SISTEM EKONOMI DALAM

TRANSISI

SISTEM SOSIALISME

PERESTROIKA, DALAM PELAKSANAANNYA DI LAPANGAN MELALUI EMPAT TAHAPAN UMUM :

1)

FASE PERTAMA ANTARA 1985-1987, GAGASAN GORBACHEV MENGENAI REFORMASI RADIKAL

BELUM BANYAK DILAKUKAN.

2)

FASE KEDUA, INTINYA MENCOBA MENJAWAB KRITIK ATAS KURANGNYA PROGRAM REFORMASI
YANG FUNDAMENTAL.

3)

FASE KETIGA ADALAH DITANDAI DENGAN PERCOBAAN KUDETA PADA BULAN AGUSTUS 1991.

4)

FASE KEEMPAT ADALAH PERIODE REFORMASI EKONOMI DALAM ERA PASCA KUDETA AGUSTUS
1991.

REFORMASI DI EROPA TIMUR

1)

SETELAH REFORMASI POLITIK TERJADI, MAKA PROGRAM-PROGRAM REFORMASI EKONOMI

DISUSUN. REFORMASI EKONOMI MELIPUTI: (A) SEJUMLAH KEBIJAKAN DALAM MASA TRANSISI
YANG MENEKANKAN PADA STABILITASASI EKONOMI SECARA MAKRO MAUPUN MIKRO; (B)
PRIVATISASI, YANG INTINYA MENGGANTI SISTEM PERENCANA KOMONDO DENGAN SISTEM
PASAR.

2)

STABILISASI DALAM SKALA MIKRO MELIPUTI PENGHAPUSAN MEKANISME PERENCANAAN DAN

DESENTRALISASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN HINGGA TINGKAT PERUSAHAAN, YANG
DIBARENGI DENGAN DISIPLIN KEUANGAN YANG KETAT, ALOKASI INPUT BERDASARKAN
KEKUATAN PASAR.

3)

FOKUS PRIVATISASI DALAM JANGKA PENDEK ADALAH PERUSAHAAN-PERUSAHAAN KECIL,

SEDANG DALAM JANGKA PANJANG ADALAH PERUSAHAAN-PERUSAHAAN BESAR.

KINERJA EKONOMI SOVIET YANG

MENDORONG ADANYA PERESTROIKA

RATA-RATA LAJU PERTUMBUHAN PER TAHUN

1966-70

1971-75

(%)
1976-80

1981-

1986
4.1

PRODUK NASIONAL BRUTO (GNP)

4,9

3.0

1.9

85
1.8

KONSUMSI PER KAPITA

4,9

3.0

1.8

N.A

-0.1

GNP TANPA PERTANIAN & JASA

PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI:

6,0
0,4

5.3
0.3

2.2
-1.6

1.9
-1.1

2.0
-0.7

* TENAGA KERJA

2,5

3.0

0.8

1.3

1.4

* MODAL

-1,3

-2.0

-3.7

-3.2

-2.6

PEREKONOMIAN SOVIET DI BAWAH

PERESTROIKA

RATA-RATA PERTUMBUHAN PER TAHUN

1986

1987

1988

1989

1990

GNP

4.1

0.3

2.2

1.4

-2.0

KONSUMSI PER KAPITA

-2.1

0.4

3.0

3.2

111.0

116.0

119.0

122.0

139.0

EKSPOR

97.0

107.7

110.7

109.3

104.1

IMPOR

88.9

96.0

107.3

114.7

120.9

NET HARD CURRENCY DEBT

20.9

26.4

26.8

36.1

45.4

IHK (1980=100)

POLA REFORMASI POLITIK DAN EKONOMI

DI UNI SOVIET DAN EROPA TIMUR

REFORMASI POLITIK

PROGRAM REFORMASI EKONOMI

KEBIJAKAN TRANSISI

FOKUS: PASAR DAN INFRASTRUKTUR

FOKUS: STABILISASI

MAKRO

PRIVATISASI

MIKRO

UTANG

HARGA

APBN

UPAH

PENDAPATAN

PEDOMAN
PERUSAHAAN

JANGKA PENDEK: PERUSAHAAN KECIL

JANGKA PANJANG: PERUSAHAAN BESAR

KAPITALISME DILANDA PRIVATISASI

DI NEGARA-NEGARA BARAT, PRIVATISASI MELANDA APA YANG MEREKA BANGGAKAN

SEBAGAI WELAFER STATE. KONSEP NEGARA SEJAHTERA TADINYA DIMAKSUDKAN UNTUK
MENGOREKSI PERMASALAHAN YANG TIDAK DAPAT DIPECAHKAN OLEH MEKANISME HARGA,
SEPERTI PENYEDIAAN BARANG-BARANG PUBLIK, HANKAM, DAN PENANGANAN MASALAH
EKSTERNALITAS. PAHAM KESEJAHTERAAN MELALUI CAMPUR TANGAN NEGARA MERUPAKAN
BAGIAN INTEGRAL DARI KAPITALISME MODERN, ENTAH ITU DISEBUT WELFARE STATE, LATE
CAPITALISM, ATAU FORDISM.

PETER F. DRUCKER MENUNJUK SEDIKITNYA TIGA SEBAB UTAMA PRIVATISASI YANG

MELANDA DUNIA:
1)

GAGALNYA PROGRAM-PROGRAM PEMERINTAH SEJAK PERANG DUNIA II

2)

ADANYA KETERBATASAN PAJAK DAN PENGELUARAN PEMERINTAH UNTUK MENCAPAI

TUJUAN YANG DIGARISKAN

3)

ADANYA KETERBATASAN PEMERINTAH UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATANNYA.

PROPORSI PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP GNP ATAU

GDP DI BEBERAPA NEGARA MAJU (DALAM PERSENTASE)

TAHUN

JERMAN

PRANCIS

JEPANG

SWEDIA

INGGRIS

AS

1880

10,0

15,0

11,0

6,0

10,0

8,0

1929

31,0

19,0

19,0

8,0

24,0

10,0

1960

32,0

35,0

18,0

31,0

32,0

28,0

1972

24,2

32,3

12,7

27,9

31,8

19,1

1985

47,0

52,0

33,0

65,0

48,0

37,0

1989

29,0

42,6

16,5

40,6

34,6

23,0

PENGELUARAN PEMERINTAH (DALAM PERSENTASE

TERHADAP GNP) DI BEBERAPA NEGARA
BERKEMBANG

NEGARA

1972

1989

INDIA

10,5

17,7

PAKISTAN

16,9

21,5

SRI LANKA

25,2

29,8

INDONESIA

15,1

20,6

PHILIPINA

13,4

15,7

THAILAND

16,7

15,1

MALAYSIA

26,5

30,1

KOREA SELATAN

18,0

16,9

SISTEM EKONOMI PANCASILA (SEP)

DI KALANGAN PARA PAKAR TERDAPAT DUA CARA PANDANG TERHADAP SEP:

1)

JALUR YURIDIS FORMAL, YANG BERANGKAT DARI KEYAKINAN BAHWA LANDASAN

HUKUM SEP ADALAH PASAL 33 UUD 1945, YANG DILATARBELAKANGI OLEH JIWA
PEMBUKAAN UUD 1945 DAN DILENGKAPI OLEH PASAL 23, 27 AYAT 2, 34, SERTA
PENJELASAN PASAL 2 UUD 1945.

2)

JALUR ORIENTASI, YANG MENGHUBUNGKAN SILA-SILA DALAM PANCASILA.

BEBERAPA PANDANGAN MENGENAI SISTEM EKONOMI INDONESIA :

1)

PENDAPAT YANG MENGATAKAN BAHWA SISTEM EKONOMI INDONESIA BUKAN SISTEM

KAPITALISME MAUPUN SOSIALISME.

2)

PENDAPAT YANG MELIHAT SISTEM EKONOMI INDONESIA DALAM DATARAN NORMATIF

MAUPUN DATARAN POSITIF. SECARA NORMATIF MENURUT UUD 1945, E\TERUTAMA
PASAL 33 AYAT 2 DAN 3, SISTEM EKONOMI INDONESIA SEHARUSNYA CONDONG
MENGARAH PADA SOSIALISME.

PERBANDINGAN SEP VERSI EMIL SALIM,

MUBYARTO, DAN SUMITRO DJOJOHADIKUSUMO

SILA

EMIL SALIM

MUBYARTO

SUMITRO
DJOJOHADIKUSUMO

MENGENAL ETIKA DAN MORAL

AGAMA

IKHTIAR
UNTUK
SENANTIASA
HIDUP DEKAT DENGAN TUHAN YME

II

TITIK BERAT PADA NUANSA

MANUSIAWI
DALAM
MENGGALANG
HUBUNGAN
EKONOMI
DALAM
PERKEMBANGAN MASYARAKAT
MEMBUKA
KESEMPATAN
EKONOMI SECARA ADIL BAGI
SEMUA,
LEPAS
DARI
KEDUDUKAN
SUKU,
AGAMA,
RAS, ATAU DAERAH
BERMUARA
PADA
PELAKSANAAN
DEMOKRASI
EKONOMI & POLITIK

RODA
PEREKONOMIAN
DIGERAKKAN
OLEH
RANGSANGAN
EKONOMI,
SOSIAL, DAN MORAL
ADA KEHENDAK KUAT DARI
MASYARAKAT
UNTUK
MEWUJUDKAN
KEMERATAAN
SOSIAL (EGALITARIAN), SESUAI
ASAS KEMANUSIAAN
NASIONALISME
MENJIWAI
SETIAP
KEBIJAKSANAAN
EKONOMI

III

IV

MEMBERI WARNA EGALITARIAN

DAN SOCIAL EQUITY DALAM
PROSES PEMBANGUNAN

KOPERASI
MERUPAKAN
SOKOGURU
PEREKONOMIAN
DAN
MERUPAKAN
BENTUK
PALING KONGKRIT DARI USAHA
BERSAMA
IMBANGAN
YANG
TEGAS
ANTARA
PERENCANAAN
DI
TINGKAT
NASIONAL
DAN
DESENTRALISASI

IKHITAR UNTUK MENGURANGI &

MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN
PENGANGGURAN DALAM PENATAAN
PEREKONOMIAN MASYARAKAT
POLA KEBIJAKAN EKONOMI & CARA
PENYELENGGARAANNYA
TIDAK
MENIMBULKAN KEKUATAN YANG
MENGGANGGU
PERSATUAN
BANGSA & KESATUAN NEGARA
RAKYAT
BERPERAN
DAN
BERPATISIPASI
AKTIF
DALAM
USAHA PEMBANGUNAN
POLA PEMBAGIAN HASIL PRODUKSI
LEBIH MERATA ANTAR GOLONGAN,
DAERAH, KOTA-DESA

PERKIRAAN PEMILIKAN ALAT-ALAT PRODUKSI MENURUT

SEKTOR-SEKTOR EKONOMI SERTA SIFAT PEMBENTUKAN
HARGA
SEKTOR
PERTANIAN

PEMILIKAN

SIFAT PEMBENTUKAN HARGA

PETANI
UNTUK
BERAS,
NEGARA
DAN
SWASTA
UNTUK TANAMAN EKSPOR
NEGARA
DAN
SWASTA
(ASING)

PENGARUH
NEGARA
DEPARTEMEN PERTANIAN)

INDUSTRI
MANUFAKTUR

NEGARA, SWASTA (ASING

DAN NASIONAL)

SEBAGIAN
DITETAPKAN
NEGARA,
MEKANISME PASAR TERBATAS

KONSTRUKSI

SWASTA DAN NEGARA

NEGARA BERPENGARUH MELALUI APBN

PERDAGANGAN

SWASTA DAN NEGARA

ADMINISTRASI
NEGARA

NEGARA

SEBAGIAN MEKANISME PASAR, SEBAGIAN NEGARA

MELALUI RENTE EKONOMI (DITRANSFER KE
SWASTA TERTENTU UNTUK EKSPOR)
NEGARA

PERBANKAN

NEGARA DOMINAN
DAN SWASTA

JASA-JASA
LAINNYA

SWASTA DAN NEGARA

SEKTOR-SEKTOR
LAINNYA

SWASTA DAN NEGARA

PERTAMBANGAN

(80%)

DOMINAN

(BULOG,

DITENTUKAN HARGA DUNIA UNTUK EKSPOR,

DITETAPKAN NEGARA UNTUK DALAM NEGERI
SEBAGIAN

PENGARUH NEGARA MELALUI BANK INDONESIA

DOMINAN, SEBAGIAN MEKANISME PASAR BERLAKU
(KHUSUSNYA SEKTOR INFORMAL)
PENGARUH NEGARA DAN SEBAGIAN MEKANISME
PASAR
SEBAGIAN MEKANISME
PENGRUH NEGARA

PASAR

DARI

SEBAGIAN