Anda di halaman 1dari 45

KOMPOSISI SEDIMEN &

BATUAN SEDIMEN
KARBONAT
Lukman Fahry (111.130.011)
Bima Azhar Nugroho (111.130.)
Bima Mahardika (111.130.)
Ahmad Filza (111.140.021)
Ilham Muhammad Abelian (111.140.038)
LITERATUR
Boggs, Sam, Jr. 2006. Principles of Sedimentology & Stratigraphy 4th Edition, New
Jersey, Amerika Serikat; Pearson Prentice Hall Inc.
Boggs, Sam, Jr. 2009. Petrology of Sedimentary Rocks 2nd Edition, Cambridge;
Cambridge University Press
Tucker, Maurice E., Paul V. Wright dan J.A.D. Dickson. 2002. Carbonate
Sedimentology, Britania Raya; Blackwell Science Ltd
SKELETAL

Skeletal adalah komponen batuan karbonat yang berasal dari organisme baik dalam
bentuk utuh maupun berupa fragmental. Komponen tersebut merupakan penyusun
batuan karbonat yang umum dijumpai. Komponen ini dapat berupa organisme utuh
(dikenal dengan fosil) atau sebagai fragmen-fragmen organisme. Jenis organisme yang
bertindak sebagai komponen skeletal dalam batuan karbonat bervariasi sepanjang
sejarah geologi.
NON SKELETAL GRAIN

Non Skeletal Grains merupakan suatu komponen pada batuan karbonat yang tidak
hanya berasal dari (Skeletal material) dari mikroorganisme, invertebrate atau talli
dari tanaman karbonatan, Berdasarkan Folk (1959) didapat klasifikasi berdasarkan
agregat butirannya:
1. Coated Grains
2. Peloids
3. Grain Aggregates
4. Clasts
COATED GRAINS
Coated Grains merupakan suatu buitran poligenetik
dengan beberapa proses pengendapan yang berbeda,
dicirikan dengan suatu butiran yang dilapisi oleh suatu
kandungan mineral lainnya, berdasarkan Peryt,1938 b
diklasifikasikan berdasarkan ukurannya menjadi
a. Microid (<2 mm)
b. Pisoid (2-10 mm)
c. Macroid (>10 mm)

Flugel (1982) & Ritcher (1983a) mengklasifikasikan secara


deskriptif dari bentuk butirannya, sehingga didapat
klasifikasi
a. Ooid
b. Oncoid
FLUGEL (1982) & RITCHER (1983A)
COATED GRAINS
Ooid Memiliki Karakteristik :
1. Coated Grain tersusun atas kapur atau karbonatan
pada bagian luar
2. Lapisan luarnya halus dan umumnya terdapat
laminasi pada bagian paling luar secara individu
dengan menipis keluar
3. Umumnya berbentuk spherical atau ellipsoidal
4. Struktur biogenic sedikit atau jarang terlihat
5. Diklasifikasikan berdasarkan ukuran yaitu
microfabric atau dalam komposisi mineralnya
6. Diagenesis umumnya pada aragonitic ooid terjadi
dengan replacement oleh kalsit
7. Batuannya bernama oolite
FLUGEL (1982) & RITCHER (1983A)
COATED GRAINS
Mineralogi Ooid:
a. Pada tipe Marine Ooid terdapat komposisi Mg/Ca tinggi artinya kandungan
Dolomite (11-17% MgCO3)
b. Pada tipe danau, sungai, goa, dan tanah karbonatan kadnungan Mg/Ca Kalsit lebih
rendah
TIPE-TIPE OOID BERDASARKAN
MICROFABRIC
1. Cortical Microfabric
1. Tangential Microfabric :
1. umumnya mengandung butiran aragonite dengan arah sejajar dengan
lapisan
2. Panjang 1 mikro m 3 mikro m
3. Diameter 0.1 0.3 mikro m
4. Ukuran buitran aragonite 0.1 0.3 mikro m
2. Radial Microfabric
1. Terdapat kristal menyerat atau bladed dari mineral aragonite
2. Kandungan Mg/Ca kalsti rendah
3. Random Microfabric
(A) Calcitized
ooids from the Miami Oolite,
Pleistocene, Florida.
(B) Radial
concentric ooids with finely preserved
radial calcite microfabric. Note dead
oil-filled pore (dark). Late
Precambrian. Huqf Group, central
Oman.
(C) Great Salt Lake aragonite
ooid showing large radial 'club'
structures and concentric layers in the
outer part of the cortex (see Halley,
1977).
(D) Vadose pisolite, Shunda
Formation, Lower Carboniferous,
near Calgary. The pisoids have a wellpreserved
radial, mainly isopachous
fabric indicating a moderate degree of
movement during accretion. These are
coated by irregular micritic coatings
showing 'bridge' features, typical of a
soil profile; thus the rock shows two
phases of coated grain growth.
(A) Calcrete profile with
coated grain horizon related to soil
creepInternally the micritic
laminae exhibit a variety of microbial
tubes and acicular calcites (e.g. Calvet
& Julia, 1983).
(B) Supratidal vadose
pisoids commonly formed within
tepee pools (e.g. Esteban & Pray,
1983).
. In the later stages they were immobile and
the coatings exhibit downward
(pendant) forms and are 'fitted'
(laminae shared by adjacent pisoids).
Other features indicating static growth
include perched inclusions and
braces. Desiccation, it seems, results
in early fracturing.
FLUGEL (1982) & RITCHER (1983A)
COATED GRAINS
Mineralogi Pisoid :
a. Kandungan Aragonit tinggi dan kadnungan Mg/Ca Kalsit tinggi pada lingkungan
hypersaline dengan kandungan garam tinggi
b. Pada kandungan Mg/Ca kalsit rendah dapat diperkirakan sebagai lingkungan non-
marine dengan luasan yang luas
FLUGEL (1982) & RITCHER (1983A)
COATED GRAINS
Oncoid Memiliki Karakteristik :
1. Coated grain dengan lapisan karbonatan dengan
lapisan yang tidak beraturan
2. Umumnya laminasi pada tiap butirannya saling
menimpa
3. Bentuknya tidak beraturan pada struktur biogenic
dan jarang terlihat nucleus (inti) yang terlihat jelas
4. Diklasifikasikan sebagai struktur biogenic karena
umumnya mengandung lapisan luar berupa alga
yang dinamakan rhodolith (atau butirannya rhodoid)
5. Batuannya bernama oncolite
PELOID
Merupakan suatu butiran Allocherm non-skeletal dengan
karakteristik :
1. Berukuran 100 500 mikro m
2. Tersusun atas microcrystalline carbonate
3. Derajat Pembundaran rounded, sub-rounded, spherical,
ellipsoidal hingga tidak beraturan bergantung dengan jenis dari
peloid tersebut
4. Dilihat dari kenampakan deskriptif merupakan butiran dari
kelompok poligenetik
Menurut Folk & Robles, 1964
1. Bentuk umum dari pellet umumnya ovoid ellipsoidal
2. Berukuran 1,5 3 x dari diameternya
3. Komposisi umumnya mengandung kandungan organic yang
tinggi
PELOID
Jenis-Jenis Peloid
1. Faecal Pellet
2. Micritized Grain
3. Calcareous Algae
4. Mud Clast
FAECAL PELLET
Faecal Pellet merupakan :
1. pellet yang dihasilkan dari sistem
pencernaan organisme
2. mengandung material lempung,
lanau, pasir dihasilkan dari lender
organic
3. Umumnya diendapkan dengan
ukuran sama sehingga didapat
sortasi well sorted
4. Keterdapatan pada Burrow Structure
5. Contoh pellet yang dihasilkan
Calianasa major
MICRITIZED GRAIN
Micritized Grain merupakan :
1. Suatu allocherm yangmana butiran
terbentuk pada suatu tempat dimana
aktivitas organisme secara mekanik
berlangsung, contoh boring dari
endholithic alga
2. Berukuran butir halus
3. Bisa terjadi juga dengan proses
kalsifikasi sianobakteria yaitu oleh
alga
GRAIN AGGREGATES
Merupakan agregasi butiran yang terbentuk atas butiran karbonat yang saling
interlocking dan sudah melalui proses sementasi , mempunyai karakteristik
1. Ukuran 0.5 3mm
2. Bentuk butir tidak beraturan
3. Umumnya berukuran pasir atau sand-sized
4. Sudah terjadi mikritisasi secara keseluruhan
5. Contoh Grapestones
GRAPESTONE & LUMPS

