Pembimbing
Oleh
: Yosephine Adisti W
Hamdhani W.S
Pendahuluan
1.
2.
3.
4.
Pembahasan
DEFINISI
Epilepsi adalah suatu penyakit otak yang ditandai dengan kondisi/gejala berikut :
Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan
jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam.
Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan kemungkinan
terjadinya bangkitan berulang dalam 10 tahun kedepan sama dengan (minimal
60%) bila terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi/bangkitan refleks. Sudah
ditegakkan diagnosis sindrom epilepsi.
(PERDOSSI, 2014)
Etiologi
2.
Tipe bangkitan
3.
4.
Frekuensi bangkitan
5.
Durasi bangkitan
6.
7.
Faktor psikis
ETIOLOGI
Hippocampal sclerosis
Hippocampal sclerosis menghasilkan sindrom klinis yang disebut epilepsi
lobus temporal mesial (MSLE)
1. Infeksi
misalnya, herpes ensefalitis, meningitis bakteri,
neurocysticercosis
2. Trauma
3. Keganasan, misalnya, meningioma, glioma, gangliomas
4. Vascular malformasi (arteriovenous malformation, carvernous
angioma)
5. Cryptogenic (sebab dianggap tetapi belum teridentifikasi)
6. Idiopatik (genetik)
(Ko, 2014)
Klasifikasi gangguan psikotik pada epilepsi dibagi menjadi 3 yaitu: (1) ictal, (2)
post ictal (3) Interictal (skizofrenia, depresi, anxietas, dan kelainan afektif bipolar)
(Algreesah, 2016)
DEPRESI
Depresi adalah gangguan mental atau gangguan kronis yang ditandai dengan
perassan sedih, kesepian, putus asa, rendah diri dan menyalahkan diri sendiri
Gejala gangguan perasaan seperti depresi dan manik terlihat lebih jarang pada
epilepsi dibandingkan gejala mirip skizofrenia
Gejala gangguan mood yang terjadi cenderung episodic dan terjadi paling sering
jika fokus epileptic mengenai lobus temporalis
Lopez Rodriguez et al menemukan bahwa episode depresi utama secara statistic
lebih sering terjadi pada pasien dengan kejang temporal lobus kiri dibansingkan
kejang temporal lobus kanan
Ansietas
Pada pasien dengan epilepsi temporal, Trimble et al melaporkan
bahwa 19% dari pasien didiagnosis dengan kecemasan dan 11%
didiagnosis dengan dengan depresi
Gejala kecemasan yang sering terjadi bermanifestasi sebagai
rasa takut atau panik, kadang-kadang dengan karakteristik lain
dari lobus temporal seperti depersonalisasi , dejavu serta
fenomena psikologis dan autonomy lainnya
Diagnosa Banding
Panic disorder
Epilepsi lobus oksipital
Kejang psikogenik
Epilepsi absans
Epilepsi lobus frontal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI
CT Scan
Positron Emission Tomography
Single Photon Emission Tomography
Magnetic Resonance Spectroscopy
Electroencephaography
TERAPI
Terapi lain :
Lobektomi temporal
Elective amygdalohippocampectomy
Pendekatan terhadap pasien dan keluarga
terutama
mengenai gangguan kognitif dan perilaku yang dialami
pasien seperti depresi, rasa cemas, dan lain-lain (Intervensi
psikologi)
Penutup
Penutup
Epilepsi merupakan kelainan otak yang ditandai dengan kecenderungan untuk
menimbulkan bangkitan epileptik yang terus menerus, dengan konsekuensi
neurobilogis, kognitif, psikologis dan sosial. Sebagian besar penderita epilepsi
terutama penderita sindrom epilepsi tertentu akan mengalami gangguan kognitif.
terdapat gangguan seperti adanya aura seperti perasaan dj vu atau jamais vu, rasa
keakraban atau asing, halusinasi penciuman, halusinasi pendengaran dapat berupa
suara berdengung, mendengar adanya suara suara serta halusinasi penglihatan.
Pasien mungkin juga mengalami depersonalisasi atau derealization dan adanya
gangguan psikotik yang terdapat pada epilepsi lobus temporal yakni skizophrenia,
depresi yang merupakan komorbiditas psikiatrik yang paling sering terlihat pada
pasien dengan epilepsi serta terdapat juga gangguan anxietas dan bipolar disorder
Terdapat beberapa terapi dan manajemen yang dapat dilakukan yakni pemberian
obat antiepileptic, lobektomi temporal serta pendekatan terhadap pasien dan
keluarga terutama mengenai masalah psikis yang dihadapi pasien
TERIMA KASIH