Anda di halaman 1dari 73

TENGGOROKAN

Dr. Rini Widyastuti

FARING

Faring merupakan suatu kantong fibromaskular


yang berbentuk seperti corong. Dimulai dari
dasar tengkorak kebawah menyambung
dengan esofagus setinggi VC6 panjang lebih
kurang 14 cm merupakan persimpangan tr.
digestivus dan tr. respiratorius
Faring berhubungan dengan
rongga hidung melalui koane
Rongga mulut melalui ismus fausium (tdd. uvula,
palatum Mole, arkus palatoglosus dan arkus
palatofaring)

Faring dibagi menjadi 3:


Nasofaring = epifaring : tepi atas pal. mole basis
kranii(ep. torak bersilia)
Orofaring = mesofaring : pal mole ujung atas epiglotis
(ep. berlapis pipih )
Laringofaring = hipofaring : epiglotis laring (ep. berlapis
pipih )

Di daerah faring terdapat rentetan j. limfoid yang


disebut cincin waldeyer terdiri dari :

Tonsila palatina diorofaring


Adenoid diatap nasofaring
Tonsila lingualis radix lingue
Granulae granulae didinding post faring lateral band
didinding lateral faring

Fungsi Cincin waldeyer :


Benteng pertahan tubuh pertama dari tr. Digest dan tr. Resp
t.u pada anak anak.
Membuat antibodi
Memproduksi limfosit

Otot otot faring tersusun melingkar (sirkuler)


dan memanjang (longitudinal)
Otot otot sirkuler :

M. konstriktor faring superior (didepan berbentuk kipas)


M. konstriktor faring media (didepan berbentuk kipas)
M. konstriktor faring inferior (didepan berbentuk kipas)

Fs : mengecilkan lumen faring


Inervasi : n. x
Otot otot longitudinal :
m. stilofaring

Melebarkan faring
Menarik laring keatas
Inervasi : n. ix

M. palatofaring

Mempertemukan ismus orofaring


Menaikkan bagian bawah laring
Inervasi : n. x

Pada pal. Mole tedapat 5 ps. Otot menjadi 1


dalam 1sarung mukosa
M. levator veli palatini : menyempitkan ismus faring dan
memperlebar ost.
M. tensor veli palatini membuka ost. TE
M. palatoglosus arkus ant
M. palotofaring arkus post
M. azigos uvula untuk menaikkan uvula kebelakang
atas

TONSIL
Tonsila Palatina

Terletak pada lekukan mukosa orofaring disebut


fossa tonsilaris dibatasi bagian depan oleh ark.
Anterior dan bagian belakang oleh ark. Posterior
Tonsil dibungkus oleh kapsul tonsil
Parenkimnya merupakan j. limfoid disebut folikal,
diantara Folikel terdapat sal. Kelenjar yang bermuara
dipermukaan tonsil disebut kripte tampak sebagai
lekukan lekukan dipermukaan tonsil.
Dari kripte sering keluar debris berupa ep. yang
lepas, limfosit, lekosit, eksudat yang disebut
detritus.
Ada dua kanan dan kiri

Ruang Faringeal

Ada dua ruang mempunyai arti klinis yang


penting :
Ruang retrofaring
Terletak dibelakang dinding faring dan
didepan fasia prevertabralis
Pada anak anak berisi kelenjar limfe
sehingga bila terjadi paradangan kelenjar
limfe terjadi supurasi terbentuk abses
retrofaring
Ruang parafaring
Terletak diseb. Lateral kanan - kiri

PENYAKIT DAN KELAINAN


FARING
1. Hipertrofi adenoid
Adenoid mencapai ukuran terbesar pada usia 3 tahun
kemudian akan mengecil dan hilang pada usia 14 tahun
(secara fisiologi)
Bila terjadi ISPA berulang akan terjadi hipertrofi terjadi
sumbatan koane, tuba Eust
Akibat pada koane :
hidung tersumbat bernafas melalui mulut adenoid
face (hidung tpk kecil, gigi maju kedepan ark. Faring
tinggi)
Faringitis dan bronkhitis kronis
Sinusitis kronis
Tidur ngorok dan gangguan tidur, sulit konsentrasi
Akibat sumbatan pada tuba Eustachius : Otitis media
Tx : adenoidektomi

2. Radang akut faring tonsil


Faringitis akut / tonsil akut
Penyebab tersering :
gol. Streptococcus
S. hemolitikus
S. viridans
S. pyogenes
virus

Penularan : droplet infection


Gejala :

demam tinggi
Nyeri telan (odinofagi)
Nafsu makan turun
Otalgi ( referred pain )
ptialismus

Pem :
Faring / tonsil tpk udim,hiperemi
Detritus +
Kelenjar submandibula > t.u pada anak
anak
Tx :
A.B pada kasus yang berat, anak anak / bayi
Antipiretik
Komplikasi tonsi litis akut :
abses peritonsil
abses parafaring
Sepsis, GNA, endokarditis
OMA
bronkitis

3. Difteri faring / tonsil


Penyebab : C. diphteriae
Inkubasi : 2-4 hari
Penularan :
Kontak langsung
Karier
Gx :
Demam / sumer sumer
Lesu, tampak sakit berat
Nyeri telan ( lebih kurang )
Pemeriksaan:
Beslag / pseudomembran pada faring /
tonsil.,hyperemi
Pembesaran kelenjar leher Bull neck
Dx : berdasarkan gx dan bakteriologis
Tx :
Isolasi
ADS
Penisilin

4.Faringtis kronis
Gejala :
pdu. Ringan
Ngganjel / nyeri +, tenggorokkan / panas
Gatal
Foetor ex ore
Kering / berlendir

Penyebab :
F. iritasi
F. alergi
Infeksi akut berulang

Pem. :

granulae pada dinding faring > hyperemia +

Tx :
hilangkan faktor
penyebab
Hindari alergen
Antihistamin
bila perlu
Kaustik pada
granulae yang
> dengan
AgNO3 50 %

5. Abses peritonsil
Adalah radang pada jar. ikat kendor
peritonsil sehingga terbentuk pus
diantara kapsul tonsil dan fossa tonsilaris
Merupakan komplikasi tonsilitis akut
Gx :
Nyeri pada sisi yang sakit
Otalgi
Ptialismus
Suara berubah ( plummy voice )
Tersedak bila minum
Trismus
Tortikolis
Angulus mandibula bengkak
Rinolalia aperta

Pem :

Trismus
Tonsil terdorong
kesisi sehat, udim,
hiperemi
Uvula terdorong
kesisi sehat, udim,
hiperemi
Pembesaran kelenjar
leher, nyeri tekan

Tx :

Pungsi insisi
AB
Analgetik
antipretik, kumur,diit
lunak

Tonsilitis kronis
Keluhan :

Bervariasi menghebat
bila serangan akut
(eksaserbasi akut)
Nganjel
Foetor ex ore ok adanya
detritus

Pemeriksaan :

Tonsil hipertrofi
Detritus
Pembesaran kelenjar sub
mandibula

Tx :

tonsilektomi

Tonsilektomi
Indikasi
Tonsilitis akut residivans yang kumat > 4-5 x / tahun
Tonsilitis kronis eksaserbasi akut > 4-5 x / tahun
Post difteri tonsil / karier
Tonsil permagna
Post. Abses peritonsil
Tumor Tonsil
Tonsil sebagai sumber penyakit mis. GNA, SBE.
Tehnik :
Cara tumpul dengan sluder
Cara tajam (dissection)
Anestesi
Lokal : infiltrasi
Umum : endotrakeal

ADENOID

Adenoid adalah jar. limfoid


didinding atas Naso faring
merupakan bagian dari
cincin waldeyer. Mulai
mengecil pada usia 12
tahun usia 17-18 tahun
sudah tidak ada

Adenoiditis akut

Radang akut pada adenoid


Srg terjadi bersamaan dengan tonsilitis akut
Penyebab = tonsilitis akut
Gejala :
Panas tinggi
Hidung buntu
Pada bayi tidak dapat menyusu dengan tenang
gelisah
Pemeriksaan
Pada rinoskopi anterior : adenoid udim, hiperemi,
kadang diliputi sekret
Tx :
A.B
TH
simtomatis

Adenoiditis kronis
Bisa terjadi o.k
Infeksi berulang
Post nasal drip o.k
Rinitis akut berulang
Sinusitis etmoidalis
Sinusitis maksilaris
Gejala sebagai akibat hipertrofi adenoid obstruksi nasi
Rinolalia oklusa
Nafsu makan turun
Mulut terbuka untuk bernafas adenoid face
Pilek kumat kumatan dan berlangsung lama, ingus
kental
Sering sakit kepala

Pemeriksaan
RA : tampak adenoid >
Penunjang : R skull lateral soft tissue
DD :
Sinusitis paranasalis
Rinitis alergi
Tx : adenoidektomi dengan adenotome

ABSES LEHER DALAM

Terbentuknya pus didalam ruang ruang


potensial diantara fasia leher dalam

Abses peritonsil
Abses retrofaring
Abses parafaring
Pseudo Angina ludovisi = abses submandibula

Abses parafaring

Etiologi

Gx :

Infeksi langsung mis o.k tusukan jarum


Prs supurasi kelenjar limfe leher bagian dalam
Penjalaran inf. dari ruang peritonsil, retrofaring dan submand
Trismus
Pembengkakan
Disekitar angulus mand.
Didinding lat. Faring
Komplikasi :
Limfogen
Hematogen : sepsis
Perkontinuitatum kedrh sekitar
Melalui selubung karotis mediastinum mediast.is

Tx :

AB dosis tg
Insisi

Abses Submandibula

Etiologi :
dari inf. Sisi
Proses Surpurasi kelenjar limfe servikal
dalam R. submandibula
Gx :
pembengkakan daerah submandibula , hiperemi
teraba keras fluktuasi
Tx :
AB dosis tinggi
Insisi
Komplikasi
Sepsis
Mediastinitis

Abses retro faring

T.u terjadi pada anak2 sampai usia 5 tahun


pada R. retrofaring banyak terdapat kelenjar limfe ( 0-2
tahun )
Penyebab :
Streptococcus ISPA
* M. TBC
Trauma : C. alienum duri / tulang
Gx :
Demam
* Nyeri telan / sulit menelan
Hidung buntu
* Nafas berbunyi sp sesak
Pem :
Posisi anak hiperekstensi
Benjolan dinding belakang faring
Kadang didapat fluktuasi
Tx :
Pungsi insisi dengan laringoskopi direkta
AB
Posisi trendelenburg

Fs faring :

Respirasi
Fs. Menelan
Resonansi suara
Artikulasi

FISIOLOGI MENELAN

Ada 3 fase
1. Fase Oral voluntair

Makanan yang terlalu dikunyah bercampur


dengan liur membentuk bolus, bolus terdorong ke
post ok lidah yang terangkat keatas bersamaan
dengan itu terjadi penutupan nasofaring akibat
kontr. M. levator veli palatini kemudian ismus
fausium menutup oleh kontr m. palatoglosus dan
m.palatofaring bolus terdorong kebawah

2. Fase Faringeal involuntair / reflek

Faring dan laring terangkat keatas


Epiglotis menutup aditus laring
Bolus masuk ke esofagus o.k valekula dan sinus
piriformis (sudah dalam keadaan lurus)

3. Fase Esofageal
Saat istirahat introitus esofagus dalam
keadaan tertutup
Ok adanya rangsangan bolus makanan
terjadi relaksasi m. krikofaring sehingga
intriotus esofagus terbuka dan makanan masuk
dalam esofagus
Makanan didorong kedistal oleh gerakan
peristaltik esofagus

LARING

Laring merupakan organ penting o.k


berfungsi sebagai
Jalan nafas bila terganggu sesak
Sumber suara bila terganggu parau

