Anda di halaman 1dari 18

PPH PASAL 24

NAMA ANGGOTA :
- THIFAL FIRYAL RAYES
115030201111005
- MARTHA DWI MULYANINGRUM
115030207111011
- NANDYA AYU PUTRI
115030207111012
- PETRUS
KELOMPOK 4

DEFINISI
Adalah Pajak dipungut diluar negeri atas penghasilan wajib
pajak di luar negeri.

Pajak yang dibayar diluar negeri atas penghasilan


luar negeri yang diperoleh wajib pajak dalam negeri
(WPDN) boleh dikreditkan dengan pajak yang
terutang dalam tahun pajak yang sama, sebesar
pajak yang dibayarkan diluar negeri tersebut tetapi
tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang
terutang berdasarkan UU NO. 10 Tahun 1994.
Untuk itu harus dicari batas maksimum kredit pajak
luar negeri (KPLN)

BATAS MAKSIMUM KPLN


Diambil yang terendah dari 3 unsur
berikut :
1. Jumlah pajak yang dibayar / terutang luar
negeri
2. (Penghasilan luar negeri : Penghasilan
Kena Pajak ) x PPh terutang yang biasa
digunakan
3. Jumlah PPh terutang untuk seluruh
penghasilan kena pajak dalam hal
penghasilan kena pajaknya lebih kecil
dari penghasilan luar negeri

OBJEK PENGGABUNGAN
PENGHASILAN

Penghasilan dari
usaha
Penghasilan
penghasilan lainnya
Penghasilan berupa dividen
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 18 ayat (2) UU PPh,
ditetapkan sesuai KMK
Penggabungan dilakukan dalam tahun pajak
diperolehnya penghasilan tersebut

ILUSTRASI PENGGABUNGAN
PENGHASILAN
PT. BINTANG menerima dan memperoleh beberapa penghasilan
netto dari sumber LN dalam tahun pajak 2011, sebagai berikut:

Penghasilan dari hasil usaha di Bosnia dalam tahun pajak


2011 sebesar Rp 500.000.000,00.

Dividen atas pemilikan saham pada Rome Co. di Italia


sebesar Rp 75.000.000,00 yang berasal dari keuntungan
tahun 2009 yang ditetapkan dalam rapat pemegang
saham tahun 2010 dan baru dibayarkan tahun 2011.

Dividen atas penyertaan saham sebesar 50% pada Zurich


Corp. di Swiss yang sebesar Rp 175.000.000,00 yang
berasal dari keuntungan tahun 2009, namun berdasarkan
KMK baru diperoleh tahun 2011.

Bunga kuartal I tahun 2011 sebesar Rp 35.000.000,00


dari Vienna GmBH. di Austria yang baru akan diterima
bulan Januari 2012.

Jawaban :
Penghasilan dari sumber LN yang
digabungkan di tahun fiskal 2011
meliputi:
Penghasilan dari hasil usaha di
Bosnia.
Dividen atas pemilikan saham di
Italia.
Dividen atas penyertaan saham di
Swiss.

RUMUS DALAM PPH 24


1. Cara mencari Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PKP= PNDN +PNLN
CAT: Jika DN mengalami rugi maka kerugian tersebut harus dikurangkan
dalam perhitungan PKP
Jika LN mengalami rugi maka tidak perlu diperhitungkan sebagai
pengurang (diabaikan)
2. Cara mencari PPh terutang dari jumlah PKP
Tarif PPh pasal 17 ayat 1 (b) x PKP
3. Cara Mencari Pajak Yang telah dibayar di LN
Negara x: Persentase x laba negara X
Negara y: Persentasex laba negara Y
4. Cara Mencari Kredit Pajak LN'
KPLN =Penghasilan luar negeri x PPh terutang
Penghasilan Kena Pajak
5. Bandingkan antara Pajak yang telah dibayar di LN dengan KPLN, lalu ambil
yang terendah

CONTOH KASUS
PT. MELATI adalah sebuah perusahaan yang memproduksi pakaian
jadi dan memiliki 3 cabang di luar negeri yaitu:
a. di Australia memperoleh laba sebesar Rp. 100.000.000 dengan
tarif pajak 25 %
b. di Belanda menderita kerugian sebesar Rp. 150.000.000
dengan tarif pajak 30%
c. di Brunei memperoleh laba sebesar Rp. 200.000.000 dengan
tarif pajak 40%
d. penghasilan dari dalam negeri diperoleh laba sebesar
Rp.150.000.000
Hitunglah berapa besarnya pajak penghasilan yang terutang,
batas maksimum KPLN dan hitung PPh 24 yang dapat dikreditkan
di dalam negeri!

