Tutor 7
Kelompok 3:
Gina Drismayasari 160110110086
Carolina Saputra 160110110088
Nona Viona 160110110089
Anestesi Lokal
Carolina Saputra
160110110088
Pemeriksaan Fisik
1. Visual Inspeksi
Postur pasien, Body movement, Cara bicara,
Kulit
2. Vital Sign
a.
b.
c.
d.
e.
Tekanan darah
Denyut nadi
Respiratory rate
Suhu
Tinggi dan berat badan
Komplikasi
Komplikasi Lokal
Jarum yang patah
Penyebab : gerakan yang timbul secara tiba-tiba (utama),
kesalahan teknik anastesi lokal, kelainan anatomi pasien,
jarum yang disterilkan berulang-ulang
Pencegahan : kenalilah anatomi daerah yang akan
dianestesi, gunakan jarum gauge besar, jangan gunakan
jarum sampai porosnya, memakai jarum sekali saja,
jangan mengubah arah jarum, beritahu pasien sebelum
penyuntikan.
Penanganan: tenang, jangan panik, pasien jangan
bergerak, mulut harus tetap terbuka jika pragmennya
kelihatan, angkat dengan hemostat keal, jika tidak terlihat
diinsisi, beritahu pasien, kirim ke ahli bedah mulut.
Rasa sakit/hiperrestesi
Sebab : teknik injeksi salah, jarum
tumpul, deposit larutan cepat, jarum
mengenai periosteum.
Pencegahan : penyuntikan yang benar,
pakai jarum yang tajam, pakai larutan
anestesi yang steril, injeksikan jarum
perlahan-lahan, hindari penyuntikan
yang berulang-ulang.
Anastesi berkepanjangan/parasthesia
Sebab: trauma (iritasi mekanis pada nervus
akibat injeksi jarum/ larutan anestetik sendiri.)
Masalah: dapat terjadi selamanya, luka
jaringan.
Pencegahan: injeksi yang tepat, penggunaan
cartridge yang baik.
Penanganan: tenangkan pasien, pemeriksaan
pasien (lamanya parastesia), pemeriksaan
ulang sampai gejala hilang, konsul keahli
bedah, mulut atau neurologi.
Trismus
Sebab: trauma pada otot untuk membuka mulut,
iritasi, larutan, pendarahan, infeksi rendah pada otot.
Masalah: rasa sakit, hemobility (kemampuan
mandibula untuk bergerak menurun).
Pencegahan: pakai jarum suntik tajam, asepsis saat
melakukan suntikan, hindari injeksi berulang-ulang,
volume anestesi minimal.
Penanganan: terapi panas (kompres daerah trismus
15-20 menit) setiap jam. Analgetik obat relaksasi
otot, fisioterapi (buka mulut 5- 10 menit tiap 3 jam),
megunyah permen karet.
Kebutaan sementara
Sebab : Larutan obat anestesi
diinjeksikan terlalu dekat dengan otot
rektus inferior atau persarafan simpatik
ke mata, dapat terjadi efek membius
mata. Kondisi ini bersifat sementara
dan self-limiting.
Penanganan : Tutup mata pasien sampai
penglihatan kembali normal.
Hematoma
Sebab: robeknya pembuluh darah vena/
arteri akibat penyuntikan, tertusuknya arteri/
vena, dan efusi darah.
Pencegahan: anatomi dan cara injeksi harus
diketahui sesuai dengan indikasi, jumlah
penetrasi jarum seminimal mungkin.
Penanganan: penekanan pada pembuluh
darah yang terkena, analgetik bila nyeri,
aplikasi pada pada hari berikutnya.
Infeksi
Sebab: jarum dan daerah operasi tidak
steril, infeksi mukosa masuk kedalam
jaringan, teknik pemakaian alat yang
salah
Pencegahan: jarum steril, aseptic,
hindari indikasi berulang-ulang.
Penanganan: terapi panas, analgesic,
antibiotic.
Odema
Sebab: trauma selama injkasi, infeksi, alergi,
pendarahan, irirtasi larutan analgesic.
Pencegahan: pemakaian alat anestesi lokal yang
betul, injeksi atraumatik, teliti pasien sebelum
pemberian larutan analgesic.
Penanganan: mengurangi pembengkakan secepat
mungkin, bila udema berhubungan dengan
pernafasan maka dirawat dengan epinefrin 8,3 mg
IV/IM, antihistamin IV/IM. Kortikosteroid IV/ IM,
berikan basic life support, tracheastomi (bila
sumbat nafas).
Kepucatan Jaringan
Penyebab: epitel desquamasi, abses steril.
Masalah: sakit hebat.
Pencegahan: pakai topical anestesi, bila
memakai vasokonstriktor jangan
berlebihan.
Penanganan: secara simptomatik, rasa
sakit diobati dengan analgesic (aspirin/
kodein secara topical)