Pemeriksaan laring dengan


laringoskop LD
(laringoskopi direkta)
Pemeriksaan dengan kaca
laring LI (laringoskopi
indirekta)
Tulang rawan laring :
1. Kartilagi tiroid berbentuk
seperti perisai dg bagian
depan menonjol disebut
laryngeal prominence =
Adams apple. Korda
vokalis terletak dibaliknya.
2. Kartilago krikoid berbentuk
seperti cincin dg bagian
belakang agak tinggi.
3. Epiglotis
4. Kartilago aritenoid

Korda vokalis terpasang melintang dari depan ke


belakang . Didepan melekat pada kartil tiroid,
dibelakang melekat pada kartil aritenoid kanan dan kiri
Bila aritenoid bergerak ke lateral k.v. membuka
stad. respirasi
Bila aritenoid bergerak ke medial k.v. menutup
stad. Fonasi
Otot2
Mm.ekstrinksik : menggerakkan laring saat proses
menelan
Mm intrinksik : menggerakkan k.v.
Gol. Adduktor ( 5 ps ) : menggerakkan k.v. ke
medial.
Gol. Abduktor (1 ps ) : menggerakkan k.v. ke lateral

Otot otot Adduktor


Mm. krikoaritenoid lateral ( D/S )
Mm. tiroaritenoid = mm. vokalis (D/S) membuat suara
nyaring
Mm. krikotiroid (D/S)
Mm. interaritenoid obliqus
Mm. Interaritenoid transversus

Otot Abduktor : mm. krikoaritenoid post = m.


postikus
Inervasi : cbg. N X n. laringus sup dan inf
N. laringeus sup. berfungsi motoris dan sensoris

Fs. sensoris ini penting untuk menimbulkan reflek batuk bila


ada rangsangan benda asing / nyeri

N. laringeus inf.

Berfungsi motoris untuk otot adduktor dan abduktor


N. laringeus inf sin. > panjang ok berjalan membelok pada
ark. Aorta sebelum naik keatas

Fisiologi
Syarat - syarat suara nyaring
Anatomi korda vokalis harus N rata
Fisiologi harus N :
Korda vokalis harus dapat bergerak ke
med
Korda vokalis harus dapat merapat
dengan baik di median
Harus ada arus udara yang cukup kuat dari
paru - paru

SUARA PARAU

Suara parau merupakan gejala suatu penyakit


dapat merupakan gx dini dari penyakit laring yang
berbahaya
Anatomi k.v. yang tidak N
K.v menebal mis. Laringitis akut / kronis

Fisiologi tidak N
K.v tidak dapat bergerak ke medial o.k
Paralise unilateral / bilateral
Gx : afoni dan tidak sesak
Fiksasi aritenoid
Mis ok radang / infiltrasi tumor sehingga terjadi
ankilosis artikulus kriko aritenoid

K.v tidak merapat dimedian


Keadaan dimana k.v cekung
Mis. :

- Pada ulkus tuberkulosa

- Banyak bicara kelelahan otot

Halangan untuk merapat


Sekret kental
Tumor jinak
Vokal nodul singers nodul
nodule pada anterior, simetri sering terjadi
pada penyanyi, guru
tx :
-voice rest
-speech tx
-op.dengan BLM
Papiloma
*sering terjadi pada anak anak
* tx op. dengan BLM
Tumor ganas

1.LARINGITIS AKUT
(Dewasa)

Etiologi : virus / bakteri


Patologi : k.v udim, hiperemi
Gejala :

Parau
Tenggorokan gatal, kering, nyeri
Subfebris

Tx :

Voice rest
AB
Kortikosteroid p.o

2.LARINGITIS AKUT PADA

Perlu perhatian o.k bisa fatal

ANAK / BAYI

Rimaglotis sempit / kecil


Pada bayi udim k.v 1 mm menutup 50 % rima glotis
Banyak jar. ikat kendor t.u daerah glotis sehingga pada
infeksi mudah udim

Gx :

Sesak nafas waktu inspirasi


Parau
Demam
Stridor insp.

Tx :
kortikosteroid dosis tunggal 0,3 mg /kg BB/i.m. dapat
diulang dengan interval 30
AB
Nebulizer

3.LARINGITIS KRONIS

Etiologi :
Iritasi : ok sekret dari faringitis, sinusitis, bronkitis
Alergi : debu, asap rokok
Vocal abuse : kesalahan dalam bersuara

Gejala :

Parau
Batuk, rasa tidak enak di tenggorokan
LI /LD : k.v tampak tebal kemerahan (hipertrofi)

Tx ;

Vokal rest
F. penyebab

4.LARINGITIS TBC

Hampir selalu sebagai akibat tuberkulosis paru


Ada 4 stadium :
1.Std. infiltrasi - 3.std. perikondritis
2.Std. ulserasi - 4.std. fibrotuberkulosis

Gx :

Parau afoni
Hemoptisis
Nyeri telan hebat
TB. Paru

Tx : anti TBC

5.VOCAL NODULE =
singers nodule

Etiologi : kesalahan dalam bersuara dalam


waktu yang lama
Sering terjadi pada guru, penyanyi
Gx : parau
LI / LD : nodule pada anterior pita suara simetris
bilateral

Tx :

Vocal rest
Tx wicara
Bedah laring mikroskopis

OBSTRUKSI LARING

Penyebab :
Radang akut dan radang kronis
Benda asing
Trauma leher / laring
Tumor laring : jinak / ganas
Kelumpuhan n. rekuren laringitis bilateral
Gejala :

Parau (disfoni)
Sesak nafas
Stridor inspirasi
Retraksi supraklavikula, suprasternal, intercostal, epigastrial
Gelisah
Sianosis

Stadium sumb. Laring menurut Jackson


St. 1 : retraksi suprasternal, supraklav, stridor insp
St. 2 : retraksi suprasternal, supraklav, epigastrial,
stridor insp
St 3 : retr. suprasternal, supraklav, epigastrial,
interkostal
Px gelisah,
ST 4: retraksi bertambah dalam
Px sangat gelisah, sianosis

Tx :
Medikamentosa

Operatif :

Krikotirotomi
Trakeotomi
Intubasi endotrakea

1.LARINGOMALACIA

Malacia : pelunakan tak wajar pada suatu organ


Laring / sebagian laring yang belum keras
Terjadi pada bayi baru lahir
Penyebab : gangguan pertumbuhan / pbtkt tulang
rawan yang belum sempurna epiglotis lunak
sehingga mudah menguncup saat inspirasi / akhir
inspirasi sianosis
Gx : retraksi saat inspirasi, sesak +, sianosis
Tx :
Tx khusus akan mengeras pada usia 1-2 tahun
Hindari ISPA

2.EPIGLOTITIS AKUT /
Abses Epligotis

Fatal bila terjadi pada anak anak


Gx :

Mendadak
Nyeri menelan mendadak dan hebat
Demam tinggi
Ptialismus
Pada anak anak sering disertai sesak

Pem :
LI : epiglotis udim & hiperemia
Tx :

AB
Kortikost

* pungsi insisi bila perlu


* trakeotomi bila sesak

3.PARALISA ABDUKTOR
BILATERAL (Midline
Paralisis)

Penyebab :

Trauma saat strumektomi


Penekanan tumor leher

Gx :
Sesak nafas
Suara nyaring

Pem : LI / LD : k.v tetap dimedian saat respirasi


Tx :
-Trakeotomi
Aritenoidektomi dengan BLM

4.Ca. LARING

Sering pada usia lanjut


Gx :
Parau merupakan gx dini
Rasa tidak enak di laring
Sesak gx lanjut sb timbul sesak bila tumor sudah
menutup
80 % lumen laring
Retraksi +

Tx : tgt stadium dan jenis PA


Laringsektomi
radiasi

5.BENDA ASING di
TRAKEA/BRONCHUS

Sering dijumpai pada anak2 terutama yg belum


mempunyai gigi geraham.
Yg sering kacang, nasi
Benda asing terhirup masuk ke trakea
-bronchus
Gx :
Riwayat tersedak
Batuk hebat, mendadak & bertubi2 kadang
sampai biru (sianosis), sesak (+) terjadi o.k
reflex adanya B.A.di trakea
Fase tenang : batu (-), sesak (-) B.A. masuk
salah satu cabang bronchus.