Grapestone : merupakan :
1. agregasi dari spherical grains umumnya (micritized ooids)
dengan membentuk seperti anggur
Lumps merupakan :
1. Agregasi micritized ooid dengan batas yang lebih halus
2. Dengan hollow interior
Botryoidal Lumps :
1. Grapestones dengan lapisan penutup (coating) dari oolitic
yang lebih tebal
Stage I:
1. Butiran Sedimen terikat oleh foraminifer, microbial
flament dan mucilage
2. Terdapat Chasmolithi microorganism ketika
endolithic membentuk bore pada substrat karbonat
Stage 2:
1. Terdapat kalsifikasi merupakan tipe dengan Mg pada
kalsit tinggi
2. Terbentuk agregasi membentuk grapestone
3. Dengan Micritisasi yang progresif.
Stage 3:
1. Penambahan sementasi pada komtak butiran oleh
presipitasi mikro
2. Mengisi pada relief yang lebih halus
Stage 4:
1. filling of any central cavity to form a dense, heavily
micritized and matrix-rich aggregate.
2. Some replacement of the HMC components by
aragonite may also occur. Based on aGebelein
(1974a), Winland & Matthews (1974) and Fabricius
(/977).
CLAST

Intraclast : Fragmen dari batuan yang secara


sebagian terlitifikasi
Lithoclast (Extraclast) : fragmen dari batuan yang
tidak merepresentasikan lingkungan pengendapan
MIKRIT
Makrit batugamping paling banyak terdiri dari kristal kalsit berbutir halus, ukuran
kristal biasanya kurang dari 4 m (Fliigel, 1982)
Salah satu masalah dalam mengklasifikasikan matriks mikrit adalah micrite tidak
homogen tapi adalah sortasi buruk mencangkup ukuran kristal kasar dan halus. (Fliigel
et al., 1968; Steinen, 1978)
Istilah microspar untuk menggambarkan ukuran kristal antara 5-15 m (Folk ,1959) .
Banyak matriks batu gamping awalnya terdiri dari aragonit dan kalsit Mg tinggi namun
digantikan oleh kalsit Mg rendah selama diagenesis. Dipercayai bahwa kandungan Mg
asli lumpur mampu mengontrol ukuran kristal kalsit Mg rendah yang dihasilkan. Mg2 +
membentuk 'kandang' di sekitar kristal kalsit yang mencegahnya tumbuh melampaui
2-3 nm. (Longman, 1977)
Asal mula micrites tetap menjadi masalah utama dalam
sedimentologi karbonat. Seperti komponen batu kapur lainnya,
micrite bersifat polygenetic. Biasanya tidak mungkin untuk
memastikan asalnya. Beberapa micrite adalah endapan kimia yang
terkait dengan suhu tinggi dan salinitas atau perubahan tekanan
parsial CO2, terjadi di banyak danau. Bukti untuk proses seperti itu
di dunia sekarang masih kurang (Ellis & Milliman, 1986).
Pembentukan biogenik langsung dari micrite juga terjadi dengan
akumulasi fragmen kerangka tanaman berkapur seperti
coccolithophorids, dan bioklas sejenis terjadi di danau. Bioerosion
oleh organisme menjadi substrat karbonat juga menghasilkan
lumpur karbonat. (Matthews, 1966; Turmel & Swanson, 1976; Bosence
et at., 1985).
SPARITE

Semen merupakan komponen batuan karbonat yang mengisi pori-pori dan merupakan
hasil diagenesis atau hasil presipitasi dalam pori batuan dari batuan yang telah ada. Semen
sering disamakan dengan sparit hasil neomorphisme, padahal sparit hasil neomorphisme
adalah perubahan (rekristalisasi) dari komponen karbonat yang telah ada.
Beberapa jenis semen yang dikenal dalam batuan karbonat moderen adalah fibrous,
botroidal, isophaceous, mesh of needles dll. Jenis semen tersebut tergantung pada
lingkungan pembentuk semen yang dikenal sebagai lingkungan diagenesis. Penjelasan
lebih lengkap tentang semen dibahas pada bab diagenesis batuan karbonat.
Kenampakan lapangan dari semen adalah bening seprti kaca, sedangkan dibawah
mikroskop memperlihatkan warna tranparan. Semen dapat terbentuk pada ruang antar
komponen dan dapat juga terbentuk pada ruang dalam komponen atau ruang hasil
pelarutan
A. PENDAHULUAN

PEMBAGIAN KLASIFIKASI

KLASIFIKASI MENURUT AHLI

Batuan Karbonat Klastik Batuan Karbonat Non Klastik Campuran

Grabau (1904) Folk (1959, 1962) Embry dan Clovan (1971) Mount (1984)

Dunham (1962) Campuran antara


silisiklastik dengan
Pembagian
Pembagian Berdasarkan Ukuran Butir karbonat yang melibatkan
Pembagian Berdasarkan Tekstur Berdasarkan Genetik
proses sedimentologi dan
Batuan
biologi yang variatif

KOMPOSISI SEDIMEN DAN BATUAN SEDIMEN


BATUAN KARBONAT
A. PENDAHULUAN

PEMBAGIAN KLASIFIKASI

A. GRABAU

Klasifikasi Grabau didasarkan pada karakteristik


sederhana dari suatu batugamping atau batuan
karbonat, yaitu ukuran butir penyusunnya

KOMPOSISI SEDIMEN DAN BATUAN SEDIMEN


Pg. 5
BATUAN KARBONAT
A. PENDAHULUAN

PEMBAGIAN KLASIFIKASI

B. FOLK

Klasifikasi ini mendasarkan pada konsep


maturitas tekstur dari batuan karbonat, yang
melibatkan jenis komposisi batuan tersebut

Perkembangan klasifikasi ini dikarenakan analisa


petrografi pada batugamping untuk menentukan
lingkungan pengendapan membutuhkan dasar
klasifikasi lain yang lebih spesifik.

KOMPOSISI SEDIMEN DAN BATUAN SEDIMEN


Pg. 5
BATUAN KARBONAT
A. PENDAHULUAN

PEMBAGIAN KLASIFIKASI

B. FOLK

KOMPOSISI SEDIMEN DAN BATUAN SEDIMEN


BATUAN KARBONAT
A. PENDAHULUAN

PEMBAGIAN KLASIFIKASI

C. DUNHAM

Klasifikasi Dunham memiliki kelebihan dan kekurangan.


Kelebihannya dalam menentukan jenis butirannya tidak perlu
mementukan secara detail karena tidak menentukan dasar nama
batuan. Sedangkan kesulitannya tampak pada petrografi. Di dalam
sayatan petrografi, fabrik yang menjadi dasar klasifikasinya kadang
tidak tampak jelas karena hanya menampakkan pada dua dimensi.

KOMPOSISI SEDIMEN DAN BATUAN SEDIMEN


BATUAN KARBONAT
A. PENDAHULUAN

PEMBAGIAN KLASIFIKASI

D. EMBRY
AND CLOVAN

Batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (lebih


dari 50%) terdiri dari mineral karbonat, meliputi
batugamping dan dolomit.

KOMPOSISI SEDIMEN DAN BATUAN SEDIMEN


BATUAN KARBONAT
A. PENDAHULUAN

PEMBAGIAN KLASIFIKASI

E. MOUNT

A.Punctuated Mixing. Pencampuran di dalam lagoon antara


sedimen dan silisiklastik di dalam lagoon yang berasal dari darat
dengan sedimen karbonat laut.

B. Facies Mixing. Percampuran yang terjadi pada batas-batas facies


antara darat dan laut.

C. Insitu Mixing. Percampuran terjadi di daerah sub tidal yaitu


suatu tempat yang banyak mengandung lumpur terigen.

D. Source Mixing. Proses percampuran ini terjadi karena adanya


pengangkatan batuan ke permukaan sehingga batuan tersebut dapat
tererosi. Hasil erosi batuan karbonat tersebut kemudian bercampur
dengan material silisiklastik.
PERTANYAAN

1. d
2. f

Anda mungkin juga menyukai