Anda di halaman 1dari 26

PENGAYAAN

GANGGUAN KOGNITIF PADA


EPILEPSI LOBUS TEMPORAL

Pembimbing
Oleh

: dr. Catur Arisetianto, Sp.S

: Yosephine Adisti W
Hamdhani W.S

Pendahuluan

Suatu gangguan fungsi otak yang dicirikan oleh


kecenderungan predisposisi untuk menimbulkan
bangkitan epileptik beserta konsekuensinya yang
bersifat neurobilogik, kognitif, psikologik dan
sosial. Salah satu konsekuensi penting pada
epilepsi adalah penurunan fungsi kognitif (Andre
L, 2016)
Prevalensi gangguan kognitif pada epilepsi
berkisar antara 20-50% dan sekitar 50% kasus
kejang merupakan kejang parsial dengan bentuk
yang paling banyak dijumpai yaitu epilepsi lobus
temporal (Andre L, 2016)

Epilepsi lobus temporal hampir mempengaruhi


hampir semua aspek kognitif antara lain atensi,
bahasa, praksis, fungsi eksekutif, judgement,
insight, dan problem solving (Andre L, 2016)
Gejala yang terjadi pada epilepsi lobus temporal
dapat sangat bervariasi tetapi terdapat gejala yang
khas seperti halusinasi, distorsi penglihatan, dejavu,
depersonalisasi, derealisasi. Juga dapat disertai
dengan perasaan cemas dan takut (Holmes, 2013)
Diperkirakan 10 sampal 30 persen dari semua
pasien dengan apilepsi partial kompleks mempunyai
gejala psikotik (Holmes, 2013)

Rumusan Masalah dan Tujuan


1. Gangguan kognitif apa saja yang
terdapat pada pasien dengan epilepsi
lobus temporal?
2. Gangguan psikotik apa saja yang
dialami oleh pasien dengan epilepsi
lobus temporal?
3. Apa perbedaan gangguan kognitif
dan gangguan psikotik pada epilepsi
lobus temporal dengan yang
gangguan kognitif dan psikotik yang
lain?
4. Penanganan apa saja yang dapat
dilakukan pada pasien dengan
epilepsi lobus temporal?

1.

Untuk mengetahui gangguan kognitif apa saja yang


terdapat pada pasien dengan epilepsi lobus temporal

2.

Untuk mengetahui gangguan psikotik yang terdapat


pada pasien dengan epilepsi lobus temporal

3.

Untuk mengetahui dan mengidentifikasi perbedaan


gangguan kognitif dan psikotik epilepsi lobus temporal
dengan yang lain

4.

Untuk mengetahui penangan yang tepat dan sesuai


bagi penderita epilepsi lobus temporal

Pembahasan

DEFINISI
Epilepsi adalah suatu penyakit otak yang ditandai dengan kondisi/gejala berikut :
Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan
jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam.
Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan kemungkinan
terjadinya bangkitan berulang dalam 10 tahun kedepan sama dengan (minimal
60%) bila terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi/bangkitan refleks. Sudah
ditegakkan diagnosis sindrom epilepsi.
(PERDOSSI, 2014)

Epilepsi lobus temporalis menurut


International League Againts Epilepsy
(ILAE) and the International Bureau for
epilepsy (IBE) pada tahun 1085
adalah kejang berulang tanpa
provokasi yang berasal dari medial
atau lateral temporalis, biasanya
berupa kejang parsial sederhana
tanpa gangguan kesadaran, dengan
atau tanpa aura, dan dapat berupa
kejang parsial kompleks dengan
gangguan kesadaran

KLASIFIKASI ILAE 1989


Klasifikasi ILAE 1989 untuk epilepsi dan sindrom epilepsi
Fokal/partial (localized related)
Idiopatik (berhubungan dengan usia awitan)
Epilepsi Benigna dengan gelombang paku di daerah sentrotemporal (childhood
epilepsy with centrotemporal spikes)
Epilepsi Benigna dengan gelombang paroksimal pada daerah oksipital
Epilepsi primer saat membaca (primary reading epilepsy)
Simtomatis
Epilepsi parsial kontinua yang kronis progresif pada anak-anak (Kojenikows Syndrome)
Sindrom dengan bangkitan yang dipresipitasi oleh suatu rangsangan (kurang tidur,
alkohol, obat-obatan, hiperventilasi, refleks epilepsi,stimulasi fungsi kortikal tinggi,
membaca)
Epilepsi lobus temporal
Epilepsi lobus frontal
Eplipesi lobus parietal
Epilepsi lobus oksipital

GANGGUAN KOGNITIF PADA EPILEPSI


Sebagian besar penderita epilepsy terutama penderita sindroma eoilepsi tertentu akan mengalami
gangguan kognitif. Prevalensi gangguan kognitif epilepsy berkisar antara 20-50%
Faktor yang mempengaruhi munculnya gangguan kognitif pada epilepsi :
1.

Etiologi

2.

Tipe bangkitan

3.

Sindrom epilepsi ; lobus temporal


Epilepsi lobus temporal hampir mempengaruhi semua
aspek kognitif antara lain, atensi, bahasa, fungsi eksekutif, judgement dan problem solving.
Namun, aspek kognitif yang paling dominan adalah gangguan memori.

4.

Frekuensi bangkitan

5.

Durasi bangkitan

6.

Umur saat onset

7.