Pemeriksaan :
Stridor inspirasi (+)
Tanda2 sumbatan jalan nafas atas
Gerak nafas bila BA berhenti pada
salah satu cabang bronchus
Perkusi redup bila BA berhenti pada
salah satu cabang bronchus
Bila agak lama akan timbul komplikasi
Atelektasis
Emfisema
Infeksi bronchus / paru

Tx :
Bronchoskopi ekstraksi
Trakeotomi

Cara merujuk px dg B.A.


O2
Didampingi perawat yang dapat
melakukan Heimlich manuver
Miring ke sisi tempat BA
Jangan menangis/banyak gerak.

6.BENDA ASING
ESOFAGUS
GX :Riwayat tertelan B.A
Pemeriksaan R :
Untuk B.A. logam (radio opaque)
Untuk B.A. radiolusen barium kapas
Obstruksi total tes minum
Tx : esofaguskopi ekstraksi
Komplikasi :
B.A. tajam menusuk esofagus infeksi
esofagus (esofagitis)
B.A. tumpul pressure necrosis perforaso
esofagus (jangka panjang)

DISFAGIA

Disfagia = kesulitan menelan merupakan salah


satu gx kelainan / penyakit diorofaring dan esofagus
Keluhan ini timbul bila terdapat :
Gangguan gerakan otot menelan
Gangguan transportasi makanan dari rongga mulut sampai
lubang

- keluhan yang sering dirasakan adalah sensasi


makanan
yang tersangkut didaerah leher / dada saat menelan
Etiologi berdasarkan penyebabnya disfagi dibagi :

Disfagi mekanik
Disfagi motorik
Disfagi ok gangguan emosi

DISFAGI MEKANIK

Penyebab : sumbatan lumen esofagus


Antara lain, tumor benda asing, esofagitis,
striktur esofagus.
Penekanan lumen dari luar mis. t.u.
mediastinum, t.u kelenjar tiroid, pembesaran
jtg dll

DISFAGI MOTORIK

Penyebab :
Kelainan Neuromuskuler yang berperan dalam
proses menelan ( otot otot faring, lidah dan
gangguan peristaltik esofagus dan parese n. IX, X,
XII )
Gangguan membukanya sfingter esof bagian atas
Gangguan relaksasi sfingter esof bagian bawah
Gangguan kontraksi dinding Esof.
o.k gangguan komponen parasimpatis n. X
Achalasia

DISFAGI OK
GANGGUAN EMOSI

Penyebab : gangguan emosi / tek. Jiwa yang


berat
Kelainannya disebut Globus histerikus
Dx :

Ax yang cermat
Pem. Fisik
Pem R : esofagogram
esofagoskopi

KELAINAN ESOFAGUS
Akalasia

tidak mampunya bagian distal esofagus untuk


relaksi dan bekurangnya peristaltik esof sehingga
bagian proximal akan melebar disebut mega
esofagus
Etiologi : penyebab pasti ?
Diduga terjadi disfungsi neuromuskuler
( kelainan primer mungkin terletak di
dinding esof. , n. X dan batang otak )
Secara histologi : didapatkan degenerasi
sel ganglion pada plexus Auerbach
diesofagus bagian thorakal
Gangguan emosi dan trauma psikis dapat
menyebabkan bagian distal esof dalam
keadaan kontraksi.

