Anda di halaman 1dari 66

ETIKA DALAM BERBISNIS DAN

BERPROFESI

Disajikan pada Kuliah Umum bidang Etika Bisnis


dan Profesi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Krida Wacana

Sabtu, 10 Maret 2007


OLEH : Prof. Dr. SUKRISNO AGOES, AK., 1

Beberapa contoh pelanggaran etika bisnis


dan profesi antara lain:

Banyak perusahaan manufaktur (tekstil,


pharmasi) yang tidak memiliki fasilitas
pengolahan limbah yang memadai karena
mahalnya peralatan, kemudian membuang
limbah industrinya ke sungai sehingga
mencemari lingkungan.
Banyak rumah sakit yang belum mengolah
limbahnya sehingga membahayakan
penduduk sekitar rumah sakit tersebut.
2

Jika kita mengendarai mobil dari Jakarta


ke Bandung melalui Puncak atau
Purwakarta, akan terlihat banyak bukit
yang menjadi lembah karena penggalian
pasir, batu dan tanah untuk kepentingan
pembangunan di Jakarta, Bandung dan
sekitarnya. Pada waktu musim hujan
terjadi bencana banjir dan tanah longsor.
Banyak penjualan VCD, CD, buku
bajakan walaupun telah diberlakukan
Undang-Undang Hak Cipta/Hak Patent
dan intelectual right.
3

Pemalsuan obat-obatan
Pencampuran beras dan gula yang
dicampur
Masih terjadinya pengoplosan bensin dan
solar.
Masih terjadinya pemalsuan obat.
Masih terjadinya manipulasi pajak, kredit
bank, rekayasa laporan keuangan.
Kasus Enron, Kimia Farma, Worldcomp.
Aborsi yang dilakukan dokter maupun
bidan.
Sexual harrasment
4

Karena itu penting sekali bagi mahasiswa


untuk mempelajari etika bisnis dan profesi
Contoh kurikulum untuk mata kuliah
etika bisnis dan profesi
Lampiran 1

Why should business be ethical?


To meet demands of business stakeholders.
To enhance business performance.
To comply with legal requirements.
To prevent or minimize harm.
To promote personal morality.
6

Whistle-Blowing
Whistle-blowing
when an employee believes his or
her employer has done something
wrong or harmful to the public, and
he or she reports alleged
organizational misconduct to the
media, government, or high-level
company officials
7

Conditions for whistle-blowing


The unreported act would do serious and
considerable harm to the public.
Once such an act has been identified, the
employee has reported the act to his or
her immediate supervisor and has made
their moral concern known.
If the immediate supervisor does nothing,
the employee has tried other internal
pathways for reporting the problem.
8

Ada beberapa pengertian etika menurut beberapa


sumber:
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
(Poerwadarminta, 1953) etika diartikan
sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud, 1988), disebutkan ada tiga arti
etika, yaitu: (1) ilmu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak), (2) kumpulan azas atau nilai
yang berkenaan dengan akhlak, (3) nilai
mengenai benar atau salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
9

Menurut Bertens (1999), etika berarti:


ilmu tentang apa yang biasa dilakukan
atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika
berasal dari bahasa Yunani kuno: ethos
yang bentuk jamaknya ta etha artinya:
adat, kebiasaan.
Menurut Sonny Keraf (1998) ada dua
pengertian etika Pertama, berarti adat
istiadat atau kebiasaan, berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri
seseorang maupun pada suatu
masyarakat atau kelompok masyarakat,
dalam hal ini pengertian etika persis sama
dengan pengertian

10

moralitas; kedua etika mempunyai


pengertian yang jauh lebih luas dari
moralitas, karena merupakan filsafat
moral yang dapat dirumuskan sebagai
refleksi kristis dan rasional mengenai
(a) nilai dan norma yang menyangkut
bagaimana manusia harus hidup baik
sebagai manusia dan (b) masalahmasalah kehidupan manusia dengan
mendasarkan diri pada nilai dan
norma-norma moral yang umum
diterima.
11

Ethics : What is right and wrong,

good and bad, and harmful and


beneficial regarding decisions and
actions in organizational transaction?

Laura Nash : Business Ethics: the


study of how personal moral norms
apply to the activities and goals of
commercial enterprise.

