

Memburuknya

pruritus

padauntuk mengkonfirmasi Pemeriksaan

malam hari (menunjukkan infeksi cacing kremi)vulva dan anus untuk cacing kremi.
Signifikan eritema dan edema vulva dengan
discharge

(menunjukkan

infeksi

streptokokus

atau stafilokokus)
Pelecehan seksual

Nyeri vulvovagina, vagina berdarah atau cairan

Evaluasi

klinis

Kultur

seksual

vagina berbau busuk Seringkali, keluhan medis Langkah langkah untuk memastikan
samar-samar

dan

nonspesifik

(misalnya,keselamatan anak dan laporanke piha

kelelahan, nyeri perut) atau perubahan perilakuyang

berwenang

jika

kekerasan

Vaginosis Bakterial

Infeksi Kandidiasis

Infeksi Trikomonas

Berbau busuk (amis), discharge vagina abu-abu Kriteria untuk diagnosis (3 dari 4):
tipis dengan pruritus dan iritasi

discharge vagina abu-abu

Eritema dan edema tidak biasa

pH sekresi vagina> 4,5

Bau amis

Clue cell terlihat selama


pemeriksaan mikroskopis

Infeksi candida vulva dan iritasi vagina, edema, Evaluasi klinis ditambah

pruritus

pH vagina <4,5

Discharge yang menyerupai keju cottage dan

Ragi atau hifa diidentifikasi pada

melekat pada dinding vagina Kadang-kadang

preparat basah atau KOH

memburuknya gejala setelah hubungan seksual

kadang-kadang kultur

dan sebelum mens


Cairan

kuning-hijau,

vagina

berbusa,

seringOrganisme motil, berbentuk buah pir

dengan nyeri, eritema, dan edema dari vulva danmemiliki


vagina

flagrel,

pemeriksaan

dilihat

mikroskopis

selama
Uji

Kadang-kadang disuria dan dyspareunia Kadang-diagnostik cepat untuk Trichomonas,


kadang

belang-belang,

bintik-bintik

merahjika tersedia

Inflamasi

(misalnya,Keputihan

radiasi

purulen,

dispareunia,

pelvis,iritasi

ooforektomi, kemoterapi)Kadang-kadang

terbakar,

disuria,Diagnosis eksklusi berdasarkan


faktor-faktor riwayat dan risiko

pruritus,

eritema,

perdarahan

Jaringan vagina tipis, kering

nyeripH vagina> 6
ringanUji Whiff Negatif
Granulosit dan sel parabasal
dilihat selama pemeriksaan
mikroskopis

Fistula

enterikVagina cairan berbau busuk dengan berlalunyaVisualisasi langsung atau palpasi

(komplikasi
operasi

persalinan,feses dari vagina

panggul,

atau

fistula di bagian bawah vagina

penyakit inflamasi usus)


* Jika ada keputihan, pemeriksaan mikroskopis dari preparat basah garam dan preparat KOH dan kultura
bagi organisme menular seksual dilakukan (kecuali satu penyebab tidak menular seperti alergi atau badan
asing jelas)

Gambar candidiasis

Gambar manifestasi klinis akibat Human Papiloma Virus

LO 2.7

DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis

Anamnesis

Usia, jumlah, masa inkubasi/lama terjadinya, paparan PHS, pemakaian antibiotic


(kortikostreroid), hubungan dengan menstruasi ovulasi dan kehamilan, antibiotic vaginal
touche, warna, iritatisi : infeksi, benda asing, neoplasma. Pruritus : T.vaginalis/ C.albikans.
penyakit sistemik, pil KB

Pemeriksaan fisik :

Inspeksi kulit perut bawah terutama perineum dan anus, inspeksi rambut pubis, inspeksi
dan palpasi genitalia eksterna, pemeriksaan speculum untuk vagina dan serviks,
pemeriksaan bimanual pelvis, palpasi pembesaran KGB inguinal dan femoral.

Pemeriksaan penunjang

Nilai sekresi dinding vagina (warna, konsistensi, bau), kertas indicator PH (n=4-4,5), swab
untuk pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10%, kultur (pila perlu),
pewarnaan gram, serologi sifilis, tes PAP.

