Anda di halaman 1dari 23

GAGAL GINJAL

PENDAHULUAN
Gagal ginjal adalah keadaan dimana kedua ginjal tidak bisa menjalankan
fungsinya.
Gagal ginjal dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif
yang akhirnya akan mencapai gagal ginjal terminal.
2. Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan
metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu beberapa hari atau beberapa
minggu dengan atau tanpa oliguria sehingga mengakibatkan hilangnya
kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeotasis tubuh.

Epidemiologi
a. Host
1. Umur dan jenis kelamin
2. Pekerjaan
Orang-orang yang pekerjaannya berhubungan
dengan bahan-bahan kimia akan dapat
mempengaruhi kesehatan ginjal.

3. Perilaku minum
Air merupakan cairan yang sangat
penting di dalam tubuh. Lebih kurang
68% berat tubuh terdiri dari air. Minum
air putih dalam jumlah cukup setiap hari
adalah cara perawatan tubuh terbaik.

4. Riwayat penyakit sebelumnya.


Beberapa penyakit yang dapat
menyebabkan penyakit GGA, yaitu :
a. Penyebab penyakit GGA Prarenal, yaitu :
1. Hipovolemia
2. Vasodilatasi sistemik

3. Penurunan curah jantung/kegagalan pompa


jantung

b. Penyebab penyakit GGA renal, yaitu :


1. Kelainan glomerulus
a. Glomerulonefritis akut
b. Penyakit kompleks autoimun
c. Hipertensi maligna

2. Kelainan tubulus
a. Nekrosis Tubular Akut (NTA) akibat iskemia
Beberapa gangguan yang menyebabkan iskemia ginjal,
yaitu :
1. Hipovolemia : misalnya dehidrasi, perdarahan,
pengumpulan cairan pada luka bakar, atau asites.
2. Insufisiensi sirkulasi : misalnya syok, payah jantung
yang berat, aritmi jantung, dan tamponade.

b. Nekrosis Tubular Akut (NTA) akibat toksin


Gejala-gejala yang dapat terjadi pada NTA ini,
antara lain :
1. Makroskopis ginjal membesar, permukaan irisan
tampak gembung akibat sembab. Khas pada
daerah perbatasan kortiko medular tampak
daerah yang pucat.
2. Histopatologi dikenal 2 macam bentuk kelainan,
yaitu lesi nefrotoksik dan lesi iskemik.

3. Kelainan interstisial
a. Nefritis interstisial akut
Nefritis interstisial akut merupakan salah satu penyebab
GGA renal, yang merupakan kelainan pada interstisial.
b. Pielonefritis akut
Pielonefritis akut adalah suatu proses infeksi dan
peradangan yang biasanya mulai di dalam pelvis ginjal
tetapi meluas secara progresif ke dalam parenkim ginjal.

4. Kelainan vaskular
a. Trombosis arteri atau vena renalis
b. Vaskulitis.

c. Penyebab penyakit GGA postrenal, yaitu :


1. Obstruksi intra renal :
a. Instrinsik : asam urat, bekuan darah, kristal
jengkol.
b. Pelvis renalis : striktur, batu, neoplasma.

asam

2. Obstruksi ekstra renal :


a. Intra ureter : batu, bekuan darah.
b. Dinding ureter : neoplasma, infeksi (TBC).
c. Ekstra ureter : tumor cavum pelvis.
d. Vesika urinaria : neoplasma, hipertrofi prostat.
e. Uretra : striktur uretra, batu, blader diabetik,
paraparesis.

Gejala-Gejala GGA

Gejala klinis yang terjadi pada penderita GGA, yaitu :


a. Penderita tampak sangat menderita dan letargi
disertai mual, muntah, diare, pucat (anemia), dan
hipertensi.
b. Nokturia (buang air kecil di malam hari).
c. Pembengkakan tungkai, kaki atau pergelangan kaki.
Pembengkakan yang menyeluruh (karena terjadi
penimbunan cairan).
d. Berkurangnya rasa, terutama di tangan atau kaki.
e. Tremor tangan.

f. Kulit dari membran mukosa kering akibat dehidrasi.


g. Nafas mungkin berbau urin (foto uremik), dan kadang-kadang dapat
dijumpai adanya pneumonia uremik.
h.

Manisfestasi sistem saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan


kejang).

i.

Perubahan pengeluaran produksi urine (sedikit, dapat mengandung


darah, berat jenis sedikit rendah, yaitu 1.010 gr/ml)

j.

Peningkatan konsentrasi serum urea (tetap), kadar kreatinin, dan


laju endap darah (LED) tergantung katabolisme (pemecahan
protein), perfusi renal, serta asupan protein, serum kreatinin
meningkat pada kerusakan glomerulus

Pencegahan
a. Setiap orang harus memiliki gaya hidup sehat dengan menjaga
pola makan dan olahraga teratur.
b. Membiasakan meminum air dalam jumlah yang cukup
merupakan hal yang harus dilakukan setiap orang sehingga
faktor resiko untuk mengalami gangguan ginjal dapat dikurangi.
c. Rehidrasi cairan elektrolit yang adekuat pada penderitapenderita gastroenteritis akut.
d. Transfusi darah atau pemberian cairan yang adekuat selama
pembedahan, dan pada trauma-trauma kecelakaan atau luka
bakar.

e. Hindari pemakaian obat-obat atau zat-zat yang


bersifat nefrotoksik.
f. Monitoring fungsi ginjal yang teliti pada saat
pemakaian obat-obat yang diketahui nefrotoksik.
g. Cegah hipotensi dalam jangka panjang.
h. Penyebab hipoperfusi ginjal hendaknya dihindari
dan bila sudah terjadi harus segera diperbaiki.

Pengobatan
Terhadap infeksi sebagai penyakit dasar harus diberikan
pengobatan yang spesifik sesuai dengan penyebabnya, jika
obat-obatan, misalnya antibiotika diduga menjadi
penyebabnya, maka pemakaian obat-obatan ini harus segera
dihentikan. Terhadap GGA akibat nefrotoksin harus segera
diberikan antidotumnya, sedangkan
zat-zat yang dapat dialisis harus dilakukan dialisis secepatnya

a. Pengaturan Diet
Selama 48-72 jam pertama fase oligurik terjadi
peningkatan urea darah akibat pemecahan jaringan yang
hebat. Selama periode ini pemberian protein dari luar harus
dihindarkan. Umumnya untuk mengurangi katabolisme,
diet paling sedikit harus mengandung 100 gram
karbohidrat per hari. Seratus gram glukosa dapat menekan
katabolisme protein endogen sebanyak kira-kira 50%.

b. Pengaturan kebutuhan cairan dan keseimbangan elektrolit


1. Air (H2O)
Pada GGA kehilangan air disebabkan oleh diuresis,
komplikasi-komplikasi (diare, muntah). Produksi air
endogen berasal dari pembakaran karbohidrat, lemak, dan
protein yang banyak kira-kira 300-400 ml per hari.
Kebutuhan cairan perhari adalah 400-500 ml ditambah
pengeluaran selama 24 jam.

2. Natrium (Na)
Selama fase oligurik asupan natrium harus dibatasi
sampai 500 mg per 24 jam. Natrium yang banyak hilang
akibat diare, atau muntah-muntah harus segera diganti.

c. Dialisis
Tindakan pengelolaan penderita GGA disamping secara
konservatif, juga memerlukan dialisis, baik dialisis
peritoneal maupun hemodialisis. Tindakan ini
dilaksanakan atas indikasi-indikasi tertentu. Pemilihan
tindakan dialisis peritonial atau hemodialisis didasarkan
atas pertimbangan-pertimbangan indivual penderita.

d. Operasi
Pengelolaan GGA postrenal adalah tindakan
pembedahan untuk dapat menhilangkan
obstruksinya. Kadang-kadang untuk dapat
dilakukan operasi diperlukan persiapan
tindakan dialisis terlebih dahulu.

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

Apoteker bertanggung jawab untuk memberikan


informasi terkait dengan terapi
pasien sebagai salah satu bentuk pelayanan klinis. yaitu
pemberian KIE baik kepada dokter, perawat maupun pasien
yang bersangkutan. Berikut adalah bentuk KIE yang dapat
diberikan:

Informasikan kepada pasien tentang kemungkinan


komplikasi Ginjal,sehingga pasien akan mengontrol dietnya
dan dapat meningkatkan aktifitas fisiknya.
Informasikan kepada pasien untuk terus rajin mengontrol
tekanan darah dan Kreatinin.
Berikan informasi kepada pasien tentang pentingnya
kepatuhan dalam mengkonsumsi obatnya.

Jelaskan kepada pasien untuk bersikap


koperatif khususnya informasikan kepada
petugas jika pasien merasakan gejala-gejala
seperti ruam, infeksi yang tidak sembuh,
rasa panas dianggota tubuh, gangguan
pendengaran ataupun indra penciuman.

Anda mungkin juga menyukai