12

The meaning of ethics


Ethics
A conception of right and wrong conduct. It
tells us whether our behavior is moral or
immoral with fundamental human
relationships.
Ethical Principles
Guides to moral behavior.
Business Ethics
The application of general ethical ideas to
business behavior.

13

Observations of unethical behavior at work


Percentage of type of observed misconduct:
Unsafe working conditions
Deceptive sales practices
Mishandling proprietary or confidential information
Violations of privacy rights
38%
Shipping low-quality or unsafe products
Employment discrimination
Sexual harassment
Altering product quality or safety test results
Antitrust violations or unfair competitive practices
Environmental breaches
Source: 2000 Organizational Integrity Survey: A Summary, Integrity Management Services, KPMG LLP

56%
56%
50%
37%
36%
34%
32%
32%
31%
14

Business ethics deals with what is


right and wrong in organizational
decisions, behavior, and policies.
Business ethics provides principles
and guidelines that assist people in
making informed choices that
balance economic interests and
social responsibilities.
15

Five Myths About Business Ethics:


1. Ethics is a personal, individual affair,
not a public or debatable matter
2. Business and ethics do not mix
3. Ethics in business is relative
4. Good business means good ethics
5. Information and computing are moral

16

GUIDELINES FOR ACCEPTANCE OF GIFTS OR PREFERENTIAL TREATMENT

1. Is it nominal or substantial?
2. What is the intended purpose?
3. What are the circumstances?
4. What is the position of sensitivity of the
recipient?
5. What is the accepted practice?
6. What is the firm/company policy?
7. Is it legal?

17

ETHICAL CULTURE: IMPORTANT ASPECTS

An ethical culture combines formal and informal elements to guide


employee thought and action, including:
Ethical leadership by executives and supervisors*
Reward systems incorporate ethical considerations*
Perceived fairness, fair treatment of employees*
Open discussion of ethics in the organization*
Authority structure that emphasizes an employees accountability
and responsibility to question his or her own actions, and an
obligation to question authority when something seems wrong*
Organizational focus that communicates care for employees and
the community, rather than self interest
Official policies and procedures (code of ethics, practice, conduct)
Supporting offices (e.g. Ethics officer, ombudsperson)
Supporting structures (e.g. telephone hotline, whistleblower
protection, code sign-off, training, etc.)
* Most influential factors as found by Trevio et al.
18

Human Resource Issues


Problems that occur when people work
together:
Privacy
Discrimination
Sexual and other types of harassment
Hiring
Performance Evaluations
Firing
How people get along on the job
19

Sexual Harassment
Sexual harassment is unwelcome sexually
oriented behavior that makes someone feel
uncomfortable at work and includes:
Quid Pro Quo means that sexual favors are a
requirement, or appear to be, for advancement
in the workplace
Hostile work environment means that a
worker has been made to feel uncomfortable
because of unwelcome actions or comments
related to sexuality
What constitutes sexual harassment for one
person may not for another
Look at harassment from the point of view of a
reasonable person an objective outsider
20

Why is Harassment an Ethical Issue?


A form of discrimination that is not about
sex, but rather power and fairness
Can bring suit under discrimination laws
Lawsuits are expensive for organizations
Managers of sexual harassers can expect a
lot of questions about why they allowed
the behavior to take place
Sexual harasser may be fired, and
supervisor disciplined
21

When Do You Blow the Whistle


If you observe wrongdoing in your
organization, you have an obligation to deal
with it
Triggers to help you determine if an issue is
serious include rights, trust, harm, personal
reputations, customers, or reputations of the
organization, and whether laws are being
broken
Raising ethical concerns is always serious
Once a manager is alerted, it is the managers
obligation to take action
However, some managers dont take action,
and this may require Blowing the Whistle
Steps to follow in Blowing the Whistle:
22

Step 1 - Approach Your Manager First


Step 2 - Discuss the Issue with Your
Family
Step 3 Take it to the Next Level
Step 4 Contact Your Ethics Officer or
Ombudsman
Step 5 Going Outside Your Chain of
Command
Step 6 - Going Outside Your Company
Step 7 Leave the Company
23

