Anda di halaman 1dari 51

APPENDICITIS ACUTE

Oleh :
dr. Laila Azizah
Pembimbing :
dr. I Gusti Ngurah Pustaka, Sp.B, FINACS, FICS

LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
: Sdr. R
Nama
Jenis Kelamin : Laki-laki
: 26 Tahun
Umur
Pekerjaan : Karyawan
: Batu Piring
Alamat
Masuk RS : 27 Juli 2016
No. Rm : 04****

Keluhan utama

Nyeri perut kanan bawah.


Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke UGD RS Balangan dengan keluhan nyeri perut di daerah kanan bawah sejak

kemaren sore, nyeri menjalar ke atas dan ulu hati. Disertai demam sejak tadi pagi, mual-mual,
dan muntah sejak tadi malam. Nyeri mulanya dirasakan di daerah sekitar pusar, kemudian
berpindah ke perut kanan bawah. Pasien tidak mengeluh nafsu makan berkurang dan badan terasa
lemas. Pasien mengeluhkan gangguan BAB cair 5x dalam sehari. Buang air kecil pasien lancar,
tidak ada rasa nyeri saat buang air kecil, warna kuning normal dan tidak disertai darah.

Riwayat penyakit dahulu

Penderita belum pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya.


Riwayat penyakit gula disangkal.
Riwayat penyakit ginjal disangkal.
Riwayat darah tinggi disangkal.
Riwayat penyakit jantung disangkal.
Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan seperti ini sebelumnya.

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : tampak kesakitan


Kesadaran : compos mentis, GCS 456
Vital sign :
TD : 130/80 mmhg
Suhu : 36,8 C
HR: 78x/mnt
Rr 20x/mnt
0

Status generalis

Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher

: simetris, mesochepal
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
: discharge (-/-)
: bibir sianosis (-), lidah kotor (-), karies gigi (-)
: tidak ada kelainan bentuk
: kelenjar thyroid tidak membesar, kelenjar limfe tidak membesar, JVP tidak meningkat, kelenjar tiroid tidak

membesar.

Thorax : - Cor

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak


Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat

Perkusi : batas kiri atas ICS II LPS sinistra


Batas kanan atas ICS II LPS dekstra
Batas kiri bawah ICS V LMC sinistra
Batas kanan bawah ICS IV LPS dekstra
Auskultasi : S1 > S2 reguler, bising jantung (-)
-Pulmo
Inspeksi: simetris kanan kiri, retraksi (-)
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler kanan kiri, suara tambahan (-)

Abdomen : status lokalis


Ekstremitas : superior : edema (-/-)
inferior : edema (-/-)

Status lokalis abdomen

Inspeksi: distensi(-), massa(-), sikatrik(-).


Auskultasi: peristaltik usus normal.
Palpasi: supel(+), nyeri tekan dititik mc burney(+), nyeri lepas tekan(+), defans muskuler lokal di daerah
mc burney(+), hepar dan lien tidak teraba.

Perkusi: timpani (+)


Pemeriksaan khusus intraperitoneal:

Rebound tenderness (+)


Rovsing sign (+)
Blumberg sign (+)
Psoas sign (+)
Obturator test (+)

Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap:

kimia darah:

Al

: 11.800 mm3

- GDA

AE

: 5,59 juta/mm3

urinalisa :

Hb

: 15,9 g/dl warna

Hematokrit : 44,9 %

: 102

: kuning tua

kejernihan : agak keruh

Trombosit : 181.000 mm3

BJ

: 1,020

Bleeding time

: 1,57

PH

: 6,0

Chloting time

: 1, 31

protein

Golongan darah : O

glukosa

MCV

: 92,6 bilirubin

MCH

: 30,4 urobilinogen

MCHC

: 32,8 nitrit : negative

Netrofil

: 12,55

Netrofil seg.
Limfosit

Limfosit seg.
Monosit

: 88,3 eritrosit

Monosit seg.

: 3,8

: negative
: negative
: penuh

: 0-1

: 7,7 epitel sel

: 0,54 bakteri

: negative

:+

ketones

: 1,1 leukosit

: +1

: negative

: negative

Diagnosis klinis
Appendisitis akut
DD: -Urolithiasis
-Kolik ureter
Terapi

Pro. Appendictomy
Inf. RL 20 tpm
Inj. Cefotaxime 3x1 gr

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI APENDIKS
- Organ bentuk tabung dengan panjang 10 cm
- 65% kasus apendiks terletak di intraperitoneal, selebihnya
retroperitoneal.
- Persarafan:
- Parasimpatis (n. Vagus)
- Simpatis (n. Torakalis X)
- Vaskularisasi:
berasal dari a.apendikularis merupakan arteri tanpa kolateral
jika tersumbat akan mengalami gangren

FISIOLOGI APENDIKS
- Apendiks menghasilkan lendir 1-2 mL/ hari
dicurahkan ke dalam lumen sekum
- Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT
(gut associated lymphoid tissue) di sepanjang saluran
cerna termasuk apendiks adalah IgA.
- IgA sebagai pelindung infeksi
- Apendiktomi tidak mempengaruhi sistem imun tubuh
karena jumlah jaringan limfa yang kecil.
- Hambatan aliran lendir di muara apendiks berperan
dalam patogenesis apendisitis

Appendic
itis

Apendisitis merupakan peradangan


pada apendisitis vermiformis dan
merupakan penyebab abdomen akut
yang paling sering (Mansjoer., dkk.,
2000)

1. Infeksi Bakteri
2. Hyperplasia jaringan limfe
3. Fekalit
4. Tumor appendiks

Etiologi

5. Cacing askaris
6. Erosi mukosa apendiks e.c. E. Hystolica
7. Kebiasaan makanan rendah serat
8. Konstipasi

Klasifikasi
Appendiciti
s

Appendiciti
s Akut

Appendiciti
s Kronik

Patofisiologi

Manifestasi Klinis
GEJALA
Tanda awal : Nyeri mulai di epigastrium atau regio umbilikus
disertai mual dan anoreksia
Nyeri pindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda
rangsangan peritonium lokal di titik McBurney
Nyeri tekan
Nyeri lepas
Defans muscular
Nyeri rangsangan peritonium tidak langsung
Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (rovsing sign +)
Nyeri kanan bawah bila tekanan sebelah kiri dilepaskan
(blumberg sign +)
Nyeri kanan bawah bila peritonium bergerak seperti
napas dalam, berjalan, batuk dan mengedan

Mual dan Muntah


Gejala mual dan muntah sering menyertai pasien apendisitis.
Nafsu makan atau anoreksia merupakan tanda-tanda awal
terjadinya apendisitis.
Gejala Gastrointestinal
Pada awal terjadinya penyakit, sering ditemukan adanya diare
akibat respons dari nyeri viseral. Diare terjadi karena
perangsangan dinding rektum oleh peradangan pada apendiks
pelvis atau perangsangan ileum terminalis oleh peradangan
apendiks retrosekal. Konstipasi juga seringkali terjadi pada
pasien apendisitis, terutama dilaporkan ketika pasien sudah
mengalami nyeri somatik.

TANDA
Keadaan umum :
Takikardia
Demam ringan sedang sekitar 37,5 38,5C
Keadaan lokal :
- Nyeri tekan Mc. Burney

- Rovsing sign

- Nyeri lepas

- Psoas sign

- Defens muskuler

- Obturator sign

Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Abdomen :
Inspeksi dinding perut kaku, kembung apabila
perforasi
Palpasi titk McBurney, uji rovsing, uji blumberg
Auskultasi normal, menurun/menghilang
Perkusi nyeri ketok kanan bawah
Uji psoas, uji obturator
Rectal touche

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Radiologi :
USG Abdomen
Foto Polos Abdomen
CT Scan Abdomen

Alvarado Score

Diagnosis banding

Penatalaksanaan
Tatalaksana utama Apendektomi
Medikamentosa Pre Op
Analgetik
Antibiotik sprektrum luas
Resusitasi cairan

Komplikasi
1. Massa periappendikular
2. Appendisitis perforata

Apendisitis Perforasi
Adalah pecahnya appendiks yang sudah ganggren yang
menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut.
Fekal, usia dan
keterlambatan
diagnosa

Appendisiti
s perforasi

Tanda : nyeri makin hebat


seluruh tubuh dan
kembung, Nyeri tekan (+)
dan defans muscular (+),
peristaltik usus menurun
atau bahkan menghilang
ileus paralitik

Peritonitis

Apendisitis

PEMBAHASAN KASUS
Pasien nyeri
abdomen akut

Lokasi nyeri
ditentukan untuk
mengetahui
diagnosis banding

Nyeri alih
epigastrium (Nyeri
Visceral) berpindah
ke kanan bawah
(Nyeri Somatik)

Gejala khas
appendisitis

PEMERIKSAAN FISIK PADA PASIEN


MENDUKUNG DIAGNOSIS
APPENDISITIS:
1. NYERI TEKAN MC BURNEY (+)
2. NYERI ROVSING SIGN (+)
3. NYERI PSOAS (+)
4. NYERI OBTURATOR (+)
5. Nyeri rebound sign (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA PASIEN:


1. Laboratorium
ditemukan
adanya
leukositosis,
sehingga
memperkuat
diagnosis apendisitis.
2. Laboratorium urin rutin ditemukan adanya
kelainan, yang berarti diagnosis banding
berupa infeksi saluran kemih tidak dapat
disingkirkan.
3. Nilai alvarado score diatas adalah 8,
menunjukan bahwa diagnosis sangat
mengarah pada apendisitis.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai