Anda di halaman 1dari 21

DATA

Kawasan longsor
Desa CLAPAR
Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
Cahya Wimar W.
111140018
Raditya Bagus K
111140039
Rahmatullah Ramadhan
111140074
Argya Gilang K
111140080
Prades Alhamdi T.
111140159

Data Wilayah dan Kependudukan


Data
Wilayah

Desa Clapar terletak di wilayah kec. Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi


Jawa

Tengah berbatasan dengan Kab. Wonosobo.

Secara geografis kondisi wilayahnya merupakan daerah pegunungan dengan luas


wilayah 356.616 Ha.
Desa Clapar memiliki 3 Kadus, 13 RT

Kependudukan
Data penduduk per 1 Agustus 2011 jumlah penduduk total satu desa adalah
2.165 jiwa,
Sebagian besar mata pencaharian warganya adalah petani, pedagang, PNS dan
pegawai Swasta lainnya. Desa Clapar merupakan salah satu Desa penghasil gula
merah. Sebagian warganya yang hidup di pegunungan (dukuh Kaliputat)
memproduksi gula merah ini. Di

desa ini terdapat sebuah CV yang mengelola

hasil kekayaan alam. CV tersebut mengolah batu kali Bogowonto jadi berbagi jenis
produk, antara lain adalah kricak, dan pasir
Source: http://wikipedia.co.id/clapar

Sarana dan Prasarana Desa Cla


parNama
Nama
Total
Total
Kantor Desa

Mushala

Balai Desa

Masjid

TK/Playgroup

Lap. Sepakbola

Sekolah Dasar

Lap. Voly

Pondok Pesantren

Lap. Bulu Tangkis

Pasar

Jalan Makadam

0.3 Km

Lembaga Swadaya
Masyarakat

Jalan Beton

2 Km

Jalan Aspal

4.5 Km

Jalan Tanah

0.5 Km

Source: http://wikipedia.co.id/clapar

Peta Kecamatan Madukara

Source: http://kecamatan-madukara.blogspot.co.id/

Peta Kerentanan Gerakan Massa Tana


h

Bencana longsor desa clapar

Gambar 1. Jalan Banjarnegara Dieng yang


bergeser akibat longsor

Gambar 2. Rumah rusak di Desa Clapar dan banyak warga


mengungsi

Longsor tersebut bermula pada 24 Maret 2016 pukul 19:00 WIB, yang disusul pada 25 Maret
2016 pukul 01:30 WIB dan pukul 06:00 WIB terjadi hujan deras.
Dampak yang diakibatkannya meliputi 9 rumah rusak berat, 3 rumah rusak sedang dan 2
rusak ringan dengan 29 rumah lain didekatnya pun dalam kondisi terancam.
Jumlah pengungsi mencapai 158 orang. Tetapi berselang seminggu kemudian, yakni Kamis 3
1 Maret 2016 , tetapi akibat masih terjadi pergerakan tanah jumlah pengungsi bertambah m
enjadi 296 Jiwa.

Peta Aerial Dan Bentukan Lerengnya

Gambar 4. Dari kiri ke kanan,


Penampang udara Desa Clapar
Kondisi kemiringan dan Arah ke
miringan Desa Clapar. Lingkaran
hitam merupakan bagian barat
desa dan garis hitam merupakan
kontur ketinggian.

Gambar 5. Citra natural satelit


LANDSAT pada saat sebelum
terjadi longsor (kiri) dan
setelah terjadi longsor (kanan.
Lingkaran merah menunjukkan
lokasi Desa Clapar.

Source: Buletin Waspada Edisi Januari-Juni 2016 . www.maipark.com

Gambar 6. Hasil identikasi zona rawan


longsor menggunakan citra LANDSAT
yang dibatasi oleh garis merah dan tanda
berwarna kuning sebagai penanda rumah
yang masuk dalam zona rawan longsor.

