EPISTAKSIS
Oleh:
Ahmad Hati Nurwanto S.Ked
201310401011015 / 09020005
Pembimbing:
dr. Purnaning W.P, Sp. THT-KL
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Epistaksis
Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Epistaksis
Epistaksis berasal dari bahasa Yunani Epistazo
yang berarti hidung berdarah (Nwaourgu,
2004).
Epistaksis bukan suatu penyakit, melainkan
suatu gejala atau manifestasi penyakit lain
(Mangunkusumo, E; Wardani, R.S. 2007)
Etiologi Epistaksis
Lokasi Perdarahan
Gambaran Klinis
Serangan epistaksis
Anak-anka dan dewasa muda : trauma
Orang tua : Hipertensi atau arterosklerosis
Jumlah Perdarahan
Ringang sedang sampai berat kematian
Perdarahan anterior 80%
Perdarahan
Posteriororofaringtertelanhematemesis,
hemoptoe dan melena
Penatalaksanaan
Perdarahan anterior
Tindakan konservatif (non-surgical) : nasal packing dan
kauterisasi local (Gilyoma, J.M; Chalya, P.L, 2011).
Kauterisasis kimia: larutan Nitrat Argenti (AgNo3) 2530%. (Ali, Q; Burton, M.J, 2012).
Tampon anterior
Perdarahan Posterior
pemasangan Tampon Bellocq
Komplikasi
Perdarahan hebat: aspirasi darah kedalam
salauran napas, syok, anemia dan gagal ginjal.
Turunnya tekanan darah secara mendadak dapat
menimbulkan hipotensi, hipoksia, iskemia
serebri, insufisiensi miokard sampai infark
miokard sehingga menyebabkan kematian.
Tx Tranfusi secepatnya
Pencegahan
Pemeriksaan labolatorium darah lengkap,
Pemeriksaan fungsi hepar dan ginjal, gula darah,
hemostasis.
Pemeriksaan foto polos atau CT scan sinus bila
dicurigai sinusitis.
Konsul ke penyakit dalam atau kesehatan anak
jika dicurigai kelainan sistemik
(Mangunkusumo, E; Wardani, R.S. 2007).