Penyelesaian :
a. CARI PKP
Penghasilan Netto dalam negeri Rp.
150.000.000
Penghasilan Netto Luar Negeri
- Australia Rp. 100.000.000
-Brunei Rp. 200.000.000
Jumlah Penghasilan Netto LN Rp.
300.000.000(+)
Penghasilan kena Pajak (PKP) Rp.
450.000.000
b. Mencari PPh terutang dari jumlah PKP sebesar Rp. 450.000.000
25% x Rp. 450.000.000 = Rp. 112.500.000
c. Mencari pajak yang telah dibayar atas penghasilan di LN

d. Mencari KPLN
-KPLN Australia :Rp.100.000.000X Rp. 112.500.000= Rp.
25.000.000
Rp. 450.000.000
-KPLN Brunei :Rp. 200.000.000X Rp. 112.500.000= Rp.
50.000.000
Rp. 450.000.000
e. Membandingkan diambil yang Paling rendah dari Poin C dan D
- Australia : Rp. 25.000.000
- Brunei : Rp. 50.000.000
f. Jumlah PPh 24 yang dapat dikreditkan di dalam negeri
Rp. 25.000.000 + Rp. 50.000.000 = Rp. 75.000.000

TUJUAN KREDIT LN
Keadilan/persamaan (equality)
WP DN terutang pajak atas seluruh
penghasilan, termasuk penghasilan yang
diterima atau diperoleh di LN. Pajak yang
dibayar di LN dapat diperhitungkan dengan
pajak di Indonesia.
Netralitas
Kredit Pajak LN menganulir pajak berganda
internasional, sehinga kebijakan pengambilan
keputusan inventasi dan bisnis menjadi netral

PERSYARATAN PEMBERIAN KREDIT LN


1.

2.

3.
4.

Ketentuan kredit pajak luar negeri hanya berlaku untuk Wajib Pajak
Dalam Negeri, yaitu:
Orang Pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, berada di
Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
Badan yang didirikan di Indonesia, atau bertempat kedudukan di
Indonesia.
Pajak yang dapat dikreditkan adalah pajak yang dibayar atau
terutang di LN atas penghasilan dari LN yang diterima oleh WPDN,
termasuk pajak yang dibayar atas penghasilan pasif seperti
dividen, bunga dan royalti.
Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan dalam tahun yang sama.
Persyaratan administratif seperti

lampiran laporan keuangan dari penghasilan yang berasal dari LN,


fotokopi SPT yang disampaikan di LN,
dokumen pembayaran pajak di LN.
Disampaikan bersamaan pada saat penyampaian SPT Tahunan PPh

Karakteristik Kredit
Pajak LN
1.

2.

3.
4.
5.

Indonesia hanya menyediakan kredit


langsung (direct foreign tax credit)
Indonesia menganut Kredit Biasa atau
Terbatas (ordinary foreign tax credit)
Batasan Proporsional
Batasan Per Negara
Kelebihan Pajak LN tidak dapat
diperhitungkan atau dikurangkan
sebagai biaya. (Pasal 3 KMK 164)

PENGURANGAN atau
PENGEMBALIAN PAJAK

Apabila atas penghasilan dari LN yang dikreditkan


ternyata kemudian dikurangkan atau dikembalikan,
maka pajak yang terutang harus ditambah dengan
jumlah pajak pada tahun pengurangan atau
pengembalian itu dilakukan.
Pengurangan atau pengembalian pajak itu mungkin
saja disebabkan karena adanya penurunan tarif
atau pembetulan objek pajak yang terutang.
Oleh karena itu, apabila terjadi pengurangan atau
pengembalian pajak, maka SPT di Indonesia juga
harus dibetulkan.

TERIMA KASIH

SOAL :
PT. ZWR yang berlokasi di Jakarta, selama tahun
2009 memperoleh penghasilan baik dari usahanya dari
dalam negeri atauapun beberapa cabangnya yang
berada di luar negeri. Penghasilan Netto dari dalam
negeri Rp 275.000.000 sedangkan usahanya di luar
negeri, seperti Jepang memperoleh penghasilan Rp
550.000.000 dan di Korea memperoleh penghasilan Rp
500.000.000 sedangkan di China mengalami rugi Rp
150.000.000. Pajak yang telah dibayar diluar negeri
sebesar 25% untuk Jepang, 30% untuk Korea dan 20%
untuk China. Beberapa PPh Pasal 24 yang
diperkenakan
untuk
dikreditkan
dengan
pajak
penghasilan yang harus dibayar di dalam negeri?

1.

Penyelesaian :
1.Mencari Penghasilan Kena Pajak (PKP) :
Penghasilan Netto Dalam Negeri
Rp 275.000.000
Penghasilan Netto Luar Negeri: Jepang
Rp 550.000.000
Korea
Rp 500.000.000
Jumlah Penghasilan Netto Luar Negeri
Rp 1.050.000.000 +
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Rp 1.325.000.000
2. Mencari pajak penghasilan terutang dari jumlah PKP sebesar Rp
1.325.000.000 :
25% x Rp 1.325.000.000 = Rp 331.250.000
3. Mencari pajak yang telah dibayar atas penghasilan di luar
negeri :
Jepang : 25% x Rp 550.000.000 = Rp 137.500.000
Korea : 30% x Rp 500.000.000 = Rp 150.000.000

4. Mencari Kredit Pajak Luar Negeri (KPLN) :


KPLN Jepang : Rp 550.000.000/Rp 1.325.000.000 x Rp. 331.250.000
= Rp 137.500.000
KPLN Korea : Rp 500.000.000/Rp 1.325.000.000 x Rp 331.250.000
Rp 125.000.000

5. Membandingkan diambil yang Paling rendah dari Poin 3 dan


4:
Jepang : Rp 137.500.000
Korea : Rp 125.000.000
6. Jumlah PPh 24 yang dapat dikreditkan di dalam negeri :
Rp 137.500.000 + Rp 125.000.000 = Rp 262.500.000

Anda mungkin juga menyukai