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai


nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian
dan keterampilan yang tinggi dan dengan
melibatkan komitmen pribadi (moral) yang
mendalam. Beberapa ciri profesi adalah (1)
adanya keakhlian dan keterampilan khusus (2)
adanya komitmen moral yang tinggi (3) orang
profesional adalah orang yang hidup dari
profesinya (4) adanya unsur pengabdian kepada
masyarakat (5) adanya izin khusus untuk
menjalankan profesi tersebut (6) kaum
profesional biasanya menjadi anggota suatu
organisasi profesi.
24

Menurut Sonny Keraf (1988) Etika


Profesi adalah bagian dari etika
khusus yang merupakan etika sosial,
sedangkan Etika Bisnis adalah bagian
dari etika profesi, seperti terlihat
digambar berikut:

25

Gambar 1
Etika
Umum

Etika
Individual

Etika terhadap
sesama
Biomedis

ETIKA

Etika
Keluarga

Etika
Khusus

Etika Sosial

Bisnis

Etika Gender
Hukum
Etika Profesi

Ilmu
Pengetahuan

Etika Politik
Etika
Lingkungan

Pendidikan
Etika Ideologi
Dsb.

Sumber : Sonny Keraf, 1998 : 34

26

Beberapa pengertian etika profesi:


Menurut Boynton & Kell (2001) etika
profesi merupakan karakteristik suatu
profesi yang membedakannya dengan
profesi lain yang berfungsi mengatur
tingkah laku para anggotanya.
Menurut Howard J Brown yang dikutip
oleh Rustiana & Dian Indri (2002) dari
Abdullah (2000), etika profesi
melambangkan suatu bagian penting dari
sistim disiplin yang komprehensif dalam
masyarakat beradab. Sistim disiplin
berguna untuk melindungi kesejahteraan
kelompok dari tindakan-tindakan yang
tidak bertanggung jawab.

27

Beberapa pengertian etika profesi:


Menurut Boynton & Kell (2001) etika
profesi merupakan karakteristik suatu
profesi yang membedakannya dengan
profesi lain yang berfungsi mengatur
tingkah laku para anggotanya.
Menurut Howard J Brown yang dikutip
oleh Rustiana & Dian Indri (2002) dari
Abdullah (2000), etika profesi
melambangkan suatu bagian penting dari
sistim disiplin yang komprehensif dalam
masyarakat beradab. Sistim disiplin
berguna untuk melindungi kesejahteraan
kelompok dari tindakan-tindakan yang
tidak bertanggung jawab.

28

Menurut Carey yang dikutip oleh Rustiana &


Dian Indri (2002) dari Abdullah (2000), etika
profesi disusun oleh suatu organisasi profesi dalam
bentuk kode etik. Kode etik bertujuan
memberitahu anggota profesi tentang standar
perilaku yang diyakini dapat menarik kepercayaan
masyarakat dan memberitahu masyarakat bahwa
profesi berkehendak untuk melakukan pekerjaan
yang berkualitas bagi kepentingan masyarakat.
Anggota profesi seharusnya menaati kode etik
profesi sebagai wujud kontra prestasi bagi
masyarakat dan kepercayaan yang diberikannya
sebab keberadaan kode etik merupakan imbalan
bagi masyarakat atas kepercayaan yang
diberikannya
29

Beberapa prinsip etika profesi yaitu: (1)


prinsip tanggung jawab (2) prinsip keadilan
(3) prinsip otonomi (4) prinsip integritas
moral.
Tanggung jawab adalah salah satu prinsip
pokok bagi kaum profesional, karena orang
yang profesional adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pekerjaannya dan terhadap hasilnya. Ia
juga bertanggung jawab atas dampak
pekerjaannya itu, terhadap kehidupan dan
kepentingan orang lain, khususnya
kepentingan orang-orang yang dilayaninya.
30

Prinsip keadilan menuntut seorang profesional


untuk dalam menjalankan profesinya tidak
merugikan hak dan kepentingan pihak-pihak
yang dilayaninya maupun masyarakat pada
umumnya.
Prinsip otonomi merupakan prinsip yang
dituntut oleh seorang profesional terhadap
masyarakat agar mereka diberi kebebasan
sepenuhnya dalam menjalankan profesinya.
Pemerintah pun diharapkan dapat menghargai
otonomi profesi dan tidak mencampuri urusan
pelaksanaan profesi tersebut.
31

Prinsip integritas moral, sesuai


dengan hakikat dan ciri-ciri profesi
yaitu bahwa seorang profesional
adalah orang yang memiliki integritas
pribadi dan moral yang tinggi. Karena
ia memiliki komitmen pribadi untuk
menjaga keluhuran profesinya, nama
baiknya, dan kepentingan orang lain
atau masyarakat.
32

Power Notes
The Role of the Professional Accountant
Tugas yang Diharapkan Dilakukan oleh Sebuah Profesi
Profesional dituntut untuk selalu memelihara :
Kompetensi atas keahlian yang dimiliki,
Obyektivitas dalam menawarkan jasa,
Integritas dalam berurusan dengan klien,
Kerahasian informasi klien,
Kedisiplinan terhadap anggota yang tidak
menjalankan kewajiban sesuai dengan
standar yang diharapkan.

33

Pada umumnya setiap profesi memiliki kode


etik yang harus dipatuhi oleh anggotanya.
Berikut ini 15 Profesi yang memiliki kode etik:

Akuntan Publik, Akuntan Manajemen,


Akuntan Pajak, Internal Auditor,
Akuntan Pendidik, Dokter, Pengacara,
Notaris, BPK, BPKP, KPK, Jaksa,
Hakim, Polisi, Anggota DPR.

34

Power Notes
The Role of the Professional Accountant
Harapan Masyarakat atas Profesi Akuntan

Akuntan diharapkan selalu


menjunjung tinggi nilai dan
tanggung jawab profesi.
Akuntan diharapkan patuh terhadap
standar yang dikeluarkan oleh
organisasi profesi tempatnya
bernaung.
35

Kode Etik / Aturan Atika yang


berlaku untuk beberapa profesi yaitu
(1) Ikatan Konsultan Pajak Indonesia
(IKPI), (2) Certified Management
Accountant (CMA), (3) Institute of
Internal Auditors (IIA), (4) Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), (5) Ikatan
Akuntan Indonesia-Kompartemen
Akuntan Publik (IAI-KAP), (6)
American Institute of Certified Public
Accountant (AICPA).
36

1. Kode Etik IKPI (Konsorsium


Pengembangan Konsultan Pajak
Indonesia, 2003) adalah kaidah moral
yang wajib ditaati oleh setiap anggota
Konsultan Pajak Indonesia. Kaidah moral
tersebut merupakan pedoman sikap,
perilaku, kepribadian dan perbuatan yang
wajib ditaati dan dilaksanakan oleh setiap
anggota IKPI.
Kode Etik mengatur sanksi terhadap
kewajiban dan larangan yang dilanggar
oleh anggota IKPI. Dalam rangka
pelaksanaan kode etik ini perlu dibentuk
suatu Dewan Kehormatan.

37

2. Kode Etik CMA (Blocher, 2002)


Kode Etik CMA disusun oleh Institute of
Management Accountant (IMA), dan
merupakan standar perilaku minimum yang
dimaksudkan sebagai petunjuk bagi akuntan
manajemen untuk memiliki sikap profesional
yang sangat tinggi. Dengan mentaati
standar-standar tersebut, akuntan
manajemen dapat meningkatkan citra
profesinya dan memfasilitasi pengembangan
hubungan kepercayaan dimana manajer dan
pihak lainnya dapat mempercayai pekerjaan
mereka denga penuh keyakinan.
38

Kode etik ini terdiri dari empat bagian: (1)


Competence, (2) Confidentiality, (3)
Integrity, dan (4) Objectivity. Standar
kompetensi mengharuskan akuntan
manajemen untuk mengembangkan dan
mempertahankan keakhlian yang
diperlukan untuk menjalankan
pekerjaannya dan secara kontinu
mengupdate keakhliannya sesuai dengan
perkembangan perusahaan yang semakin
kompleks. Standar confidentiality
(kerahasiaan) mengharuskan ketaatan
terhadap kebijakan perusahaan mengenai
komunikasi data untuk melindungi rahasia
bisnis perusahaan dan informasi rahasia
39
lainnya.

Standar integritas berhubungan dengan


bagaimana berperilaku profesional
(misalnya menghindari kegiatan yang
dapat mendiskreditkan perusahaan dan
profesi, seperti pratik pemekerjaan yang
tidak wajar) dan menghindari benturan
kepentingan (misalnya tidak menerima
sesuatu/hadiah dari supplier atau
pelanggan). Standar objectivitas berkaitan
dengan kebutuhan untuk mempertahankan
pertimbangan profesional (misalnya tidak
mengembangkan analisis untuk
mendukung keputusan yang diketahuinya
tidak benar).
40

3. Kode Etik IIA


Tujuan dari kode etik IIA adalah untuk
memperkenalkan budaya etis dalam profesi
internal auditing .
Kode etik ini mencakup dua komponen
penting yaitu: (a) Principles, yang berkaitan
dengan profesi dan praktik internal auditing,
(b) Rules of conduct yang menjelaskan
norma perilaku yang diharapkan dari seorang
internal auditor. Rules ini merupakan alat
bantu untuk menginterprestasikan principles
ke dalam penerapan praktik dan
dimaksudkan sebagai pedoman perilaku etis
internal auditor.
41

Principles
Internal auditor diharapkan untuk
menerapkan dan menegakkan
prinsip-prinsip berikut ini: integrity,
objectivity, confidentiality dan
competence.
Rules of conduct
Terdiri dari (1) integrity (2)
objectivity (3) confidentiality (4)
competence
42

4. Kode Etik IAI


Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai
akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia
usaha, pada instansi pemerintah, maupun
lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan
tanggung jawab profesionalnya. Tujuan profesi
akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya
dengan standar profesionalisme tertinggi,
mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan
orientasi kepada kepentingan publik. Untuk
mencapai tujuan tersebut terdapat empat
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:

43

Kredibilitas, Masyarakat membutuhkan


kredibilitas informasi dan sistim informasi.
Profesionalisme, diperlukan individu yang
dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai
jasa akuntan sebagai profesional di bidang
akuntansi.
Kualitas Jasa, terdapatnya keyakinan bahwa
semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan
dengan standar kinerja tertinggi.
Kepercayaan, pemakai jasa akuntan harus dapat
merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika
profesional yang melandasi pemberian jasa oleh
akuntan.

44

5. Aturan Etika IAI-KAP


Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik (IAI-KAP) dan staf profesional
(baik yang anggota IAI-KAP maupun yang
bukan anggota IAI-KAP) yang bekerja pada
satu Kantor Akuntan Publik (KAP). Rekan
pimpinan KAP bertanggung jawab atas
ditaaatinya aturan etika oleh anggota KAP.
Aturan Etika IAI-KAP sudah dikodifikasi
menjadi lima kelompok, yaitu: (100)
independensi, integritas, dan objectivitas,
(200) standar umum dan prinsip akuntansi,
(300) tanggung jawab kepada klien, (400)
tanggung jawab kepada rekan seprofesi, (500)
tanggung jawab dan praktik lain.
45

6. Kode Etik AICPA


Merupakan pedoman bagi seorang
CPA dalam memberikan jasa
profesional kepada kliennya secara
independen, profesional dan
objective, dengan memperhatikan
kepentingan publik.
Kode Etik AICPA terdiri dari (1)
principles of conduct, (2) rules of
conduct, (3) interpretation dan (4)
ethics ruling.
46

Principles of conduct, yang


merupakan konsep umum terdiri
dari (a) responsibilities, (b) the
publik interest, (c) integrity, (d)
objectivity and independence , (e)
due care, dan (f) scope and mature
of services.
Rules of conduct, yang merupakan
pedoman spesifik terdiri dari: (a)
independence, integrity and
objectivity, (b) standards and
principles, (c) client relation, dan (d)
CPA practice rule.

47

Interpretation, merupakan
penjelasan lebih lanjut dari rules of
conduct, misalnya pengertian dari
conflict of interest.
Ethics ruling, merupakan contoh
dari tindakan yang benar atau tidak
benar, misalnya menerima hadiah
dari klien menyebabkan timbulnya
conflict of interest dan
terpengaruhnya independensi.
48

KOMPARASI KODE ETIK ANTAR LEMBAGA


No

Lembaga

1.

AICPA

2.

GAO

3.

Isi Kode Etik


Integrity and Objectivity ( Ethics Ruling 113)
Independence ( Ethics Ruling 114)

Public Interest
Professional Behavior
Integrity
Objectivity
Proper Use of Information, Resources and
Position
INTOSAI Integrity,
Independence,
Objectivity,
Impartiality

49

No. Lembaga
4.

IIA

5.

MA

Isi Kode Etik


Integrity,
Objectivity,
Confidentiality,
Competency
Competence,
Confidentiality,
Integrity,
Credibility
50

No.
6.

Lembaga
KPK

Isi Kode Etik


Nilai dasar pribadi ( terbuka,
transparan, kebersamaan,
berani, integritas, tangguh,
unggul) Kewajiban ( a/n menolak
dibayari makan, akomodasi,
entertainment, independensi
fisik, membatasi pertemuan di
ruang publik)
Larangan ( a/n menggunakan
sumberdaya publik,
meminta/menerima bantuan
yang berpotensi menimbulkan
benturan kepentingan, main
golf)
51

No.
7.

Lembaga
IAI

Isi Kode Etik


Aturan Etika :
100 : Independensi, Integritas,
Obyektivitas
200 : Standar Umum Prinsip
Akuntansi
300 : Tanggungjawab Kepada
Klien
400 : Tanggungjawab Kepada
Rekan
500 : Tanggung Jawab dan Praktik
Lain
52

No.
8.

Lembaga
BPKP

Isi Kode Etik


Perilaku Auditor sesuai dengan
Tuntutan Organisasi
Auditor wajib mentaati segala
peraturan dan melaksanakan tugas
kedinasan yang dipercayakan
kepadanya dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung
jawab
Auditor harus memiliki semangat
pengabdian yang tinggi kepada
instansi/unit organisasinya
Auditor harus memiliki keahlian yang
diperlukan dalam tugasnya, keahlian
ini meliputi keahlian mengenai audit
53
yang mencakup a.l.:

No.

Lembaga

Isi Kode Etik


Merencanakan program kerja
pemeriksaan
Menyusun program kerja
pemeriksaan
Melaksanakan program kerja
pemeriksaan
Menyusun kertas kerja pemeriksaan
Menyusun Berita Pemeriksaan
Menyusun Laporan Hasil
Pemeriksaan

54

No.

Lembaga

Isi Kode Etik


Auditor harus memiliki integritas
yang tinggi yang dilandasi unsur
jujur, berani, bijaksana dan
bertanggung jawab
Auditor dalam melaksanakan
tugasnya harus selalu bersikap
obyektif, di mana dalam menyatakan
hasil audit harus sesuai dengan
fakta/kondisi yang sebenarnya, tanpa
dipengaruhi, prasangka, intepretasi
maupun kepentingan-kepentingan
pribadi auditor atau pihak-pihak yang
berkepentingan dengan hasil audit
55

No. Lembaga

Isi Kode Etik


Auditor wajib menyimpan
rahasia jabatan, rahasia
negara, rahasia pihak yang
diaudit dan hanya dapat
mengemukakannya kepada dan
atau perintah pejabat yang
berwenang

56

No.

Lembaga

Isi Kode Etik


Perilaku Auditor dalam
Interaksi Sesama
Auditor Setiap auditor wajib
menggalang kerjasama yang
sehat dengan sesama
auditorAuditor berkewajiban
untuk saling mengingatkan,
membimbing dan mengoreksi
perilaku sesama auditorAuditor
berkewajiban saling memiliki
rasa kebersamaan/
kekeluargaan diantara sesama
auditor
57

No.

Lembaga

Isi Kode Etik


Perilaku Auditor dalam
Interaksi dengan Pihak yang
Diaudit
Setiap auditor harus senantiasa
menjaga penampilannya sesuai
dengan tugas auditor
Setiap auditor harus mampu
menjalin interaksi yang sehat
dengan pihak yang diaudit
Setiap auditor harus mampu
menciptakan iklim kerja yang sehat
dengan pihak yang diaudit
Setiap auditor wajib menggalang
kerjasama yang sehat dengan pihak
58
yang diaudit

Tahap Penyusunan kode etik


Bab I: Ketentuan Umum, terdiri dari 2 pasal
Bab II: Maksud dan Tujuan, terdiri dari 2 pasal
Bab III : Nilai-nilai dasar, terdiri dari 2 pasal
Bab IV : Kode Etik bagi anggota badan, terdiri
dari 4 pasal
Bab V : Kode Etik bagi pemeriksa keuangan
negara, terdiri dari 10 pasal
Bab VI : Pembinaan dan Pengawasan, terdiri dari
5 pasal
Bab VII : Sanksi, terdiri dari 1 pasal
Bab VIII : Ketentuan Peralihan 1 pasal
Bab IX : Ketentuan Penutup 1 pasal
59

Kode Etik BPK (Draft)


Lampiran 2

60

Professional codes of conduct in finance


Association for Investment Management and Research (AIMR)
Members of the Association shall:
1) Act with integrity, competence, dignity, and in an ethical manner when
dealing with the public, clients, prospects, employers, employees, and
fellow members.
2) Practice and encourage others to practice in a professional and ethical
manner that will reflect credit on members and their profession.
3) Strive to maintain and improve their competence and the competence of
others in the profession.
4) Use reasonable care and exercise independent professional judgment.

Source: www.aimr.org/ethics

61

Professional codes of conduct in marketing


American Marketing Association (AMA)
Members of the AMA have embraced the following topics:
Marketers must accept responsibility for the consequences of their activities
and make every effort to ensure that their decisions, recommendations, and
actions function to identify, serve, and satisfy all relevant publics.
Marketers shall uphold and advance the integrity, honor, and dignity of the
marketing profession.
Participants in a marketing exchange should be able to expect that products
services offered are safe, communications about offered products and
services are not deceptive, all obligations in an exchange are discharged in
good faith, and appropriate internal methods exist for equitable redress of
grievances concerning purchases.

62
Marketers should not demand, encourage or apply coercion to
Source:
www.awma.org
obtain

Professional codes of conduct


in information technology
Association for Computing Machinery (ACM)
General imperatives for ACM members include:

contributing to society and human well-being,


avoid harm to others,
be honest and trustworthy,
be fair and take action not to discriminate,
honor property rights,
honor copyrights and patents,
give proper credit for intellectual property,
respect privacy of others, and
honor confidentiality.

Source: www.acm.org/constitution/code

63

TABLE 1.1
FACTORS AFFECTING PUBLIC EXPECTATIONS
FOR BUSINESS BEHAVIOUR
Physical

Quality of air and water, safety

Moral

Desire for fairness and equity


at home and abroad

Bad Judgements

Operating mistakes, executive compensation

Activist Stakeholders

Ethical investors, consumers, environmentalists

Economic

Weakness, pressure to survive, to falsify

Competition

Global pressures

Financial malfeasance

Numerous scandals, victims, greed

Governance failures

Recognition that good governance and ethics


risk assessment matter

Accountability

Desire for transparency

Synergy

Publicity, successful changes

Institutional reinforcement

New laws environment, whistle-blowing,


recalls, U.S. Sentencing Guidelines, OECD
anti-bribery regime, Sarbanes-Oxley Act (SOX)
reforms, professional accounting reform

64

TABLE 1.2
ETHICS RISKSA REPRESENTATIVE LIST
STAKEHOLDER EXPECTATIONS
NOT MET

ETHICS RISK

Shareholders
Stealing, misuse of funds or assets
Conflict of interests with officers
Performance level
Reporting transparency, accuracy

Honesty, integrity
Predictability, responsibility
Responsibility, honesty
Honesty, integrity

Employees
Safety
Diversity
Child and/or sweat-shop labour

Fairness
Fairness
Compassion, fairness

Customers
Safety
Performance

Fairness
Fairness, integrity

Environmentalists
Pollution

Integrity, responsibility

65

TABLE 1.3
WHAT MAKES A PROFESSION
Essential Features
(Bayles)
Extensive training
Provision of important services to society
Training and skills largely intellectual in character
Typical Features
Generally licensed or certified
Represented by organisations, associations, or institutes
Autonomy
Foundation of Ethical Values

(Behrman)

Significantly delineated by and founded on ethical considerations


rather than techniques or tools
66

Anda mungkin juga menyukai