Faktor psikis

ETIOLOGI
Hippocampal sclerosis
Hippocampal sclerosis menghasilkan sindrom klinis yang disebut epilepsi
lobus temporal mesial (MSLE)

1. Infeksi
misalnya, herpes ensefalitis, meningitis bakteri,
neurocysticercosis
2. Trauma
3. Keganasan, misalnya, meningioma, glioma, gangliomas
4. Vascular malformasi (arteriovenous malformation, carvernous
angioma)
5. Cryptogenic (sebab dianggap tetapi belum teridentifikasi)
6. Idiopatik (genetik)
(Ko, 2014)

TANDA & GEJALA


Gangguan memori
Pasien dengan epilepsi lobus temporal refrakter biasanya memiliki defisit pada
fungsi memori
Aura
1. Gejala autonom sensasi epigastrium seperti naik, berkeringat, peningkatan nadi
2. Gejala somatosensori dan sensori khusus adanya halusinasi, bentuk, ukuran, dan
jarak benda, (micropsia) atau lebih besar (makropsia) dari biasanya)
3. Fenomena psikis rasa takut, dejavu, jamais vu, ilusi visual dan auditori, dan
halusinasi visual atau auditorik kompleks
4. Gejala motorik Otomatisasi pencernaan oral (Oral alimentary automatism) seperti
bibir mengecap, mengunyah, dan menelan. Aktivitas motorik dapat tetap berlangsung
atau bereaksi terhadap lingkungan disekitar, repetitive, stereotip, manual automatism
(Ko, 2014)

GAMBARAN KEJANG PARSIAL SIMPLE & KOMPLEK


LOBUS TEMPORAL

GANGGUAN PSIKOTIK PADA ELT


Vuilleumier dan Jallon menemukan bahwa 2-9% dari pasien dengan epilepsi
memiliki gangguan psikotik dan separuh dari pasien epilepsi dengan psikosis
dapat didiagnosis menderita schizophrenia pula (Algreesah, 2016)
Etiologi dan patogenesis psikosis pada epilepsi diketahui berdasarkan perubahan
neuroanatomi (asimetri amigdala dan anterior segmen hippocampus,
mengecilnya volume gray matter di girus temporal kiri dan tengah dan posterior
kiri gyrus temporal superior, dll) (Algreesah, 2016)

Klasifikasi gangguan psikotik pada epilepsi dibagi menjadi 3 yaitu: (1) ictal, (2)
post ictal (3) Interictal (skizofrenia, depresi, anxietas, dan kelainan afektif bipolar)
(Algreesah, 2016)

GEJALA MIRIP SKIZOFRENIA


Biasanya gejala psikotik tampak pada pasien yang telah menderita epilepsi dalam
jangka waktu yang lama dan onset gejala psikotik didahului oleh perkembangan
perubahan kepribadian yang berhubungan dengan aktivitas otak epileptik
Gejala khas psikosis adalah halusinasi dan waham paranoid
Perbedaan epilepsi lobus temporal dan skizofrenia murni:
Kurangnya gejala negatif skizofrenia
Kurangnya kepribadian premorbid yang lebih baik

DEPRESI
Depresi adalah gangguan mental atau gangguan kronis yang ditandai dengan
perassan sedih, kesepian, putus asa, rendah diri dan menyalahkan diri sendiri
Gejala gangguan perasaan seperti depresi dan manik terlihat lebih jarang pada
epilepsi dibandingkan gejala mirip skizofrenia
Gejala gangguan mood yang terjadi cenderung episodic dan terjadi paling sering
jika fokus epileptic mengenai lobus temporalis
Lopez Rodriguez et al menemukan bahwa episode depresi utama secara statistic
lebih sering terjadi pada pasien dengan kejang temporal lobus kiri dibansingkan
kejang temporal lobus kanan

Ansietas
Pada pasien dengan epilepsi temporal, Trimble et al melaporkan
bahwa 19% dari pasien didiagnosis dengan kecemasan dan 11%
didiagnosis dengan dengan depresi
Gejala kecemasan yang sering terjadi bermanifestasi sebagai
rasa takut atau panik, kadang-kadang dengan karakteristik lain
dari lobus temporal seperti depersonalisasi , dejavu serta
fenomena psikologis dan autonomy lainnya

Diagnosa Banding
Panic disorder
Epilepsi lobus oksipital
Kejang psikogenik
Epilepsi absans
Epilepsi lobus frontal

PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI
CT Scan
Positron Emission Tomography
Single Photon Emission Tomography
Magnetic Resonance Spectroscopy
Electroencephaography

TERAPI

TERAPI DOSIS OAE

Terapi lain :
Lobektomi temporal
Elective amygdalohippocampectomy
Pendekatan terhadap pasien dan keluarga
terutama
mengenai gangguan kognitif dan perilaku yang dialami
pasien seperti depresi, rasa cemas, dan lain-lain (Intervensi
psikologi)

Penutup

Penutup
Epilepsi merupakan kelainan otak yang ditandai dengan kecenderungan untuk
menimbulkan bangkitan epileptik yang terus menerus, dengan konsekuensi
neurobilogis, kognitif, psikologis dan sosial. Sebagian besar penderita epilepsi
terutama penderita sindrom epilepsi tertentu akan mengalami gangguan kognitif.
terdapat gangguan seperti adanya aura seperti perasaan dj vu atau jamais vu, rasa
keakraban atau asing, halusinasi penciuman, halusinasi pendengaran dapat berupa
suara berdengung, mendengar adanya suara suara serta halusinasi penglihatan.
Pasien mungkin juga mengalami depersonalisasi atau derealization dan adanya
gangguan psikotik yang terdapat pada epilepsi lobus temporal yakni skizophrenia,
depresi yang merupakan komorbiditas psikiatrik yang paling sering terlihat pada
pasien dengan epilepsi serta terdapat juga gangguan anxietas dan bipolar disorder
Terdapat beberapa terapi dan manajemen yang dapat dilakukan yakni pemberian
obat antiepileptic, lobektomi temporal serta pendekatan terhadap pasien dan
keluarga terutama mengenai masalah psikis yang dihadapi pasien

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai