Anda di halaman 1dari 36

TEORI-TEORI KLASIK

PEMBANGUNAN EKONOMI
MATA KULIAH: EKONOMI
PEMBANGUNAN
DOSEN: ANDRIGA, SE., M.Si
TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN
EKONOMI: 4 PENDEKATAN

1. KONTRAREVOLUSI PASAR BEBAS NEO-


KLASIK
2. MODEL TAHAPAN PERTUMBUHAN LINEAR
3. TEORI DAN POLA STRUKTURAL
4. REVOLUSI KETERGANTUNGAN
INTERNASIONAL
KONTRAREVOLUSI NEOKLASIK

1.INEFISIENSI PERUSAHAAN-
PERUSAHAAN MILIK PEMERINTAH
2.KEGAGALAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
3.BURUKNYA DAMPAK DARI DISTORSI
HARGA DOMESTIK DAN
INTERNASIONAL KARENA CAMPUR
TANGAN PEMERINTAH BERLEBIHAN
PEMBANGUNAN SEBAGAI
PERTUMBUHAN & TAHAPAN LINEAR

TOKOH: WALTER WHITEMAN ROSTOW 1916-1979

PEMBANGUNAN EKONOMI ADALAH PROSES TRANSFORMASI SUATU


MASYARAKAT TRADISIONAL MENJADI MODERN YANG BERSIFAT
MULTI-DIMENSIONAL

PROSES PERUBAHAN:
1. PERUBAHAN ORIENTASI
2. PERUBAHAN PANDANGAN MASYARAKAT
3. PERUBAHAN DALAM KEGIATAN INVESTASI
MASYARAKAT
4. PERUBAHAN SIKAP HIDUP DAN ADAT ISTIADAT
TAHAP PEMBANGUNAN
MENURUT ROSTOW

1. MASA MASYARAKAT TRADISIONAL


2. MASA PRASYARAT UNTUK TINGGAL LANDAS
3. MASA TINGGAL LANDAS
4. MASA MENUJU KEDEWASAAN
5. MASA KONSUMSI TINGGI
MODEL PERUBAHAN
STRUKTURAL

TOKOH: ARTHUR LEWIS

MODEL TEORITIS PEMBANGUNAN YANG


MEMUSATKAN PERHATIAN PADA
TRANSFORMASI STRUKTURAL

MODEL INI MENYANGKUT PROSES


TRANSFER TENAGA KERJA, PERTUMBUHAN
OUTPUT DAN KESEMPATAN KERJA DARI
SEKTOR PERTANIAN KE INDUSTRI

TEORI INI BERFOKUS PADA MEKANISME


TRANSFORMASI STRUKTUR EKONOMI
NEGARA BERKEMBANG DARI PERTANIAN
PEDESAAN TRADISONAL KE INDUSTRI
PERKOTAAN MODERN
MODEL PERUBAHAN
STRUKTURAL

TOKOH: CHENERY & SYRQUIN

TEORI INI MENGEMUKAKAN BAHWA PEREKONOMIAN AKAN


MENGALAMI TRANSFORMASI (KONSUMSI, PRODUKSI DAN LAPANGAN
KERJA) DARI SEKTOR PERTANIAN MENJADI SEKTOR INDUSTRI & JASA

CIRI PROSES PEMBANGUNAN NEGARA BERKEMBANG:


1. PERGESERAN DARI PRODUKSI PERTANIAN KE INDUSTRI
2. PEMUPUKAN MODAL FISIK DAN MANUSIA SECARA BERKELANJUTAN
3. PERUBAHAN PERMINTAAN KONSUMEN DARI PEMINTAAN DASAR KE
BERBAGAI BARANG DAN JASA
4. PERTUMBUHAN KOTA DAN INDUSTRI KARENA MIGRASI DARI
PEDESAAN DAN PERTANIAN
5. MENURUNNYA PERTUMBUHAN PENDUDUK
6. DIPENGARUHI KEKAYAAN SUMBER DAYA, KEBIJAKAN PEMERINTAH,
MODAL, TEKNOLOGI DAN LINGKUNGAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
REVOLUSI KETERGANTUNGAN
INTERNASIONAL

TEORI KETERGANTUNGAN (BERKEMBANG DI AMERIKA LATIN PADA TAHUN


1960-AN:

BERGABUNGNYA MASYARAKAT PRA-KAPITALIS KE DALAM SISTEM


EKONOMI DUNIA KAPITALIS, MEMBUAT MEREKA KEHILANGAN OTONOMI
(KEKUASAAN) DAN MENJADI DAERAH PINGGIRAN DARI DAERAH
METROPOLITAN.

DAERAH PINGGIRAN DIJADIKAN DAERAH JAJAHAN BAGI NEGARA


METROPOLITAN: MEREKA BERFUNGSI SEBAGAI PRODUSEN BAHAN MENTAH
BAGI KEBUTUHAN INDUSTRI NEGARA METROPOLITAN DAN SEBALIKNYA
MEREKA YANG MENJADI KONSUMEN PRODUK INDUSTRI DARI NEGARA
METROPOLITAN TERSEBUT
REVOLUSI KETERGANTUNGAN
INTERNASIONAL

TEORI HISTORIS OLEH MAZHAB HISTORISMUS:


POLA PENDEKATAN PEMBANGUNAN EKONOMI BERDASARKAN PERSFEKTIF
SEJARAH

FRIEDRICH LIST (1840):


1. TAHAP PRIMITIF
2. TAHAP BETERNAK
3. TAHAP PERTANIAN
4. PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN
5. PERTANIAN, INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PERDAGANGAN

BRUNO HILDEBRAND (1848): KARL BUCHER:


1. PEREKONOMIAN BARTER 1.SUBSISTEN
2. PEREKONOMIAN UANG 2. PERKONOMIAN KOTA DIMANA
3. PEREKONOMIAN KREDIT PERTUKARAN SUDAH MELUAS
3. PEREKONOMIAN NASIONAL
DIMANA PERAN PEDAGANG
MENJADI SEMAKIN PENTING
1. GAMBARKAN PERBEDAAN KONDISI HIDUP DI AMERIKA UTARA (NEGARA KAYA) DENGAN
PEDESAAN ASIA (NEGARA MISKIN)!
2. BAGAIMANA MASYARAKAT DALAM PEREKONOMIAN SUBSISTEN/TRADISIONAL BISA
BERALIH KE DALAM PEREKONOMIAN MODERN YANG BERPRODUKTIVITAS DAN
BERPENGHASILAN TINGGI?
3. APA YANG DIMAKSUD DENGAN EKONOMI PEMBANGUNAN DAN APA KAITANNYA DENGAN
ILMU EKONOMI POLITIK?
4. MENURUT ANDA APA SAJA PERAN MASING-MASING DARI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT
DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA?
5. APA SAJA MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI NEGARA BERKEMBANG?
6. SEBUTKAN CARA ATAU KEBIJAKAN PALING TEPAT UNTUK MENGATASI SETIAP
PERMASALAHAN TERSEBUT!
7. APA SAJA TOLAK UKUR YANG MENGGAMBARKAN KEBERHASILAN NEGARA BERKEMBANG?
8. NEGARA MAJU BISA MENDORONG SEKALIGUS BISA MENGHAMBAT PROSES
PEMBANGUNAN NEGARA BERKEMBANG. JELASKAN MENGENAI ARGUMEN TEREBUT!
9. SEBUTKAN 4 PENDEKATAN DALAM TEORI KLASIK PEMBANGUNAN, LALU JELASKAN SALAH
SATUNYA!
10. APA SAJA YANG HARUS DITRANSFER KEPADA MASYARAKAT TRADISIONAL? AGAR
MEMPERCEPAT PERUBAHAN STRUKTURAL MENUJU ISEKTOR NDUSTRI
11. SEBUTKAN TAHAPAN-TAHAPAN PEMBANGUNAN MENURUT ROSTOW!
12. DALAM REVOLUSI KETERGANTUNGAN INTERNASIONAL TERDAPAT PENDAPAT DARI
FRIEDRICH LIST (1940), JELASKAN SETIAP TAHAPAN PEMBANGUNAN YANG
DIKEMUKAKANNYA!
MODEL KONTEMPORER
PEMBANGUNAN DAN
KETERBELAKANGAN
MATA KULIAH: EKONOMI
PEMBANGUNAN
DOSEN: ANDRIGA, SE., M.Si
• Kinerja teori neoklasik yang tidak memuaskan
dalam menjelaskan sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi jangka panjang telah
menyebabkan kekecewaan yang meluas
terhadap teori pertumbuhan tradisional.
• Bahkan menurut teori tradisional, tidak
terdapat karakteristik intristik dari
perekonomian yang menyebabkannya tumbuh
dalam jangka panjang.
• Sebaliknya, literature tersebut malah membahas
proses dinamis yang membuat rasio modal-tenaga
kerja mendekati tingkat keseimbangan jangka panjang.
• Jika tidak ada “guncangan” eksternal atau perubahan
teknologi, yang tidak dijelaskan dalam model
neoklasik, semua perekonomian akan menuju kepada
pertumbuhan nol.
• Oleh karena itu, peningkatan GNI per kapita dianggap
merupakan fenomena sementara saja, yang bersumber
dari perubahan teknologi atau proses penyeimbangan
jangka pendek selama perekonomian mendekati
ekuilibrium jangka panjangnya.
Menurut teori ini, sebagian besar pertumbuhan
ekonomi merupakan faktor eksogen atau proses
yang independen dari kemajuan teknologi.
Terdapat 2 kelemahan teori neoklasik, yaitu:
1. Tidak dapat menganalisis penentu kemajuan
teknologi.
2. Tidak dapat menjelaskan besarnya
perbedaan residu antara negara yang
memiliki teknologi yang sama.
• Dalam teori neoklasikal, rasio modal dan
tenaga kerja yang rendah pada negara-negara
berkembang menjanjikan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi.
• Namun, pada kenyataannya banyak negara
berkembang yang pertumbuhannya rendah
dan gagal menarik investasi asing.
• Hal ini lah yang memicu munculnya teori
pertumbuhan baru.
• Teori pertumbuhan baru memberikan kerangka
teoritis untuk menganalisis pertumbuhan
endogen, yaitu pertumbuhan GNP yang persisten,
yang ditentukan oleh sistem yang mengatur
proses produksi.

• Tujuan utama dari teori pertumbuhan baru


adalah untuk menjelaskan perbedaan tingkat
pertumbuhan antar negara maupun faktor-faktor
yang memberi proporsi lebih besar dalam
pertumbuhan.
• Teori pertumbuhan endogen menjelaskan
faktor-faktor yang menentukan tingkat
pertumbuhan GDP (gross domestic produk)
• Aspek yang paling menarik dalam teori
pertumbuhan endogen yaitu dapat
menjelaskan keanehan aliran modal
internasional yang memperparah
ketimpangan antara negara maju dan negara
berkembang.
4.1 Keterbelakangan Sebagai
Kegagalan Koordinasi
• Teori pembangunan ekonomi baru yang
berpengaruh pada dekade 1990-an dan pada
tahun-tahun pertama abad 21 telah
menekankan komplementaritas
(complementarities) antar kondisi yang
dibutuhkan untuk menyukseskan pembangunan.
• Teori-teori ini sering mengemukakan bahwa
beberapa hal harus berjalan dengan cukup baik,
pada saat yang bersamaan, agar pembangunan
yang berkelanjutan dapat berlangsung.
• Komplementaritas  suatu tindakan yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan, pekerja, atau
organisasi yang memperkuat dorongan bagi agen
untuk melakukan tindakan serupa
• Agen perekonomian  pelaku ekonomi atau
pihak2 yang terlibat dalam suatu perekonomian –
biasanya perusahaan, pekerja, atau pemerintah –
melakukan tindakan untuk memaksimalkan
pencapaian tujuan
• Teori-teori ini juga menekankan bahwa dalam
berbagai situasi yang penting, investasi harus
dilaksanakan oleh banyak lembaga agar hasilnya
bisa menguntungkan bagi setiap lembaga
individu.
• Umumnya, ketika terdapat komplementaritas,
tindakan yang diambil oleh sebuah perusahaan,
pekerja, atau organisasi akan meningkatkan
insentif bagi lembaga/agen pembangunan yang
lain untuk melakukan tindakan serupa
• Kegagalan koordinasi adalah sebuah kondisi
dimana ketidakmampuan berbagai lembaga
untuk mengkoordinasikan perilaku atau
tindakannya (pilihannya) yang mengakibatkan
semua lembaga tersebut berada dalam kondisi
yang lebih buruk dari pada situasi
alternatifnya.
4.2 Ekuilibrium Jamak: Pendekatan
Diagramatis
• Gagasan dasar dalam ekuilibria jamak adalah bahwa
manfaat yang diterima oleh sebuah lembaga yang
mengambil suatu tindakan bergantung secara positif
pada seberapa banyak lembaga lain yang diharapkan
akan melakukan tindakan yang sama, atau pada
dampak dari tindakan-tindakan tersebut.
• Contohnya, harga produk yang dihasilkan petani
bergantung pada jumlah pedagang perantara di daerah
tersebut, dan juga bergantung pada jumlah petani yang
menghasilkan barang yang sama.
• Dalam kelompok kecil, koordinasi tidak menjadi
masalah yang besar karena pihak-pihak yang
terkait saling mengetahui satu sama lain dan
mempunyai kepentingan yang sama. Namun,
untuk masalah yang lebih kompleks maka
pemecahan masalah koordinasi akan lebih sulit.
• Titik ekuilibrium pada ekuilibrium jamak terjadi
ketika jumlah yang diharapakan untuk melakukan
sesuatu sama dengan jumlah yang benar-benar
melakukan tindakan tersebut.
• Contohnya dalam masalah pembangunan
ekonomi adalah ketika tingkat pengembalian
dari suatu investasi bergantung pada
keberadaan investasi lain.

• Penyelesaiannya akan lebih mudah jika


terdapat banyak investor, namun pasar tidak
akan dengan sendirinya menuju kondisi
tersebut tanpa peran dari pemerintah.
Diagram standar untuk menggambarkan beberapa ekuilibrium
dengan kemungkinan koordi-kegagalan negara ditunjukkan pada
Gambar 4.1.
4.3 Memulai Pembangunan Ekonomi:
Model Dorongan Besar
• Model dorongan besar adalah sebuah model
yang menunjukkan bagaimana kegagalan
pasar dapat menimbulkan kebutuhan akan
perekonomian yang terencana dan juga
kebutuhan akan berbagai upaya yang
dicetuskan oleh kebijakan publik, agar proses
pembangunan ekonomi yang panjang dapat
berjalan atau dipercepat
4 kondisi yang memerlukan dorongan
besar:

Efek Efek
Intertemporal Urbanisasi

Efek
Efek Pelatihan
Infrastruktur
Dorongan Besar: Model Grafis
Asumsi Dorongan Besar
1 • Faktor Produksi

2 • Pembayaran Faktor Produksi

3 • Teknologi

4 • Permintaan Domestik

5 • Penawaran dan Permintaan Internasional

6 • Struktur Pasar
Mengapa Masalah Tidak Bisa
Dipecahkan oleh Pengusaha Super
Kemungkinan
Biaya
Kegagalan
Kelembagaan
Pasar Modal

Kegagalan Ada Batas


Komunikasi Pengetahuan
4.4 Masalah lanjutan dari Ekuilibrium
Jamak
4.5 Teori Cincin O dari Michael Kremer
tentang Pembangunan Ekonomi
Implikasi Teori:
1. Perusahaan cenderung untuk mempekerjakan karyawan
yang mempunyai keterampilan yang serupa untuk
melakukan tugas-tugas mereka.
2. Pekerja yang melakukan tugas yang sama di perusahaan
berketerampilan tinggi akan mendapatkan upah yang
lebih tinggi daripada rekannya di perusahaan
berketerampilan rendah.
3. Karena kenaikan upah berlangsung dengan tingkat yang
semakin tinggi, tingkat upah akan jauh lebih tinggi di
negara-negara maju dari pada yang diramalkan menurut
ukuran keterampilan yang objektif.
4. Seorang dapat terjebak dalam jebakan kualitas
produksi yang rendah yang meliputi seluruh
perekonomian. Hal ini akan terjadi jika terdapat efek
cincin-O antar perusahaan maupun di dalam sebuah
perusahaan.
5. Efek cincin-O memperbesar dampak kemandegan
(bottleneck) produksi lokal karena kemandegan
seperti itu mempunyai efek berganda pada
produksi yang lain.
6. Kemandegan juga mengurangi insentif para pekerja
untuk berinvestasi dalam meningkatkan
keterampilan, dengan menurunkan hasil yang
diharapkan dari investasi ini.
4.6 Pembangunan Ekonomi sebagai
Penemuan Diri
Dalam model sederhana dengan informasi
yang sempurna, diasumsikan bahwa
perusahaan, dan negara berkembang secara
keseluruhan, sudah mengetahui keunggulan
komparatifnya. Tetapi individu harus
menemukan keunggulan komparatif mereka
sendiri di pasar tenaga kerja; Misalnya, tidak ada
yang terlahir mengetahui bahwa mereka sangat
cocok untuk menjadi ahli ekonomi atau spesialis
pembangunan internasional.
4.7 Kerangka Kerja Diagnostik Pertumbuhan
Hausmann – Rodrik - Velasco
Ricardo Hausmann, Dani Rodrik, dan Andreas
Velasco (HRV) mengusulkan suatu kerangka
kerja dalam bentuk pohon keputusan (decision
tree) untuk mendiagnosa pertumbuhan dalam
rangka mengatasi kendala-kendala yang
sebagian besar dialami negara-negara dalam
pertumbuhan ekonominya
Dalam kerangka kerjanya, HRV memberikan tahapan yang
harus dilakukan dalam kasus umum dimana negara-negara
berkembang mengalami suatu tingkat investasi swasta dan
enterpreneurship yang relatif rendah, seperti terlihat pada
gambar berikut:

Anda mungkin juga menyukai