Gx :
Disfagi
Regurgitasi sering terjadi setelah makan, saat
berbaring
Nyeri didaerah substernal pada f. awal, pada f. lanjut
terjadi nyeri epigastrium
BB

Pem. R : esofagogram
atas esofagus : N
bawah tampak dilatasi esof dan dibawahnya terdapat
penyempitan esof memberi gambaran memberi
gambaran mirip ekor tikus ( mouse tail appearance )

Tx :

Diit tinggi kalori


Dilatasi esofagus dp bougie businasi
Psikotx
medikamentosa : prep. Nitrat, antikolinergik, Ca
antagonis

ESOFAGITIS KOROSIF
(cocossive injury)

Adalah peradangan diesof yang disebabkan luka


bakar o.k zat kimia yang bersifat korosif mis. as /
basa kuat, zat organik
Patologi :
Basa kuat terjadi nekrosis mencair ( liquifactum
necrosis ) dimana secara histologi dinding esof sampai
lap. otot seolah olah mencair
Asam kuat terjadi nekrosis menggumpal ( coagulation
necrosis ) Dimana secara histologi dinding esof. sampai
lap. otot seolah olah menggumpal.
Zat organik mis. Lisol, karbol hanya terjadi udim
mukosa dan submukosa

Asam kuat menyebabkan kerusakan dilambung


lebih berat dibanding esof.
Basa kuat menyebabkan kerusakan diesof lebih
berat dibanding lambung
Gx klinik : tgt jenis, konsentrasi, jumlah dan
lamanya kontak, dimuntahkan / tidak
Berdasarkan beratnya dibagi 5 :
1. Esofagitis korosif tanpa ulserasi
Gangguang menelan ringan
Esofaguskopi : mukosa esof. Hiperemi
2. Esofagitis korosif dengan ulserasi ringan
Disfagi ringan
Esofagoskopi : tampak ulkus dangkal pada mukosa
esof.

3. Esofagitis korosif sedang

Esofagoskopi : tampak ulkus sudah mengenai lap. Otot


4. Esofagitis korosif ulseratif berat tanpa komplikasi
Ulkus mengenai seluruh la. Otot bila dibiarkan akan
timbul kompl. Striktur esof.
5. Esofagitis korosif ulseratif berat dengan komplikasi
Terdapat perforasi Esofagus
Komplikasi :
Mediastiritis
Peritoritis
Sumb. Jalan nafas atas udim laring
Gangguan keseimbangan asam-basa syok
Perforasi esofagus
Berdasarkan gx klinis perjalanan penyakit esofagitis korosif
dibagi :
Fase akut
Fase laten
Fase kronis

F. AKUT

1-3 hari
Pem. Fisik : luka bakar didaerah mulut, bibr,
faring
Gx :
Disfagia
Odinofagi
Suhu badan

Zat organik :
Rasa terbakar si sal. Cerna bagian atas - kejang otot
Mual, muntah
-kegagalan sirkulasi & pernafasan

Fase sub akut hari 4 2 minggu

F. LATEN

Berlangsung 2 6 minggu
Keluhan turun px merasa sudah sembuh
tetapi masih terus berjalan terbentuk
sikatrik

F. KRONIS

Terjadi setelah beberapa minggu sampai beberapa


tahun kemudian ( 1-3 tahun )
Disfagi ok striktur. Esof.
Dx :

Riwayat tertelan +
Pem. Fisik
Pem. Lab bila ada tanda tanda gangguan elektrolit
Esofagogram dilakukan setelah mg ke 2 dan diulang
setelah 2 bulan untuk melihat adanya striktur.
Fase awal kurang mempunyai arti dignostik
Esofagoskopi mukosa tampak udin, hiperemi, kadang
didapat ulkus

Tx : tujuan tx mencegah timbulnya stritur


Umum :

Infus
Menjaga kesimbangan elektrolit
Menjaga Jalan nafas
Susu / air untuk netralisasi bila basa kuat
Antasida bila asam kuat

Medik :

AB
Kortikosteroid dosis tinggi untuk mencegah
perbentukan fibrosis yang berlebihan
Analgetik

Esofagoskopi

Dilakukan bila luka dibibir, mulut sudah tenang ( hari 23)


NG tube dengan tuntunan esofagoskopi

Pada fase kronik bila striktur (+) dilatasi /


businasi
bila hasil (-) end to end anastomose

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai