(Autotitrator)
Nama kelompok
: Muhammad Ridha
Muharman Rizky
Dosen Pembimbing : Nanang R.W ST,MT
kimia Analitik
PENDAHULUAN
A. Tujuan
1 Dapat melakukan titrasi kompleksometri dengan baik
2. Dapat menentukan kesadahan air dengan titrasi kompleksometri.
Analisis
Instrumen I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Arie BS
Buret 50 ml
Termometer 100C
Erlenmeyer 250 ml
Gelas kimia 250 ml
Corong gelas
Gelas Ukur 250 ml
Pemanas listrik
1 buah
1 buah
3 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Arie BS
Analisis
Instrumen I
Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan
0.049 gram CaCo3 ditimbang
Kemudian dimasukkan kedalam vessel kemudian ditambah aquades
hingga volume 40 ml.
Larutan buffer pH 10 dimasukkan sebanyak 5 ml kedalam larutan
tersebt.
0.050 gr EBT ditimbang dan dimasukkan kedalam vessel yang berisi
larutan tersebut diatas
2. Pembuatan larutan Sampel
40 ml larutan sampel dimasukkan
Kemudian ditambahkan larytan buffer PH 10 sebanyak 5 ml
0.050 gr BET ditimbang
Dan dimasukkan kedalam vessel yang berisi larutan sampel tersebut
3.Pengoperasian alat
Analisis
Instrumen I
Arie BS
Tinjauan Pustaka
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi
berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks (ion kompleks atau garam yang
sukar mengion), Kompleksometri merupakan
jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa
kompleks.
Analisis
Instrumen I
Arie BS
Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai
tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat
digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna harus
sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah
berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu
haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga, kompleks-indikator
logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak, karena disosiasi, tak
akan diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun, kompleks-indikator logam itu
harus kurang stabil dibanding kompleks logam-EDTA untuk menjamin agar pada
titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks-indikator logam ke
kompleks logam-EDTA harus tajam dan cepat. Kelima, kontras warna antara
indikator bebas dan kompleks-indikator logam harus sedemikian sehingga mudah
diamati. Indikator harus sangat peka terhadap ion logam (yaitu, terhadap pM)
sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin dengan titik ekuivalen. Terakhir,
penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah
10 dengan indikator eriochrome black T. Pada pH tinggi, 12, Mg(OH) 2 akan
mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca 2+ dengan indikator
murexide (Basset, 1994).
Analisis
Instrumen I
Arie BS
Analisis
Instrumen I
Arie BS
S mVs b
dan
bcs
cx
mVx
Arie BS
kVs cs kVx cx
S
Vt
Vt
Analisis
Instrumen I
Analisis
Instrumen I
Standard (mL)
Absorbance
10.0
0.00
0.156
10.0
5.00
0.195
10.0
10.00
0.239
10.0
15.00
0.276
10.0
20.00
0.320
Analisis
Instrumen I
b.cs
cx
m.Vx
m = 0.00818
b = 0.1554
sm = 0.000119
sb = 0.001463
Absorbance
0.35
0.30
cx
0.25
cx 41.98 ppm
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
0
10
Arie BS
(0.1554)(22.1)
(0.00818)(10)
15
20
Analisis
Instrumen I
S1csVs
cx
S2 S1 Vx
dimana:
Arie BS
Analisis
Instrumen I
Vx = 25.0 mL
S1csVs
cx
S2 S1 Vx
(0.416)(23.4)(10.0)
cx
20.07 ppm
(0.610 0.416)(25.0)
Analisis
Instrumen I
Arie BS
Arie BS
Analisis
Instrumen I
Arie BS
Analisis
Instrumen I
Materi
selanjutnya.
ANALISIS INSTRUMEN
I
SIGNAL DAN NOISE
Arie BS