Anda di halaman 1dari 20

Rehabilitasi Medik untuk

Kasus
Tiffanny Nur Shabrina
22010113130138
Danawan Rahmanto 22010113130141
BBDM 10
Skenario 1 BBDM Modul 6.3

Masalah
Pasien
mengalami
kelemahan
ekstremitas di sisi kiri.
Dapat dicurigai pasien mengalami
stroke perlu pemeriksaan lebih
lanjut.
Kelemahan ekstremitas Perlu
rehabilitasi
medik
untuk
mengembalikan
kemampuan
melakukan AKS

Fase Awal
Tujuan:
Mencegah komplikasi sekunder
Melindungi fungsi yang tersisa
Program:
Proper body positioning
Latihan lingkup gerak sendi
Stimulasi elektrikal
Penanganan masalah emosional

Fisioterapi:
- Stimulasi elektrikal otot dengan
kekuatan otot
- Terapi panas superficial (infrared)
untuk melenturkan otot & sendi
- Latihan gerak sendi (pasif/aktif
dibantu/aktif)
- Latihan meningkatkan kekuatan otot
- Latihan fasilitasi/reedukasi otot
- Latihan mobilisasi

Latihan ROM
Pinggul
- Fleksi: menggerakkan tungkai ke depan dan ke atas
- Ekstensi: menggerakkan kembali ke samping tungkai
yang lain
- Hiperekstensi: menggerakkan tungkai ke belakang
tubuh
- Abduksi: menggerakkan tungkai ke samping menjauhi
tubuh
- Adduksi: menggerakkan kembali tungkai ke posisi
medial dan melebihi jika mungkin
- Rotasi dalam: memutar kaki dan tungkai ke arah
tungkai lain
- Rotasi luar: memutar kaki dan tungkai menjauhi
tungkai lain

Latihan ROM
Kaki
- Inversi: memutar telapak kaki ke samping dalam
(medial)
- Eversi: memutar telapak kaki ke samping luar
(lateral)
Jari-Jari Kaki
- Fleksi: melengkungkan jari-jari kaki ke bawah
- Ekstensi: meluruskan jari-jari kaki
- Abduksi: merenggangkan jari-jari kaki satu
dengan yang lain
- Adduksi: merapatkan kembali bersama-sama.

Fase Lanjut
Tujuan:
Kemandirian
fungsional
dalam
mobilisasi
Aktivitas kehidupan sehari-hari
(AKS)
Waktu:
Saat penderita sudah stabil secara
medis

Terapi okupasi:
- AKS sebagian besar penderita
dapat
mencapai
kemandirian
dalam AKS
- Dengan
alat
bantu
yang
disesuaikan

Ortotik
Alat bantu / alat ganti dalam
membantu
transfer
&
ambulasi
penderita
- Alat yang sering digunakan:
Wheel Chair
Arm sling
Knee back
Hand sling
slab
Walker
Cock up
Ankle foot orthotic
splint

Rehab. Medik Delirium


Pola penatalaksanaan sudah sedikit berubah
dari upaya pengobatan ke pola pencegahan
Pencegahan Primer = Bersifat promotif dan
preventif untuk meniadakan kejadian delirium
Pencegahan sekunder = mengurangi durasi
dan keparahan delirium dan mengoptimalkan
fungsi sesudah kejadian.
Hal ini dapat dilakukan melalui penanganan
proaktif oleh psikiater atau tim geriatri

Ketika delirium sudah terjadi maka tidak


akan ada perbedaan penanganan delirium
baik ditinjau dari keparahan penyakitnya
atau kemungkinan berulangnya. Penemuan
ini sangat penting dampaknya pada
penatalaksanaan delirium bahwa
pencegahan yang awal mungkin merupakan
strategi yang paling efektif. Ketika delirium
itu sudah terjadi maka strategi penanganan
akan kurang efektif dan kurang efisien.

Hal yang Dapat Dilakukan


Mengecek kesesuaian dosis
haloperidol
Peranan psikososial
suatu penelitian bahkan mengatakan
bahwa delirium sebaiknya ditangani
di rumah dalam lingkungan keluarga
di mana terdapat dukungan sosial
yang adekuat

Lingkungan di sekitar pasien memegang


peranan yang sangat penting dalam
proses perbaikan kondisi delirium ataupun
saat delirium sudah teratasi
Hal ini disebabkan pada saat pasien
pulang dari perawatan terkadang terdapat
gejala sisa delirium sehingga keluarga dan
pengasuh memainkan peran penting
dalam perawatan pasien terutama di
rumah

Peranan Psikososial
Penyediaan bantuan suportif dan
orientasi
Penyediaan lingkungan yang tidak
ambigu
Pertahankan kemampuan pasien

Penyediaan bantuan suportif dan orientasi


Berkomunikasi secara jelas dan tegas; berikan
pengulangan secara verbal tentang hari, tanggal,
lokasi dan identitas kunci orang-orang yang
bermakna, misalnya anggota tim medis dan saudara.
Sediakan beberapa petanda seperti jam, kalender
dan jadwal harian di dekat pasien.
Bawalah barang-barang yang cukup akrab bagi
pasien dari rumah untuk ditaruh di sekitar pasien.
Sediakan televisi dan radio untuk relaksasi dan
membantu pasien untuk mempertahankan kontak
terhadap dunia luar.
Libatkan keluarga dan pengasuh dalam
meningkatkan perasaan aman dan orientasi pasien.

Penyediaan lingkungan yang tidak ambigu


Sederhanakanlah ruang dengan memindahkan objek-objek
yang tidak perlu untuk mempertahankan ruang yang
cukup luas di kamar tidur.
Pertimbangkan untuk mengambil ruang yang tunggal
untuk membantu istirahat dan menghindari pengalaman
sensori yang berlebihan.
Hindari penggunaan istilah-istilah medis di tengahtengah
keberadaan pasien karena hal itu dapat menimbulkan
paranoid.
Gunakan penerangan yang adekuat, gunakan lampu
antara 40-60 Watt untuk mengurangi salah persepsi.
Atur sumber suara (baik dari staf medis, paralatan,
ataupun pengunjung), setara tidak lebih dari 45 desibel di
waktu siang dan 20 desibel di waktu malam.
Jaga temperatur ruangan tetap di antara 21,1oC sampai
23,8oC.

Pertahankan Kemampuan
Pasien
Identifikasi dan perbaiki kesalahan sensorik, jamin
keberadaan kacamata, alat bantu dengar atau gigi
palsu untuk membantu pasien. Bila ada kesulitan
dalam bahasa, pertimbangkan jasa penerjemah.
Berikan dukungan untuk perawatan mandiri dan
partisipasi dalam pengobatan.
Pengobatan dilakukan untuk memperoleh tidur yang
tidak tertunda.
Pertahankan akitivitas fisik: bagi pasien yang dapat
bergerak lakukan jalan kaki tiga kali dalam sehari,
bagi yang tidak dapat berpindah tempat berikan
pergerakan selama 15 menit tiga kali sehari.

Daftar Pustaka

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai