FARING
Melebarkan faring
Menarik laring keatas
Inervasi : n. ix
M. palatofaring
TONSIL
Tonsila Palatina
Ruang Faringeal
demam tinggi
Nyeri telan (odinofagi)
Nafsu makan turun
Otalgi ( referred pain )
ptialismus
Pem :
Faring / tonsil tpk udim,hiperemi
Detritus +
Kelenjar submandibula > t.u pada anak
anak
Tx :
A.B pada kasus yang berat, anak anak / bayi
Antipiretik
Komplikasi tonsi litis akut :
abses peritonsil
abses parafaring
Sepsis, GNA, endokarditis
OMA
bronkitis
4.Faringtis kronis
Gejala :
pdu. Ringan
Ngganjel / nyeri +, tenggorokkan / panas
Gatal
Foetor ex ore
Kering / berlendir
Penyebab :
F. iritasi
F. alergi
Infeksi akut berulang
Pem. :
Tx :
hilangkan faktor
penyebab
Hindari alergen
Antihistamin
bila perlu
Kaustik pada
granulae yang
> dengan
AgNO3 50 %
5. Abses peritonsil
Adalah radang pada jar. ikat kendor
peritonsil sehingga terbentuk pus
diantara kapsul tonsil dan fossa tonsilaris
Merupakan komplikasi tonsilitis akut
Gx :
Nyeri pada sisi yang sakit
Otalgi
Ptialismus
Suara berubah ( plummy voice )
Tersedak bila minum
Trismus
Tortikolis
Angulus mandibula bengkak
Rinolalia aperta
Pem :
Trismus
Tonsil terdorong
kesisi sehat, udim,
hiperemi
Uvula terdorong
kesisi sehat, udim,
hiperemi
Pembesaran kelenjar
leher, nyeri tekan
Tx :
Pungsi insisi
AB
Analgetik
antipretik, kumur,diit
lunak
Tonsilitis kronis
Keluhan :
Bervariasi menghebat
bila serangan akut
(eksaserbasi akut)
Nganjel
Foetor ex ore ok adanya
detritus
Pemeriksaan :
Tonsil hipertrofi
Detritus
Pembesaran kelenjar sub
mandibula
Tx :
tonsilektomi
Tonsilektomi
Indikasi
Tonsilitis akut residivans yang kumat > 4-5 x / tahun
Tonsilitis kronis eksaserbasi akut > 4-5 x / tahun
Post difteri tonsil / karier
Tonsil permagna
Post. Abses peritonsil
Tumor Tonsil
Tonsil sebagai sumber penyakit mis. GNA, SBE.
Tehnik :
Cara tumpul dengan sluder
Cara tajam (dissection)
Anestesi
Lokal : infiltrasi
Umum : endotrakeal
ADENOID
Adenoiditis akut
Adenoiditis kronis
Bisa terjadi o.k
Infeksi berulang
Post nasal drip o.k
Rinitis akut berulang
Sinusitis etmoidalis
Sinusitis maksilaris
Gejala sebagai akibat hipertrofi adenoid obstruksi nasi
Rinolalia oklusa
Nafsu makan turun
Mulut terbuka untuk bernafas adenoid face
Pilek kumat kumatan dan berlangsung lama, ingus
kental
Sering sakit kepala
Pemeriksaan
RA : tampak adenoid >
Penunjang : R skull lateral soft tissue
DD :
Sinusitis paranasalis
Rinitis alergi
Tx : adenoidektomi dengan adenotome
Abses peritonsil
Abses retrofaring
Abses parafaring
Pseudo Angina ludovisi = abses submandibula
Abses parafaring
Etiologi
Gx :
Tx :
AB dosis tg
Insisi
Abses Submandibula
Etiologi :
dari inf. Sisi
Proses Surpurasi kelenjar limfe servikal
dalam R. submandibula
Gx :
pembengkakan daerah submandibula , hiperemi
teraba keras fluktuasi
Tx :
AB dosis tinggi
Insisi
Komplikasi
Sepsis
Mediastinitis
Fs faring :
Respirasi
Fs. Menelan
Resonansi suara
Artikulasi
FISIOLOGI MENELAN
Ada 3 fase
1. Fase Oral voluntair
3. Fase Esofageal
Saat istirahat introitus esofagus dalam
keadaan tertutup
Ok adanya rangsangan bolus makanan
terjadi relaksasi m. krikofaring sehingga
intriotus esofagus terbuka dan makanan masuk
dalam esofagus
Makanan didorong kedistal oleh gerakan
peristaltik esofagus
LARING
N. laringeus inf.
Fisiologi
Syarat - syarat suara nyaring
Anatomi korda vokalis harus N rata
Fisiologi harus N :
Korda vokalis harus dapat bergerak ke
med
Korda vokalis harus dapat merapat
dengan baik di median
Harus ada arus udara yang cukup kuat dari
paru - paru
SUARA PARAU
Fisiologi tidak N
K.v tidak dapat bergerak ke medial o.k
Paralise unilateral / bilateral
Gx : afoni dan tidak sesak
Fiksasi aritenoid
Mis ok radang / infiltrasi tumor sehingga terjadi
ankilosis artikulus kriko aritenoid
1.LARINGITIS AKUT
(Dewasa)
Parau
Tenggorokan gatal, kering, nyeri
Subfebris
Tx :
Voice rest
AB
Kortikosteroid p.o
ANAK / BAYI
Gx :
Tx :
kortikosteroid dosis tunggal 0,3 mg /kg BB/i.m. dapat
diulang dengan interval 30
AB
Nebulizer
3.LARINGITIS KRONIS
Etiologi :
Iritasi : ok sekret dari faringitis, sinusitis, bronkitis
Alergi : debu, asap rokok
Vocal abuse : kesalahan dalam bersuara
Gejala :
Parau
Batuk, rasa tidak enak di tenggorokan
LI /LD : k.v tampak tebal kemerahan (hipertrofi)
Tx ;
Vokal rest
F. penyebab
4.LARINGITIS TBC
Gx :
Parau afoni
Hemoptisis
Nyeri telan hebat
TB. Paru
Tx : anti TBC
5.VOCAL NODULE =
singers nodule
Tx :
Vocal rest
Tx wicara
Bedah laring mikroskopis
OBSTRUKSI LARING
Penyebab :
Radang akut dan radang kronis
Benda asing
Trauma leher / laring
Tumor laring : jinak / ganas
Kelumpuhan n. rekuren laringitis bilateral
Gejala :
Parau (disfoni)
Sesak nafas
Stridor inspirasi
Retraksi supraklavikula, suprasternal, intercostal, epigastrial
Gelisah
Sianosis
Tx :
Medikamentosa
Operatif :
Krikotirotomi
Trakeotomi
Intubasi endotrakea
1.LARINGOMALACIA
2.EPIGLOTITIS AKUT /
Abses Epligotis
Mendadak
Nyeri menelan mendadak dan hebat
Demam tinggi
Ptialismus
Pada anak anak sering disertai sesak
Pem :
LI : epiglotis udim & hiperemia
Tx :
AB
Kortikost
3.PARALISA ABDUKTOR
BILATERAL (Midline
Paralisis)
Penyebab :
Gx :
Sesak nafas
Suara nyaring
4.Ca. LARING
5.BENDA ASING di
TRAKEA/BRONCHUS
Pemeriksaan :
Stridor inspirasi (+)
Tanda2 sumbatan jalan nafas atas
Gerak nafas bila BA berhenti pada
salah satu cabang bronchus
Perkusi redup bila BA berhenti pada
salah satu cabang bronchus
Bila agak lama akan timbul komplikasi
Atelektasis
Emfisema
Infeksi bronchus / paru
Tx :
Bronchoskopi ekstraksi
Trakeotomi
6.BENDA ASING
ESOFAGUS
GX :Riwayat tertelan B.A
Pemeriksaan R :
Untuk B.A. logam (radio opaque)
Untuk B.A. radiolusen barium kapas
Obstruksi total tes minum
Tx : esofaguskopi ekstraksi
Komplikasi :
B.A. tajam menusuk esofagus infeksi
esofagus (esofagitis)
B.A. tumpul pressure necrosis perforaso
esofagus (jangka panjang)
DISFAGIA
Disfagi mekanik
Disfagi motorik
Disfagi ok gangguan emosi
DISFAGI MEKANIK
DISFAGI MOTORIK
Penyebab :
Kelainan Neuromuskuler yang berperan dalam
proses menelan ( otot otot faring, lidah dan
gangguan peristaltik esofagus dan parese n. IX, X,
XII )
Gangguan membukanya sfingter esof bagian atas
Gangguan relaksasi sfingter esof bagian bawah
Gangguan kontraksi dinding Esof.
o.k gangguan komponen parasimpatis n. X
Achalasia
DISFAGI OK
GANGGUAN EMOSI
Ax yang cermat
Pem. Fisik
Pem R : esofagogram
esofagoskopi
KELAINAN ESOFAGUS
Akalasia
Gx :
Disfagi
Regurgitasi sering terjadi setelah makan, saat
berbaring
Nyeri didaerah substernal pada f. awal, pada f. lanjut
terjadi nyeri epigastrium
BB
Pem. R : esofagogram
atas esofagus : N
bawah tampak dilatasi esof dan dibawahnya terdapat
penyempitan esof memberi gambaran memberi
gambaran mirip ekor tikus ( mouse tail appearance )
Tx :
ESOFAGITIS KOROSIF
(cocossive injury)
F. AKUT
1-3 hari
Pem. Fisik : luka bakar didaerah mulut, bibr,
faring
Gx :
Disfagia
Odinofagi
Suhu badan
Zat organik :
Rasa terbakar si sal. Cerna bagian atas - kejang otot
Mual, muntah
-kegagalan sirkulasi & pernafasan
F. LATEN
Berlangsung 2 6 minggu
Keluhan turun px merasa sudah sembuh
tetapi masih terus berjalan terbentuk
sikatrik
F. KRONIS
Riwayat tertelan +
Pem. Fisik
Pem. Lab bila ada tanda tanda gangguan elektrolit
Esofagogram dilakukan setelah mg ke 2 dan diulang
setelah 2 bulan untuk melihat adanya striktur.
Fase awal kurang mempunyai arti dignostik
Esofagoskopi mukosa tampak udin, hiperemi, kadang
didapat ulkus
Infus
Menjaga kesimbangan elektrolit
Menjaga Jalan nafas
Susu / air untuk netralisasi bila basa kuat
Antasida bila asam kuat
Medik :
AB
Kortikosteroid dosis tinggi untuk mencegah
perbentukan fibrosis yang berlebihan
Analgetik
Esofagoskopi
TERIMA KASIH