Diagnosis penyebab infeksi:

Trikomoniasis

Anamnesis:
sering tidak menunjukkan keluhan , kalau ada biasanya berupa duh tubuh vagina yang
banyakmdan baerbau maupun dispareunia, perdarahan pasca coitus dan perdarahan
intermestrual. Jumlah lekore banyak, berbau, menimbulkan iritasi dan gatal.Warna sekret
putih, kuning atau.
Laboratorium: pH>4,5 dan Sniff test (+)
Mikroskopik: pemeriksaan sediaan basah dengan larutan garam fisiologis terlihat
pergerakan trichomonas berbentuk ovoid, ukuran lebih besar dari PMN dan mempunyai
flagel, leukosit (+) dan clue cell dapat (+)

Kandidosis vulvovaginal

Anamnesis:

keluhan panas, atau iritasi pada vulva dan keputihan yang tidak berbau. Rasa gatal/iritasi disertai
keputihan tidak berbau atau berbau asam. Keputihan bisa banyak, putih keju atau seperti kepala
susu/krim, tetapi kebanyakan seperti susu pecah. Pada dnding vagina biasanya dijumpai gumpalan
keju (cottage cheeses). Pada vulva/dan vagina terdapat tanda-tanda radang, disertai maserasi,
psuedomembran, fissura dan lesi satelit papulopustular
Laboratorium: pH vagina <4,5 dan Whiff test (-)
Mikroskopik: pemeriksaan sediaan basah dengan KOH 10% atau dengan pewarnaan gram ditemukan
blastopora bentuk lonjong, sel tunas, pseudohifa dan kadang kadang hifa asli bersepta

Vaginosis bacterial

Anamnesis:

Mempunyai bau vagina yang khas yaitu bau amis terutama waktu berhubungan seksual,
namun sebagian besar dapat asimtomatik. Keputihan dengan bau amis seperti ikan. Sekret
berlebihan, banyaknya sedang sampai banyak, homogen, warna putih atau keabu-abuan,
melekat pada dinding vagina.Tidak ada tanda-tanda inflamasi.
Laboratorium: pH >4,5 biasanya berkisar antara 5-5,5 dan Whiff test (+)
Mikroskopik: clue cell (+) jarang terdapat leukosi

Servisitis Gonore
Anamnesis:
Gejala subjektif jarang ditemukan .Pada umumnya wanita datang berobat kalau
sudah ada komplikasi.Sebagian besar penderita ditemukan pada pemeriksaan
antenatal atau pemeriksaan keluarga berencana.Duh tubuh serviks yang
mukopurulen.Serviks tampak eritem, edema, ektopi dan mudah berdarah pada saat
pengambilan bahan pemeriksaan.
Laboratorium: kultur
Mikroskopik: Pemeriksaan sedian langsung dengan pengecatan gram ditemukan
diplokokus gram negatif, intraseluler maupun ekatraseluler

Klamidiasis
Anamnesis: gejala sering tidak khas, asimtomatik, atau sangat ringan. Eksudat
seviks mukopurulen, erosi seviks, atau folikel-folikel kecil (microfollicles)
Laboratorium: pemeriksaan serologis untuk deteksi antigen melalui ELISA
Mikroskopik: dengann pengecatan giemsa akan ditemukan badan elementer dan
badan retikulat

DD :Kanker serviks (keputihan warna putih purulent yang berbau dan tidak gatal)

Gejala primer

Sekret vagina

Normal

Tidak ada

Sedikit, putih, flokulan

Vaginosis Bakteri

Vaginitis

Vulvovaginitis

Trichomonas vaginalis

Candida albicans

Sekret, bau busuk,

Sekret, bau busuk, mungkin Sekret, gatal dan seperti

mungkin gatal

gatal

terbakar pada kulit vulva

Meningkat, tipis,

Meningkat, kuning, hijau,

Meningkat, putih, keju

homogen, putih, abu-

berbusa, adheren; petekia

lembut seperti dadih

abu, adheren

servikal sering ada

pH

< 4,5

> 4,5

> 4,5

Bau

Tidak ada

Sering, seperti bau

Dapat ada, seperti bau ikan Tidak ada

Sel epitel dengan

ikan
Clue cells dengan basil Trikomonas motil; banyak

Preparat KOH

lactobacillus

adheren; tidak ada

memperlihatkan tangkai

Mikroskopis

PMN

PMN
Pengobatan

Tidak ada

Metronidazole

4,5

ragi dan pseudohifa


Metronidazole

Antifungi azol topikal

LO 2.8

PENATALAKSANAAN

Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus), sebaiknya
penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin.
Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit.
Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai
dengan penyebabnya. Tujuan pengobatan yaitu:
Menghilangkan gejala
Memberantas penyebabrnya
Mencegah terjadinya infeksi ulang
Pasangan diikutkan dalam pengobatan
Keputihan fisiologis : tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk
menghilangkan kecemasannya.
Keputihan Patologis : Tergantung penyebabnya

Candida albicans

Topikal
- Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
- Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
- Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 14 hari
Sistemik
- Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
- Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari- Nimorazol 2 gram dosis tunggal
- Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan

Chlamidia trachomatis

- Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari (Illustrated of textbook gynecology)


- Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila
- Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari
- Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
- Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari

Gardnerella vaginalis
Metronidazole 2 x 500 mg, Metronidazole 2 gram dosis tunggal, Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari,
Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
Neisseria gonorhoeae
Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau, Amoksisiklin 3 gr im atau, Ampisiillin 3,5 gram im
Ditambah : Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari, Eritromisin 4
x 500 mg oral selama 7 hari, Tiamfenikol 3,5 gram oral, Kanamisin 2 gram im, Ofloksasin 400 mg/oral
Untuk Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase
Seftriaxon 250 mg im atau Spektinomisin 2 mg im atau, Ciprofloksasin 500 mg oral

Ditambah

Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau, Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari, Eritromisin 4 x 500 mg oral
selama 7 hari

Virus herpeks simpleks


Belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan secara tuntas
Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari
Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari
Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder
(Setiabudi R dan www.medicastore.com)

Non Farmakologi
Tindakan pencegahan keputihan yaitu dengan :

Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat cukup, hindari rokok, dan alkohol serta
dihindari stress berkepanjangan

Setia pada pasangan, hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit
menular seksual.

Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi, dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab,
misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaina celana
terlalu ketat, biasakan untuk mengganti oembalut pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri
berkembang biak

Biasakan membasuh dengan cairan yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang

Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal
vagina

Hindari penggunaan bedak fakum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina.

Hindari pemakaian barang-barang yang memdahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi.

LO 2.9

PENCEGAHAN

Menjaga kesehatan reproduksi untuk pencegahan keputihan pada wanita diawali dengan menjaga kebersihan
organ kewanitaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan organ kewanitaan, yaitu :
Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin dan anus dengan seksama. Membersihkan dilakukan dari
depan kebelakang (dari daerah kemaluan ke arah anus) secara satu arah. Hal ini dilakukan untuk mencegah
kotoran dari anus masuk kedalam vagina.
Membasuh secara teratur bagian bibir vagina secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut
setiap habis BAK , BAB, dan ketika mandi. Yang terpenting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang
ada disekitar bibir vagina.
Gunakan sabun lembut tanpa pewangi saat mandi untuk menjaga keasaman vagina. Normalnya vagina berbau
asam dan kecut dengan pH keasaman sekitar 4-4,5. Terlalu sering membasuh vagina dengan cairan kimia dan
menggunakan deodoran disekitar vagina akan merusak keseimbangan organisme dan cairan vagina sehingga
memungkinkan terjadinya infeksi pada vagina (vaginitis).

LO 2.10 KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering adalah bila kuman telah menaiki panggul sehingga
terjadi penyakit yang dikenal dengan radang panggul. Komplikasi jangka
panjang yang lenih mengerikan, yaitu kemungkinan wanita tersebut akan
mandul akibat rusak dan lengketnya organ-organ dalam kemaluan terutama
tuba falopi dan juga dapat menyebabkan infertilitas.Komplikasi juga dapat
terdapat pada pria yaitu komplikasi non spesifikndapat menjalar ke prostat
dan menimbulkan infeksi buah zakar dan saluran kemih

LO 2.11 PROGNOSIS
Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor albus memberikan respon terhadap
pengobatan dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang. Dengan
perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif
Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata rata 70 80 % dengan regimen
pengobatan
Kandidiasis mengalami kesembuhan rata rata 80 -95 %
Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata rata 95 %

LI 3 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR DAN INFLAMASI SERVIKS


PAP SMEAR
Pemeriksaan Pap Smear untuk pertama kali harus dilakukan segera setelah wanita tersebut mulai
melakukan hubungan seksual dan harus diulangi setelah 1 tahun, karena sel-sel abnormal dapat terluput
dari sekali pemeriksaan. Jika tidak didapati kelainan pada salah satu hasil pemeriksaan Pap Smear,
pemeriksaan dapat dilakukan secara teratur dengan interval 2 tahun sekurang-kurangnya sampai wanita
hamil

Tujuan Pap Smear


Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat
berkembang menjadi kanker termasuk infeksi HPV .
(Ramli, dkk: 2000). Untuk mendeteksi adanya prakanker, ini sangat penting ditemukan sebelum
seseorang menderita kanker. (Hariyono.W, 2008).
Mendeteksi kelainan kelainan yang terjadi pada selsel leher rahim.
Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan
servik uteri (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK
UNAIR, 2000).

Syarat Pengambilan Pap Smear


Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut :
Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang
pernah diderita
Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa
jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007).

LI 5 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MACAM-MACAM KONTRASEPSI


ALAT KONTRASEPSI
Kontrasepsi Temporer

Pil Keluarga Berencana (KB)

Koyo (patch) Ortho Evra

Implan/susuk

Cincin vagina

Suntikan (Depo Provera)

Kontrasepsi spons

Intrauterine devices (IUDs)

Spermisida

Kondom pria

Anda mungkin juga menyukai