Gambar 7. Hasil estimasi gerak longsoran


(garis merah dengan panah) menunjukkan
mahkota longsor berada dibukit ( 125 m)
dan berujung pada seperempat panjang
longsor hasi identikasi LANDSAT.

Source: Buletin Waspada Edisi Januari-Juni 2016 . www.maipark.com

Peta Topografi

GAMBAR PETA TOPOGRAFI

Peta Kelerengan

Peta Geologi

Gambar Peta Geologi

Peta Administrasi

Gambar 10. Peta SRTM Daerah Clapar

Source:Sudibyo, 2016

Gambar 10.1 Peta zona kerentanan gerakan tanah sebagian Kabupaten Banja
rnegara khususnya kecamatan Madukara dan sekitarnya. Lokasi bencana
longsor Clapar ditandai dengan lingkaran merah. Area bencana terletak di
zona rentan menengah (untuk lereng bagian atas) dan zona rentan rendah
(untuk lereng bagian bawah)

Source:PVMBG, 2014

Curah hujan
Curah hujan dievaluasi dalam rentang tujuh hari atau 168 jam sebelum kejadian, sejak 18
Maret 2016 pukul 06:00 WIB. Dalam rentang tersebut, hujan mengguyur Desa Clapar
hampir setiap hari dengan kriteria curah hujan didominasi oleh hujan ringan dan terdap
at hujan sangat lebat pada tanggal 21 Maret. Dua hari berikutnya yaitu 22 dan 23 Maret
terdapat hujan lebat, pada saat longsor pertama terjadi, masih terdapat hujan kriteria men
engah, kemudian menurun menjadi hujan ringan hingga terjadi longsor susulan pada tan
ggal 25 Maret pukul 01:30 WIB dan selanjutnya pada pukul 06:00 WIB.
Selama jam-jam ini, hujan banyak terjadi siang hari antara 11:00 hingga sore hari 18:00.
Kondisi tanah yang jenuh akibat terus menerima air namun tidak diimbangi dengan pele
pasannya, menyebabkan peningkatan massa pada tanah.
Secara alami, pelepasan air oleh tanah sangat bergantung pada proses penguapan oleh
panas matahari, namun hal ini terhambat karena kurangnya sinar matahari akibat tertutup
oleh awan tebal cumulonimbus (Cb) yang membawa hujan dengan kriteria lebat hingga
sangat lebat.

Gambar 11. Akumulasi curah hujan di propinsi Jawa Tengah sepanjang Februari 2016. Nampak lokasi
bencana longsor Clapar berada di kawasan yang mengalami curah hujan akumulatif tinggi, yakni
antara 301 hingga 400 milimeter dalam bulan itu.
Source:BMKG,2016

Gambar 13. Dinamika curah hujan berdasarkan citra satelit pada Rabu 23 Maret
2016 antara pukul 15:00 hingga 20:00 WIB, sehari sebelum bencana longsor Cl
apar mulai terjadi.

Source: RealEarth,2016

Gambar 12. Gambar 1.8. Grak nilai curah hujan 18 Maret 2016 pukul 06:00
hingga 25 Maret 2016 05:00 (atas) dan distribusi kriteria hujan (bawah).

Source: Buletin Waspada Edisi Januari-Juni 2016 . www.maipark.com

kesimpulan

Longsor identik dengan mekanisme pada wilayah dengan kemiringan ya


ng curam dan intensitas hujan tinggi sebelum terjadi. Kejadian longsor Desa
Clapar ini menunjukkan mekanisme longsor yang berbeda. Wilayah ini berad
a pada kriteria kemiringan sangat rendah namun tetap terjadi longsor. Wilay
ah ini juga merupakan wilayah yang hijau dengan air yang terserap dengan
baik oleh tanah. Namun longsor bertipe rayapan terjadi pada wilayah ini, de
ngan kemiringan yang landai dan dipicu oleh momentum yang dimiliki tana
h untuk bergerak akibat bertambahnya massa tanah oleh hujan.

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai